***
“BRAAKKKKKK!!!!” Suara pintu yang dibanting keras. Seorang gadis keluar dari bibir pintu. Sehun hanya diam memandangi seorang gadis yang sedang menujuh kearahnya. Wajah gadis itu terlihat murka. “Jika kau mengira ini adalah hal yang bagus atau sangat menarik bagimu maka kau salah.” Melempar sebuah foto dihadapan Sehun. “Sudah aku katakan padamu berhenti mencampuri urusanku.” Gadis itu berbalik dan meutup kembali pintu kamar Sehun. Dia adalah saudara tiri Sehun namanya Seo Min ha tapi sekarang dia ber marga Oh. Sehun memang tidak terima dengan kedatangan gadis itu beserta ibunya dalam rumah ini menjadikeluarga selain itu ada alasan paling tidak masuk akal yang selalu dia lakukan untuk membuat Sehun marah atau mengajaknya berbicara. Jujur saja, gadis itu menyukainya tapi dia pura-pura kalau dia membenci Sehun.
Sehun melihat foto yang baru saja Min ha lempar, itu adalah foto pernikahan kedua orang tuanya bersama Min Ha dan Sehun didalamnya. Mungkin dia menyangka foto itu di ambil dari blog Sehun atau memang Sehun sengaja mengeluarkanya padahal dia tidak melakukan apapun, itu memang alasannya untuk mendapatkan perhatian dari Sehun. Pria itu mengambil foto dilantai dan merobeknya.
“Aku membencimu.” Ucap Sehun sembil membuang serpihan kertasnya. Dia keluar dari kamarnya menujuh dapur dan bertemu Min ha. Sehun menatap datar tak bernafsu. Min Ha memperlihatkan ekspresi benci yang dibuat-buat. “Kau tidak mau minta maaf padaku ?” tanyanya. “Untuk apa?” Sehun mengambil sebotol air dari dalam kulkas. “Karna kau telah menyebarkan foto keluarga kita! Aku tidak mau ada orang yang atau tentang persaudaraan kita.” Sehun mentutp pintu kulkas dengan keras lalau membating gelas yang dia pegang. “PYAAAAARRR”
“KAU PIKIR AKU MAU BERSAUDARA DENGANMU! BERHENTILAH MENGATAKAN HAL YANG TIDAK-TIDAK DAN MELAKUKAN HAL YANG TIDAK-TIDAK! KAU PIKIR INI MENARIK? KAU SENDIRI YANG MEMBAWA FOTO ITU KESEKOLAH KAN? LALU KAU BERPURA-PURA MENUDUHKU HANYA UNTUK MENCURI KESEMPATAN BERBICARA DENGANKU! BERHENTILAH HIDUP DALAM SEBUAH DRAMA.” Sehun berteriak lantang wajahnya benar-benar terlihat marah dan kata-kata itu sangat melukai hati Min ha. Sehun sangat benar, Min ha hanya ingin meraih kesempatan berbicara dengan Sehun dengan cara demikian seperti yang terjadi dalam drama. Sehun berbalik menujuh tangga. Tiba-tiba seseorang mengaitkan tangannya pada perut Sehun.
“Oppa, Miane. Aku hanya ingin berbicara dengamu aku hanyaa–” Min ha memeluk erat tubuh Sehun sambil menangis. “Sarange Sehun Oppa.” entah kenapa ucapan itu membuat hati Sehun semakin membenci Min ha dan kebencian itu sangatlah tanpa alasan. Sehun melepaskan ikatan tangan Min ha dan kembali berjalan dengan dingin menujuh kamarnya tanpa menoleh kepada Min ha yang sedang menangis.
“-------*-------“
Persahabatan adalah sebuah janji yang datang dengan sakral tanpa harus kita ikrarkan.
