Minho pov.
Soojung membantu merebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Malam ini aku masih cukup sadar, tidak seperti malam-malam sebelumnya.
Aku memejamkan mataku yang mulai terasa ngantuk ketika ku rasakan sepasang sepatuku sudah terlepas. Soojung yang membantu melepaskan sepasang sepatu di kakiku. Dia memang gadis baik. Pantas saja Appa sangat menyayanginya dan percaya padanya.
Aku merasa Soojung kini duduk di tepi tempat tidurku dan sedang memperhatikanku.
Apa yang dia tunggu? Kenapa tidak segera keluar dari kamarku? Apa dia terpesona karena ketampananku eoh?
“Tidak ada igauan?” aku bisa mendengar gumaman Soojung. Apa maksudnya?
“Aku tahu kau melakukan semua ini untuk membunuh rasa rindu yang kau alami. Iya kan?” aku mendengar Soojung tertawa pelan.
Soojung terdiam sesaat dan aku sedikit membuka mataku.
Soojung, dia berjalan ke arah letak foto ke dua orang tuaku yang terpajang di dinding kamarku. Dia meraihnya dan membalikan figura yang berisi foto ke dua orang tuaku. Anniya!! Ada foto selain ke dua orang tuaku di figura itu. Apakah Soojung tahu?
“Aku mau minta ma’af padamu. Sebenarnya ketika aku membersihkan kamarmu, foto ini sempat terjatuh dan membuat kacanya pecah.” Soojung kembali terdiam seraya menatap wajah gadis cantik yang sudah dua tahun terakhir ini tidak ku temui di balik foto ke dua orang tuaku. “Sejak itulah aku tahu seperti apa wujud Park Ji Yeon, nama gadis yang sering kau igau setiap kali mabuk. Tertera nama ‘Park Ji Yeon’ di lembar foto ini.”
Soojung terus tersenyum seraya meletakan kembali figura foto itu di tempat semula.
Aku kembali merapatkan mataku ketika Soojung membalikan tubuhnya menghadapku yang dia pikir sedang tertidur.
“Keesokan harinya aku mencari tahu tentang Park Ji Yeon pada teman-temanmu. Anniya!!” Soojung terkekeh pelan. “Aku bertanya tentang Park Ji Yeon pada Onew Oppa. Aku senang karena aku bertanya pada orang yang tepat. Onew Oppa tahu banyak tentang Park Ji Yeon dan seperti apa hubungan kalian. Sejak itulah aku mulai mencari tahu keberadaannya hingga aku berhasil mendapatkan contact nya dari temannya bekerja. Semua itu aku lakukan untukmu. Aku yakin hanya Park Ji Yeon yang bisa mengembalikan Choi Minho dari sikap dinginnya.”
Aku tertegun. Soojung, gadis ini sungguh baik.
“Hoaaamm…” aku mendengar Soojung menguap. “Aku sudah mengantuk. Besok pagi aku masih harus bekerja. Aku tidak mau title ‘Pegawai Berprestasi’ jatuh pada karyawan lain.” ucapnya terkekeh pelan. “Selamat malam Oppa..”
Aku membuka mataku kembali setelah terdengar suara pintu kamarku yang tertutup.
Soojung sudah tidak ada di kamarku.
“Aku memang sangat merindukannya. Rasanya sudah sangat lama.” Ucapku membatin.
Aku beranjak duduk dan meraih ponsel yang sengaja ku tinggalkan di kamar. Aku tidak kesenanganku terganggu orang lain. Kesenangan palsu.
Aku ingin mencoba menghubungi nomor ponsel Ji Yeon yang sengaja di masukan Soojung sejak lama.
Minho pov end.