Luna merasa pegal di kakinya. Jelas saja begitu, dia berjalan seraya meluapkan kekesalannya dari tadi dengan menyusuri jalan setapak yang ada di Seokchon Lake Park. Di tangannya saat ini juga banyak tangkai mawar. Mungkin jumlahnya lebih dari sepuluh tangkai.
“Bunga ini apa aku buang saja, tidak cukup jika hanya kudekap dengan satu tangan”Gumam Luna memandangi tangkai-tangkai mawar.
Luna mendekat ke tempat sampah, membuka tutupnya dan hendak membuangnya.
“Ani, jika aku membuangnya sama saja menolak kebahagiaan. Lagi pula mawarnya masih segar dan harum”Gumam Luna, ia tak jadi membuang mawar-mawar itu.
Ia melanjutkan langkah kakinya.
Luna melihat jam tangannya. pukul 21:30.
“Aigooo… kakiku pegal sekali. Aku juga lapar”Gumam Luna.
“Apa aku telepon Oppa untuk menjemputku?”
“Hannie, dia benar-benar menyebalkan hari ini. Katanya dia mau menghubungiku, tapi mana?”Gerutu Luna sambil mengeluarkan handphonenya dan hendak menyalakannya.
Namun, ternyata handphonenya mati.
“Omoooo…. Handphoneku mati. Bagaimana ini? Pantas saja ia tak menghubungiku”Gumam Luna sambil mencoba menyalakan, tapi tetap saja tidak bisa.
“Lalu aku pulang bagaimana? Tak ada satu pun Taxi lewat dari tadi”Katanya lagi.
Pengunjung Seokchon Lake Park sudah semakin menipis, mobil yang lewat di jalan itu juga semakin sepi, karena hari sudah malam. Luna yang menyusuri pintu keluar barat, menemukan kedai ramen disana.
“Sebaiknya aku kesana dulu. Perutku sudah berbunyi”Gumam Luna lalu berlai ke arah Kedai Ramen itu.
Luna duduk di meja yang kosong dan langsung memesan.
“Ahjussi, aku pesan satu porsi Ramen”Kata Luna pada Ahjussi penjual Ramen.
“Tunggu sebentar”Jawabnya.
Kedai ini juga sudah tampak sepi. Hanya sekitar 4 orang yang sedang makan disana. Dan mereka semua berpasangan, membuat Luna jadi sedikit kesal.
Luna menunggu Ramennya dengan berpangku tangan.
“Permisi Nona, ini pesanan anda”Kata Ahjussi itu.
“Kamsahamnida”Jawab Luna.
Lalu tanpa basa-basi, Luna langsung mengambil sumpit yang ada di sebelah mangkuk Ramen dan langsung memakan Ramen di hadapannya itu.
Sangat lapar, itu yang menggambarkan Luna saat ini. Terbukti, tak sampai 5 menit mangkuk yang penuh Ramen itu sudah kosong tanpa setitik kuah pun.
“Ahjussi aku mau satu lagi”Teriak Luna lalu meminum air dari botol air mineral.
Kini, tinggal ada dua pasangan dan dirinya yang ada di Kedai itu. Luna tak perduli, yang ia tahu dia lapar sekarang.
“Ini Nona”Kata Ahjussi 15 menit kemudian, sambil menaruh mangkuk Ramen di hadapan Luna.
“Ne”Jawab Luna.
“Apa kau sedang sangat lapar Nona?”Tanya Ahjussi itu.
“Aku sedang sangat kesal. Aku jadi sangat sangat sangat sangat lapar Ahjussi”Jawab Luna.
“Pasti dengan kekasihmu ya? Kalau begitu selamat menikmati Nona”Balas Ahjussi itu lalu kembali ke dapurnya.
Luna menyantap Ramennya. Ia makan seperti tak perduli dengan yang lain. Hanya fokus dengan mangkuk didepannya. Kali ini ia menghabiskan dengan waktu 10 menit.
Luna membasuh bibirnya dengan tissue yang ada di meja, kemudian,
“Ahjussi, buatkan satu lagi”Teriak Luna.
“Kau masih belum kenyang Nona?”Balas Ahjussi itu yang sedang memasak Ramen di dapur Kedainya.
“Belum”Jawab Luna.
Luna melihat ke jalan, ia menoleh ke belakang. Ia memperhatikan jalan, sedang menunggu Taxi yang lewat.
“Tidak ada Taxi yang lewat”Gumam Luna.
Tatapan Luna mengarah pada satu pasangan yang hendak pergi dari kedai. Berarti sekarang tinggal dia dan satu pasangan lagi. Terdengar mobil yang lewat. Luna langsung menoleh ke jalan.
“Bukan Taxi”Gumam Luna.
Luna sedikit panik saat ini. Lalu Ahjussi itu menghampirinya dengan nampan ditangannya.
“Ini Nona”Katanya sambil menurunkan semangkuk Ramen ke meja Luna.
“Ahjussi, aku tidak melihat Taxi lewat sini sedari tadi”Jawab Luna.
