home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > I Hate The Way You Love Me

I Hate The Way You Love Me

Share:
Author : Radistha
Published : 20 Nov 2013, Updated : 21 Nov 2013
Cast : Cho Kyuhyun, Park Sara (OC), Kim Heechul
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |3848 Views |1 Loves
I Hate The Way You Love Me
CHAPTER 1 : I Hate The Way You Love Me - Chapter One

Sara POV

Seperti biasa, sore ini aku datang mengunjungi kediaman Kyuhyun Oppa untuk menemani Eommonim menghabiskan waktu sorenya. Hal ini sudah menjadi kebiasaanku ketika Kyuhyun Oppa dan Ahra Eonnie sedang tidak bisa menemani Eommonim dirumah.

Kami sedang berbincang dihalaman belakang sembari menikmati udara sore yang sejuk ditemani secangkir teh yang membuat suasana tenang di sore ini semakin terasa lengkap.

“Kalian sudah enam bulan bertunangan. Kapan kalian akan menikah? Sudah banyak relasi yang menanyakannya pada eomma,” pertanyaan tiba-tiba yang dilontarkan calon ibu mertuaku ini membuatku kebingungan untuk menjawabnya.

“Mianhae Eommonim. Tapi kami tidak mungkin menikah dalam waktu dekat. Oppa sedang menangani tender yang sangat penting bagi perusahaan dan sepertinya dia ingin fokus dulu terhadap pekerjaannya,” jawabku jujur. Aku tahu kalau tunanganku tidak akan mau terganggu konsentrasinya saat menangani sebuat tender. Maklum saja reputasinya sebagai Presdir dari perusahaan konstruksi terbesar di Korea akan dipertaruhkan jika sedikit saja membuat kesalahan.

“Anak itu sama seperti mendiang ayahnya. Selalu mengutamakan pekerjaan dibandingkan dengan hal yang lain,” desah calon ibu mertuaku putus asa.

“Tapi dia selalu melakukan yang terbaik yang dia bisa. Tidakkak Eommonim bangga padanya?” tanyaku sambil memamerkan senyum manisku dengan terpaksa, calon ibu mertuaku membalas senyumanku dan mengelus lembut kepalaku.

“Dia beruntung memlikimu Sara-ya,” ucapnya masih sambil mengelus kepalaku.

Jika kalian berfikir aku tidak mempermasalahkan kelakuan tunanganku yang selalu mengutamakan pekerjaannya dibandingkan diriku, kalian salah. Aku merasa sakit saat seharusnya dia menjemputku untuk makan malam tapi terpaksa dibatalkan karena waktu rapat yang molor atau ketika dia meninggalkanku disaat kami sedang berkencan karena ada masalah di proyek. Tapi aku menutupinya dengan senyum dan selalu berusaha menguatkan diriku. Memberi sugesti jika dia melakukan itu semua karena dia adalah anak yang berbakti pada orang tuanya dan tidak ingin mengecewakan mereka, terlebih lagi setelah Aboenim meninggal.

*****

“Dongsaeng, kau merindukanku hingga menyempatkan datang kekantorku?” kakak angkatku Kim Heechul melebarkan tangannya untuk menyambutku kedalam pelukannya ketika aku memasuki ruang kerjanya.

“Ne. Aku merindukanmu Oppa. Kanapa tidak pernah berkunjung ke rumahku lagi? Kau sudah memiliki kekasih sekarang, eh?” tanyaku betubi-tubi saat menghambur kepelukannya. Dia hanya tertawa mendengar pertanyaanku.

Heechul Oppa sudah kuanggap seperti kakak kandungku sendiri, walaupun Heechul oppa hanya anak dari sahabat Appaku tapi dia memperlakukanku seperti adik kandungnya sendiri. Keadaan kami yang sama-sama anak tunggal yang membuat kami menjadi sangat dekat. Dia adalah malaikat pelindungku dan aku adalah peri kecilnya, itulah yang dikatakannya padaku.

“Mianhae. Aku benar-benar sibuk akhir-akhir ini. Kau tahu kalau bos-ku itu sangat gila kerja. Aku bahkan sampai sulit bernapas saking banyaknya pekerjaan yang kukerjakan,” ucapnya dengan nada menyindir. Hanya seorang Kim Heechul yang bisa dengan tenang menyindir seorang Cho Kyuhyun sesuka hatinya. Entah kenapa tapi terkadang Heechul Oppa bisa terlihat lebih mengerikan dibandingkan Kyuhyun yang sudah sangat mengerikan untukku.