“BERHENTI !! BERANINYA KALIAN !” seorang pria bertubuh jakung berteriak dari bibir pintu. Lalu mengayuhkan kepalan tangannya kearah seorang bodyguard dan menarik kerah salah satunya dan sempat membuat Baekhyun tersentak. “Katakan siapa yang menyuruh kalian?” tanya Chanyeol dengan penuh amarah. Para bodyguard itu hanya diam. Chanyeol memukul habi-habisan par bodyguard itu. Setelah paus dia mengalihkan pandangannya pada Baekhyun. “Gwuencana? “ Chanyeol menopang kepala Baekhyun diatas pahanya. Baekhyun benar-benar terluka parah. Chanyeol meraih telpon gangamnya menelpon ambulance dan polisi untuk membekuk kedua bodyguard itu.
“Baekhyun-ah?” Chanyeol mengoyang tubuh Baekhyun yang sudah berada di dalam ambulance tapi dia tidak juga sadar.
Selang 40 menit kemudian Baekhyun sudah berada diruang perawatan dan mulai membuka matanya. “Kau baik-baik saja?” Chanyeol khawatir. “Aku sangat membenci wanita itu.” Gerutu Baekhyun. Lalu pria itu mengalihkan pandangannya pada seorang pria yang sedari tadi menungu dengan wajah cemas. “Aku diinfuse. Aku rasa setelah ini aku juga akan pulang, ada banyak pesanan yang harus aku antarkan. Sudahlah aku baik-baik saja.” Chanyeol mengehela nafas kasar. Lalu menyandar pada kursi yang dia dudukki.
“Aku akan melpone Luhan agar mengganti targetnya.”Chanyeol merogoh kantungnya. “Aku rasa tidak perlu, aku suka dengan Krystal jung” Baekhyun menjawab dan menarik senyum simpul pada wajahnya. Chanyeol hanya diam pasrah serta heran. “Apa sekarang kau mencoba memaafkannya?” tanya Chanyeol. “Entahlah.” Baekhyun tetap tersenyum.
Setelah melakukan perawatan dan pembayaran. Chanyeol mengantarkan Baekhyun ke rumah menaiki mobil hitamnya. Dalm perjalanannya Baekhyun menginginkan Kue Ikan yang membuat Chanyeol mengerutkan dahinya. “Oppa, aku mau Kue Ikan.” Baekhyun bersikap Aegyo hal ini selalu membuat Chanyeol ilfeel sekaligus tertawa geli.
“Aku akan membelikanya.” Chanyeol turun dari mobil dan membelikanya dua. “Yah– , kau baik sekali kau membelikaku dua?” tanya Baekhyun sesaat setelah bebrapa lama Chanyeol pergi.
***
“Luna-ah, aku datang mebawakanmu Kue Ikan.” Baekhyun masuk kedalam kamar Luna. Dia melihat seorang gadis sedang tidur diatas ranjang berwarna putih salju semua perabotannya berwarna putih seperti sebuah kamar dari kumpulan salju musim dingin. Baekhyun merobohkan tubuhnya ditempat tidur Luna dan memandangi wajah Luna yang terkena sinar matahari yang menembus jendela kaca belakang tubuhnya.
“Luna-ah.” Baekhyun pelan mengoyahkan tubuh mungil Luna. Dia membelai rambut Luna yang membuat Luna terbangun. Mata besarnya melebar saat melihat Baekhyun ada dihadapannya. “Ahh–“ tangan Baekhyun menutup mulut Luna. “Sebentar saja.” Baekhyun meraih tubuh Luna dalam dekapannya. Jantung Luna berdegup kencang seperti halnya jantung Baekhyun. Dia selalu merasa bahagia ketika berada didekat Luna, entah karena senyum Luna yang selalu membutnya bersemangat. Detik-demi detik, menit demi menit mereka nikamati bersama. Luna memberanikan diri menatap wajah Baekhyun yang kurang 5 cm lagi mencium dahinya. “Kau,Habis Berkelahi Baekhyun-ah?” bola mata Luna menangkap memar pada wajah Baekhyun.
“Aniya, hanya saja kena sial.” Baekhyun hanya menutup matanya dan semakin erat memeluk Luna. Wajah Luna semakin memerah seperti cacing yang kepanasan. Luna naruh tangannya didada Baekhyun dan mendorongnya. “Sudah hentikan!” berusaha melepaskan pelukannya tapi Baekhyun malah semakin erat memeluknya,dengan ragu Luna pun memeluk tubuh Baekhyun sontak membuatnya terkejut.
“Yah–, kau ini . Pikiranmu sangat kotor sekali wanita itu hanya menerima saja kau tidak perlu ikut-ikutan memelukku.”
“kau tidak mau melapas pelukkanmu.” Luna mengeraskan pelukkannya. Baekhyun kebinggungan. “Yah–, uhuk...uhuk.. aku tidak bisa bernafas.” Baekhyun mencoba melepaskan tangan Luna.
Luna melepaSkan pelukannya dan segera bangkit dari tempat tidurnya Tertawa puas melihat Baekhyun yang merasa sedikit menderita. Baekhyun memang sering kali melakukan hal-hal seperti ini karena dia tau kalau hal ini adalah yang ingin Luna lakukan dengan kekasihnya mendatang. Luna dan Baekhyun tumbuh dan besar bersama alias sahabat dari kecil.
“Apa yang terjadi jika aku jatuh Cinta pada Krystal Jung?” ucap Baekhyun. Hati Luna terasa tersambar petir dan perih. Dia menarik nafas panjang dan sedikit gugup “Kau,menyukainya? Oh, bukan maksudku apa kau sudah memaafkannya?” menahan rasa perihnya.
***
Ayah Krystal menunggu didepan rumah dengan rasa Khawatir terlebih dengan masalah tadi siang ketika Park Chanyeol anak dari orang kepercayaannya memukul kedua Bodyguard Krystal untuk membela temannya seorang pengantar mie. Tak lama Krystal datang mengendap-endap. Jon woo menyalahkan lampu yang tadinya mati dan melihat anaknya sedang membungkuk mengendap-endap. “Krystal Jung, darimana kau ?” Suara Jon woo sangal mengelegar membuat Krystal tersentak. Krystal gugup matanya mengalih kesekeliling ruang tamunya mencari-cari alasan untuk berbicara. “Pergi bersama dengan Kai?” tebak Jon woo. “Ne” Krystal menyesal. Jon woo menghela nafas kasar. “Kau tau gara-gara kau Bodyguardmu terancam membunuh salah seorang pengantar mie dikantor. Apa kau suka membuat temanmu terluka?”
“Chingu?” Krystal teringat akan Baekhyun yang tadi dia tinggalkan. “Dia dirawat dirumah sakit Park Chanyeol yang mengantarkannya.” Lanjut Jon woo menjelaskan. Krystal terdiam menelan ludah. “Jangan pergi atau berhubungan dengan Kai lagi aku tidak menyukainya.”
“Appa!”
“Wae? Dia musuh perusahaan ayah aku tidak mau kau membuat jatuh perusahaan ku hanya untuk pria cinta monyetmu itu.”
“Appa.” Hati Krystal terasa perih bertubi-tubi. Jon woo hanya melihat putrinya tanpa belas kasih dan pergi. Kai dan Krystal adalah pasangan yang palin serasi di sekolah tapi hubungannya tidak pernah direstui oleh kedua orang tuanya baik orang tua Kai ataupun orang tua Krystal. Alasannya hanya karena perusahaan mereka bersaing ketat untuk itu, mereka selalu mencari cara bagaimana untuk pergi berdua bersama dan karena itupula ayah Krystal sangan protective padanya.
Krystal masuk kedalam kamarnya,meletakkan tubuhnya diatas kasur lalu mencari ponselnya didalam tasnya. Dia melihat nomor telpon Baekhyun ada perasaan yang bersalah padanya dia ingin menelponnya tapi diamenyimpan kembali keinginannya dan hanya mengetuk-ketuk jemarinya diatas ponsel.
***
Pagi hari didalam kelas, Baekhyun menaruh kepalannya diatas meja. Luhan datang dan sangat terkejut melihat wajah Baekhyun yang memar. Dia menruh tasnya dan pergi kearah Baekhyun. “Baekhyun-ah, kau kenapa?” Luhan khawatir,disatusisi Krystal datang melirik pembicaraan Luhan dan Baekhyun dia hanya diam dan dingin seperti biasa. “Tidak apa-apa.” Baekhyun lemas.
