Jalanan itu terlihat lebih sepi di banding biasanya. Angin berhembus lebih kencang pula dari sebelumnya. Brenda berjalan pelan sambil merapatkan jaketnya. Dilihatlah kanan kiri hanya terlihat lampu-lampu berwarna redup yang menemani langkahnya.
“Demi apapun jika tidak karena dia hamil gue nggak akan repot-repot membelikan ini semua. Sialan.” Brenda menatap kantong plastik yang ia pegang kemudian kembali melangkah.
Tibalah ia disebuah rumah mungil tempat dia dan seorang temannya tinggal dikota ini.
“Darimana saja lu, jam segini baru balik banget?” Diana menatap wajah temannya yang terlihat masam.
“Menuruti ibu hamil.” Sambil menatap satu sudut dirumah.
“Hamil? Siapa? Moni? Lagi? Astaga.”
Brenda berjalan menuju ke tempat seekor kucing yang sedang tertidur dengan perut yang membesar dan dielusnya bulu halus kucing itu.
“Ibu hamil yang sangat pemalas.” Sambil tersenyum dieluslah kepala kucing itu dengan sayang.
“Hm Brenda, Nick melamarku tadi sore.”
Brenda langsung berbalik dan menatap teman serumahnya itu.
“Beneran? Waw, selamat Dian setelah 5 tahun akhirnya kalian akan menikah. Gue berbahagia buat kalian, kalau udah nikah jangan kebanyakan drama ya lu.”
“Gimana sama lu?”
Gerakan tangan Brendapun berhenti dan mengalihkan pandangannya dari temannya.
“Nggak gimana-gimanalah, emangnya kenapa? Aneh de lu.” senyuman masam diberikan oleh Brenda.
“Dasar pembohong ulung! Mau sampai kapan lu terpuruk gara -gara lelaki yang jelas-jelas udah ngga pernah memandang lu sedikitpun.”
“Diana, kita udah pernah membicarakan ini dan tolong sudahlah jangan dibahas lagi. “
Diana mendatangi Brenda dan memeluk sobat kecilnya itu.
“Brenda, bahagialah. Tolong. Gue pengen liat lu bahagia. Sudah terlalu lama lu jadi orang bego tau ngga sih. Gemes gue liatnya. Lu bego banget sih jadi orang.”
Brenda berdiri dan menuju kamarnya tanpa menjawab Diana. Ia duduk diranjangnya dan menatap langit-langit kamarnya. Tarik nafas hembuskan.
“Rileks Bren. Lu kuat lu bener. Itu pilihan lu.“
Iapun bergegas membersihkan diri dan kemudian terlelap, semoga esok lebih baik.