“Oppa, jangan bicara seperti itu. Dia hanya perfectionist. Lagipula itu untuk kebaikan perusahan juga kan?” ucapku membela Kyuhyun.

“Aigoo,, kau sekarang lebih membela tunanganmu itu dibandingkan aku yang Oppa-mu? Kau kejam Sara-ya,” Heechul Oppa berkata dengan nada suara yang didramatisir.

“Anieyo Oppa. Kalian berdua akan selalu kubela. Kau malaikat pelindungku dan dia adalah belahan jiwaku, mana mungkin aku sanggup kehilangan kalian berdua,” ucapku menenangkannya. Aku masih mau hidup nyaman jadi sebisa mungkin aku menyanjung Oppa-ku ini, karena sekali saja aku mengatakan hal yang tidak bisa diterimanya maka aku akan menderita karena diacuhkan olehnya.

“Arraseo,, aku tahu kalau aku ini Oppa yang hebat,” ucapnya dengan penuh percaya diri. aku hanya tersenyum sembari menggeleng mendengarnya.

Author POV

Kyuhyun memarkirkan mobilnya dihalaman sebuah rumah yang terlihat asri dan nyaman. Dia berjalan keluar dan menuju pintu depan rumah indah itu dengan langkah mantap dan percaya diri yang sangat khas. Kedua tangan dimasukkan kedalam saku celananya dan wajah angkuh menghiasi wajah tampannya yang mempesona.

Setelah mengetuk pintu rumah sebanyak tiga kali, Kyuhyun menunggu seseorang membukakan pintu untuknya. Sesekali melirik kearah jam ditangannya dan mengetuk-ngetukkan sepatunya keatas lantai marmer. Nampak sekali jika dia sedang diburu waktu dan merasa kesal karena orang yang ditunggunya tidak kunjung membukakan pintu.

Baru saja Kyuhyun akan mengetuk kembali pintu dihadapannya ketika tiba-tiba pintu itu terbuka dan menampakkan sesosok gadis cantik yang mengembangkan senyumnya menyambut kedatangan Kyuhyun.

“Oppa sudah datang? Masuklah dulu, aku akan mengambil tasku dikamar,” ucapnya masih dengan menyunggingkan senyum manisnya.

“Tidak usah. Aku tunggu disini saja. Jangan lama-lama,” balas Kyuhyun ketus. Gadis dihadapannya hanya mengangguk dan langsung melesat masuk kembali kedalam rumah.

*****

“Oppa. Sebenarnya kita mau kemana? Kenapa aku harus berpakaian formal seperti ini? Apa kita akan menghadiri pertemuan penting?” tanya Sara pada Kyuhyun yang sedari tadi serius mengemudi.

“Semacam itu. Sudahlah tidak usah banyak bertanya. Kau membuatku tidak konsentrasi mengemudi,” jawab Kyuhyun sama sekali tidak berpaling pada orang yang mengajaknya bicara. Sara hanya menundukkan kepalanya merasa bersalah. Dia memang sudah biasa menghadapi sikap Kyuhyun yang arogan dan terkesan tidak perduli pada orang lain. Disisa perjalanan Sara tidak lagi bersuara, bahkan bernapaspun dengan sangat berhati-hati.

Ditempat perjamuan makan malam Sara merasa tidak nyaman karena tidak mengenal satu orangpun dan kebanyakan disana adalah relasi bisnis Kyuhyun dan mau tidak mau Sara harus menyembunyikan rasa tidak nyamannya. Mengumbar senyumnya pada setiap orang dan menekan perasaan takutnya yang muncul jika berada ditempat yang dirasanya asing.

Untung saja disana ada seorang Kim Heechul yang menyelamatkan Sara dari perasaan tidak nyaman yang menekannya. Heechul tahu keadaan Sara yang merasa tidak nyaman, maka dari itu dia meminta ijin pada Kyuhyun untuk menemaninya selama Kyuhyun berkeliling menemui relasi-relasi bisnisnya.

“Untung Oppa datang kesini. Aku merasa ketakutan sedari tadi,” ucap Sara lega ketika mendapati Heechul duduk disampingnya dengan menunjukkan cengiran khasnya.

“Aku tahu kau akan merasa tidak nyaman makanya aku meminta ijin pada Kyuhyun untuk menemanimu disini,” ucap heechul sambil mengelus kepala Sara dengan sayang. Sara hanya tersenyum membalas kebaikan hati Oppanya itu. Disisi lain Kyuhyun menatap kedekatan Sara dan Heechul dengan raut wajah yang menunjukkan kekesalan.

Sara POV

Sudah lebih dari seminggu Kyuhyun Oppa tidak membalas pesan maupun mengangkat teleponku. Dia bahkan tidak memberi kabar sama sekali padaku. Apa dia sangat sibuk sampai tidak memiliki waktu untuk sekedar membalas pesanku?

Heechul Oppa memberitahuku jika sekarang mereka sedang menangani proyek sebuah resort dari seorang investor internasional di pulau Jeju, mungkin itu alasannya hingga menjadi super sibuk. Tapi bukankah biasanya Kyuhyun Oppa juga harang menghubungiku, biasanya selalu aku yang mengubunginya duluan untuk menanyakan kabarnya atau hanya sekedar mengingatkannya untuk makan dan beristirahat dari pekerjaannya.

Rasanya menyesakkan sekali. Aku menyandang status sebagai seorang tunangan dari pria yang bernama Cho Kyuhyun tapi sama sekali tidak merasa memiliki tunangan. Kyuhyun oppa selalu sibuk dengan pekerjaannya hingga tidak pernah sekalipun memberikan perhatiannya padaku.

Selama aku menjalin hubungan dengannya dan itu terhitung satu setengah tahun yang lalu saat kami diperkenalkan oleh kedua orang tua kami. Dia tidak pernah sekalipun menunjukkan perhatiannya padaku. Bahkan dia belum pernah menawarkan diri untuk menjemputku. Semuanya selalu atas perintah Eommonim atau permintaan diriku jika itu merupakan hal yang sangat mendesak.

Sejak dulu dia selalu workaholic dan hal itu bertambah buruk saat lima bulan lalu Aboenim meninggal karena penyakit jantungnya. Sehingga Kyuhyun Oppa harus menangani semua masalah perusahaan dan sejak saat itu kami menjadi semakin jarang bertemu dan semakin jarang berkomunikasi.

Terkadang aku merasa kalau hubungan ini tidak akan berhasil. Bukan karena aku tidak mencintainya, sungguh sama sekali bukan karena itu. Aku mencintainya, aku sangat menyayanginya dan hal itu yang membuatku selalu mencoba untuk mengerti keadaannya. Mencoba untuk selalu mendukung pekerjaannya, walaupun itu menyakitkan untukku.

“Dia belum menghubungimu?” suara Eomma menyadarkanku dari lamunan.

“Dia sangat sibuk menangani proyek di Jeju. Bahkan Heechul oppa juga sulit dihubungi,” jawabku dengan nada seceria mungkin. Aku tidak ingin Eomma mengkhawatirkanku karena selalu merasa diacuhkan oleh tunangannya sendiri.

“Apa kau baik-baik saja dengan hubungan seperti ini?” pertanyaan itu lagi. Apa Eomma tidak memiliki pertanyaan lain untuk diajukannya untukku?

“Aku baik-baik saja Eomma, sudah berapa kali kukatakan pada Eomma kalau aku baik-baik saja. Kyuhyun oppa memang memiliki tabiat yang tidak biasa tapi aku mengerti dengan semua sifatnya itu. dia pekerja keras, tekun dan sangat bertanggung jawab. Bukankah dia tipe menantu idaman?”

“Eomma hanya merasa kalau hubungan kalian tidak seimbang. Kau terlalu mengerti dirinya, sedangkan dia terlalu sibuk dengan dunia kerjanya. Eomma hanya takut kau disakiti olehnya,” seperti biasa Eomma menumpahkan unek-uneknya padaku. Diantara kami tidak pernah ada rahasia. Eomma adalah sahabat terbaikku.

“Bukankah dulu Eomma yang menginginkanku berjodoh dengan Kyuhyun Oppa? Sekrang kami sudah terikat tali petunangan, sebentar lagi mungkin kami akan menikah. Seharusnya Eomma senang dengan hal itu,” aku kembali menenangkannya.

“Eomma tahu kalau dulu Eomma yang menginginkan kalian dekat. Tapi orang tua tidak selalu benar, orang tua juga mungkin saja melakukan kesalahan pada anaknya kan?”

“Eomma sudahlah. Kita sudah membahas masalah ini ribuan kali dan sudah kukatakan kalau aku bahagia memilikinya, aku mencintainya dan akan berusaha terus mendampinginya sampai kapanpun. Kumohon Eomma bantu aku dan dukung aku untuk selalu kuat,” Eomma memelukku dengan erat dan mengelus punggungku lembut.

“Apapun yang kau minta sayang, apapun itu akan Eomma lakukan asalkan kau bahagia,”

*****

Tepat dua minggu ketika teleponku akhirnya diangkat olehnya. Perasaan lega merasukiku ketika mendengar suaranya. Seperti menghirup udara setelah sekian lama tenggelam dalam air. Benar-benar melegakan mengetahuinya baik-baik saja selama ini.

