home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Sorry I LOVE YOU

Sorry I LOVE YOU

Share:
Author : syabila_nayla
Published : 06 Aug 2017, Updated : 20 Jul 2019
Cast : Aleysia Andara (Jeon somi ) , Dave Alison (Jeon Jungkook) , Nakamoto Yuta , Park Jihoon , and other
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |1702 Views |0 Loves
Sorry I LOVE YOU
CHAPTER 2 : Hallo Anak TK! Pt.2

Cengkerama kecil Yuta dan Aleysia menjadi daya tarik tersendiri untuk disapa oleh telinga Dave dan Jihoon. Tak jarang Jihoon menimpali dengan kelucuan dan Dave menimpali dengan nada ketusnya, itu justru membuat Aleysia semakin mengenal karakter masing-masing dari pemuda-pemuda tampan ini.

"Al, mau ikut ekskul apa?" tanya Jihoon.

"Di sini ada apa aja? "

Bukannya menjawab, Aleysia malah balik bertanya.

"Banyak sih. Saran gue ikut basket aja, kita semua ikut basket loh," jawab Jihoon.

Aleysia nampak manggut-manggut. Poni pagarnya berjejer rapi menutupi keningnya. Gadis yang sangat polos. Matanya berwarna hitam dan rambutnya berwarna coklat tua. Ia seorang gadis berdarah campuran Indonesia-Amerika. 

"Jadi?" tanya Jihoon.

"Aku nggak bisa basket. Hehe. Aku ikut seni musik aja deh," Jawab Aleysia cengengesan. Cengiran khas anak TK terpancar jelas di raut wajahnya.

"Yah... sayang sekali," sahut Yuta.

"Ketauan sih muka lo itu anak TK mana bisa main basket?"

timpal Dave dengan gaya sengaknya. Aleysia memanyunkan bibirnya. Tak terima dianggap anak TK, biar bagaimanapun mereka seumuran. 

"Jangan ngatain aku anak TK! Kita seumuran Dave!"

Yuta dan Jihoon terkikik geli melihat ekspresi  Aleysia. Sejujurnya pendapat Yuta dan Jihoon sama dengan pendapat Dave. Aleysia sangat polos dan lucu.

"Dasar anak TK," cibir Dave tanpa mempedulikan wajah garang Aleysia.

"Aku udah SMA!" tegas Aleysia.

"Ngg.. Lo pernah pacaran?" tanya Dave meremehkan. Aleysia menggeleng polos.

"Nah! Anak TK memang begitu," seloroh Dave

"Ihhh!! mana ada orang belum pacaran dibilang anak TK? Rese! " 

Yuta dan Jihoon saling berpandangan. Diam-diam menikmati adegan lucu ini tanpa sepengetahuan Dave ataupun Aleysia. Satu hal yang membuat heran. Dave mau meladeni gadis? apalagi itu Aleysia. Mereka bahkan belum mengenal selama 24 jam. Mungkin Aleysia yang bisa merubah sifat menyebalkannya Dave.

"Udah, Dave itu emang rese, tapi penggemarnya selalu banyak, gue aja heran," sahut Yuta. Aleysia mendelik lalu mencibir. " Mata mereka katarak mungkin."

"Haha. Eh Al, ganti kosakata lo donk, dari 'aku-kamu' ke 'lo-gue' gimana? Jakarta nih!" timpal Jihoon.

"Emang kenapa sama 'aku-kamu'? Bukannya lebih tau tata krama?" tanya Aleysia

"Pliss ya,Al. Sesama temen ini," sahut Yuta

"Ngg..,oke. Ak..Gue bakalan pakai ' lo-gue'," ujar Aleysia yang membuat pemuda-pemuda itu terkikik.

"Mau disini apa masuk kelas?" tanya Dave dengan wajah sengaknya.

"Udah bel?" tanya Jihoon. Dave mengangguk acuh.

"Yuk!"

 

Aleysia dan ketiga pemuda yang baru dikenalnya kembali ke kelas. Bahkan semua pasang mata masih menatap Aleysia dengan tatapan tak suka. Gadis itu hanya acuh,seakan-akan sudah biasa menghadapi makhluk-makhluk aneh seperti itu.

Sampai di kelas,Aleysia kembali duduk dengan Dave. Gadis itu berulang kali membuat Dave dongkol. Saat pemuda itu lebih memilih untuk menghabiskan waktu pelajaran dengan tidur, gadis itu dengan wajah tanpa dosanya membangunkan Dave. Mereka bahkan belum bisa dibilang dekat tetapi ia sudah berani mengatur-atur Dave.

