Titik-titik embun masih terlihat jelas diujung daun bunga mawar yang selama ini dirawat oleh gadis cantik bernama Lee Haneul. Saat ini Haneul tengah duduk di teras rumahnya membaca novel ditemani secangkir teh panas yang menghangatkan. Burung-burung berkicau tampak terlihat senang menyambut pagi yang cerah setelah semalam hujan deras mengguyur kota Seoul. Ditengah keasyikkan Haneul membaca tiba-tiba seseorang memanggilnya.
“Haneul, bisa bantu eomma sebentar ?” panggil seseorang dari dalam rumah yang masih bisa didengar oleh Haneul.
“Aku segera datang eomma” balas Haneul sambil menelungkupkan novel dan sedikit menikmati teh panas.
Haneul berlari masuk kedalam rumah menemui sang eomma yang pasti sejak tadi tidak berpindah dari dapur. Haneul tinggal berdua dengan eommanya sejak berusia 7 tahun, Appa Haneul tiba-tiba menghilang ketika menjalankan sebuah misi rahasia. Keluarga Haneul hanya tahu bahwa Appanya tenggelam di lautan karena kapal yang digunakan untuk bekerja diterjang ombak besar. Ya, yang Haneul tahu appanya adalah seorang pelaut. Setelah Appanya tiada, Eomma Haneul menjadi orang tua tunggal membesarkan Haneul sendirian. Membiayai sekolah Haneul hingga sampai perguruan tinggi dan sebagai anak yang berbakti Haneul membantu Eommanya dengan bekerja paruh waktu di sebuah café milik teman kampus. Haneul tidak pernah mengeluh, selalu berusaha ceria dan sering terbuka jika ada masalah.
“Apa yang bisa kubantu, eomma ?”
“Kau segera pergi kepasar dan membeli bahan-bahan ini” Eomma memberikan secarik kertas yang berisi daftar bahan untuk membuat kue untuk dijual.
“Baik, Komandan” Haneul membungkuk hormat dan segera kembali keteras depan untuk mengambil novel dan tehnya.
Tanpa Haneul sadari semenjak dia meninggalkan teras, seekor burung merpati hinggap disamping novel dan menjatuhkan sebuah cincin berhiaskan krystal. Sesampainya Haneul di teras, dia segera mengambil novel dan teh panas miliknya. Terdengar suara bunyi benda jatuh saat Haneul mengambil novelnya.
“Apa ini ?” Haneul mengambil benda kecil bersinar yang menarik perhatian.
“Cincin ??”
“Tapi milik siapa ? Tidak mungkin ada orang yang datang kemari karena pintu pagar masih terkunci. Ah..Sudahlah lebih baik aku simpan saja” Haneul bergumam sendirian.
Kerajaan Titan ~
“Ice emotion” rapal seorang namja tegak dengan pakaian mewah seperti seorang pangeran -Leeteuk-sebuah bongkahan es terbentuk.
“Wah, hyung. Kekuatanmu semakin bertambah hebat. Aku iri padamu” tukas adiknya -Heechul- yang sedari tadi memperhatikan Leeteuk latihan.
“Tunggu sampai kau mendapat pasanganmu, pasti kau akan bertambah kuat” Leeteuk menepuk pelan bahu Heechul
“Kau benar, hyung. Tapi kapan aku mendapat pasanganku ? Pasanganmu seekor kuda laut menguasai daratan dan laut. Jika kalian bersatu kekuatan kalian akan sangat dahsyat. Akh…tidak bisa aku bayangkan” Heechul mengacak-acak rambut.
“Tenanglah, bukankah semua yang diramalkan tidak ada yang mengecewakan”
“Kau benar. Kangin pasangannya elang berbadan kuda dan Yesung pasangannya dewi hujan. Awalnya aku bingung dengan pasangan Yesung seorang dewi hujan, tapi setelah kupikir-pikir petir dan hujan memang berhubungan erat. Lalu seperti apa pasanganku nanti ?”
“Sudahlah. Pasti sesuatu yang luar biasa”
“Heechul hyung, saatnya pemanggilan pasanganmu” teriak seseorang siapa lagi kalau bukan adiknya-Yesung-
“Benarkah hari ini ?”
