home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Tears Of Mafia

Tears Of Mafia

Share:
Author : kifijo
Published : 22 Oct 2013, Updated : 18 Nov 2013
Cast : Kim Sunggyu (Infinite), Seo Heeyeon (OC), Bang Yongguk (BAP), Nam Jihyun (4Minute), Kim Myungsoo (In
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |17115 Views |1 Loves
Tears Of Mafia
CHAPTER 8 : Click

Heeyeon.

 

“Heeyeon, jadinya mau nonton film apa?” suara Gongju dan tepukan pundaknya mengagetkanku.

“Hah? Iya? Apa?” jawabku kaget.

“Jadi akhir minggu besok kita kan mau ke bioskop terus kita mau nonton apa jadinya?” jelas Eunhye.

“Ah, itu tentang nonton? Apa aja deh aku ikut.” Ujarku singkat.

“Yakin nih?”  Tanya Gongju meyakinkan. “Kalau gitu yang kocak aja.”

“Terserah deh.” Jawabku seadanya.

“Komedi gitu? Gak ah, gak seru. Horror aja gimana? Okay lihat dulu di web.” Lalu Eunhye dengan semangatnya mengambil ponselnya.

Lalu kembali aku mendengar Gongju dan Eunhye berdebat masalah genre film. Tapi lagi – lagi fikiran ku kembali ke kejadian dua hari yang lalu. Kembali wajah Sunggyu hadir dalam kepalaku. Raut wajahnya saat terakhir kali aku meninggalkannya. Sejak saat itu Sunggyu selalu menghantui fikiranku.

“Yaudah deh, action aja. Gimana? Biar seru gitu.” Tiba – tiba aku memotong pertengkaran Gongju dan Eunhye. Kenapa sih maniak James Bond itu muncul terus?

“Yaudah, action.” Sahut Gongju.

“Oke, tak cari yah.” Jawab Eunhye.

Kemudian ponselku berdering, kulihat ada satu pesan masuk. Tertera nama Sunggyu sebagai pengirimnya. Entahlah, aku tak tahu harus membalas apa sms – sms yang Sunggyu kirim. Dan ini membuat aku semakin merasa bersalah padanya entah mengapa.

“Oh iya, selesai makan bisa gak kita kembali ke sekolah? Sebentar aja, partiturku ada yang tertinggal.”  Kedua sahabatku menoleh ke arah ku dan hanya menjawab pertanyaan ku dengan anggukan kepala.

“Tapi sebelumnya kita bisa mampir beli es krim kan?” sahut Eunhye.

“Boleh.” Ku jawab dengan singkat.

Sekali lagi tatapan mataku tertuju pada ponselku, Kim Sunggyu kenapa kau mulai mengganggu hari – hari ku? Ku hela nafas dan fikiranku mulai melayang, mengingat semua yang telah terjadi antara aku dan Sunggyu. Ya, Seo Heeyeon bisa – bisanya kau jatuh cinta dengan orang asing.

Lalu ku rasakan seseorang menepuk pundak ku, Eunhye, dia mengisyaratkan apakah aku sudah selesai dan kita akan bersiap pergi. Proses membeli es krim yang diinginkan Eunhye terasa berlalu dengan cepat dengan diselingi pertentangan dengan Gongju tentang rasa es krim mana yang lebih enak.

Dan tak terasa sekarang aku sudah berjalan melewati gerbang sekolahku. Ku tolehkan kepalaku ke arah dua sahabatku.

“Ku tunggu kau di cafeteria, okay?” sahut Gongju.

“Jangan terlalu lama ya? Ini sudah sore, ingat kan cerita horror tentang sekolah kita?” kulihat Gongju memberi tatapan ingin membunuh Eunhye ketika ia mendengar kata horror. Aku hanya bisa menggelengkan kepala dan tertawa melihat kelakuan mereka.

“Janji aku tidak akan lama.” Balasku.

Lalu kami saling melambaikan tangan dan ku lihat Eunhye dan Gongju berjalan menjauh menuju cafeteria. Ku langkahkan kaki ku menuju salah satu ruang kelas. Ketika sampai di lorong kelas perasaan ku tiba – tiba menjadi tidak enak. Ku miringkan kepala ku ke samping dan ku teringat akan kata – kata Eunhye. Ku gelengkan kepala.

“Tidak mungkin.” Lalu ku percepat langkahku. Tapi sesuatu membuat langkah ku berhenti sejenak. Ku dengar atau lebih tepatnya aku merasa seseorang mengikutiku.

Ku beranikan diri untuk menolehkan kepalaku, tapi ku tak menemukan apa – apa. Mungkin hanya perasaanku saja. Fikirku. Tapi kenyataannya berbeda, walau ku fikir hanya perasaanku saja, tanpa sadar ku percepat langkah ku dan dengan satu gerakan cepat ku masuk ke dalam ruang kelas.

“Kenapa kau jadi penakut begini sih Heeyeon.” Gerutu ku, lalu ku edarkan pandangan dan ku temukan partitur ku tergelatak di atas meja dekat dengan piano.

Ku berjalan mendekati meja itu, ku ambil partitur itu dan ku duduk di atas meja. Ku pandangi partiturku, dan seketika terlintas dibenakku orang aneh itu, Kim Sunggyu. Dia benar – benar tidak mau pergi dari kepalaku sepertinya. Lalu ku keluarkan ponselku dan ku buka kontak dengan nama Kim Sunggyu tertera di layar.

“Baiklah” ku tarik nafas  dalam – dalam dan ku tekan tombol call. Ku dekatkan ponsel ke telingaku. Sekarang aku hanya harus menunggu dia menjawab telepon ku. Ku menunggu dengan cemas sambil menggigit bibir bawah ku.

Tiba – tiba ku dengar suara lagu dari luar pintu kelas. Tipe lagu yang cukup berisik dan dengan sedikit nada elektro. Suara musik itu tidak berhenti. Penasaran, ku langkahkan kaki ku keluar kelas. Lalu di luar ruang kelas ku dapati seorang pria dengan wajah kaget memandangi ponselnya. Seorang pria lengkap dengan balutan jas dan celana denimnya yang serba hitam.

“Kim Sunggyu?” tanyaku dengan nada setengah syok. Kaget ku buyar ketika melihat wajah syok Sunggyu.

“Hee..hee…heeyeon.” tergagap dia menyapaku setelah ia palingkan wajahnya dari ponsel. “Hai!”

Sekuat tenaga ku menahan tawa karena pemandangan ini. Aku tahu mungkin saja Sunggyu seorang stalker yang mengikuti ku hingga ke sekolahku tapi tetap saja wajah bingung dan syoknya membuatku ingin tertawa. Sesaat dia terlihat begitu polos dan lucu. Aish, apa yang ku pikirkan.

“Sedang apa kau disini?” tanyaku smabil berusaha untuk menahan tawa.

“Aku, aku…” perkataanya terhenti, kulihat ia menundukan kepala. Entah aku tak bisa melihat ekspresinya.

“Iya kenapa?” tanyaku lagi.

“Setiap hari ku sempatkan datang ke sekolah mu. Mungkin kau berfikir aku penguntit atau apalah. Tapi aku tidak bisa melihatmu.” Tatapan Gyu berubah menjadi tatapan sedih saat menatapku. “sampai hari ini akhirnya aku melihatmu.”

“Maksudmu?” sekarang giliran ku yang tak tahu harus apa. Mungkin wajahku sekarang yang menggantikan wajah syok Sunggyu tadi.

“Kau ingatkan, pertanyaan terakhirku?  Aku tak tahu apa yang terjadi Heeyeon. Aku tak bisa berhenti memikirkan mu, aku merindukan mu. Tak bisakah kau beri jawaban? Agar semuanya jelas. Dan aku tak akan mengganggu mu lagi.”

Aku terdiam untuk sejenak. Ku tundukan kepalaku dan ku gigit bibir bawahku. Aku ragu. Kepalaku mulai berpikir keras. Apa yang harus aku lakukan.

“Aku…” ku coba untuk mengatakan sesuatu tapi tak ada kata yang berhasil keluar dari mulutku. Hening.

“Mungkin aku salah datang kesini.” Ujar Gyu. Ku lihat kakinya siap untuk melangkah jauh dan pergi.

Aku tak tahu apa yang kulakukan, tapi tubuhku bereaksi sebelum otak ku berfikir apa yang terjadi. Dengan gerakan cepat ku peluk Sunggyu dari belakang. Ku benamkan wajahku di punggungnya. Dan ku rasakan tubuh Gyu mematung seketika. Bodoh Heeyeon, kau gadis bodoh. Ingat itu.

“Bisa kau ulang pertanyaanmu?” gumamku sambil tetap memeluk Gyu.

“Maukah kau jadi pacarku?” sahutnya.

“Hmmm~” ku anggukan kepalaku sebagai jawaban. Ku rasakan tubuh Gyu sedikit lebih relaks.

“Terima kasih, Seo Heeyeon” ku rasakan ia menggenggam tanganku. Hangat, saat tangannya menyentuh tanganku.

“Ne.” jawabku singkat.

“Bisakah ku lihat wajahmu?”

“Tidak.”

“Kenapa?” ada nada kaget dalam suara Gyu.

“Hanya tidak boleh, tidak bisa.”

“Kenapa?”

“Nanti kau pasti menciumku.”

“Siapa bilang?”

“Pengalaman mengajarkan segalanya.” Sahutku ketus dan dibalas tawa ringan oleh Sunggyu.

“Wajahmu merah?”

“Tidak.”

“Serius? Ku rasa aku iya.”

“Diam.” ku tinju pelan punggung Sunggyu dan dia hanya tertawa. Entah apa yang terjadi tapi hatiku terasa nyaman. Hangat di dekatnya. Dan tanpa sadar ku tersenyum.

“Sampai kapan kau mau memeluk ku?” aku kedipkan mata ku beberapa kali lalu ku dorong tubuh Gyu menjauh.

“Siapa yang memelukmu? Mimpi.” Lalu ku berjalan cepat meninggalkan Gyu terdiam dibelakang.

“Yaaaah~, baik sedikit dengan pacar barumu yang tampan ini bisa tidak?” sahutnya dari belakang. Aku hanya tertawa  dan terus melangkah.

Lalu aku teringat partiturku masih di dalam ruang kelas. Tapi aku tak berani menatap dan berhadapan dengan Sunggyu. Yang kulakukan hanya berjalan cepat dan lurus keluar dari lorong kelas. Bisa ku dengar langkah kaki Gyu menyusul dibelakang ku. Lalu ku rasakan tangannya memeluk pinggangku dan menarik ku ke samping tubuhnya. Hangat, lagi – lagi. Maafkan aku Gongju-ya dan Eunhye. Aku rasa ini akan lama.

*_*_*

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK