Kris tersenyum bahagia disela-sela rasa harunya. Ia dan Ji Yeon baru saja keluar dari raung pemeriksaan bagi perempuan hamil.
Dengan hati bergelora Kris menggandengan tangan Ji Yeon dengan hangat. Dia tidak menyangka kalau akhirnya ia akan mendapatkan perempuan yang ia suka seutuhnya seperti sekarang.
“Ji Yeon..” Luna memanggil nama Ji Yeon saat mereka sudah berada di lobby rumah sakit.
Ji Yeon tersenyum semakin berbinar, lantas melepaskan gandengan tangannya dengan Kris. Ia memeluk erat Luna. Mereka saling merindukan tanpa menyadari Kris dan Luhan yang hanya diam sambil membuang muka mereka.
“Sudah-sudah. Luna, kau jangan memeluk Ji Yeon terlalu erat.” Kata Kris dengan gaya so cool nya. Ia menarik tangan Ji Yeon dan memeluk Ji Yeon dari belakang, mengundang decak sebal dari Luhan. Ji Yeon tampak merona dan tersipu karena diperlakukan begitu manis oleh Kris di depan umum. Bahkan ada beberapa wartawan dan orang-orang yang mengabadikan moment mereka lewat kamera handycamp dan ponsel mereka. “Wae?” ketus Kris menatap sinis Luhan membuat Ji Yeon dan Luna tertawa.
“Hei!! Sekarang kau sudah puas? Hah?? Sudah merebut Ji Yeon dariku, lalu menjatuhkan popularitasku? Tapi, kau jangan terlalu senang karena kau tidak berhasil membuatku terjerambab.” Ucap Luhan sama ketusnya pada Kris. Namun, tiba-tiba Luhan mengulurkan tangan kanannya. “Kau tenang saja, Kris. Aku tidak punya rencana atau muslihat untuk merebut Ji Yeon darimu. Memangnya aku dirimu? Memanfaatkan kekayaan dan kekuasaan untuk mendapatkan Ji Yeon? hah? Ya sudah.. Kau harus menjagai Ji Yeon sebaik-baiknya. Jangan pernah melukai Ji Yeon dan membuatnya menangis.” Ucap Luhan seraya tersenyum lebar. “Ku harap kita bisa bersahabat lagi seperti dulu.”
Kris merasa tersentuh. Ia tersenyum dan menjabat tangan kanan Luhan yang terluru ke arahnya.
“Lelaki sesempurna aku memang berhak mendapatkan apa yang ku mau. Terutama perempuan cantikku ini.” Kris memberikan kecupan singkat di pipi Ji Yeon yang masih ia peluk dengan sebelah tangannya.
“Masih saja angkuh.” Umpat Luhan. Luna dan Ji Yeon tertawa mendengar umpatan Luhan yang ditanggapi senyum angkuh Kris. “Kita bersahabat lagi.”
Kris dan Luhan saling melempar senyum tanda persahabatan mereka, lalu melepaskan jabatan tangan mereka. Lalu Kris berkata, “Ada khabar gembira. Sekarang Ji Yeon sedang mengandung buah cinta kami.”
“Chukae… Ji Yeon…” seru Luna. Ia ikut bahagia mendengar khabar gembira dari Kris dan Ji Yeon. Begitu pun dengan yang dirasakan Luhan. Luhan juga ikut bahagia.
Suasana sedikit riuh. Orang-orang disekitar mereka mendengar apa yang dikatakan Kris. Beberapa wartawan yang memang khusus meliput secara eksklusif kegiatan Kris dan Ji Yeon di rumah sakit mulai mendekat dan mencecar calon orang tua baru itu dengan pertanyaan yang spontan ada di pikiran mereka. Mereka ikut bahagia mendengar ada calon bayi di janin Ji Yeon.
Cinta itu seperti takdir yang tidak bisa ditolak. >> Ji Yeon <3
Aku mencintaimu. Aku akan memelukmu. Aku akan selalu melindungimu, di sampingmu. >> Kris <3
The end