Daegu, 7 tahun yang lalu…
“Ayolah Hyena berhenti menatapnya seperti itu, temui saja dia dan katakan kalau kau menyukainya” Hyena membasahi tenggorokkannya. Matanya kembali sayu dan aura hitam kembali mengelilinginya. Eun Jung, teman sebangkunya itu hanya menggelengkan kepalanya berkali – kali ketika mata yang bersinar dan senyum yang merekah pudar saat kalimat itu keluar untuk menghujam gadis seperti Hyena.
“kalau saja …”
“kalau saja hal itu mudah dilakukan pasti kau sudah melakukannya dari dulu, begitu?” Eun Jung sudah hafal betul alasan sahabatnya untuk tidak mengatakkan hal yang sebenarnya kepada orang yang ia sukai.
“sadarlah Hyena kau sudah menyia-nyiakan waktumu, sebentar lagi kita lulus dan bisa saja kau tidak akan pernah bertemu dengannya lagi” Hyena menoleh kearahnya “jangan memandangku seperti itu, kau tahu sebenarnya sangat mudah mengatakannya, hanya tinggal menemuinya dan bilang ‘Hi Minho, namaku Hyena dan aku menyukaimu’ gampang bukan?”
Hyena menghembuskan nafas panjang. Matanya kini menoleh kearah lapangan. Minho adalah pria yang ia sukai sejak tahun pertama ia bersekolah disini. Tapi sampai sekarang ia belum pernah mengatakkannya. Jangankan mengatakkan hal itu, menyapanya saja ia tidak berani.
Gadis biasa sepertinya menyukai pria pintar, baik hati dan populer seperti Minho, itu akan menjadi bahan tertawaan di sekolah ini. Biarlah ini menjadi cinta pertamanya yang tidak terbalaskan, toh nantinya semua ini hanya akan menjadi kenangan.
***
Hingga waktu kelulusan tiba. Kalimat ‘aku menyukaimu’ tidak pernah terucap dari bibir Hyena. “wah bonekanya indah sekali, aku pasti akan merindukanmu Hyena” ucap Eun Jung yang kemudian memeluk gadis berambut lurus itu.
“aku juga pasti akan sangat merindukanmu” mereka melepas pelukkan dan saling menatap dengan haru.
“oh ya kau sudah mengatakkannya?” Tanya Eun Jung dengan sumringah.
“mengatakkan apa?” Hyena malah balik bertanya membuat Eun Jung menepuk keningnya.
“Tentu saja kalau kau menyukai Minho” seperti biasanya aura hitam tiba – tiba seperti mengelilingi Hyena membuat Eun Jung bergidik ngeri. Sahabatnya itu tidak pernah berubah.
“kau tahu, kau hanya menyiksa dirimu saja, kau tidak pernah berpacaran, dekat dengan pria atau menyukai pria lain, hanya dia dia dan dia” Hyena tidak bisa menjawab, memang hanya Minho yang dapat membuat matanya bersinar ketika mentapnya. Memang hanya pria itu.
“lihat itu Minho!” Eun Jung membalikkan badan Hyena untuk melihat kearah Minho yang tengah dikerubuti gadis – gadis dari kelas lain “ini kesempatanmu, setidaknya ajaklah untuk berfoto bersama”
“apa? Kau gila! Aku selama ini meneggurnya saja tidak berani” Eun Jung memutar bola matanya.
“kau yang gila, sudah sekian tahun dan ini kesempatanmu untuk dekat dengannya kau malah menolak, ayolah jadi gadis pemberani anggap saja ini kesempatan sekali seumur hidup” Eun Jung mendorong Hyena dengan sedikit kencang membuat Hyena mau tak mau berjalan kearah Minho yang jaraknya tidak begitu jauh dengannya.
Sekarang gadis – gadis yang mengerubungi Minho sudah berhamburan pergi dan tinggal dirinya yang berdiri didekat Minho.
“Hi” Hyena menoleh kearah belakang, kanan dan kirinya kemudian kearah Miho. Menyadari ternyata Miho menapanya, Hyena merasa gugup yang luar biasa, bahkan sekarang ia menahan nafasnya “kau tidak apa-apa?” Minho mendekat. Hyena malah berjalan mundur. Melihat dari jauh Eun Jung merasa geram dan menepuk keningnya kembali.
Hyena berusaha membasahi kerongkongannya. Rasanya sulit untuk berbicara, Hyena tersenyum “Hi, namaku Hyena dan aku…” Hyena memotong kalimatnya, berpikir berulang kali untuk mengucap kalimat sama yang sering diajarkan Eun Jung ‘Hi namaku Hyena dan aku menyukaimu’ apa harus dikatakkannya sekarang? “…dan aku dari kelas c” Hyena menyesali ucapannya.
“Hi Hyena, senang beretemu denganmu bagaimana nilai akhirmu?” rasa gugup itu mulai terkendali, jantungnya pun mulai berdegup normal. Mereka mulai mengobrol dan berjalan melewati koridor sekolah. Hyena bersyukur dalam hati.
Hari itu sekolah sangat ramai dengan murid yang saling mengucapkan selamat tinggal, guru –guru dan beberapa orang tua murid. Hyena dan Minho masih sibuk berbicara walau dengan sedikit rasa canggung. Hyena tidak pernah menyangka ia akan dapat berbicara dan berdiri sedekat ini dengan Minho, celakanya lagi Minho bersikap ramah dan selalu terseyum membuat Hyena gugup dan mencari sosok Eun Jung yang entah kemana.