Bahkan hari ini dia mengajakku ke Jeju untuk menemaninya mengurusi urusan pekerjaannya. Sepertinya dia akan menetap agak lama di Jeju karena proyek besarnya kali ini. Membangun sebuah resort berstandar internasional paling besar di Korea.

“Kau akan membawa barang sebanyak itu?” tanyanya ketika melihatku sedang membereskan koperku.

“Bukankah oppa mengajakku untuk tinggal selama dua minggu disana? Kurasa ini tidak terlalu banyak,” seperti biasa, dia selalu mengeluhkan dan mengkritik semua yang kulakukan. Aku hanya membawa satu koper besar berisikan barang-barang wajib untuk wanita dan benar-benar membawa barang yang kubutuhkan saja.

“Kau akan tetap membawa boneka itu?” tanyanya ketika melihatku menyambar sebuah boneka beruang sebelum keluar meninggalkan kamar.

“Tentu saja aku akan membawanya. Aku tidak bisa tenang kalau boneka ini jauh dariku,” dia hanya menatapku meremehkan dan detik berikutnya merebut boneka itu dari tanganku dan kembali melemparkannya keatas ranjang.

“Kau itu kekanakan sekali. Sudahlah kau tinggalkan saja boneka usangmu itu. Jangan banyak membantah karena aku tidak suka dibantah,” ucapnya serius sambil menatapku tajam. Sungguh aku sangat takut jika dia sudah bicara dengan nada suara menakutkan seperti itu. aku hanya mengangguk dan menatap bonekaku dengan tatapan nelangsa.

“Akh, oethokke??” ratapku.

Author POV

Kyuhyun mengajak Sara masuk kedalam villa milik keluarga Kyuhyun. Dengan tinggal di Jeju Kyuhyun berharap pemantauan atas pembangunan proyek yang ditanganinya akan lebih mudah, daripada harus bolak balik Seoul-Jeju.

“Kamarmu ada disebelah kiri dan kamarku yang ujung itu,” Kyuhyun menunjukan ruangan yang ada di villa ini kepada Sara. Sara hanya menganggung-angguk paham. Pikirannya masih tertuju pada boneka kesayangannya. Boneka yang tidak pernah jauh darinya selama tujuh belas tahun terakhir.

“Kau beristirahat saja dulu. Sebentar lagi makan malam dan kita makan bersama dibawah,” setelah berkata seperti itu Kyuhyun meninggalkan Sara masuk kedalam kamarnya. Sara hanya mampu memandangi kepergian Kyuhyun dengan hati kalut. Dengan langkah gontai Sara menyeret kopernya masuk kedalam kamar.

Setelah makan malam Kyuhyun langsung kembali ke kamar karena harus memeriksa beberapa berkas perusahaan yang sengaja dibawanya dari Seoul. Sedangkan Sara mulai merasa panic karena memikirkan boneka penenangnya yang ditinggalkan di Seoul.

Sara merasa ketakutan sekarang. Bagaimana  tidak, boneka yang selalu menemaninya setiap malam selama tujuh belas tahun terakhir tidak ada dalam dekapannya. Padahal boneka itu satu-satunya benda yang bisa membuat Sara tenang jika sedang merasa ketakutan seperti ini. Saat dirinya sendirian dan berada ditempat asing trauma masa lalunya selalu menghantui dan biasanya hanya boneka itu yang bisa menenangkannya tapi sekarang keadaannya lain. Sara benar-benar ketakutan.

*****

Sudah hari ketiga Sara berada di villa milik keluarga Kyuhyun dan seperti biasanya pagi-pagi sekali Sara sudah turun kedapur dan membantu bibi Jang -orang yang mengurus villa milik keluarga Kyuhyun- untuk memasak.

“Nona. Apa nona baik-baik saja? nonna terlihat tidak sehat. Apa nona sakit?” tanya bibi Jang ketika melihat wajah Sara yang pucat dan kantung mata yang menghitam. Jelas saja Sara terlihat pucat, sudah tiga malam dia tidak tidur karena merasa ketakutan setiap malamnya.

“Aku baik-baik saja Bibi Jang. Aku hanya kurang tidur semalam karena memikirkan beberapa hal,” Sara terpaksa berbohong agar orang lain tidak terlalu mengkhawairkannya. Sara paling tidak suka jika terlalu diperhatikan, sudah cukup Eomma dan Heechul Oppa-nya saja yang berlebihan memperhatikannya.