“Kau dipukuli orang? Apa kau membuat kesalahan?” desak Luhan. Baekhyun mengalihakan wajahnya. “Dia hanya kena sial, salah paham antar pelanggan memang sering terjadi.” Tanggap Chanyeol yang baru saja datang dia berbicara sambil melirik Krystal yang berusaha terlihat biasa tapi sebenarnya dia mendengarkan pembicaraan mereka.
***
Baekhyun,Luhan, Chanyeol dan Sehun berjalan bersama menujuh cafetaria. Mereka duduk dimeja yang biasanya mereka tempati chanyeol mulai memesan makanan. Sehun menoleh kearah belakang dia merasa seseorang memperhatikannya. Sehun hanya melihat sekumpulan gadis-gadis yang dedang merumpi dibelakangnya. Baekhyun pamit untuk pulang terlebih dahulu dia merasa badannya masih tidak enak. Baekhyun berjalan keluar dari cafetaria. Krystal mengendap-endap mengikuti Baekhyun.
“Baekhyun-ah.” Sapa Luna. Baekhyun tersenyum melihat kedatangan Luna. “Kau, kenapa pulang ?”
“Badanku masih terasa sakit, mereka pasti orang-orang yang sudah terlatih.”
Luna merogoh tasnya. Dia mengambil sebuah Vitamin dalam kemasan cukup besar. Baekhyun melihat sekantung cairan besar yang keluar dari tas Luna. “Ini, uri eomma yang memberikannya.” Luna memutar tubuh Baekhyun dan menaruhnya pada tasnya. “Kau bilang pada Eommanim ?” Baekhyun membuka matanya lebar-lebar. Luna mengelengkan kepalanya. “Wah– gomawoyo Lunaa.” Baekhyun mengusuk rambut Luna. “Aku mencintaimu Luna.” Baekhyun mencium kening Luna. Krystal melihat dari belakang. Dia kaget melihatnya. Entah apa yang terjadi Krystal merasa sakit dalam dadanya.
“Apa yang kau lakukan disini ?” tanya seseorang dibalik tubuh Krystal. Gadis mungil itu membalikkan tubuhnya menghadap sumber suara. Dia melihat sesososk pria jangkung yang memasukan kedua tangannya didalam saku celana panjangnya. Krystal merogoh tasnya berusahan menyembunyikan apa yang dia bawa. “Tidak ada.” Krystal mulai mengangkat dagunya angkuh. Baekhyun hanya melihatnya datar. “Khaa..” Baekhyun mengandeng tangan Krystal sontak membuatnya kaget.
Tanpa mereka sadari pula dua pasang mata telah memperhatikannya. Seorang gadis berrambut sepinggang berwarna kecoklatan menatap tajam apa yang dilakukan oleh Baekhyun. Gadis itu berbalik dan melanjutkan perjalanannya menujuh rumah. Tapi tiba-tiba berhenti. “Aku Tidak bisa pulang kerumah.” Gerutunya. Dia menarik nafas panjang lalu mengeluarkanya dengan kasar. “Sehun Oppa akan membunuhku.” Dia menghentakkan kakinya kesal “Apa yang sebenarnya aku lakukan.” Memuli kepalanya.
***
“Bisakah, kau mencintaiku seperti Kim Jong-in?” tanya seorang pria yang sedang bediri menetap seorang gadis yang matanya hampir saja jatuh ketika mendengar perkataannya.
“Baekhyun-ah apa yang kau lakukan?” Tanya Krystal. Baekhyun mendeorong tubuh Krystal kedinding lalu menjorokkan wajahnya sehingga dekat dengan wajah Krystal. Baekhyun tersenyum. Mata Krystal tertutup dengan refleknya. Dia membiarkan sapuan nafas Baekhyun mendekati wajahnya. Semakin lama sapuan nafas itu semakin kuat.
“Jangan lakukan!” teriak seseorang dari balik tubuh Baekhyun.