Pagi ini Kris terbangun karna angin musim dingin yang terasa sangat menusuk tulang. Dia hanya berdiam diri di atas kasur, tidak melakukan apapun. Dia merapatkan selimutnya dan berusaha untuk tidur kembali karena ini masih sangat pagi. Hanya selang beberapa menit dia kembali terbangun karena teringat sesuatu. Sesuatu yang hampir Kris lupakan.
“Omo, aku hampir melupakan sesuatu.” Pekik kris kaget. Secepat kilat dia berlari menuju kamar mandi. Dia berhenti dan berbalik ke arah gantungan handuk lalu menyambarnya dan kembali berlari ke kamar mandi.
Byur.. byurr... Suara guyuran air dari dalam kamar mandi terdengar jelas dari luar kamar. Tak lama Kris keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai boxer dan telanjang dada. Dia terlihat sangat gagah dan tampan dengan rambutnya yang berantakan. (aku yakin semua yeoja pasti melting jika melihat ini secara live).
~~~~~
Flashback On
Salju pertama belum turun. Tapi udara sudah sangat dingin. Jika Kris tidak memakai mantel malam itu dia pasti menggigil dan hampir membeku di taman ini. Dia berjalan ke kedai kopi dekat taman untuk menghangatkan badannya. Dia duduk di kursi kedai sambil mendengarkan musik lewat earphonenya sembari menunggu pesanannya datang. Pandangannya menerawang ke luar jendela. Terpaku pada seorang yeoja yang duduk di kursi trotoar. Yeoja berambut hitam panjang yang indah, memakai mantel bulu coklat yang serasi dengan warna kulitnya. Dia sangat cantik. Batin Kris dengan senyum coolnya.
“Maaf tuan pesanan anda sudah siap.” Suara pelayan menghancurkan lamunan Kris.
“Oh, ne.. Kamsa hamnida.” Ucap Kris sambil memamerkan senyum sekilas.
Saat Kris mengalihkan pandangannya kembali ke yeoja tadi dia tak melihat siapapun dana hanya ada orang-orang yang berlalu-lalang disekitar.
“Huh” Kris hanya bisa mendengus kesal. Dia berjalan keluar dengan lunglai. Dan—Brukk... ceess “Aww... sss panas” rintih seorang yeoja yang tak sengaja ditabrak Kris. Mereka sama-sama tidak melihat jalan. Kris sedang sibuk dengan pikirannya melayang-layang memikirkan yeoja cantik tadi.
“Mianhe.. aku tak sengaja. Apa kau baik-baik saja?” tanya Kris kawatir dengan yeoja didepannya itu. Dia memeriksa tubuh yeoja tadi kalau-kalau ada yang terluka. “Aku tidak apa-apa. Hanya sedikit luka bakar.” Ucap yeoja tadi sambil tersenyum. “Tu..tunggu dulu sepertinya aku pernah melihatmu. Tapi dimana yaa?” tanya Kris pada dirinya sendiri sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “Mmm.. tapi aku belum pernah melihatmu.” Jawab yeoja itu sambil memandang heran namja didepannya. “Oh, kalau begitu, kita berkenalan. Mm.. Kris imnida,” “siapa namamu?” sambung Kris setelah memberi salam perkenalan. “Heerin imnida. Senang bertemu denganmu.” Jawabnya lembut. Dia cantik dan.. hey bukannya gadis ini yang tadi Kris liat di trotoar?
“Hey..” Heerin memanggil Kris, tapi tak digubris. Sepertinya Kris sedang melamun. “Hey.. kau tak apa?” tanya Heerin sekali lagi sambil mengguncangkan tubuh Kris pelan. “Eoh.. mm aku tak apa. memang knp?” tanya Kris kebingungan, dia mengacak-acak rambutnya sendiri karena bingung. “Memangnya tadi aku kenapa?” tanya Kris sekali lagi.
“Hahaaa.. kenapa wajahmu berubah seperti itu?” tawa Heerin meledak karena perubahan wajah Kris yang awalnya cool menjadi polos seperti sekarang. “A.. ada apa? ada yang salah?” wajahnya masih seperti tadi bahkan sekarang lebih MENGGELIKAN. “Ani.. hanya saja wajahmu lucu.” Heerin berusaha meredam tertawanya.
Sekarang mereka berdua duduk di kursi taman. Suasana hening, tak ada yang memulai pembicaraan, dingin malam ini benar-benar lengkap. Butiran putih mulai turun dari langit. Sangat indah. Salju pertama tahun ini sudah turun. Malam ini benar-benar indah. Kris dan Heerin menengadahkan kepalanya merasakan satu-persatu butiran putih menyentuh wajah mereka dengan lembut.
