"Kalau kau mengerti apa arti kenangan itu dan kau mengerti dan memahami kenangan itu, Bisakah kau jujur dan mengembalikan kenangan itu di masa kini ?" ................
.....................
Beijing, 2011
"kau sedang apa ?."
"Eoh ? Aku ? Sedang memikirkanmu, hehe."
"Stop doing that."
"Why ? Aku kan sudah bilang menyukaimu."
"Aku sudah bilang itu tidak mungkin."
"Tidak ada yang tidak mungkin, ge."
"Hei, look at me."
"Eoh ?."
"Aku akan pergi ke kampung halamanku lagi dan akan jarang kembali ke China, Orangtua ku telah selesai melakukan tugas disini dan aku harus kembali ke tanah kelahiranku."
"Ge..."
"Sorry, dont forget our memories. i promise to back on you again."
"I cant ge, i cant."
"Let me hug you now."
"Don't Go, ge."
"Baby Dont Cry."
"Ge, please."
"Aku pergi."
............................
Laki-laki ini sudah bisa dibawa pulang dan dia memutuskan untuk pergi ke rumah. Sampainya dirumah dia langsung melepas lelah dan sakitnya di tempat tidur yang selalu menjadi favoritnya. Dia menatap kembali wallpaper yang selalu digunakannya dan tidak pernah diganti sampai sekarang. Dia memikirkan lagi tentang seorang yang ada di wallpaper tersebut. Dia kemudian terhanyut dalam perasaan sedihnya sampai dia terlalu sedih dan menangis begitu saja lalu memukul-mukul bantal yang menjadi tumpuannya berkali-kali sampai dia menangis terisak.
............................
Baekhyun POV
Aku memutuskan untuk keluar dari ruang kesehatan. Benar-benar membosankan. Aku duduk didepan dan mulai memikirkan apa yang telah terjadi diantara aku dan Luhan. Aku merasa bersalah tapi disisi lain aku masih kesal dan tidak suka karna sikapnya yang tidak dewasa dan menyetujui perjodohan itu. Aku harus merahasiakan hal ini dari The Boys dan jangan sampai The Wanted tau karna ini akan menjadi hal baik bagi mereka. Aku harus menjauh dari Luhan dan tidak mau melihat wajahnya yang seperti malaikat tapi hatinya bahkan tidak lebih dari manusia bodoh. Aku tidak suka padanya. Jinjja silheeooo !!!!
.........................
Chanyeol POV
Rasanya ingin menemui Baekhyun saat ini. Bagaimana tidak, aku sangat khawatir dengan keadaan nya yang aku tahu pasti tidak baik-baik saja. Niatku terhalang Kai karna aku ingat akan menemaninya pergi ke dealer motor, aku tidak mungkin menolaknya, bagaimanapun juga aku juga sangat menyukainya. Aku menyelesaikan belajar di kelas dan aku bisa melihat bagaimana wajah-wajah The Boys sangat khawatir, aku bisa mendengar percakapan mereka karna tempat dudukku tidak jauh dengan mereka, lagipula dosennya sedang keluar jadi aku bisa mendengar jelas.
"Bagaimana keadaan Baekhyun dan Luhan saat ini ?." Tanya Tao
"Aku dapat kabar kalau Luhan sudah bisa dibawa pulang, kecuali Baekhyun." Kata D.O
"Aish, mereka itu........" Kata Lay sambil menggelengkan kepalanya
"Aku sangat ingin menemui Baekhyun saat ini." Kata Chen dengan wajah khawatirnya. Aku tidak suka mendengarnya, aku mulai merasakan rasa cemburu pada Chen karna aku bisa menduga kalau Chen menyukai Baekhyun tapi Baekhyun tidak tahu hal itu.
"Kajja, setelah kita selesai kelas kita pergi menjenguk Baekhyun." Kata Lay
"Ne, kau benar. Aku juga akan mengantar Baekhyun pulang karna pasti dia masih sakit." Jawab Chen. Lagi-lagi Chen !!! Chen dan Sehun benar-benar membuatku Muak.
.............................
