"jea , kau kah itu?"
***
Luhan POV
aku mendengarkan ucapan jongin dengan seksama. beberapa dari yang dikatakanya tak asing ditelinga ku. ini kah yang namanya kebetulan? atau memang benar.?
jea dan jammy ? apa mungkin mereka sama ? kembar ? atau.. memang orang yang berbeda??
Park dong jun , aku tau orang ini. anak dari Park hyung dae. kakek pemilik rumah tunanetra. jika jea adalah cucu dari kakek itu. mungkinkah park dong jun adalah ayah nya?
jika park dong jun yang disebut jongin adalah anak dari kakek itu......
ani..ani .. pikiran ku terlalu jauh.
mungkin ini hanya kebetulan. ya tentu saja ini kebetulan. sebaiknya aku pulang.
"jongin-a , aku pulang" aku berpamitan pada jongin di parkiran.
"eoh , hati-hati"
aku menyetir mobil ku keluar gerbang SOPA. tunggu dulu ,bukankah itu hee sun? teman jammy ?ini hampir jam 8 malam. kenapa dia baru pulang? aku membunyikan klakson ku. ia menoleh , dan terlihat mencoba mencari tahu siapa didalam mobil. aku membuka kaca mobil ku .
"kau? luhan ?"
"eoh,kau shin hee sun?"
"ne, kau tidak lupa"
"ani , kau mau pulang bersama?"
"aku menunggu baekhyun dan jammy. mereka sedang di parkiran" ku pikir mereka sudah pulang. apa ada bimbel??
"oh,kalian ada bimbel?" belum sempat hee sun menjawab,sebuah mobil berhenti didepan mobil ku. ku lihat baekhyun turun.
"eoh,kelas kami ada bimbel"jawab hee sun.
"luhan? kau ada bimbel juga?" baekhyun menegur ku.
"ani,ini hari rabu,aku berlatih"
"geurae , ngomong-ngomong maafkan soal adik ku, aku tau dia mengikuti mu terus"
"gwenchana " kata ku merespon
"baekhyun-a , heesun-a , kenapa lama sekali??" ku dengar suara yeoja. itu pasti jammy.
"kami duluan" hee sun dan baekhyun pun pergi lebih dulu.
sebuah pesan masuk saat aku baru akan menyalakan mobil ku.
"jea masih hidup. dia kecelakaan 2 tahun lalu. tapi dia selamat. ku dengar dia koma" aku membaca pesan dari seorang teman yang ku suruh untuk membantu ku mencari jea. terkejut. itu lah yang aku rasakan. kecelakaan ? koma ? aku tiba-tiba teringat perkataan jongin sore ini. dimana jea sekarang? aku sungguh penasaran.
Baekhyun POV
kami tiba didepan gerbang rumah jammy. aku mengantar hee sun lebih dulu. aku menatap rumah jammy dari luar. sudah lama aku tidak berkunjung ke rumah ini. bayangan masa lalu berkeliaran di kepala ku mengingat saat-saat pahit itu tiba. saat dimana aku harus melepaskan dua orang terpenting dalam hidup ku. appa dan jammy.
"eomma mu ada dirumah?"
"ne,kau mau mampir?"
"ani,lain kali saja. kau masuk lah" aku belum siap untuk bertemu keluarga jammy.
"geurom, keurigu gomawo " cup ... ku kecup keningnya sebelum ia keluar. jammy mematung . pasti terkejut. ia tak mengatakan apa pun dan langsung turun dari mobil ku.
setidaknya itu adalah clue bahwa perasaan ku tak pernah berubah. semoga kau memiliki nya juga untuk ku. cepatlah sembuh. dan mari kita bersama lagi. saranghae..
Baekhyun POV END
Jammy POV
omo !! apa pipi ku merah? baekhyun baru saja mencium kening ku. aku tak tau harus meespon apa. karena aku terlalu malu. haruskah aku mengirimnya pesan? mungkin iya.
ani ... ingatan ku belum pulih. bagaimana kalau namja yang ku sukai bukan dia?
tapi, tunggu dulu.. memang ada namja lain selain baekhyun?
sebenarnya aku agak penasaran dengan luhan, namja itu. aku sangat penasaran denganya sejak pertama aku melihatnya. siapa sebenarnya dia?kenapa aku selalu merasa aneh di dekatnya?
mungkin kebetulan. entahlah
sepertinya aku harus segera mengunjungi yayasan. setidaknya harus ada sesuatu yang ku temukan disana
"jammy-a~!! hah? siapa itu? suara namja. aku beranjak dari tempat tidur ku. dan menghampiri pintu kamar. menempelkan telinga ku di daun pintu
"jammy-a, this is oppa" ne? oppa ? oppa ku? itu berarti seseorang bernama eden park? aku pun membuka pintu kamar ku. dan mendapati seorang dengan tinggi sekitar 183cm. sangat tampan. dengan alis tebal. dia kah oppa ku?
"kau benar-benar bangun"ia mematung. seolah tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang. aku tersenyum simpul. kemudian memeluknya.
yang aku lakukan benar bukan? ia pasti sangat merindukan adik satu-satunya yang ia miliki. oppa menangis, aku pun ikut menangis, pdahal kami belum mengatakan sepatah kata pun. inikah ikatan batin?
aku dan oppa lalu duduk disisi tempat tidur ku.
"kau ingat oppa?"
"mianhae"
"ara.. kau bahkan tak ingat eomma. cepatlah sembuh." oppa mengacak rambut ku. aku tersenyum
"kenapa kau memajangnya?" oppa menunjuk 2 bingkai foto yang aku temukan waktu itu.
"ani,aku hanya ingin memulihkan ingatan ku"oppa hanya terdiam. tak berkata apa pun.
"tapi, oppa. aku ingin bertanya sesuatu"
"mwoga?"
"kau tau kenapa aku memotret anak-anak tunanetra yang sedang bermain bola?"
"kau berteman dekat dengan salah satu dari mereka. aku lupa siapa namanya. sudah lama aku juga tak ke yayasan"
berteman dekat? jinjja ? salah satu dari mereka?
TO BE CONTINUE..........