Yuta dan Jihoon yang menguping hanya bisa menahan tawa. Aleysia benar-benar sosok gadis yang ajaib. Sifatnya mirip sekali dengan anak TK yang harus selalu dituruti kemauannya, berbeda sekali saat perkenalan di depan anak-anak. Dalam waktu sekejap ia sudah mampu 'meretakkan' dinding-dinding es Dave. Tak hanya itu, satu kelas diam-diam juga ikut memperhatikannya. Mungkin mereka iri karena anak baru bisa dengan mudahnya mendapat perhatian Dave. Yuta dan Jihoon berharap Aleysia bisa membuat Dave sedikit lebih ramah dan menghilangkan gaya sengaknya.

Tet... tet... teettttt....

Bel pulang sekolah berbunyi dengan nyaring. Otak yang sedari tadi bekerja untuk angka-angka rumit di papan tulis kini berganti dengan bayangan makan siang di rumah masing-masing.

Aleysia segera mengemasi barangnya, begitu pula dengan Dave,Yuta, dan Jihoon. Mereka terlihat sumringah, bersemangat  untuk pulang.

"Minggir!" ketus Dave

"Yee biasa aja bisa kali," balas Aleysia. Meski terdengar sewot, gadis itu tetap menyingkir.

"Pulang bareng siapa,Al?" tanya Jihoon

"Naik taksi. Nggak ada yang bisa jemput." Jawab Aleysia sekenanya.

"Ummm.. lo bareng Dave deh, nggak masalah kan, Dave?" 

seloroh Yuta. Dave langsung membelalakkan matanya.

"Jangan gila! Gue bahkan belum kenal dia 24 jam !" ketus Dave

"Lo pikir gue mau?!" sewot Aleysia. Ia sudah berkacak pinggang menatap sengit ke arah Dave. Bola matanya mengkilat, semakin terlihat lucu. Gadis yang  baru saja lancar menggunakan aksen 'lo-gue' itu tanpa dosa menjulurkan lidahnya.

"Udah-udah. Lo nggak kasian apa sama Aleysia? Dia kan baru pindah, mana tau Jakarta," ujar Jihoon menengahi.

Dave menatap sebal ke arah dua sahabatnya. Ia tahu pasti tujuan dua pemuda ini mendekatkannya dengan Aleysia. Apalagi kalau bukan merubah sifat sengak Dave menjadi lebih ramah? Dengan berat hati, ia menuruti sahabat-sahabatnya untuk mengantarkan Aleysia pulang. Mereka paling tahu bahwa Dave selalu menuruti perintah sahabat-sahabatnya.

"Ayo. Lo pulang bareng gue," Ujar Dave dengan nada dinginnya.

"OGAH!!" tolak Aleysia mentah-mentah

"Lo pulang bareng gue atau pulang sendiri dan gue doain nggak selamet?" ancam Dave.

Aleysia terlihat menelan ludah lalu melirik ke arah Yuta dan Jihoon.

"Iya iya! Ah!" kesal Aleysia

****

Dave dan Aleysia berjalan menuju parkiran. Kali ini tatapan sinis dari kakak-kakak kelas dan teman-teman seangkatan mereka terpasang sepanjang koridor. Aleysia menundukkan kepalanya lalu berusaha meyejajarkan langkahnya dengan langkah Dave. Dalam hati ia sudah misuh-misuh, baru hari pertama tapi sudah kena sial seberat ini.

Sampai di parkiran, Aleysia segera masuk ke mobil Dave. Ia berdecak, heran dengan Dave mengapa ke sekolah membawa mobil semewah ini. Lain di otak Dave, ia pikir Aleysia punya maksud tertentu mendekatinya.

"Jangan norak lo!"seloroh Dave

Aleysia mengerutkan kening, tak mengerti maksud ucapan Dave. Pemuda itu malah acuh sambil berkonsentrasi mengendarai mobilnya. Aleysia tak memperpanjang percakapan aneh mereka, ia hanya diam sambil menikmati Jakarta. Macet dan macet. Begitu pikirnya.

"Arrghhh! Sialan! Bisa nggak sih sehari aja nggak usah macet?!" gerutu Dave

Aleysia terlonjak mendengar gerutuan Dave yang lebih mirip orang ngamuk. Ia mengelus dadanya lalu menatap sengit kearah Dave.

" Kalo mau ngagetin orang bilang dulu bisa kali, gue kan bisa siap-siap." sewot Aleysia.

"Bodoh! mana ada yang kayak gitu?" balas Dave

"Seenggaknya itu bikin stok kesehatan jantung gue stabil," keukeuh Aleysia

"Terserah Lo!" ketus Dave

Aleysia mencibir. Diam-diam Dave memperhatikan gadis di sebelahnya. Tak lama kemudian lampu merah berganti dengan lampu hijau. Dave kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.

"Mampus! STOOPP!! "

Brak.Dug.

Dave mengelus-elus keningnya akibat terhantam kemudi. Ia menatap galak kearah Aleysia yang tiba-tiba berteriak, gadis itu ternyata juga kejedot akibat ulahnya.

"Apa-apaan sih lo??! Kalo mau mati jangan ngajak-ngajak gue bodoh!" omel Dave dengan nada ketus.

Aleysia langsung berhenti mengusap keningnya. Ia menatap Dave, pemuda itu mengira bahwa Aleysia ingin menangis karena telah ia bentak. Sejurus kemudian Dave  membuka mulut hendak meminta maaf.

"Huuuaaaa!! Gue lupa alamat rumah gue dimana!!!!"

Jdeeerrrr. Dave mengurungkan niatnya untuk meminta maaf, ia benar-benar sial hari ini. Terlebih lagi semua kesialannya karena Aleysia. Menyebalkan. Seharusnya ia tak pernah menyetujui usulan Yuta untuk menjadikan gadis ini sebagai 'teman'.

"Dave, kalau gue nggak pulang gimana? Aduhhh... gue belum mau jadi gembel huhuhu"

Ucap Aleysia lama-lama semakin ngelantur. Dalam hati, Dave mengamini."Bagus! Kalo lo jadi gembel kan nggak perlu masuk sekolah dan gue nggak bakal sial lagi."

Aleysia mendelik mendengar jawaban Dave. Bersama pemuda yang baru dikenalnya, tidak membawa ponsel,baru pindah ke Jakarta kemarin dan lupa alamat rumah.Lucu. Ia belum siap kalau harus tidur di emperan toko.

"Dasar anak TK. Cepet telepon ke rumah lo!" Ketus Dave

"Berenti panggil gue anak TK! Gue nggak bawa ponsel," Jawab Aleysia

Dave reflek memijat keningnya. Untung saja jalanan sepi jadi Dave dengan mudah menepikan mobilnya atau lebih mudah lagi kalau ingin membuang Aleysia. Tinggal buka pintu, dorong itu anak TK dan pergi begitu saja.

"Hhh.. nih pake ponsel gue." Dave menyodorkan ponselnya. Ia berusaha menghilangkan pikiran buruknya untuk menyeret Aleysia keluar dari mobil mewahnya.

Lagi-lagi Dave meminjamkan benda mahal dan canggih. Aleysia berdecak, bukan kagum namun heran. Di sisi lain, lagi-lagi Dave berpikir negatif. Aleysia segera menelepon ke rumahnya, setelah berceloteh menggunakan ponsel Dave, ia lalu mengembalikannya.

"Anterin gue ke deket sini, belok kanan terus ntar turunin gue di gang. Ntar ada yang jemput gue," ujar Aleysia.

" Lah , apa bedanya gue anter langsung?" tanya Dave heran

" Waaaahhhh gue nggak nyangka lo mau nganterin gue sampe rumah, tapi sayangnya gue disuruh begitu," Jawab Aleysia

"Gue salah ngomong kayaknya. Oke gue anterin sampe situ tapi kalo lo diculik atau ilang jangan salahin gue!"

Aleysia merengut namun tak berkomentar panjang.

Di sisi lain, Yuta dan Jihoon tengah makan siang di suatu cafe. Mereka membayangkan apa yang terjadi di mobil Dave sekarang. Mereka tau persis pemuda itu malas berdekatan dengan gadis mana pun. Satu alasan, menurutnya semua gadis yang menyukainya tak pernah benar-benar menginginkannya tetapi hanya ingin harta dan kedudukan di mata orang lain. Dave tidak menyukai itu.

"Jadi yang sial Dave atau Aleysia?" tanya Yuta

"Hmmm.... Aleysia. Satu mobil sama Ice Man, sekali ngomong sengaknya minta ampun dan... rese," Jawab Jihoon sekenanya.

Yuta tergelak. Pemuda berwajah Jepang ini menyetujui ucapan Jihoon. Sayangnya tebakan mereka salah , bahkan Dave merasa lebih sial dibanding Aleysia.

------------

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK