"jammy-a gwenchana? " ani hee sun-a ,aku sangat tidak baik-baik saja. tolong aku...
***
Luhan POV
seorang gadis terlihat kesakitan. ada apa denganya? apa aku harus menolongnya? orang-orang disini hanya melihatnya. apa-apaan mereka.
"permisi,apa kalian butuh bantuan?" aku mencoba menawarkan.
"ne,bisakah kau membawa kami ke rumah sakit?" pinta teman dari gadis yang sedang ku tolong. aku pun segera membawanya ke mobil ku. di ikuti oleh teman gadis ini."
"rumah sakit mana?" aku ikut panik. karena gadis ini terus memegangi kepalanya. apa dia punya penyakit kanker?
sampai dirumah sakit ,gadis yang bahkan tak ku ketahui namanya sedang di periksa oleh dokter. aku duduk diruang tunggu. pikiran ku kosong.untuk apa aku disini? aku selalu benci rumah sakit.
rumah sakit mengingatkan ku akan masa-masa sulit menanti pendonor kornea yang tak kunjung datang. ya ,aku buta. aku benci mengingat masa itu. masa dimana aku hampir hancur dan tak ingin hidup.
aku buta saat usia ku 14 tahun. karena kecelakaan. dokter bilang aku akan sembuh jika ada pendonor. terpuruk? tentu saja. diusia yang semuda itu aku harus kehilangan sesuatu yang berharga. aku bahkan membenci keluarga ku. aku selalu berteriak minta dicarikan pendonor kornea.
sampai suatu hari,keluarga ku menyekolahkan ku di sebuah yayasan bernama "rumah tunanetra" sebuah yayasan yang menampung orang-orang tunanetra seperti ku. tempat itu lebih mirip sekolah. aku biasanya datang pagi dan pulang saat senja tiba. lama-kelamaan aku mulai terbiasa dengan kekurangan ku. dan aku bisa hidup seperti orang buta lainya.
ada seorang gadis yang sangat ingin ku lihat saat aku bisa melihat. dia bilang namanya jea. dia seperti sukarelawan di yayasan itu. dia selalu datang di akhir pekan. aku mulai sering mengobrol denganya. ternyata dia seumuran dengan ku. senang? tentu saja. aku memiliki teman normal.
dia bercerita banyak pada ku tentang kehidupanya,dia sering mengajak ku pergi ke toko kue di kawasan myeongdong. dia bilang itu tempat favorite nya. dia suka sekali makan cheese cake. awalnya aku malu,tapi ia terus memaksa ku untuk melihat dunia diluar sana.
entah sejak kapan perasaan itu muncul,aku menyukai. ini terkesan memalukan bukan? tentu saja. seorang buta seperti ku berani menyukai gadis normal sepertinya. aku tak ingin dia tau. aku akan mengatakanya saat aku sembuh. tunggu aku ,jea.
setahun berlalu,dia bercerita tentang sekolah baru nya. ia baru saja masuk di bangku menengah atas. sebuah sekolah seni yang terkenal di Seoul,SOPA. aku akan bersekolah disitu juga. jika aku sudah sembuh.karena aku yakin akan sembuh.
tak lama,je bercerita bahwa ia bertunangan dengan anak dari teman ayah nya. sepertinya jea tak menyukai sikap ayahnya. jea bilang namja itu baik. tapi tak lebih sebagai teman di matanya . setelah kejadian itu, jea jarang datang mengunjungi ku. dan lama-kelamaan ia tak mengunjungi ku sama sekali. aku merindukanya. kemana jea?
hampir setahun lebih setelah jea tak pernah mengunjungi ku,aku mendapatkan donor kornea. aku senang sekali. akhirnya bisa melihat seperti apa penyemangat hidu ku. tapi aku tak menemukanya .aku juga tak tau harus bertanya kepada siapa. dan sampai sekarang terhitung sejak 6 bukan lalu aku bisa melihat lagi, aku masih belum tau dimana dia, jea apa kau melupakan ku?
Luhan POV END
Hee Sun keluar dari ruang oemeriksaan, ia tampak lega. sepertinya jammy baik-baik saja. ia menghampiri namja yang menolong mereka hari ini.
"aku shin hee sun,gamsahamnida atas bantuan mu" hee sun mengulurkan tanganya,dan disambut oleh tangan luhan.
"gwenchana,Luhan imnida. keundae,apa yang terjadi dengan teman mu?"
"dokter bilang itu hanya konstraksi sesaat. teman ku mengalami amnesia"
"ah , .. geurae. kalau begitu aku permisi"
"tunggu, ini nomor ku. katakan jika kau butuh sesuatu. anggaplah ini ucapan terimakasih" Luhan menerimanya dan lalu meninggalkan rumah sakit.
"hee sun-a,dimana jammy?"Luhan terhenti mendengar suara yang tak asing baginya.
"aku kenal suara ini............."
TO BE CONTINUE..........