Soekarno Hatta Airport,
Seorang gadis dengan rambut dicepol ke atas berjalan menaiki pesawat tujuan Incheon International Airport dan mencari tempat duduknya yang berada di kelas executive. Setelah menemukan, ia duduk di kursi pesawat. Di sebelahnya masih kosong, mungkin penumpangnya belum datang.
Gadis itu membuka paspor yang masih ada ditangannya, dan tertulis nama Reina Lee disana.
“Seharusnya aku tidak menggunakan paspor. Aku sudah lama tinggal di Jakarta dan seharusnya memiliki KTP”Gumam Reina dalam Bahasa Indonesia.
Lalu ia memasukkan paspor itu ke dalam tasnya. Tak lama, ada 6 orang pria, yang satu terlihat tua lewat di sampingnya. Ternyata salah seorang dari mereka yang berkulit putih dan tinggi duduk di sebelah Reina.
“Excuse me”Katanya.
Reina memiringkan kakinya untuk memberi lelaki itu jalan. Setelah laki-laki itu duduk, Reina melihatnya.
Sepertinya orang Korea, kalau dilihat dari wajahnya. Gumam Reina dalam hati.
Lelaki itu juga melihat Reina dengan dingin, Reina yang menyadari membuang muka dengan cuek.
Sombong sekali dia. Gumam lelaki itu di dalam hati.
Setelah pesawat take off, Reina pergi ke toilet karena sedari tadi ia menahan buang air kecil. Saat kembali, dua lelaki yang duduk di depanya sedang berfoto bersama lelaki yang duduk disampingnya. Reina mengangkat sebelah alisnya kemudian duduk dan memasangkan earphone ke telinganya. Lalu ia membuka akun twitternya melalui Ipadnya.
Disana terdapat sebuah direct message dari Ibunya yang juga mempunyai akun Twitter.
Sayang, setibanya kau disini ingat memakai Bahasa Korea, jangan Bahasa Indonesia. Take care hunny, nanti ada supir yang menjemputmu dibandara. Begitulah isi pesannya.
Itulah cara Ibunya bisa selalu terhubung dengan Reina. Karena tinggal berjauhan, akan lebih mudah berkomunikasi via media social. Dengan begitu Ibunya bisa selalu menanyakan kabarnya dan berkomunikasi dengan teman-temannya juga.
Tiba-tiba Blitz dari kamera Handphone menganggu Reina.
“Mianhae, Joengmal Mianhae”Kata seorang lelaki berwajah cute yang duduk di depannya.
Reina mengerutkan keningnya.
“Ya! Dia tidak mengerti Bahasa Korea mungkin. I’m sorry about him”Kata lelaki yang memakai tindikan di telinganya dan duduk di samping lelaki itu.
“Ne, arasseo”Jawab Reina yang membuat ketiga lelaki itu terkejut.
“Kau bisa Bahasa Korea?”Tanya lelaki yang berwajah cute itu.
Reina mengangguk dingin.
“Aisshh.. sombong sekali”Gumam lelaki yang duduk di samping Reina.
“Apa maksudmu?”Tanya Reina.
“Ani”Jawabnya acuh.
“Apa kau juga orang Korea?”Tanya lelaki yang punya tindikan di telinganya.
“Sepertinya bukan”Jawab lelaki disamping Reina.
“Ne, aku kebangsaan Korea Selatan”Jawab Reina.
“Mwo? Bagaimana bisa?”Tanya lelaki disamping Reina dengan memandanginya.
“Wae? Memangnya kenapa? Apa karena kulitku yang berwarna kuning langsat dan terlihat seperti bukan orang Korea?”Tanya Reina kesal.
“Mianhae, temanku ini memang sedikit jujur orangnya”Kata lelaki yang telinganya di tindik.
“Menyebalkan sekali orang ini”Gerutu Reina dengan Bahasa Indonesia.
Ketiga lelaki itu berpandangan tak mengerti.
Memang, mungkin karena sudah empat belas tahun Reina tinggal di Jakarta, membuat penampilanya mirip orang Indonesia. Ditambah matanya yang tidak sipit dan tidak bulat. Jadi, tidak akan yang menyangka kalau dia memang asli keturunan Korea.
Lalu Reina mengambil Laptopnya untuk melanjutkan Novel yang sedang ia ketik. Ya, dia adalah seorang Novelis. Cita-citanya menjadi Sutradara dengan ide cerita yang ia buat.
“Jonghyun, aku pinjam earphonemu”Kata lelaki yang telinganya di tindik.
“Ne Hyung”Jawab lelaki di sebelah Reina sambil memberikan earphonenya.
Oh, namanya Jonghyun. Gumam Reina dalam hati.
Reina terus mengetik kalimat demi kalimat untuk Novel ketiganya yang belum selesai itu. Jonghyun melirik Reina yang sedang asik mengetik itu. Penasaran dengan apa yang diketik Reina, Jonghyun mengubah posisi duduknya agar bisa melihat layar Laptop. Namun, ia mengurungkan niatnya karena nanti Reina akan marah. Jadi ia memilih tidur.
3 jam kemudian, Jonghyun terbangun. Ia menggeliat dan meluruskan kedua tangannya. Lalu ia melirik Reina yang masih mengetik tanpa bosan. Tempat pensil Reina jatuh ke samping berantakan, dan ia mengambilnya. Jonghyun mengambil kesempatan untuk melihat apa yang sedari tadi diketik Reina. Namun hanya terlihat Microsoft Word dengan tulisan yang ia tak mengerti. Jonghyun kembali ke posisi duduknya semula ketika Reina sudah selesai membereskan isi tempat pensilnya yang berantakan.
Apa yang ia ketik? Gumam Jonghyun dalam hati.
30 menit sebelum Landing, barulah Reina selesai dengan Laptopnya. Lalu ia memegang dan memandangi gelang yang ada di tangan kirinya. Gelang yang silver dengan ukiran “First Love” di sisi luar, dan “Saranghae” di sisi dalamnya.
Pramugari memberi tahu penumpang untuk memakai safetybelt karena pesawat akan segera Landing. Setelah Landing Reina bersiap memakai topinya dan merapikan bajunya. Namun, gelangnya tersangkut di bajunya. Reina berusaha memaksa melepaskannya, tapi nihil. Jonghyun yang menyadari, mencoba membantunya.
“Tidak perlu”Kata Reina menangkis tangan Jonghyun.
Tapi Jonghyun tak perduli dan menarik tangan Reina agar dia bisa membantunya melepaskan benang yang tersangkut.
First Love? Gumam Jonghyun dalam hati yang melihat ukiran gelang Reina.
Setelah lepas, Reina berdiri mengambil tasnya dan pergi begitu saja.
“Gadis itu benar-benar”Gerutu Jonghyun.
“Waeyo?”Tanya lelaki dengan teling ditindik.
“Kau kenal gadis itu Hyung? Sepertinya kau sudah akrab dengannya”Goda lelaki yang berwajah cute.
“Ya Minhyuk! Kenal pun aku tak mau. Sudah ku tolong, bukannya berterima kasih malah pergi begitu saja”Jawab Jonghyun.
“Yonghwa Hyung, mana earphoneku?”Lanjutnya.
“ Hyung ayo cepat kita turun. Manager sudah keluar lebih dulu”Kata seorang lelaki berambut seleher.
Reina turun dari pesawat dengan kesal.
Apa-apaan lelaki itu. Aku tidak menyuruhnya untuk membantuku. Gerutu Reina dalam hati.
Lalu Reina mencari seseorang yang menjemputnya. Kemudian ia menemukan Ahjussi yang membawa kertas bertuliskan namanya.
“Ahjussi aku Reina”Sapanya.
“Baik Nona”Katanya.
Lalu mereka menuju mobil. Namun terdengar teriakan-teriakan…
“CNBlue….”
“Yonghwaaaa”
“Apa itu? Berisik sekali”Gumam Reina.
“Mungkin ada idola KPOP di sini”Jawab Ahjussi itu.
Lalu Ahjussi itu membukakan pintu untuk Reina. Setelah masuk, Ahjussi pun melajukan mobilnya.
“Kita langsung ke rumah?”Tanya Reina.
“Nde, Nona. Tuan Lee dan Nyonya sudah menunggu di rumah”Jawab Ahjussi.
Reina mendekat ke jendela, untuk memandangi suasana Korea yang sudah 14 tahun tak dilihatnya. Sudah sungguh berbeda, lebih ramai dan indah. Bunga-bunga juga tampak bermekaran, karena sedang musim semi. Entah Reina sedang bahagia atau malah bersedih memandangi semuanya itu. Ia senang bisa kembali, tapi ia sedih karena semua teman-temannya ada di Jakarta dan sudah sangat nyaman disana. Langit sore menjadi sendu seperti wajahnya yang terlihat tak bersemangat itu.