“Siapa?” Tanya jiyoo sambil mendongak kearah jihyun yang masih berdiri dihadapannya.
“Ini, aku mendapatkan fotonya tadi pagi.” Ucap jihyun sambil beringsut kesamping jiyoo dan memperlihatkan sebuah gambar diponselnya.
Jihyun mengangguk-anggukkan kepalanya mantab. Dia tersenyum cerah sambil masih memperhatikan ponselnya yang sudah ditangan jiyoo.
“Haishh.. tapi kenapa dari samping sih? Aku penasaran dengan wajahnya.” Ucap jiyoo.
“Tidak, terima kasih!?” jawab jiyoo enteng.
“Lebih baik aku jalan kaki daripada aku harus berdesak desakan didalam bus, ah..membayangkannya saja aku sudah mual. Sudahlah, aku mau sarapan.”
“Arrayo.. Aku lapar, aku kekantin dulu.” Ucap jiyoo sambil bangkit dan berjalan menuju kantin.
‘Ck.. jangan teriak-teriak memanggil namaku.” Ucap jiyoo sambil menjitak pelan kepala jihyun.
“Tapi jangan sekarang!Arra!?” ucap jiyoo sambil memandang kesekeliling kantin.
Dia berjalan mengikuti langkah jiyoo sambil bersenandung kecil memasuki kantin, suasana sedikit ramai, padahal ini masih pagi.
“Okey, belikan aku susu coklat ya.” Ucap jihyun sambil berlalu meninggalkan jiyoo
5 menit berlalu dan jiyoo melangkah menuju tempat dimana jihyun duduk, langkah pelannya terhenti saat tahu jihyun duduk disatu meja dengan orang yang dibatinnya tadi.
“Hyunnie, ayo pindah, disana ada tempat kosong.” Ajak jiyoo.
“Sudahlah, ayo pindah.” Ucap jiyoo tertahan. Dia sedikit melirik kesisi kiri jihyun, kemudian tersenyum canggung kearah seorang namja yang sedari tadi memperhatikannya dengan seksama.
“Yoo, kau tidak mau menyapanya?” bisik jihyun pelan. Jiyoo menoleh cepat kearah jihyun dengan tatapan penuh tanya. Jihyun mengendikkan dagunya pelan kearah namja yang duduk diserong depan jiyoo. Jiyoo menoleh ragu dan pelan kearah namja yang dimaksud,kemudian dia hanya tersenyum dan memakan makanan dihadapannya tanpa komentar apapun.
“ Sudahlah, cepat habiskan susumu itu, sebentar lagi bel masuk.” Ucap jiyoo santai.
Jihyun merengut kesal kearah jiyoo, dia tahu kalau sahabatnya ini menyukai teman sekelas mereka. Jonghyun, Lee jonghyun, namja itu dikenal memiliki aura tersendiri, dia tampan, tinggi, suaranya bagus, dan hanya dengan senyumannya saja bisa membuat semua gadis disekolah ini pingsan, dia salah satu namja terkeren disekolah ini.
“Aku mencintainya dalam diam hyun.” Selalu kata-kata seperti itu yang terucap di mulut jiyoo. Jihyun hanya mendengus sebal.
“ Berarti dia bukan jodohku, walaupun aku akan sakit, itu akan sebentar, karena aku akan menemukan pria lain dihidupku, begitu pula dirinya.”
“Bisa, hanya saja, kita harus menahan rasa kita ini supaya kita bisa dekat dengannya. Tidak perlu nomor ponsel atau apapun itu, semua akan berjalan baik-baik saja jika komunikasi kita dengan orang yang kita sukai lancar.”
“Jiyoo, apa kau tidak lelah?”
“Kau ingin bermain diluar? Kau saja, aku malas, panas.” Ucap jiyoo lagi.
“Lalu apa?” Tanya jiyoo yang kembali berkutat dengan buku bacaan ditangannya.
“Kau mencuri pandang lagi ya.” Ucap jihyun sambil memutar kepalanya menghadap sahabatnya. Jihyun mengamati sahabatnya itu masih sambil kepalanya di meja. Dia masih malas mengangkat kepalanya hanya untuk memandang dengan jelas wajah sahabatnya itu. Jiyoo mengernyit kecil.
“Ck.. “ Jihyun berdecak kecil kemudian akhirnya mengangkat kepalanya. Dia menatap jiyoo yang masih membaca, kemudian mengalihkan arah pandangnya kesudut kelas, berbalik lagi memandang jiyoo. Beberapa kali dia melakukannya, hingga akhirnya dia mendengus kasar.
“Hya! Apa yang kau lakukan? Aku tidak mencarinya sama sekali!?” Bisik jiyoo sambil menarik lengan jihyun mendekat. Suaranya pelan, tapi jihyun bisa mendengarnya. Dia kemudian bangkit dan melangkah kearah jonghyun.
“Ada apa?” Tanya jonghyun santai.
Jonghyun diam, dia menatap jihyun yang berdiri tegak dihadapannya, kemudian memalingkan wajahnya dan melihat kearah jiyoo yang berdiri dikursinya. Jonghyun tersenyum, kemudian dia menatap jihyun lagi.
Jihyun membalikkan badannya dan menatap jiyoo yang menatapnya penuh amarah. “Kau akan mati lee jihyun”, itulah arti tatapan jiyoo, jihyun hanya menyengir kemudian menatap jonghyun kembali.
“Mwo?” Tanya jonghyun penuh tanya. Dan jihyun tersenyum jahil sambil membisikkan sesuatu ketelinga jonghyun. Jonghyun mengernyit sambil menatap jihyun. Jihyun tersenyum penuh arti kearah jonghyun. Dan sedetik kemudian, dimple jonghyun terlihat jelas dan dia mengusap kepala jihyun pelan dan beranjak berdiri.
“Yoo-ya.” Panggil jonghyun menghentikan langkah jiyoo. Jiyoo berhenti, kemudian dengan ragu berbalik dan memandang jonghyun.
“ Tidak apa, kau tidak makan siang?”
“ Mau bersama?” Tanya jonghyun sambil tersenyum manis kearah jiyoo.
“Maksudku nanti aku menyusul, setelah mencari jihyun.” Ucap jiyoo menjelaskan.
“Baiklah, aku akan menunggumu.” Ucap jonghyun sambil berlalu.
“Gomawo.” Ucapnya sambil tersenyum manis, senyum khas miliknya yang hanya bisa ditujukan untuk segala hal tentang jonghyun. Dan akhirnya, dia beranjak keluar dan mencari sahabat tercintanya itu.
“ Jihyun-ah, aku akan berterima kasih padamu saat ini.” Gumam jonghyun kemudian melangkah menuju kantin sekolah.
----
Jiyoo memutar matanya mencari jihyun dikantin sekolah. Dia sudah menyusuri semua tempat yang sering dikunjungi jihyun disekolah ini, dan nihil, dia tak menemukan sahabatnya itu dimanapun. Ini adalah tempat terakhirnya mencari jihyun.
“Ya Tuhan, apalagi yang dia lakukan?” jiyoo bergumam sambil melangkah kearah jihyun. Dilihatnya sahabatnya itu menatapnya.
“Eh?” gumam jiyoo pelan.
“Duduklah yoo, bangkuku cuman satu.” Ucap jihyun polos. Jiyoo membelalakkan matanya dan berdecak kecil. Dan dengan pelan duduk disebelah jonghyun.
“Yoo-ya, kau tidak makan?” Tanya jonghyun.
“ Aku pesankan ya, kau bisa sakit!?”
“Ah.. senangnya.” Ucap jihyun sambil menatap jiyoo dihadapannya.
“Apa yang kau katakan padanya tadi lee jihyun?”
“Akan kubuat perhitungan denganmu jihyunnie!?” Ancamnya.
---
“Ji.. aku pulang dengannya, kau tidak papa kan pulang sendiri?”
Jonghyun tersenyum kemudian menarik pergelangan tangan jiyoo. Jiyoo memekik kaget dan terseret mengikuti langkah panjang jonghyun.
“Ji.. kau keberatan?”
“Ini, aku pulang dengannya. Tidak apa-apa kan?”
“Gwencana! Aku juga ada keperluan yang harus kuselesaikan dulu. Jadi pulanglah duluan yoo, bersama jonghyun tentu saja.” Jawabnya sambil mengendikkan bahunya cuek. Jiyoo mengumpat pelan disamping jonghyun.
Jihyun terkikik kecil, dia teringat bagaimana raut wajah jiyoo yang ingin memakinya waktu keluar kelas. Dia tersenyum senang, mengganggu jiyoo ternyata sangat menyenangkan, apalagi jonghyun sangat gampang. Dua sejoli yang saling memendam perasaan suka mereka, jihyun geleng-geleng kepala sambil beranjak keluar dari keluar kelas.
“Aku akan mengambilnya, jadi maafkan aku kali ini yoo.” Seringai jihyun sambil tersenyum evil.