-----------------------Luhan POV-----------------------------
Saat aku keluar dari kafe itu dan mengejar Min-Ah, Min-ah ang sedang berjalan tanpa melihat lampu lalu lintas menyebrangi jalan, sebuah bus yang sedang berlaju kencang akan menabrak Min-ah
"Andweee!!!!!" Teriakku Sebelum sempat berlari menyelamatkan Min-ah dia telah tertabrak dan terpental 10m. Jantungku rasanya berhenti berdetak, hatiku rasanya meledak, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, aku berlari ke arahnya.
"Min-Ah,,,, bangunlah!!!! Jeball!!! Jebal!!!" Karena ia tidak terbangun aku akhirnya membawanya ke rumah sakit.
----------------------AuthorPOV------------------------------
"Keluarga Min-ah??" Tanya dokter
"Aku, aku! Bagaimana dokter, apakah dia baik-baik saja?!"Tanya Luhan
"Operasinya berhasil, tapi ia belum melewati masa kritisnya." Kata dokter
"Dia akan selamat kan dokter??"Tanya luhan dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.
"kemungkinan selamat 70%" ucap dokter
"Hah? 70% sangat sedikit" air mata makin membanjiri wajah Luhan.
"Anda tenang saja tidak akan terjadi apa-apa" dokter menasehati luhan.
------------------------LuhanPOV----------------------------
Hari pertama
Sudah seharian ini Min-ah koma. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku tidak ingin pulang ke rumah. Aku sudah muak melihat suzy yang setiap hari ke rumah ku.
Hari kedua
Sudah dua hari ini aku kurang tidur, aku tidur di rumah sakit satu kamar dengan min-ah aku mengambil ruangan vvip yang khusus dia seorang jadi aku juga bisa tidur disana.
Hari ketiga
Aku juga sudah 3 hari tidak pulang rumah, bahkan tidak ada yang tau aku dimana, aku menutup mati handphone. Tubuhku rasanya ingin hancur, setiap hari aku hanya tidur2 jam itu pun tidak nyenyak. Hatiku tidak teang selagi Min-Ah belum bangun. Setiap menit aku memikirkannya.
Hari keempat
Aku sangatlah lelah, mungkin hari ini aku akan tidur lebih nyenyak, dokter mengatakan Min-Ah sudah mengalami kemajuan tetapi dia belum siuman
Hari kelima
Kemarin aku sudah tidur lebih nyenyak. Aku sangat heran kenapa orang tua Min-ah tidak pernah mencarinya. Hari ini aku memutuskan mengabarkan kepada Kai dimana aku dengat syarat tidak memberi tahu siapa-siapa.
Hari keenam
Hari ini Kai datang menjenguk Min-ah. Kai menceritakan tentang apa yang terjadi pada Min-Ah saat dia berkunjung ke rumah Min-Ah, aku tidak mengerti kenapa ia terus menangis.
Hari ketujuh
Hari ini aku sangat bosan. Tapi, aku melihat tangan Min-Ah sudah mulai bergerak. Ia membuka matanya dan kata pertama yang diucapkannya adalah "Luhan" Hatiku berdebar-debar saat ia menyebut namaku.
"Min-Ah kamu sudah bangun??" Tanyaku sambil berdiri
"Dimana aku??" Tanyanya tanpa menjawab pertanyaanku
"Kamu dirumah sakit..." Jawabku
"Oppaaa.. Arghhh!! Kepalaku sakit sekali!!!"
"Suster!!!! Suster!!! Dokter!!!" Teriakku
"Min-Ah gwenchana?!!" Tanyaku
"Dokter cepat!!!!" Teriakku lagi
"Ada apa??" Tanya dokter
"Saya tidak tahu, dia mengatakan kepalanya sakit sekali!! Tolong selamatkan dia dokter! Jebal!!" Aku tidak bisa menahan air mataku lagi, aku membiarkannya membasahi pipiku.
"Anda tenang saja, anda dapat menunggu diluar."
-------------------------Author POV--------------------------
Saat menunggu di luar Luhan memikirkan kata-kata yang diucapkan Min-Ah. 'Kenapa kepalanya sakit??apakah dia lupa ingatan??' Pikir Luhan dengan air mata yang sudah diujung matanya.
'Bagaimana kalau dia lupa ingatan?? Apakah dia akan masih mencitaiku?? Apakah dia akan mengigat kembali??' Luhan bertanya pada diri sendiri.
"Keluarga pasien bernama Min-Ah??" Tanya suster.
"Aku! Aku!" Jawab luhan
"Maaf dokter ingin berbicara dengan anda.
" Ucap suster Luhan berjalan ke ruang dokter itu. "
Uhmm, dokter ada apa??" Tanya luhan pada dokter.
"Silahkan duduk. Aku ingin mengatakan sesuatu tentang Min-Ah.
" Dokter belum sempat selesai bicara.
"Wae?! Ada apa denganya??" Tanya luhan dengan air mata yang sudah akan mengalir.
"Dia mengalami pendarahan yang hebat saat mengalami kecelakaan. Sekarang dia terus mengalami pendarahan yang tidak berhenti-berhenti tim dokter tidak mengerti apa yang terjadi. Saya hanya ingin mengatakan pada anda bahwa anda sudah harus ada persiapan mental, kemungkinannya untuk hidup hanya 20%. Mungkin hidupnya hanya dapat bertahan paling lama 3 hari." Jelas dokter
"Apa, apakah tidak ada yang bisa kalian lakukan lagi?!! Aku akan membayar berapapun asalkan dia sembuh!! Tolong sembuhkan dia!! Jebal!!!" Teriak luhan dengan air mata yang membanjiri seluruh pipinya.
"Mian.. Kami hanya dapat berbuat sampai itu." Ucap dokter.
"Kalian!!!!" Luhan tidak dapat menahan kemarahan dan kesedihannya ia pun kembali ke kamar Min-Ah. Didepan kamar Min-ah ia membersihkan wajahnya seakan-akan tidak ada yang terjadi.
"Min-ah??" Panggil Luhan
"Ne oppa??" Ucap Min-Ah "Neo gwenchana??" Tanya Luhan
"Ne.... Oppa bisakah menolongku??" Tanya Min-Ah "Tolong apa??" Jawan Luhan
"Tolong ambilkan buku diary dirumahku.. Ini kunci rumahnya dan ini kunci kamarku, buku itu ada di mejaku." Ucap Min-Ah melempar kunci "Ohh...Ne..." Sambil menangkap kunci itu.
"Oppa!! Jangan baca isinya yaa.. Janji??" Tanya Min-Ah
"Ne...." Jawab Luhan dengan tersenyum
-----------------------Luhan POV---------------------------
Sesampaiku dirumah Min-ah terlihat rumahnya sangat rapi. Saat aku memasuki kamarnya terdapat banyak fotoku dan dia di meja, dimana-mana. Aku melihat Buku diary itu tepat di mejanya dengan pen, aku bepikir pasti dia menulisnya setiap hari. Saat aku berpikir untuk membaca buku itu aku teringat bahwa aku sudah berjanji untuk tidak membacanya. Setelah mengambil buku diary itu aku kembali ke rumah sakit. Di rumah sakit tepatnya di depan kamar Min-Ah aku mendengar Min-Ah berbicara. Ia sedang berbicara dengan yeoja, saat aku membuka pintu aku melihat yeoja berambut panjang hitam spertinya aku kenal, ya aku kenal dia adalah suzy. Saat suzy melihat ke belakang.....
TBC