“Minho apa aku boleh berfoto denganmu?” tiba – tiba seorang murid perempuan menghampiri Minho dan dengan senang hati Minho menerimanya. Melihat itu Hyena hanya memegang ponselnya dengan erat dan menunduk dalam.
“gomawo” gadis itu pergi dan Hyena masih dengan wajah menunduk, dengan keberanian yang besar Hyena mengangkat tangannya yang berisi ponsel dan berusaha mengeluarkan kalimat seperti gadis yang baru saja pergi.
“ya! Minho” tangan Hyena terhenti diudara, teman – teman Minho tiba – tiba datang membuat niatnya harus kembali ia urungkan “apa kau benar – benar akan pergi?” Tanya salah satu diantara temannya.
“kaliankan sudah aku beritahu, jangan terus bertanya” canda Minho dan Hyena mulai menjadi patung hidup disana.
“aku akan sangat sedih, kami pasti akan menantimu untuk bermain futsal bersama kami lagi” Minho tersenyum tetapi matanya terlihat sedih. Setelah mengobrol sesaat, teman – teman Minho pergi dan menyisakan Hyena yang masih bertahan disana.
“kau ingin berfoto bersama?” Hyena tersadar dari lamunannya dan sekarang wajahnya sudah seperti orang idiot. Minho mengangkat alisnya.
“apa? Foto…? Ah iya iya” Minho meminta seseorang untuk mengambil foto mereka. Melihat hasilnya Hyena tersenyum senang. Eun Jung benar, sangat mudah dekat dengannya bahkan Minho sendiri yang menawarkan untuk berfoto bersama dengannya. Ini seperti mimpi.
“oh ya Minho, memang kau ingin pergi kemana?” Tanya Hyena penasaran.
“oh itu, setelah lulus aku akan pergi ke New York untuk kuliah disana” mata Hyena membulat. Baru saja dimulai tapi gadis itu sudah mendengar kata pergi dari bibir Minho.
“kenapa… kenapa tidak disini saja disini jugakan banyak Universitas yang bagus” Hyena memandang Minho penuh harap.
“memang, tapi ini sudah terencana dan ada yang harus aku kerjakan juga disana jadi aku tidak bisa menolak” Hyena merasa begitu sesak. Setidaknya kalau Minho masih tinggal disini kemungkinan bertemu lagi besar. Tapi jika sudah terpisah jarak dan waktu, nasib cintanya pun hancur dan hanya akan menjadi butiran – butiran debu yang tidak berarti.
***
Hyena menyenderkan tubuhnya di bibir jendela kelas. Sekolah mulai begitu sepi dan semua ini akan mulai menjadi kenangan.
“wah yang sedang berbunga – bunga” Eun Jung masuk kekelas dengan suara berisiknya “apa kau foto bersama dengannya?” Hyena mengangguk, Eun Jung langsung berteriak dan merebut ponsel milik Hyena “woaah, kemajuanmu sangat pesat Hyena! Kenapa kau tidak lakukan dari dulu itukan sangat mu-“ Eun Jung memiringkan kepalanya melihat wajah Hyena yang tidak secerah yang ia bayangkan.
“neo gwencahana?” Eun Jung terlihat khawatir.
“Minho akan pergi” Eun Jung duduk disamping Hyena dengan wajah penasaran “Minho akan kuliah di New York, aku tidak akan bertemu dengannya lagi” Eun Jung melihat wajah Hyena sangat sedih. Eun Jung sendiri pun tahu perjuangan cinta Hyena yang menyukai Minho sejak duduk di kelas satu.
“lalu kau sudah menyatakan perasaanmu?” Hyena menggeleng lemah, rasa menyesal melandanya. Kenapa tidak dari dulu saja Hyena mengatakkannya. Dia hanya memetingkan gengsi, membuat orang yang ia sukai pergi begitu saja.
“apa yang harus aku lakukan Eun Jung, aku menyesal tidak memberitahukannya dari dulu dan sekarang… semuanya sudah terlambat” Hyena menenggelamkan wajahnya.
“tidak ada yang terlambat kalau kata kesempatan sudah terhapus dari dunia ini! cepat temui dia sebelum ia pulang Hyena, sebelum semuanya selesai dan kau dilanda rasa bersalah selamanya” Hyena mengusap matanya yang sudah basah.
“tidak bisa, aku terlalu takut mengatakannya aku merasa…” Hyena menutup wajah dengan kedua tangannya. Ya Tuhan bantu aku, Hyena membatin.
“kalau kau tidak bisa katakan langsung, ini pakai surat saja” Eun Jung menarik tangan Hyena dan menyuruhnya untuk segera menulis. Hyena berusaha mengeluarkan keberaniannya dan menuliskan semua yang ia rasakan. Bahwa ia menyukai Minho selama ini, bahwa ia selalu memperhatikan Minho selama ini, bahwa ia tidak ingin Minho pergi.
“berikan padanya dan suruh ia membacanya didepanmu, mau bagaimana pun tanggapannya yang terpenting kau sudah memberitahukan yang sebenarnya, cepat temui dia sebelum dia pergi” Hyena memeluk Eun Jung sesaat lalu pergi.
Hyena berlari dan menuruni tangga dengan cepat. Ia mencari sosok Minho, tapi sekolah sudah mulai sepi, ia mulai panik.
“apa kau melihat Minho?” Tanya Hyena pada salah satu murid yang ia temui.
“itu dia di lapangan” Hyena menoleh kearah lapangan. Disana Minho sedang bersama guru olahraga yang selalu membanggakan Minho sebagai kapten sepakbola di Sekolah. Hyena memegang surat itu dengan erat dan mulai melangkah, tapi matanya lebih dulu melihat tas milik Minho didekatnya. Gadis itu menoleh kearah Minho yang masih sibuk mengobrol, dengan cepat Hyena memasukan suratnya kedalam tas Minho dan melangkah mundur. Ia tahu yang ia lakukan sungguh tindakan pengecut tapi ia tidak ingin merusak kenangan indah ini dengan mengetahui bahwa Minho tidak menyukainya. Biarlah ini akan menjadi hal misterius yang akan membuatnya selalu bermimpi indah.
Hyena terus berjalan, hingga hujan turun dan membasahi seragamnya sebelum ia sampai di gerbang sekolah untuk pulang. Hyena membalikkan badannya dan memandang gedung yang selama ini menjadi tempat untuknya belajar dengan lekat.
“Hyena” tiba – tiba sebuah suara mengagetkannya dan sebuah payung sudah berada diatas kepalanya. Gadis itu berbalik.
“Minho..”
“kau belum pulang? Mau pulang bersama? Hujannya sangat deras” Hyena melihat Minho dan menggeleng sambil tersenyum “baiklah kalau begitu aku pulang dulu”
“selamat tinggal Minho” Minho yang sudah mulai melangkah membalikkan badanya dan tersenyum.
“aku harap kita dapat bertemu kembali, selamat tinggal Hyena” Minho kembali berjalan dan masuk kedalam mobil.
Hyena memejamkan matanya. Bagaimana pun juga Minho adalah cinta pertamanya dan akan terus menjadi cinta pertamanya yang akan membuat Hyena bermimpi indah tanpa ada rasa penyesalan.
Hari itu hujan menjadi saksi bagaimana Hyena dan Minho berpisah dan saling mengucapkan kata perpisahan. Tidak akan ada yang tahu masa depan, bukan? Itu yang membuat gadis itu terus berharap.
***
Seoul, 25 oktober 2013
“yeobseo, ne eomma… akukan sudah bilang aku sedang sibuk mengurus pernikahan… tentu saja… ne, annyong”
Hyena mengenghembuskan nafas beratnya. Ibunya tidak henti mengkhawatirkannya, Hyena pun membenarkan bahwa ia selalu sibuk dengan pekerjaannya, dengan pernikahan ini. Tapi mau bagaimana lagi, pernikahan ini juga sangat penting baginya. Mungkin sebelum hari pernikahan ia akan sempatkan ke Daegu.
Hyena membalikkan badan “omo! Jinyoung kau selalu saja mengagetkanku” Hyena sedikit membentak.
“I’m sorry darling, who’s calling?” Jinyoung bertanya dengan potongan apel di mulutnya.
“eomma, seperti biasa dia menanyakan keadaanku dia juga menitip salam untukmu” Hyena berjalan kearah komputer kemudian kearah ruang tamu dan mengambil telpon. Jinyoung memutar bola matanya melihat Hyena yang sibuk sampai tidak memperdulikannya. Jinyoung kemudian menyambar telpon ditangan Hyena.
“ya! Jinyoung apa-apaan kau ini? Kembalikan telponnya Mr. London I want to make a call, oke?” mendengar itu Jinyoung malah menaruh kembali telpon itu ketempatnya dan menarik tangan Hyena ketika gadis itu ingin mengambil telponnya “Jinyoung kau tau aku harus menelpon ketring?”
“I know, I know” Jinyoung memegang kedua tangan Hyena “dan aku tahu penikahan ini penting untuk… kita berdua, tapi kau tahu, kau mulai mulai terlihat kurus, kalau sampai ibumu dan Eun Jung tahu aku bisa mati ditangan mereka” Jinyoung memulai candanya. Pria jenaka ini selalu membuat Hyena tersenyum disela rasa stressnya.
“tapi kau sendiri tahukan kalau aku ingin semuanya berjalan lancar, aku ingin pernikahan ini sempurna” Hyena memasang wajah memelasnya. Jinyoung sangat tahu gadis ini sejak pertemuan mereka pertama kali di London, saat Hyena di temani Eun jung melakukan pameran busana disana dan sampai sekarang gadis itu selalu membuat Jinyoung menggelengkan kepalanya dengan sifat Hyena yang satu itu.
“oke, tapi aku mohon kau istirahat dulu, jebal… you’re my everything tanpamu aku bisa mati, jadi tolong istirahatlah kita bisa lanjut mengurus pernikahan besok lagi” Hyena mengaku kalah kali ini. Ia juga merasa sangat lelah.
Hyena melambaikan tangannya bersamaan dengan mobil Jinyoung yang pergi kemudian gadis itu masuk kedalam rumahnya. Sejak tinggal di Seoul kehidupannya banyak berubah, ia tumbuh menjadi gadis yang berkarakter kuat semenjak hidup sendiri. Beruntung lima tahun yang lalu ia bertemu kembali dengan sahabatnya Eun Jung yang sama – sama tinggal di Seoul kemudian memutuskan tinggal bersama.
Tapi sekarang Eun Jung sedang tidak dirumah, ia harus mengurus pekerjaanya di London jadi ia tidak bisa membantu menyiapkan pernikahan ini.
“yeobseo” Hyena mengangkat telpon dan duduk ditepi ranjangnya.
“Hyena, apa kau sudah tidur?” Hyena tersenyum dan membaringkan tubuhnya di ranjang.