Yura POV
Aku masih duduk tidak tenang di kelas karna memikirkan Baekhyun. Anak-anak dikelas mulai membicarakanku sambil berbisik tentang perjodohan yang dilakukan SM padaku. Aku benar-benar tidak tahan tentang hal itu, aku langsung mengambil tindakan berdiri dan berteriak
"AKU TIDAK BERHUBUNGAN DAN BERJODOH DENGAN LUHAN !!!. DENGAR ITU ! JANGAN LAGI KALIAN MEMBICARAKAN HAL ITU DIDEPANKU !!! ATAU KALIAN AKAN MATI DITANGANKU SATU PERSATU !!!!!!!!!!!!!!!."
Aku memasang wajah marahku pada mereka dan itu benar-benar membuatku puas karna setelah aku berbicara seperti itu, mereka langsung menunduk dan menjawab iya serta tidak akan mengulangi nya lagi. Aku kembali fokus pada ipad ku dan melihat berita utama. dan kau tahu......?
BERITA TENTANG PERJODOHANKU DENGAN LUHAN ITU MASIH SAJA TERPAMPANG DENGAN JELAS DI HEADER NEWS ITU !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! NETIZEN MENYEBALKAN !!!!
Aku membanting ipadku dan pergi meninggalkan kelas lalu meminta bodyguard ku untuk mengantarku pulang ke dorm. Aku benar-benar tidak suka menjadi artis !, rasanya ingin pergi saja yang jauh dan aku terbebas dengan kondisiku saat ini lalu aku hidup bahagia dengan Baekhyun. Ah... aku jadi ingat Baekhyun, aku belum sempat menemuinya lagi pasca bertengkar dengan Luhan tadi. Aku memutuskan pergi lagi ke ruang kesehatan dan....
Aku menemuinya tengah duduk dan... melihatku.
...........................
Baekhyun POV
Wanita itu.....
Wanita yang menjadi kekasihku...
Wanita itu juga yang menimbulkan rasa benciku muncul..
Wanita yang pandai membuatku lemah dan remuk begitu saja...
Wanita yang membuatku begitu menggilainya sampai aku lupa diri kalau aku sekarang hanya rakyat biasa sedangkan dia adalah seorang artis papan atas yang begitu banyak orang menggilainya.
Aku duduk dan terus menatap wajahnya.. sosoknya semakin dekat dan sekarang telah berdiri didepanku dengan wajah sedihnya. Cih.. kenapa begitu pandai sekali dia membuatku lemah dan tak berdaya. Dia memelukku erat dan menangis. Aku bisa merasakan detak jantung nya yang begitu berirama cepat didadaku. Aku benar-benar tidak tega melihatnya seperti ini tapi aku mengurungkan niatku untuk membalas pelukannya.
"Mianhae, Byun-ah... Aku memang wanita bodoh yang tidak pantas untuk jadi milikmu.. aku tahu kau mungkin sekarang menganggapku seperti sampah yang tidak berguna dan ingin dibuang. Aku mengerti perasaanmu. Aku akan berusaha lebih giat lagi untuk melawan SM dan mengagalkan perjodohan ini.. aku minta maaf telah membuatmu seperti ini, aku akan pergi kalau itu yang kau inginkan, aku tahu kau butuh waktu yang cukup untuk berbicara padaku. Nae ganda."
Yura melepaskan pelukan dan melangkah pergi. Sakit. itu yang kurasakan. Aku menarik tangannya dan langsung memeluk Yura erat. Aku mengelus rambutnya lembut dan memeluk pinggangnya erat. Aku terlalu bodoh untuk melepaskannya padahal nyatanya aku tidak bisa berpisah dengan Yura.
"Kajima..."
"Byun-ah.."
"Miahae, Jeongmal mianhae.." Yura membalas pelukanku.. kami begitu erat saat ini seakan tidak mau melepaskan moment ini.
"Saranghae, Byun."
"Nado, Jinjja neomu saranghae.."
"Aku takut kau marah padaku dan meninggalkanku."
"Aku memang marah padamu tapi hatiku tidak bisa meninggalkanmu, kau terlalu indah untukku, bahkan untukku kau cahaya yang selalu menerangi kehidupanku. gomawo."
"Byun-ah.." Yura melepaskan pelukannya dan memegang tanganku.
"Jangan bertengkar lagi, aku mau kau berbaikan dengan Luhan, aku tidak mau kalian putus persahabatan karna aku, arra ?."
"Akan kupikirkan."
"Aku harus pergi sekarang, lagipula kau harus istirahat, jaga kesehatanmu, Byun-ah. Aku akan menelponmu nanti." Aku tersenyum dan mengangguk. Yura mengeluarkan senyuman mautnya lalu mencium pipiku lalu pergi. Aku tersenyum malu sambil memegang pipiku. Aku memutuskan untuk tidur karna aku kembali merasakan pusing di kepala dan rasa nyeri di perut.
..................
Laki-laki itu tengah berdiri didepan kamar mandi dan bercermin begitu lama didepannya. Banyak pikiran yang ada diotaknya saat ini. Dia tidak tahu harus berbuat darimana dan untuk siapa. Baginya, saat ini dirinya adalah seonggok kucing yang tidak tahu arah kemana dia harus memihak. Dia mempunyai sisi dan kepribadian yang terkadang berubah-ubah. Dan saat ini yang meracuni dirinya adalah.... sisi malaikat.
.....................
Baekhyun POV
"Baekhyun !!!!!!!." Baru saja aku mau masuk kamar, sekelompok orang datang menghampiriku dan aku tahu jelas kalau itu adalah The Boys. Aku tersenyum dan berdiri menunggu mereka menghampiriku.
"Hei.." Aku menyapa mereka.
"Ya !! Kau ini masih baru masuk kampus kenapa sudah menjadi brandal." Keluh Tao.
"Aku kan sudah bilang kalau sedang bercanda." Jawabku sambil tersenyum. berbohong demi kebaikan itu baik. pikirku.
"Gwencanha ?." Tanya Chen.
"Ne, im fine, chen-ah." Kataku sambil merangkul Chen dengan begitu erat. Dia adalah orang yang paling perhatian sekaligus yang paling dekat denganku. Chen tersenyum dengan senyuman khas nya itu yang kalau dibilang Tao "Bukan senyuman biasa" dan setelah itu biasanya kami tertawa.
"Baekhyun, kau mau aku buatkan makanan apa ?." Tanya D.O
"Hmmm... tteokpokki ?."
"Aish.. kau masih sakit mana bisa makan yang pedas-pedas."
"Ya ! Kau sendiri yang menawariku, aku ingin itu, cepat masakkan untukku."
"Aku akan membuatkannya dengan Lay."
"Aku tidak bisa memasak."
"Aiguu, anak ini lebih baik kau yang memasak dengan D.O daripada Tao yang menemani." Ledek Chen
"MWOYAA !!!." Rengek Tao dan langsung bertindak aneh. Aku tertawa melihat kelakuan mereka.Tao benar-benar mudah sekali diledek oleh member.
Sayangnya tidak ada Luhan.. Aku tahu pasti Lay selalu bergantung pada Luhan. Aku juga bisa merasakan perasaan sedih ketika melihat Lay bersedih dengan keadaan Luhan. Aku menepuk pundak Lay dan tersenyum. Dia membalasnya. Aku mulai merasa kalau ini semua salahku karna egoisku yang tinggi. Aku harus berbicara pada Luhan. harus !.
.................
Chanyeol POV
Aku sedang berada dijalan dengan Kai. Kau tahu, Kai kali ini yang menyetir mobilku. Aku tersenyum ketika melihat hal itu. Kai begitu manly, aku suka itu. Aku terus mencuri pandang ke Kai.
"Waeyo ?." Tanya Kai yang langsung tiba-tiba mendekatkan wajahnya padaku.
"Eoh ? Ani.."
"Kau terus melihatku daritadi, aku tahu aku tampan, tidak usah berlebihan seperti itu." Kata Kai sambil smirk. Cih. masih saja, aku tersenyum
"Kau memang tampan Kai, aku sangat suka padamu." Senyuman Kai langsung terhenti setelah mendengar perkataanku. Aku menutup mulutku tanda aku begitu tidak hati-hati. Paboya.
"Kau tidak bisa menyukaiku."
"Waeyo ?"
"Hmm... karna kau jelek, kau tidak bisa bersamaku." Ledek Kai. Aku memukul Kai keras.
