“Ji Yeon..” teriak seorang perempuan yang baru saja memasuki pagar rumah yang dihuni Kris dan Ji Yeon. “Oups..” ia tersenyum salah tingkah karena ternyata teriakannya itu mengganggu Kris dan Ji Yeon yang tengah berciuman.
Kris memandang tajam dan galak ke arahnya, sedang Ji Yeon hanya menundukan kepala menyembunyikan mukanya yang sudah merah padam karena ketahuan berciuman oleh sahabatnya sendiri, Luna.
“Mianhae Kris. Aku, aku hanya terlalu senang pagi ini.” Luna memang senang setelah Kris menghubunginya semalam dan memintanya untuk menemani Ji Yeon kalau dia sedang tidak sibuk. “Ji Yeon, kau tidak usah malu seperti itu. Lagipula kau dicium oleh suamimu sendiri. Jadi, tidak usah malu seperti itu.” Luna terkekeh setelah menggoda Ji Yeon yang masih terlihat malu. Ji Yeon hanya mengumpat tidak jelas yang mengundang tawa Luna kecuali Kris yang hanya mampu menertawakan isterinya itu dalam hati.
“Arraseo.” Ucap Kris meninggalkan kecupan manis di kening kembali Ji Yeon rasakan pagi ini.
“Ingat!! Selalu mengabariku dan…” Kris menatap Luna. “Jangan pernah izinkan Luhan menemui Ji Yeon.” pesannya pada Luna.
“Siap!! Kau tenang saja. Isterimu ini akan jauh-jauh dari para lelaki yang kau khawatirkan mengancam hubungan kalian. Sejak awal kau sudah tahukan kalau aku ini sangat mendukung hubungan kalian.” Sahut Luna antusias sengan senyuman khasnya. Ia tahu benar, Kris memang sudah sangat lama mencintai Ji Yeon. Sayang, Ji Yeon mencintai lelaki lain saat itu.
“Arraseo.” Kris kembali menghadap Ji Yeon, lalu membelai pipi Ji Yeon dengan lembut. “Aku pergi dan ku usahakan pulang lebih awal untukmu. Saranghaeyo.” Kris tersenyum begitu hangat pada Ji Yeon yang juga tengah menatapnya. Mereka tidak menyadari rasa iri yang menyelinap benak Luna yang hanya mampu termangu menatap sepasang suami isteri di hadapannya.