“Jadi kau menunggu Taxi? Itu mustahil jika kau menunggu disini. Dua jam kau menunggu belum tentu ada satu Taxi yang lewat disini”Balas Ahjussi itu.
“Pintu keluar Barat itu tidak strategis. Jadi jarang ada Taxi yang lewat sini. Seharusnya kau melalui Pintu Timur, disana baru banyak Taxi”Lanjut Ahjussi.
“Aigoo.. aku hanya terus berjalan dari tadi Ahjussi”Jawab Luna.
“Kamsahamnida”Lanjut Luna.
Ahjussi itu meninggalkan Luna.
“Eotthokkae? Bagaimana aku pulang?”Gumam Luna yang semakin panik.
Luna melihat jam tangannya, sekarang sudah pukul 22:30
“Ini sudah semakin sepi. Aku takut berjalan sendiri. Bagaimana ini?”Kata Luna.
Luna mencoba menenangkan dirinya dengan menarik dan menghembuskan napas.
“Kau harus tenang supaya bisa berpikir Luna”Gumam Luna.
Tapi sayang, Luna tak berhasil. Ia semakin panik, dan menggerak-gerakkan kakinya yang juga sedikit ketakutan itu.
Luna menyantap Ramen yang ada dihadapannya, hanya selahap, kemudian ia melihat ke jalan lagi.
“Bagaimana aku bisa makan, sementara aku belum tentu bisa sampai ke rumah hari ini”Gumam Luna.
15 menit kemudian, terdengar suara mobil. Luna menoleh, sebuah Taxi yang lewat.
“Taxiiiiii”Teriak Luna dengan melambaikan tangan kanannya dan berlari dengan cepat ke tepi jalan.
Taxi itu berhenti.
“Apa kau ingin naik Nona?”Tanya Ahjussi supir Taxi.
“Ne, tunggu sebentar Paman”Jawab Luna kemudian kembali ke mejanya.
Luna mengambil uang dari dompetnya. Kemudian memasukkan dompetnya ke dalam tasnya dan melingkarkan tasnya di lehernya. Tak lupa tangkai-tangkai mawar itu ia bawa.
“Ahjussi, ini uangnya aku taruh di meja”Teriak Luna.
Lalu Luna berlari menuju Taxi itu dan membuka pintu belakang.
“Nona ini kembaliannya”Kata Ahjussi.
“Untukmu saja Ahjussi”Jawab Luna lalu menutup pintunya.
Taxi berjalan setelah Luna memberi tahu alamat rumahnya.
“Paman, syukurlah kau lewat sini. Aku tak tahu harus menunggu berapa lama lagi. atau mungkin aku keluar dengan berjalan kaki jika kau tak lewat”Kata Luna.
“Ini kebetulan Nona, saya tadi habis dari Kedai yang ada di sebelah sana. Makanya saya lewat jalan ini”Jawab Paman itu.
Apa Oppa mengkhawatirkanku? Apa Hannie juga? Kata Luna dalam hati.
Walaupun ia sudah berada di Taxi, Luna tetap saja gelisah sebelum sampai dirumah. Ia tak biasa jam segini masih berada di luar rumah. Apalagi tidak ada yang ia kenal. Luna hanya bisa mendekap tangkai-tangkai mawar yang ada di tangannya.
Ia memandang ke luar jendela, jalan sudah nampak sepi, dan tentunya tidak ada orang yang sedang berjalan di trotoar. Luna melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 23:30.
“Masih lama untuk sampai rumah”Gumam Luna.
Memang, karena rumahnya sedikit jauh dengan Seokchon Lake Park. Sepertinya ia salah sudah menentukan tempat untuk meluapkan kekesalannya.
Dengan segala keresahan yang ia rasakan, akhirnya Luna sampai di depan rumahnya.
“Ahjussi, ini uangnya. Joengmal Gomawo”Kata Luna sambil menyerahkan uang.
Luna langsung keluar dari Taxi dan berlari memasuki rumahnya. Setelah memencet kode, Luna membuka pintu.
“Surpriseeeeeeeee”Teriak Seung Hyun dan Kris.
Luna terkejut.
Seung Hyun dan Kris meniup terompet berkali-kali dengan topi ulang tahun di kepala mereka.
“Ya! Apa kalian tidak khawatir denganku?”Kata Luna kesal.
Seung Hyun dan Kris diam.
“Kalian bukannya mencariku tapi malah begini”Kata Luna lagi.
“Kau dari mana memangnya? Kami kira kau bersama Luhan”Jawab Seung Hyun.
“Aku dari Seokchon Lake Park . Aku saja tidak tahu dia dimana? Dia masih bersama wanita itu atau tidak juga aku tak perduli”Balas Luna yang masih kesal.
“Wah, kau sudah sangat berhasil membuatnya sangat kesal dan cemburu”Kata Kris.
Luna tak mengerti perkataan Kris lalu memandang Kris. Pandangan Kris tidak tertuju pada Luna. Luna mengikuti arah pandang Kris, yang tertuju ke belakang Luna.
Hey dreamers, baca FF aku yg Miracle of Love From Han River juga yaaa