"YA !!!."
"AISSHH APPO !!."
"KAU MEMBUATKU KESAL !!."
"AISSHHH."
"YA KIM JONGIN !!." Aku terus memukul lengan Kai dan membuat jalan mobil tidak benar. Kai terus tertawa tapi kesal juga karna melihatku terus cemberut dan memukulinya.
"Chanyeol-ah"
"Eoh ?."
"Kau benar-benar menyukaiku ?." Aku sangat terkejut mendengar hal ini. sangat.
"Geuroomm.. lalu kalau aku tidak menyukaimu mana mungkin aku begitu ingin kau perhatikan seperti ini."
Kai tersenyum. Senyuman yang begitu membuatku penasaran.
"Waeyo ?."
"Aku sudah menyukai orang lain... mianhae."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..............................
Siapa yang tidak tahu Han River ? Sungai yang begitu terkenal di Korea sangat membuat para wisatawan asing ataupun warga Korea ingin sekali pergi kesini dan bermain. Seorang laki-laki dengan postur tinggi semampai, mengenakan jaket kulit yang diselipi bulu-bulu hangat disekeliling leher nya dan berpakaian casual serta mengenakan kacamata hitamnya tengah berdiri menghadap sungai Han River dengan pandangan yang tidak bisa ditebak. Dari wajahnya, dia terlihat begitu sedih, tapi juga terlihat seperti orang licik. Begitu datar namun tajam. Sesekali laki-laki itu melirik jam tangan putih nya dengan tatapan bosan. Dia memutuskan untuk pergi namun terhenti saat seseorang tengah berlari kearahnya. Laki-laki itu tersenyum sinis dan kemudian bergaya cool lagi. Sseorang yang berlari itu begitu terengah-engah. Sangat lelah. Dia sesekali memegang dadanya untuk mengatur nafas. Setelah beberapa saat setelah menenangkan nafasnya, dia berdiri tegak dan menatap laki-laki itu. Bertemulah mata mereka untuk pertama kalinya. Sangat dramatis.
"Annyeong."
"Waeyo ?."
"Mwo ? Bukankah aku yang harus berkata seperti itu ?."
"Jeongmal ?."
"Whats happen ?."
"Aniya.. gogjonghaaa.. nae gwencanha."
"You dont know if it too dangerous for your self ?."
"Why ?. Im not yours again, right ?."
Laki-laki itu mendengus kesal. Dia menarik seseorang yang ada dihadapannya dan membawanya ke mobil. Didalam mobil itu, untuk pertama kalinya........
"Bogoshipo."
PLAK !
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sebuah tamparan tepat menjurus ke pipi kiri laki-laki itu. Dia begitu lemah. dia menunduk dan memegang tangan seseorang itu dengan erat namun dilepaskannya begitu saja.
"How dare you !."
"Mian aku mengakuinya."
"Cih.. ni micheoso eoh ?."
"Ani... aku berbicara jujur."
"But im not like you."
"Bulshit. Kau mengatakan hal itu karna kau tidak mau mengakuinya bukan ? Jujurlah, aku akan senang kalau juga merindukanku."
"Stop ! Aku tidak mau melihatku lagi. Mengingat mu saja sudah membuatku sangat tersiksa. Gaa !."
"Aku berubah. Percaya padaku."
"Berubah ? ini yang kau sebut dengan perubahan ? Oh... i see, kau berubah menjadi semakin jahat."
"Kau pun berubah."
"AKU BERUBAH KARNA MU, YOU KNOW THAT ????? DONT RIGHT ?!!."
Laki-laki itu spontan memeluk erat seseorang yang ada didepannya saat ini. dia memukul lengan laki-laki itu berkali-kali dengan kencang namun tidak digubris. Kini hanya suara nafas mereka yang beradu kencang dan suara tangis yang sedikit keluar dari seseorang itu. Cukup lama bagi mereka untuk berdiam diri dalam pelukan yang hangat itu. Cukup lama pula bagi mereka untuk terhanyut dalam perasaan masing-masing dan mengingat sisa-sisa memori yang masih teringat didalam pikiran mereka masing-masing dimana dulu saat mereka masih bersama.
.............