“Apa kau tau jika kita bersama seseorang saat salju pertama turun, akan bersama selamanya?” tanya Kris memecah keheningan. “Geuraeyo? Tau darimana kau?” tanya Heerin yang masih memejamkan mata merasakan sejuknya udara sekitar yang dingin. “Dari eomma ku, apa kau percaya itu Heerin-ah?” “Aku tak terlalu percaya pada tahayul, aku baru percaya jika itu bena-benar terjadi padaku.” Jawab Heerin. Sekarang dia mengalihakan pandangannya pada Kris dan menatapnya lekat-lekat. Kris yang merasa di perhatikan menengok ke arah Heerin.
“Kau—“ ucapan Kris terhenti.
Biip biip biip.. Ponsel Heerin berdering. Heerin memberi isyarat kepada Kris untuk menunggu sebentar. Kris hanya mengangguk. Sementara Heerin menerima telfon, Kris memandang Heerin lekat-lekat. Dia terpesona dengan gadis yang baru ia kenal. Matanya indah, rambutnya panjang, kulitnya seperti susu, walau hidungnya sedikit pesek. Dia adalah gadis pertama yang membuat Kris nyaman walau dengan kurun waktu yang tak lama mengenal. Bahkan tak ada hitungan hari. Kris sedang jatuh cinta!
“Kris-ya aku pergi dulu. Mian besok aku akan pergi ke Indonesia untuk melanjutkan sekolahku.” Kris hanya diam, dia tak tau harus menjawab apa. kenapa pertemuan mereka begitu singkat. Heerin kembali duduk di sebelah Kris dan menepuk pundak Kris dengan lembut. “Kita akan bertemu lagi jika tuhan mengijinkan. Jangan khawatir. Tahun depan aku kembali.” “Baiklah. Jaga dirimu.” Jawab Kris dingin. Heerin pergi meninggalkan Kris di taman.
Heerin POV
Kenapa aku sedih seperti ini? Ada apa ini? Apa ini cinta? Tidak, jangan pernah. Dia orang baru di kehidupanku. Jangan mencintainya begitu cepat Heerin-ah.. kau belum tau apa dia benar-benar orang baik atau tidak. Hmm.. aku ingin bertemu dengannya tahun depan sekaligus membuktikan apa benar yang dia katakan tadi.
“Aku akan merindukanmu Kris.” Gumam Heerin sambil tersenyum tulus.
Heerin POV end
“Aku akan merindukanmu Heerin. Kau gadis tercantik yang pernah aku temui.” Gumam Kris. Tangannya dilipat dibelakang kepala lalu memejamkan matanya sejenak.
Flashback Off
“Apa dia masih mengingatku?” tanya Kris pada dirinya sendiri. Sekarang dia ada di taman belakang rumahnya. Dihapannya ada kanvas yang sudah tak putih lagi. Sudah ada yang mengisi disana. Lukisan seorang namja cantik yang di temui Kris malam salju tahun kemarin. Walau pertemuan yang sangat singkat, tapi Kris masih mengingat wajahnya dengan jelas. Wajah cantik yang selalu ada di dalam hati dan pikiran Kris.
Ditempat lain seorang yeoja sedang sibuk dengan benang warna-warni dan sebuah jarum rajut. Dia sibuk merajut sweater untuk seseorang yang spesial. Sesorang yang tak pernah bisa ia lupakan. Seseorang itu adalah Kris. Seorang namja yang baru ia temui tahun lalu dalam sebuah pertemuan yang singkat.
“Apa aku akan menemukannya lagi?” “Aku ingin keajaiban, aku sudah lelah menahan semua ini.” Heerin bergumam sambil memeluk sweater yang akan diberikan kepada Kris.
~~~
Malam ini benar-benar dingin. Kris memakain mantel tebal untuk menghangatkan badan. Dia berjalan ke taman dengan membawa kanvas berhias pita biru dengan gantungan snowflake putih transparan.
Duduk termenung di bangku taman dengan sebuah kotak sederhana. Heerin melihat sekeliling dengan gusar. Dia berharapp seseorang datang menghampirinya dengan senyum kerinduan. Seorang namja yang selama ini dia rindukan.
Heerin melihat sosok jangkung yang tak jauh dari tempat duduknya berjalan mendekat. Dengan membawa sesuatu yang lumayan besar. Dia mendekat. Heerin menunduk takut sesuatu akan terjadi.
Tap tap tap
Suara langkah kaki semakin mendekati Heerin. Dan.. Tep.. sebuah tangan kekar menepuk pundak Heerin. “Omo!” Heerin mendongak. Dia mendapati seorang namja yang tersenyum kearahnya. Namja itu langsung memeluk Heerin. Heerin yang masih kaget diam saja tak begerak.
“Ku kira kau tak akan pernah kembali.” Hanya itu yang keluar dari mulut Heerin. “Aku kembali untukmu. Dan membuktikan bahwa semua itu benar.” Jawab Kris sambil tersenyum. Mereka berdua tetap berpelukan sampai salju pertama tahun ini turun. Moment yang palingg indah tak akan pernah mereka lupakan dan semua orang yang ada di taman itu melihat adegan manis yang tersaji dihadapan mereka.
END