“belum” Eun Jung terus memarahi Hyena karena terlalu memaksakan dirinya dengan terus menurus pernikahan dan tidak mementingkan kesehatan. “aku baik – baik saja, lagi pula kau sendiri yang bilang bahwa pernikahan ini sangat penting, pernikahan pertama dan akan terjadi sekali seumur hidup. Aku sudah biasa menangani ini dan badanku ini baik-baik saja. Cepatlah kembali. Oh gaun pernikahan, aku akan melihatnya besok dengan Jinyoung. Tentu saja kau pasti akan takjub melihatnya haha. oke bye”
Bip! Hyena memutuskan sambungan. Besok masih ada yang harus ia kerjakan, jadi besok harus benar – benar fit dan Jinyoung tidak kembali memarahinya.
***
“good morning, pretty girl Hyena” Jinyong muncul dengan senyuman yang lebar.
Hyena memutar bola matanya “masuklah” setelah mempersilahkan masuk Hyena kembali ke dapur dan menyiapkan sarapan “kau sarapan dulu saja, aku akan mengambil beberapa surat di kamar”
Setelah sampai di kamar Hyena mengabsen surat-surat dan jadwal apa yang harus ia dan Jinyoung lakukan hari ini. Hyena baru menyadari kamarnya lumayan berantakan dan mencoba membereskannya sebentar. Tiba – tiba sebuah buku jatuh dari rak menimpa kaki Hyena.
“aw! Jinjja” merasa geram Hyena mengambil buku itu, tapi sebuah benda jatuh kembali menimpa kakiknya, benda itu jauh lebih kecil dan tidak membuat kakinya sakit. Hyena sadar dengan apa yang tengah ia pegang sekarang, itu buku tahunan sekolahnya dan ia tahu apa yang menyentuh kakinya tadi.
Dengan ragu dan perlahan Hyena mengambil benda itu. Sebuah foto yang masih terbilang bagus meski sudah bertahun – tahun. Hyena tidak bisa berbicara apa – apa ketika melihat foto itu. Itu fotonya dengan cinta pertamanya, Choi Minho.
“sudah siap?” Jinyoung muncul dari balik pintu membuat Hyena sedikit panik dan menyimpan foto itu secepatnya.
“e.. ne, ka.. kau tunggu saja dibawah aku segera turun” Hyena masih merasa gugup. Jinyoung sedikit memperhatikan Hyena yang agak aneh tapi ia segera pergi, Hyena bernafas lega. Ia kembali mengingat kejadian tujuh tahun yang lalu kemudian menggelengkan kepalanya. Itu hanya masa lalu, banyak yang harus ia pikirkan dan masa lalu bukan salah satunya.
Demi acara pernikahan ini Hyena tidak ingin terganggu dengan memori yang harusnya sudah terhapus, meski didalam hatinya masih berucap harapan.
***
“oke, kita sudah sampai” Jinyoung melepas sabuk pengamannya, tapi sebelum ia keluar dari mobil ia menoleh kearah Hyena yang tidak bergeming. Jinyoung mengerutkan keningnya.
“Hyena, are you alright? … Hey Miss Seoul” Hyena sadar dari lamunannya ketika tangan Jinyoung menyentuh bahunya dan Hyena baru mengetahui bahwa ternyata mereka telah sampai “kau kenapa? Tidak enak badan? Kita pulang saja kalau begitu”
“Aniyo” Hyena menyentuh tangan Jinyoung yang masih dibahunya “aku baik-baik saja, pernikahannya tinggal seminggu lagi banyak yang harus kita kerjakan, kajja” Hyena keluar dari mobil. Jinyoung memperhatikan Hyena dengan aneh. Wajah gadis itu tidak secerah seperti biasanya.
“Annyeonghaseyo eonnie” Hyena membungkuk sesaat kemudian memeluk gadis cantik semampai yang menyambutnya.
“dimana Jinyoung?” Hyena menunjuk arah belakang dan muncul Jinyoung dengan senyum menggodanya.
“hey beautiful noona, kau terlihat makin cantik saja” Jinyoung memeluk Hana. Walau sudah cukup lama tinggal di Korea tapi budaya baratnya tidak pernah hilang dari pria itu.
“sudahlah Jinyoung, kau ini sudah mau menikah tapi masih saja seperti ini” Jinyoung dan Hana –kecuali Hyena – tertawabersama. “Baiklah karena Jinyoung sudah mencoba jasnya waktu itu sekarang kita coba gaun pengantin wanitanya ya” Hana merangkul bahu Hyena dan membawanya masuk kedalam ruangan.
Beberapa menit kemudian Hyena sudah keluar dengan gaun putih yang indah. Jinyoung berdiri dan melihat Hyena berjalan dengan anggun, Jinyoung pun melihat wajah Hyena kembali cerah tidak seperti beberapa saat yang lalu.
“beautiful” puji Jinyoung dan Hana mengacungkan ibu jarinya setuju. Hyena berjalan kearah cermin dan melihat pantulan dirinya. Jantungnya berdegub kencang, mengandai – andai dirinya berjalan di altar dengan gaun pengantin seperti ini.
“jangan lama-lama mengaca, kaca ini bisa pecah kalau kau terus memandanginya seperti itu” Jinyoung berdiri dibelakang Hyena.
“Mr. London kau mulai lagi” Hyena melipat tangan.
“I’m sorry, I’m just kidding, it’s so beautiful” Hana mendekat dan ikut merasa bahagia.
“tentu saja, Hyena yang merancang gaun ini sendiri seperti biasa, aku salut kau berusaha keras dengan pernikahan ini” Hyena tersenyum bangga kemudian meminta tolong Jinyoung untuk memfotonya.
“taidakkah kau ingin berfoto bersamaku?” keluh Jinyoung.
“tidak! aku ingin foto sendiri, ayo cepat foto aku” setelah selesai, Hyena mengirimkan fotonya kepada Eun Jung.
“kenapa gaun ini tidak di jadikan surprise saja, huh?” Jinyoun sedikit kecewa.
“ayolah, Eun Jung itu sabahatku aku tidak ingin membuatnya mati penasaran” Hyena terkekeh geli. Jinyong hanya menjauh dan mengelilingi butik ini dan Hyena kembali sibuk dengan gaunnya. “eonnie, sepertinya sebelah sini harus sedikit di kecilkan” Hyena dan Hana kembali sibuk dan Jinyoung hanya melihat dari jauh.
“Jinyoung?” mendengar namanya dipanggil pria itu menoleh kearah samping.
“So Jung?” Jinyoung membulatkan matanya.
“astaga, Jinyoung ini benar kau?” So Jung dan Jinyoung kemudian berpelukan dan melepas rindu “aku kira kau masih di London” So Jung tersenyum senang.
“aku sudah dua tahun menetap di Seoul, aku tidak menyangka bisa bertemu lagi denganmu sedang apa kau disini?” Jinyoung pun terlihat senang.
“aku kesini untuk memesan gaun pertunanganku lalu kau, sedang apa kau disini?” Jinyoung kemudian bercerita bahwa sebentar lagi ia akan menikah dan sedang fitting baju disini. So Jung terkejut ternyata sahabatnya sudah ingin menikah dan tidak mengundangnya, begitu juga Jinyoung yang baru tahu kalau So Jung juga akan segera bertunangan.
“oh iya kenalkan ini Minho, Minho ini Jinyoung temanku, dia sedang fitting baju pernikahan disini” setelah saling menyapa Jinyoung memanggil Hyena.
“Hyena!” Hyena menoleh kearah Jinyoung yang berdiri dengan seorang wanita kemudian mendekat kearahnya dan alangkah terkejutnya gadis itu melihat sosok yang sangat ia kenal juga berjalan kearahnya. Choi Minho.
“Hyena kenalkan ini So Jung temanku sewaktu aku kuliah di London, dan ini Minho” Hyena menahan nafasnya apa benar yang dihadapannya sekarang benar seorang Minho.
“apa kabar Hyena senang bertemu denganmu lagi” Minho berusaha tersenyum. Hyen merasa rohnya keluar dari tubuhnya ketika Minho menyapanya. Ia merasa belum siap ketika ia kembali dipertemukan dengan Choi Minho, cinta pertamanya. Seperti mimipi saja.
“jadi kalian saling kenal?” Tanya Jinyoung, Hyena masih terdiam dan meremas gaunnya. Minho yang menjelaskan bahwa ia dulu satu sekolah dengan Hyena. So Jung terkejut mendengar cerita Minho dan menatap lekat Hyena yang terlihat gugup dengan sedikit semburat kebahagiaan di wajahnya.
“wah kebetulan sekali, kita semua bertemu teman lama” ucap So Jung dan terawa ringan, seolah tidak tahu apa-apa “gaun yang bagus” puji So Jung membuat Hyena menegakkan bahunya dan sedikit melirik kearah Minho.
Hyena melihat gaun yang tengah ia pakai “gamssahamnida” kemudian berhenti tersenyum dan merasa canggung.
“So Jung” Hana mendekat kearah So Jung dan memberi salam.
“onnie, sudah lama kita tidak bertemu, mana designer Kim? onnie bilang dia akan datang hari ini” So Jung terlihat sumringah tidak menyadari Minho mulai tidak nyaman.
“kau sudah bertemu dengannya, bukan? Kim Hyena” Hana merangkul Hyena dengan senyum yang lebar “Hyena, So Jung ini gadis yang aku ceritakan waktu itu, yang tertarik dengan designmu dan memintamu men-design gaun untuk pertunangannya” So Jung dan Hyena sama – sama terkejut dan tidak menyangka.
Ternyata design terkenal yang memamerkan busananya di London waktu adalah Hyena, hal itu membuat So jung terkejut. Hyena pun merasa sesak mengetahui kalau dirinya akan mendesign baju pertunangan untuk gadis yang Minho cintai. Rasanya hidup ini sangat kejam, semuanya terjadi secara bersamaan. Rasa bahagia bercampur dengan rasa sedih, tepat seperti tujuh tahun yang lalu. Dan semua ini berubah menjadi mimpi buruk.
“begitu ya, pasti aku akan mendesign baju yang paling bagus untukmu, aku juga turut bahagia Minho-ssi” Hyena berusaha tegar dan menatap wajah Minho tegas. So Jung mengangkat alisnya tapi sebelum So Jung berbicara Minho sudah lebih dahulu merangkul So Jung.
“gomawo” balas Minho dengan sebuah senyuman yang membuat hati Hyena makin terasa sakit. Jinyoung merasa ada yang salah dengan raut wajah Hyena, ia sudah mengenal Hyena bertahun – tahun tapi hari ini ia benar – benar aneh.
“aku permisi, aku ingin mengganti pakaianku dulu” Hyena berjalan menjauh. Minho melepas rangkulannya dan So Jung mulai mengobrol dengan Jinyoung. Hyena terus berjalan cepat meuju ruang ganti, ia tidak pernah merasa sesesak ini.
Kenapa harus ada pertemuan kalau akhirnya ia akan kembali jauh dengan Minho?. Kenapa mereka dipertemukan dengan cara seperti ini? Kenapa Tuhan tidak membiarkannya tetap dengan sejuta mimpi indahnya, membiarkan khayalan itu tidak berubah menjadi kenyataan seperti ini. Bertemu dengan Minho dan mengetahui bahwa Minho tidak mencintai dirinya, itu adalah kenyataan yang menyakitkan, karena sampai sekarang dengan bodohnya ia masih mengharapkan Minho membalas persaannya. Ini sudah berakhir, ini akhir dari cinta pertama seorang Hyena.
***
Hyena memainkan jari – jarinya dengan tatapan kosong. Sekarang ia dan Jinyoung tengah berada di Bandara Incheon untuk menjemput Eun Jung. Pesawatnya sudah datang dari beberapa menit yang lalu tapi gadis itu belum muncul juga.
“Hey pretty girl Hyena, ada apa dengamu?” Jinyoung merangkul gadis yang tidak lebih tinggi darinya itu “kau jarang berbicara dari kemarin, hari ini pun kau tidak seperti biasanya. Kau mau ya aku mati di tangan Eun Jung, huh?” Hyena mengusap pipinya dan tersenyum “ya! Miss. Seoul kenapa menangis?” Hyena hanya menggeleng sambil kembali tersenyum. Ia ingin segera bertemu dengan Eun Jung dan menceritakan semuanya, Eun Jung adalah satu – satunya yang mengerti. Dia adalah saksi bagaimana Hyena mencintai Minho bertahun – tahun dalam khayalan yang semu. Khayalan yang membuatnya jatuh dan merasa sakitnya sekarang.
“Hyena!” sebuah suara yang sangat ia kenal memanggilnya. Itu Eun Jung, gadis itu melambaikan tangan dan berjalan dengan cepat.
“my lovely girl, my sun, my moon” Jinyoung lebih dulu menyambut Eun Jung dan memeluknya. Eun Jung memutar bola matanya tetapi kemudian tertawa “I miss you” ucap Jinyoung dan Eun Jung membalas pelukannya.
“I miss you too” setelah itu Eun Jung berjalan kearah Hyena dan memeluknya. Hyena balas memeluknya dengan erat tapi air mata tidak bisa ia tahan dan mengalir begitu saja “Hyena?” gadis itu tidak melepas peluknya dan terus memeluk Eun Jung sahabatnya. Eun Jung memandang sangar Jinyoung, pria itu hanya mengangkat bahu, berusaha memberitahu Eun Jung bahwa ia tidak tahu apa – apa.
Sesampainya di rumah, Jinyoung menatap lekat sebuah foto. Itu foto Hyena dan Minho saat hari kelulusan mereka di sekolah. Jinyoung pun kini sudah tau segalanya dan rasa sedih turut melandanya. Eun Jung turun menemui Jinyoung di lantai bawah.
“dia sudah tidur” ucap Eunjung, Jinyoung mengangguk dan mereka sama – sama duduk di sofa.
“kalau saja Hyena mau bercerita padaku, pasti aku…” Jinyoung menundukkan wajahnya.
“sudahlah, tidak apa – apa dia memang tidak bisa bercerita hal sensitif seperti ini selain kepadaku” Jinyoung menatap Eun Jung dan gadis itu berusaha mengerti. Selama Eun Jung di London harusnya Jinyoung menjadi teman dan penjaga yang baik untuk Hyena tapi ia tidak bisa melakukannya dengan baik “mulai besok aku yang akan menggantikannya mengurus pernikahan kita, aku ingin dia istirahat dulu” Jinyoung mengangguk dan menggenggam tangan Eun Jung.
Hyena memang telah membantu banyak, Jinyoung dan Eun Jung tentu merasa beruntung memiliki sahabat seperti Hyena. Mereka hanya berdoa semoga kebahagian segera datang untuknya. Untuk Hyena.
***
Tiba di pernikahan Eun Jung dan Jinyoung. Mereka berdua terlihat bahagia bahkan sebelum janji suci itu di ucapkan. Hyena melangkah masuk ke sebuah ruangan.
“woah uri Jinyoung akan menikah hari ini” ucap salah satu teman Jinyoung yang berada di ruangan itu.
“ya! Berheti merusak rambutku” kemudian tawa terdengar dari semua orang yang berada di ruangan itu. Hyena belum melanjutkan langkahnya dan melihat dari jauh. Setelah teman – teman Jinyoung permisi pergi Hyena kembali melangkah sambil tersenyum.
“hey Miss. Soul, otte?” Jinyoung bergaya seperti foto model menunjukan jas dan tatanan rambutnya yang rapih. Hyena mengangkat alisnya.
“not bad” Jinyoung memutar bola matanya yang disambut tawa Hyena. Hyena berjalan mendekat dan memeluk Jinyoung, pria itu balas memeluknya dan tiba – tiba merasa haru.
“gomawo Hyena, kau sudah membantu banyak untuk pernikahan ini” Hyena melepas pelukkannya.
“sudah tugasku sebagai wedding organizer bukan?” Hyena tertawa.
“tidak, kau membantu kami bukan sebagai wedding organizer, tapi sebagai sahabat itu sangat berbeda Hyena” dengan senyum bangga Jinyoung mengatakannya membuat Hyena tersenyum haru.
“oh you’re so sweet, Jinyoung-ah” Jinyoung kembali mengeluarkan gayanya dengan percaya diri.
“of cource”
“baik, cepatlah acara akan segera dimulai dan aku harus mengurus pengantin wanitanya” Hyena keluar dari ruangan itu dan menuju ke sebuah ruangan lain yang lebih besar.
Hyena melihat seorang wanita dengan pakaian pengantin berdiri didepan cermin. Hyena memandang lekat Eun Jung, wanita yang tengah bercermin itu. Ketika mengusap sudut matanya tidak sengaja Eun Jung melihat Hyena yang berdiri diambang pintu. Hyena tersenyum dan berjalan mendekat.
“beautiful” Hyena mengikuti gaya Jinyoung ketika sedang memuji seseorang, membuat Eun Jung tertawa sesaat dan kembali menyeka ujung matanya “Ya!” Hyena menggenggam tangan Eun Jung “sebentar lagi acaranya mulai, jangan merusak make upnya” Hyena menyentuh pipi Eun Jung membuat gadis itu merasa lebih baik.
“ini gaun yang sangat indah, aku benar – benar bahagia” Eun Jung mengucap keharuannya membaut Hyena ikut merasakan keharuan “Hyena…” Eun Jung menggenggam kedua tangan Hyena “kapan kau berhenti mengurus pernikahan orang lain dan merancang gaun untuk pernikahanmu sendiri?” sekarang mata Eun Jung terlihat sedih, karena sampai sekarang ia belum pernah melihat temannya bahagia karena seorang pria.
“aku menyukai pekerjaanku ini, aku akan terus melakukan apa yang aku sukai, aku akan bahagia dengan itu jadi kau tidak perlu khawatir” Hyena tersenyum tegar. Eun Jung menghembuskan nafas beratnya.
“Hyena, kau ingat? Aku bernah berkata kalau tidak ada kata terlambat sebelum kata kesempatan terhapus dari dunia ini dan itu masih berlaku sampai sekarang” Hyena mengerti maksudnya, tapi gadis itu hanya tersenyum hambar. Minho sudah dimiliki orang lain, ketika ia bertemu dengan tunangannya, Hyena menganggap Minho sudah membalas suratnya, menjawab harapannya. Hyena sadar ia harus memulai kekehidupan yang baru, yang lebih nyata, tanpa khayalan semu yang akan membuatnya terus berangan.
***
“pengantin wanita memasuki ruangan” sebuah suara menggema membuat semua orang berdiri untuk menyambut Eun Jung. Beberapa keluarga dan sahabat sampai menitikan air mata menyaksikan upacara suci ini. Ketika Hyena melihat ke belakang ia melihat So Jung berada disana dan melempar senyum kearahnya. Hyena hanya berharap gadis itu tidak bersama Minho hari ini.
“hana.. deul.. set” Hyena melihat hasil fotonya bersama Eun Jung dan Jinyoung kemudian tertawa bersama. Setelah itu beberapa kerabat bergantian berfoto dan Hyena melihat dari jauh.
“Hi Hyena” Hyena menoleh dan mendapati So jung berdiri disampinya “senang bertemu denganmu lagi” Hyena tersenyum dan kembali melihat kedepan “aku kesini bersama tunanganku” So jung berusaha memberitahu.
“ah aku lupa, aku harus mengingatkan MC bahwa setelah ini akan ada pelemparan bunga” Hyena berusaha mencari kesibukan dan So Jung tahu itu.
“aku tidak bersama Minho” mendengar itu Hyena menghentikan langkahnya.
“ne?” Hyena pura - pura tidak paham.
“kenalkan Minwoo tunanganku” tiba – tiba seseorang berdiri disamping So Jung dan memberikan salam.
“kau Hyena? Perkenalkan aku tunangan So Jung, kakaknya Minho” Hyena tahu Minho memang mempunyai seorang kakak, Hyena banyak tahu tentang Minho jadi tidak merasa terkejut dengan hal itu. Tapi satu hal yang baru ia mengerti bahwa gadis seperti So Jung tahu bagaimana cara membuatnya terkejut. Hyena menatap bingung.
“jadi kau dan Minho.. bukanya.. aku tidak mengerti” So Jung dan Minwoo saling menatap.
“ada yang ingin aku katakana padamu Hyena” ucap So Jung dengan gugup
***
Semilir angin menerpa kedua wajah wanita cantik itu. Pemandangan matahari tenggelam membuat suasana sedikit lebih nyaman. Beberapa kali So Jung berusaha berbicara, ia berdoa agar nantinya ia tidak salah bicara dan menyakiti hati wanita yang duduk disampinya ini.
“aku..” So Jung menghembuskan nafas membuat Hyena menoleh kearah So Jung “aku tahu banyak mengenaimu, dari Minho” Hyena menajamkan pendengaranya. Banyak? Memang seperti apa Minho mengetahui dirinya. “… dan surat yang kau berikan kepadanya” Hyena menunduk malu kemudian kembali menatap langit oren didepannya “surat itu mengubah hidupnya” Hyena meneggakan bahunya dan pelahan menoleh kearah So Jung. Apa maksudnya?.
“hari itu Minwoo tidak bisa mengantarku ke butik Hana eonnie dan Minho yang menggantikkannya, lalu kami bertemu dengan mu dan Jinyoung membuat kami menyangka kaulah yang akan menikah dengan Jinyoung, Minho tidak membiarkanku berkata yang sejujurnya bahwa kau salah paham mengenai aku dan Minho, ia mengira kau sudah tidak menunggunya lagi dan segera berbahagia dengan orang lain. Hingga pernikahan tiba aku baru sadar bahwa kami juga salah paham dengan pernikahan ini”
“So Jung, sebenarnya apa yang ingin kau beritahu sebenarnya? Aku benar – benar tidak mengerti” Hyena berusaha mengatur emosinya, ia takut ada hal yang tidak ingin ia dengar keluar dari bibir So Jung.
So Jung lagi – lagi menghela nafas “Minho pergi ke New York bukan semata – mata untuk kuliah, disana ia melakukan pengobatan, ia menderita kanker otak selama bertahun – tahun Hyena” tebakkannya benar, So Jung mengucapkan hal yang tidak ingin ia dengar dan kembali membuatnya terkejut “ia tahu kalau kau menyukai dirinya diam - diam, ia sangat senang dan bahagia tapi ada satu hal yang tidak bisa ia bohongi bahwa ia seorang yang mengidap penyakit, dan penyakit itu akan menjadi bom waktu untuknya… dia juga menyukaimu Hyena” Hyena menutup mulut dengan kedua tangannya dan berdiri dengan cepat. Rasanya tidak percaya dan air mata mulai membasahi pipinya.
“hingga hari kelulusan tiba ia mengira itu adalah pertemuan terakhirnya denganmu, karena ia tahu tidak ada lagi waktu baginya untuk menerima cinta dari seseorang” So Jung ikut meneteskan air mata “hingga ia menemukan surat darimu dan bercerita pada semua orang bahwa ia sangat senang, sayang ia harus segera pergi ke New York. Disana ia mati – matian menjalani pengobatan, karena ia tahu kau menunggunya, itu yang kau bilang di surat itu bukan? Surat itu menjadi penyemangat hidupnya, Hyena” Hyena menutup wajahnya dan isakan tangis mulai terdengar. So Jung ikut berdiri dan menatap punggung Hyena.
“setelah itu dia kembali ke Daegu dan mencari dirimu, tapi hasilnya nihil. Akhirnya dia memutuskan ke Seoul hingga hari itu kami bertemu denganmu. Ia kira kau akan menikah dan tidak lagi menunggunya. Saat itu harapanya untuk hidup telah musnah. Keesokan harinya ia memutuskan untuk menjalani operasi yang sempat ia tunda dulu, ada dua hal yang akan terjadi jika ia menjalani operasi, yang pertama ia akan kehilangan ingatannya dan yang kedua adalah kematian…” Hyena menurunkan tangannya dan menunggu kalimat So Jung selanjutnya “…ternyata Tuhan memilih yang kedua” Hyena menutup kupingnya rapat – rapat. Ia tidak bisa lagi mendengar lebih banyak. Hyena berjalan menjauh dengan perlahan.
“cukup” suara Hyena bergetar.
“Hyena..” So Jung berusaha mengikuti Hyena dari belakang.
“aku mohon aku tidak ingin dengar lagi” Hyena terus melangkah dan badanya bergetar.
“aku hanya ingin memberitahumu bahwa, kau adalah wanita yang sangat ia cintai selama ini, hanya kau” Hyena kembali menutup wajahnya kemudian berlari menjauh. So Jung tidak dapat mengejarnya, ia juga sedikit merasa bersalah tidak memberitahukannya dari awal. Ia sudah berjanji dengan Minho bawa ia akan memberitahukan Hyena setelah hari pernikahan tiba, ia sudah melakukannya tapi sayang, hari ini bukan hari pernikahan Hyena, tapi orang lain. Seandainya Minho tahu dari awal, ia masih memiliki kesempatan yang setidaknya membuatnya bisa pergi lebih tenang.
***
Minho’s side
Waktu itu aku bertemu dengan seorang gadis berambut panjang yang diikat kuda. Senyumnya sangat manis dan matanya sangat indah. Aku berusaha tidak memperdulikannya dan terus menatap kedepan, tapi hatiku berkata lain. Ketika melihatnya aku hanya berharap ia melihatku juga. Hari itu adalah hari pertama kami di sekolah.
Hingga beberapa waktu berlalu, aku mendapatinya tengah melihatku, memandangku penuh kagum dan senyuman yang merekah, lagi lagi aku pura – pura tidak perduli, tapi hatiku merasa senang. Ingin rasanya saat itu aku berjalan kearahnya dan dekat dengannya, tapi sakit di kepalaku ini membuatku kembali pura – pura tidak perduli dan terus berjalan kedepan.
Hyung benar, dia pernah bilang kalau aku tetap memiliki hak atas semua rasa itu. Aku berhak menyukai siapa pun, tapi aku terlalu takut merasa kehilangan ketika rasa itu benar – benar tumbuh. Dan sampailah sebuah surat yang meyakinkanku, meyakinkan hatiku bahwa gadis yang aku sukai memiliki perasaan sama dan itu tidak main – main. Aku tidak ingin hidup menjadi manusia tanpa cinta. Darinya aku memiliki semangat untuk berjuang demi hidup dan suatu hari nanti saat aku bertemu dengannya nanti akan aku katakana bahwa aku datang untuknya, untuk mebalas suratnya, untuk bahagia bersamanya.
Aku kira, aku sudah terlalu lama membuatnya menunggu, sehingga ia memilih bahagia dengan orang lain. Bukan aku, bukan Choi Minho. Andai ia tahu, hidup ini kembali ada karenanya, semangat ini kembali timbul hanya karena sebuah kata cinta darinya. Aku tidak boleh egois, dia pun berhak bagaia bersama orang lain meski bukan aku. Hyena… meski nanti mataku telah menutup untuk selamanya, dan kau telah bahagia bersamanya, aku ingin kau tahu sampai mataku tertutup nanti, sampai bibirku terdiam selamanya, hanya kau satu – satunya wanita yang ku cintai.
***
Kalau saja waktu bisaku putar, aku ingin kembali kemasa itu…
Masa dimana kami saling menyukai dalam diam, saling memperhatikan dari jauh, tanpa satu pun dari kami mengetahu kenyataan yang sesungguhnya…
Andai kesempatan itu masih ada pasti tidak akan ada kata terlambat…
Saat kau masih bisa bernafas, saat kau masih bisa berbicara, katakanlah sekarang…
Atau diam selamanya…
I'm sorry, I really I didn't know...
Selesai