“Aku baru saja mendengar langsung dari tetua”
Leeteuk dan Heechul segera menghampiri Yesung untuk segera memasuki pelataran Istana. Heechul terlihat gelisah membayangkan seperti apa pasangannya nanti. Pasalnya dari keempat pangeran Kerajaan Titan hanya Heechul yang belum mendapat pasangan untuk duel nanti. Mereka bertiga berjalan beriringan menuju ruang pemanggilan pasangan. Semua tetua Kerajaan Titan juga hadir disana.
“Heechul, kau sudah siap ?” tanya salah satu tetua.
“Tentu aku siap” Heechul membungkuk hormat.
Heechul mulai ritual pemanggilan pasangannya. Mulai dari tubuhnya ditaburi bebagai macam bunga oleh para tetua hingga syarat yang terakhir pembacaan mantra pemanggilan.
“Narsh, Eugle, Youn, Plysn, Hwein, Gold, Jelf, Ilsh. Dengan segala kekuatan aku memanggil pasangan yang telah diramalkan untukku. Dengan semua jenis kekuatan di dunia ini, datanglah padaku saat ini juga”
Setelah membaca mantra, muncullah sebuah gate atau gerbang yang menghubungkan dengan pasangannya. Perlahan Heechul mengulurkan tangannya untuk menyentuh gate itu dan sedetik kemudian gate menghilang, melebur beubah menjadi seekor salamander. Semua orang disana terkejut kecuali Heechul.
“Wah sesuai dugaanku. Seekor salamander. Kau kuberi nama Bada” Heechul segera memeluk pasangannya dan terus bergumam sendirian.
“Ayo kita tinggalkan dia sendirian” ajak Leeteuk pada Yesung.
“Dasar aneh dan tidak berubah” cibir Yesung.
“Ah, hyung aku ingat bukankah kita mendapat undangan dari Kerajan Albian malam nanti” Yesung memulai pembicaraan.
“Kau benar. Hanya untuk ulang tahun dan pembacaan ramalan untuk pangeran muda Kerajaan Albian, kita semua diundang kesana. Huft” Leeteuk mendengus pelan.
~Bumi~
Haneul baru saja kembali dari pasar setelah membeli pesanan eommanya dan tidak terasa hari semakin sore. Ini waktunya Haneul untuk berangkat kerja, dia kembali kekamar untuk membersihkan diri. Setelah selesai Haneul duduk di meja rias, menyisir rambut serta memilih aksesoris untuk dia pakai dan teringat sebuah cincin yang dia temukan tadi pagi. Haneul memakai cincin itu di jari manisnya dan kyrstal pada cincin itu bersinar.
“Apa yang terjadi ? Kenapa cincin ini bersinar terus?” Haneul mencoba melepas cincin itu tapi tidak bisa seperti ada magnet disana.
Haneul menggerak-gerakkan cincinnya ke atas dan ke bawah, seketika cahayanya kadang meredup dan terang. Haneul yang penasaran mencoba mencari tahu maksud dari cahaya cincin ini. Haneul mengarahkan cincin itu menelusuri setiap sudut kamarnya hingga pada sebuah rak buku cahaya kyrstal cincin ini bersinar terang. Haneul mengambil salah satu buku yang terlihat kotor dan usang.
“Punya siapa ini ? Perasaan aku tidak mempunyai buku ini. Apa mungkin milik Yeonnie ?” Haneul membolak-balikkan buku itu. Sampul depan tertulis ‘Void for the Winner’ karena penasaran Haneul membuka penutup buku itu dan KOSONG. ‘Tidak ada tulisan apapun disini, menyebalkan’ batin Haneul. Haneul kembali menutup buku itu namun saat tidak sengaja cincin yang dia pakai mengenai buku tiba-tiba muncul beberapa tulisan yang tidak dimengerti oleh Haneul. Perlahan Haneul membaca tulisan-tulisan itu.
“Naeul, Yeils, Prisk, Wasz, Ebrn, Klyn, Hwac, Fruxc, Siels, Dolzx, Yewav, Dghix. Apa artinya ?” Setelah selesai membaca Haneul menutup buku itu karena merasa tidak bisa dimengerti dan membuang-buang waktunya untuk segera berangkat bekerja.
Namun belum sempat Haneul meletakkan buku itu ke rak, tiba-tiba dinding sebelah rak buku miliknya bersinar indah dan lagi-lagi menarik perhatiannya. Dengan hati-hati Haneul menyentuh dinding itu, saat tangannya masuk sempurna kedalam sana. Haneul merasa ditarik dan kemudian seluruh tubuhnya masuk kedalam dinding. Haneul menghilang…..
To Be Continue ~