"YAA !! COME HERE, MY LITTLE BOY."
"GEGE !!!!!!!!!!."
"Aih... kau begitu rindu padaku sampai memelukku erat seperti ini ?."
"Hmm.. sangat. hehe."
"Hmm... Aku juga merindukanmu."
"Jangan dilepas ge, okay ?."
"Yes."
...................
Yura POV
"MWOYA ???!!!."
Aku berdiri dan membanting secangkir teh hangat yang sedang aku minum di ruang manager. Aku menatap manager dengan wajah kaget sekaligus kesal.
"Mworago, ahjumma ?."
"Orang tua mu akan kesini besok."
"Ahjumma... aku kan sudah bilang untuk menghubungi mereka agar mereka tidak terlalu mengkhawatirkanku."
"Mereka datang kesini bukan untuk itu, Yura."
"Geu... daeum eneunyo ?."
"Kau akan tahu besok, siapkan dirimu esok hari dan temani aku untuk menjemput mereka di bandara."
"Ahjumma.... bagaimana mereka tahu hubunganku dengan Baekhyun ?."
"Akan aku usahakan untuk menutupinya."
"Geundae ahjumma, kau tahu kan sifat eomma dan appa bagaimana, mereka akan mencari tahu apapun itu caranya dan aku sangat khawatir dengan Baekhyun nanti."
"Yura, calm please. Aku juga sedang memikirkan hal itu."
"Ahjumma, jebaall.. aku tidak mau Baekhyun terluka lagi."
"Arraseo, Yura. lebih baik kau latihan dengan yang lain. mereka sudah menunggumu."
"Ahjumma..." Aku merengek layaknya anak kecil.
"Gogjonghaaa Yura-ah, i know what i must to do, ppali."
"Geurae.. nae ganda."
"Eoh." Aku berjalan ke ruang practice dengan sejuta perasaan yang masih tidak karuan mengingat besok adalah hari dimana orangtua ku datang dari Amerika dan itu akan menjadi hal yang lebih buruk lagi. AISH... MICHEOSO !!!.
.........................
Laki-laki itu melepas pelukan yang memakan waktu cukup lama itu. Dia menatap seseorang yang berada didepannya. Menatap dengan dalam dan mencurahkan segala perasaannya saat ini ke dalam tatapan mata. Menyeimbangkan denyut jantung nya yang saat ini begitu cepat sampai akhirnya laki-laki itu tersadar bahwa keadaan ini akan mengundangnya menjadi bad guy lagi. Dia membetulkan posisi duduknya dan berusaha untuk biasa.
"Why ? Kau sadar ? Kau tahu kalau ini aku ?."
"Mian, aku begitu terbawa perasaan."
"Kau sukses membuatku menangis dan menangis lagi."
"Mian."
"Only it ? You can say sorry for many time now, eoh ? Did you relize that you too bad."
"Fine, i know that i have been made mistakes, but please... gimme one chance now."
"No. will not to you."
"Little boy, please accept me."
"Stop call me like that, i really hate it, i will go now. thanks."
"Ya !!! listen to me!!."
Seseorang itu keluar dari mobil dan berjalan cepat, namun tangannya ditarik oleh laki-laki itu.
"Kajima."
"I must go. i dont wanna see you again."
"I miss you bad, please." Laki-laki itu memeluk lagi dengan erat namun langsung dilepaskan begitu saja oleh seseorang itu.
"Kalau kau mengerti apa arti kenangan itu dan kau mengerti dan memahami kenangan itu, Bisakah kau jujur dan mengembalikan kenangan itu di masa kini ?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Seseorang itu pergi meninggalkan laki-laki yang kini tengah berdiri kaku didepan mobilnya. Meninggalkan semua bekas luka yang pernah diderita nya dan dilemparkan kepada laki-laki itu. Pergi dengan sejuta perasaan yang tidak tahu arah. Pergi dengan tangisan yang mengisyaratkan bahwa dia sangat sakit. Pergi dengan niat untuk meninggalkan semua memori yang pernah disimpannya bertahun-tahun dan sekarang...
.
.
.
.
.
.
Dia melupakan dan menghapus memori itu.
.
.
.
Jauh-jauh.
.
.
.
-TBC-