“Nona serius? Tapi nona benar-benar terlihat tidak sehat,” bibi Jang masih khawatir dengan dengan keadaan Sara yang benar-benar terlihat mengkhawatirkan. Sara hanya membalas perkataan bibi Jang dengan tersenyum dan mengangguk.

“Baiklah jika nona memang merasa baik-baik saja, tapi saya akan membuatkan nona sup ginseng dan bubur abalone supaya nona merasa lebih baik,”

“Gomawo bibi Jang,”

*****

Sudah lewat dari jam satu malam tapi Sara masih kesulitan memejamkan matanya. Ini malam keempatnya di Jeju dan Sara masih belum bisa tidur setiap malamnya. Walaupun seharian ini Sara menemani Kyuhyun untuk meninjau lokasi proyek dan itu sangat melelahkan tapi tetap saja tidak bisa membuat matanya terpejam.

Perasaan takut yang familiar perlahan merasukinya. Dengan tubuh bergetar Sara menyandarkan tubuhnya dikepala ranjang. Berusaha mengusir rasa takut dengan cara menyalakan lampu kamarnya dan menyetel lagu agar tidak terlalu merasa sepi. Tapi itu semua sia-sia.

Melihat kegelapan diluar sana membuat perasaan takut Sara semakin bertambah. Membuatnya kembali mengingat masa-masa traumatis saat masih kanak-kanak dulu. Itu semua diperburuk ketika tiba-tiba lampu padam dan membuat Sara semakin ketakutan.

Dengan terburu-buru Sara berlari kearah pintu dan keluar kamarnya. Kegelapan diruang tengah lantai dua ini terasa sangat mencekam karena ruangan yang luas itu sekarang gelap gulita. Tidak mempedulikan kakinya yang menabrak sofa, Sara berlari menuju kamar Kyuhyun. Diketuknya pintu kamar Kyuhyun dengan keras. Berharap penghuninya bisa memberikan sedikit ketenangan yang sangat dibutuhkan Sara.

“Yaa! Apa yang kau lakukan? Kenapa berisik sekali? Aku baru tidur setengah jam yang lalu dan sekarang kau sudah membangunkanku,” bentak Kyuhyun saat membuka pintunya dan mendapati Sara berdiri ketakutan di depan kamarnya.

“Oppa. Aku takut,” ucap Sara dengan suara bergetar. Dadanya terasa sesak karena sulit bernapas, sesuatu yang biasa trjadi jika dirinya sedang berada di tempat gelap. Tubuhnya gemetar bukan main karena ketakutan.

Kyuhyun hanya mendecakkan lidahnya melihat Sara yang terlihat berlebihan hanya karena kegelapan. Perasaan kesal merasuki Kyuhyun yang merasa lelah tapi harus diganggu tidurnya.

“Kau sangat kekanakan Sara-ya. Masa dengan kegelapan saja kau takut? Kau itu sudah dewasa dan tidak perlu bertingkah berlebihan seperti ini. Sekarang kembali ke kamarmu dan jangan ganggu aku,” bentak Kyuhyun keras kepada Sara. Sara yang sudah gemetaran dan merasa sangat sesak karena sulit bernapas hanya mampu menatap Kyuhyun ngeri.

“N,, Ne O,, Oppa,,” jawab Sara dengan suara bergetar dan terengah karena sesak.

Baru saja membalikkan tubuhnya dan melangkah untuk meninggalkan Kyuhyun yang terlihat murka tiba-tiba saja Sara merasakan tubuhnya melemah hingga akhirnya terjatuh keatas lantai yang dingin..

Kyuhyun yang melihat itu tentu saja merasa sangat terkejut. Kyuhyun langsung menghampiri tubuh Sara yang tergeletak pingsan dan meraihnya kedalam pelukannya. Dirasakannya tubuh tunangannya itu dingin dan lemas.

“Sara bangun Sara-ya. Jangan menakutiku,”

“Sara-ya bangun,,,” berkali-kali Kyuhyun mencoba untuk menyadarkan Sara tapi itu semuanya sia-sia.

Dengan terburu-buru Kyuhyun mengangkat tubuh pingsan Sara dan segera melarikannya ke Rumah Sakit terdekat.

TBC

Hellooo,,, this is my first time being here, I hope you like my fanfiction n support my fanfiction also. Dont forget to leave a comment n give me a love,,

Thank you n Enjoy!!!!

*note: i've published this fanfiction before on my blog, so if any of you had read this fic before that mean you read it on my blog n i'm not plagiat this fic. hope you understand,,,

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK