Berharap kau akan bahagia dimanapun itu, berharap kau akan tersenyum dimanapun itu
Berharap kau tidak akan seperti hujan, dan tidak mengalami cinta yang menyedihkan
Butiran air jatuh dari matanya membasahi halaman dimana tertulis permohonan Jonghyun saat bintang jatuh. Juni ingat jelas Jonghyun pernah bertanya, hal apa yang kau sukai tapi sekaligus juga kau benci? Saat itu Juni menjawab tanpa ragu ‘hujan’
“Karena hujan selalu datang disaat-saat yang seharusnya menyenangkan tapi semua orang malah menjadi murung. Karena setiap aku datang selalu turun hujan, bahkan ada yang menjulukiku gadis hujan.” Jelas Juni. Saat itu Jonghyun bercanda akan jadi payung untuknya.
Juni ingat saat Jonghyun menyanyikan sebuah lagu tentang hujan, dan lagu itu kini berputar-putar dalam kepalanya. Juni menelungkup pada piano mencoba tertidur, berharap ketika ia bangun, ia bisa melihat wajah yang sangat ia rindukan.
Love falls down with the rain, memories flow with the rain
I think of you again with the sound of rain
Tear falls down with the rain, memories flow with the rain
( Love In the Rain, by Lee Jong Hyun)
Saat itu aku benar-benar bisa melihat mu iya kan? Bahkan menggenggam tangan mu, mendengar suara mu... Bisakah kau muncul sekali lagi saja agar aku tahu ini mimpi atau bukan, aku sudah terbangun apa belum? Bogosihpeo...
Juni terbangun tapi ia tak bisa menemukan Jonghyun dimanapun bahkan notes merah itu pun menghilang, semua kenangan bersamanya menghilang tanpa jejak. Juni menyadari bahwa semuanya hanyalah mimpi, setiap ia datang kesini dan tertidur, dan saat terbangun itulah saat mimpi dimulai. Juni terbangun untuk memulai mimpinya bersama Jonghyun.
Jadi cerita Myung So benar, bahwa lelaki bernama Lee Jong Hyun itu memang sudah tak ada di sekolah ini sejak mengalami kecelakaan 2 tahun lalu, saat itu Juni belum pindah ke sekolah ini. Dan beritanya tidak pernah jelas apakah Jonghyun masih hidup atau tidak, karena gosip tentang denting piano di ruang musik itulah mereka menyimpulkan bahwa ia sudah tak ada dan menggentayangi ruang musik, tempat favoritnya.
You were with me. I can’t believe the memory.
We loved those feeble days.
We promised those beautiful dreams.
They already disappeared and I was left alone.
Nothing can I do. I miss your chest very much.
(Nostalgia, by Juniel)
Tanggal 25 berlangsung sangat cepat, tak terasa bagi Juni yang mengurung diri seharian di ruang musik. Berharap untuk memulai kembali mimpinya bersama Jonghyun. Juni terduduk di lantai dan menangis, mimpi itu terasa begitu nyata bahkan perasaanya. Dan itu benar-benar membuatnya gila, rasanya akan lebih baik hidup dalam mimpi dan tak usah bangun lagi.
Juni menemukan notes merah itu di kolong piano, membukanya dengan hati berdebar. Setelah itu kenanganya bersama Jonghyun kembali menguar, semua benar-benar nyata tertulis dalam lembaran kertas di buku itu. Juni berhenti pada halaman berisi lirik lagu yang ia berikan pada Jonghyun, disana ia menggambar carrosel- tempat yang ingin ia datangi bersama Jonghyun saat natal tiba. Sebuah permintaan kecil yang tak berbalas.
Butiran salju turun diluar jedela, salju pertama. Juni tahu ia harus kesana dan seiring ia berlari, kejadian itu terus berputar...
“Saat salju pertama turun, apa yang mau kau lakukan?”
“Kau mau bertemu denganku?”
Juni berlarian memutari carrosel mencari sosok yang sangat ia rindukan, lalu langkahnya semakin melambat mendekati back view seseorang yang ia kenal. Juni memantapkan hati dan memeluknya dari belakang. Lelaki itu memegang tangan Juni untuk memepererat pelukanya, dan Juni tak dapat menahan senyum bahagia saat lelaki itu menoleh dan tersenyum padanya. Senyum yang sama seperti dalam mimpinya, bahkan lebih indah.
Salju putih yang dingin mengenai kepala, menjadi perantara untuk berbicara dari hati ke hati.
“Aku menemuimu dalam mimpiku... aku sama sekali tak sadar bahwa aku sedang koma di rumah sakit. Tapi aku bisa menemuimu dalam mimpiku, aku sangat senang saat melihat tidurmu yang lucu di atas piano favoritku. Kau adalah keajaiban yang mampu membuatku kembali ke dunia nyata, maaf aku pernah melupakanmu.. tapi kini aku mengingatmu kembali. Aku disini sekarang... menemuimu di dunia nyata.” Jonghyun menutup mata dan mengecup kening Juni lembut.
The snow that falls down with love becomes whiter
Even more than the neon lights
When I meet the shimmering you, baby
The love that I always dream of
The love that I always long for
That love is you
(Love Falls, by Juniel & Jonghyun)
“Gomawo oppa... sudah hadir dalam mimpiku. Membuat keajaiban dalam hidupku.”
Juni merajuk, meminta kecupan dibibirnya, “oppa.. kalau ada pasangan yang berciuman di saat salju pertama turun, mereka bakal langgeng lho!” Jonghyun hanya tersenyum sambil menepuk kepala serta mengacak rambut Juni.
“Dasar anak kecil!” dengan gemas Jonghyun menjitak pelan kening gadis itu, sama seperti dalam mimpinya.
Denganmu, musim dingin ini menjadi hangat
Aku akan bahagia selamanya
Meskipun setelah musim dingin ini
THE END **