home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > KISS STRANGER

KISS STRANGER

Share:
Author : princessnanda
Published : 05 Feb 2017, Updated : 24 Jun 2017
Cast : Jaebum, nara, got7
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |1545 Views |1 Loves
KISS STRANGER
CHAPTER 2 : Two

 

Ikut aku" aku menariknya . "Lepaskan" ia melawan. Aku menariknya ke tengah.
 
"Aku merindukan mu" ucap ku padanya. Dia tidak merespon. "Aku menyukai mu" sambung ku. "Nan joahaeyo go nara" jelas ku. Nara hendak pergi dan aku menariknya untuk kembali. "Anni, aku tidak menyukai mu. Aku membenci mu. Aku marah pada mu, kau terlalu jahat sampai membuat ku seperti orang bodoh" aku mengeluarkan unek unek ku. Dia hanya menatap ku. Tatapannya yang begitu polos membuat ku luluh. aku sangat ingin menciumnya, memeluknya dan tak akan ku lepaskan. "Saranghae" ucapan itu keluar dari mulut ku. "Saranghae" ucap ku sekali lagi. Tanpa berpikir panjang aku langsung melumat bibirnya. Bibir yang yang membuat ku menjadi orang gila. Dia tidak merespon ciuman ku. "Jangan menahannya, jangan menolaknya, ungkapkan perasaan mu di sini. Aku tak akan mengganggu mu setelah ini" bisik ku di telinganya. 
 
Aku menciumnya lagi dan dia merespon. "Benar bibir inilah yang kurasakan waktu itu, ternyata benar bahwa itu kau. Orang yang membuat ku tak bisa tidur, wanita yang ku rindukan, wanita yang ku harap akan membalas pesan ku, dan menelfon ku, orang yang membuat ku seperti pria gila. Aku menciumnya terus menerus, aku menariknya lebih dalam. Aku tak mau menyisakan jarang di antara kami. Dia merangkul ku, dia menikmati ciuman ini. Untuk kedua kalinya tempat ini menjadi saksi bisu antara aku dengan nya. Mengapa bibirnya begitu nikmat? Mengapa kau sangat menggoda ku di dalam sana? Lidah itu begitu nakal dan liar merespon pergerakan ku. 
 
Mengapa situasi menjadi semakin rumit? Aku ingin dia menjadi milik ku, tetap di sisi ku. Aku mencintai wanita ini tuhan. Aku memberhentikan ciuman ini. "Apa kau ingin aku tetap sini atau pergi?" Tanya ku sambil menatap mata indahnya. Aku berharap ia menahan ku di sini dan tetap bersamanya. Ia menarik ku dan mencium ku, kali ini dia tampak lebih agresif. Wanita ini sangat pandai menggoda ku, aku menikmatinya. Aku tak ingin melespasnya. Ntah sudah berapa lama kami berciuman. 
 
"Untuk apa kau ke sini?" Tanyanya setelah ciuman itu. "Aku merindukan mu, aku tak bisa melupakan mu begitu saja" jelas ku. "Mian" ucapnya menatap ku sedih. Aku tersenyum melihatnya. Sosok wanita yang ku rindukan berada di hadapan ku sekarang. "Bagaimana kabar mu?" Tanya ku. "Baik, bagaimana dengan mu?" Tanya nya balik. "Buruk" jawab ku.
 
Aku melihat jam tangan ku menunjukan jam 3 pagi. "Sudah jam 3 pagi, aku akan mengantar mu pulang" ajak ku. Ia menggeleng tak setuju "aku ingin di sini bersama mu" jawabnya. "Kita bisa bertemu besok, ayo akan ku antar kau pulang" aku menariknya keluar dari tempat ini. 
 
Hening menghampiri kami ketika aku mengantarnya pulang. "Kita sudah sampai" ucap ku membuyarkan lamunannya,Ia menatap ku dengan tatapan penuh arti. Ia mendekati wajahnya dan mencium ku sekali lagi. "Terimakasih sudah mau jujur dengan perasaan mu, aku sangat senang dapat mengenal mu. Ku harap kau bisa menemukan seseorang yang lebih baik dari ku" ucapnya sambil menahan tangis. "Nara" ucap ku terbata. "Aku tak mungkin bersama mu, ini sangat sulit untuk ku" nara mulai menangis. "Baiklah" aku menerima keputusannya. Aku mencium keningnya untuk terakhir kalinya sebagai tanda perpisahan.
 
***
Kejadian itu pun berlalu begitu saja, nara tampak semakin mengurung dirinya. "Daddy" panggilnya melihat sang ayah di meja makan. Tak lama bel berbunyi kyung pyo dan eli masuk ke dalam rumah. "Untuk apa kau ke sini?" Ucap sang ayah. "Aku memanggilnya kemari" jawab nara. "Appa" panggil kyung pyo. "Mau sampai kapan kalian harus bertengkar seperti ini?" Tanya nara. Tak ada suara dari keduanya. "Daddy, oppa" panggilnya. Mereka masi tak merespon. 
 
"Aku akan kembali ke paris" ucap nara. "Apa?" Ujar mereka serentak. "Aku akan melanjutkan pendidikan ku di sana, dan ada beberapa desainer ingin bekerja sama dengan ku" jelasnya lagi. "Kau ingin kabur darinya?" Tanya eli. Nara menggeleng. "Oppa kembalilah kesana bersama ku oh" nara menggenggam tangan kyung pyo. "Ini terlalu mendadak nara" ucap kyung pyo. "Dad ku harap kau menerimanya" nara yang melihat ayahnya tak bergeming. "Aku akan menunggu kabar kalian sampai besok, silahkan kalian berpikir apa kalian tetap di sini apa ikut aku ke paris" ujar nara. "Nara aku tak bisa ikut dengan mu ke paris, aku memiliki pekerjaan di sini" potong eli. "Kyung pyo oppa?" Ia menatap kyung pyo penuh harap.
 
"Baiklah, ayo kita ke paris bersama" kyung pyo menyetujuinya. "Kalian benar benar akan meninggalkan ku di sini?" Ayah mereka mulai mengeluarkan suara. "Kami tidak akan meninggalkan mu dad, kami akan sering mengunjungi mu dan kau bisa menyusul kami" nara meyakinkan. "Tidak bisakah kalian tetap di sini?" Pinta eli. "Begitu banyak kenangan yang terjadi di sini, aku ingin nara melepas semua kenangan itu dan menjalani hidup baru nya di sana" jawab kyung pyo. "Gomawo oppa, lusa kita berangkat" ucap nara.
 
Mereka pun meninggalkam meja makan dan masuk ke kamar masing masing. "Kyungpyo ya, kau yakin akan kembali ke paris?" Tanya eli. "Aku hanya mengikuti apa yang nara inginkan. Itu adalah pesan terakhir eomma" jawab kyung pyo sambil mulai mengemasi barangnya.
 
Malam semakin larut, kyung pyo memasuki kamar nara dan mendapati nara masi terjaga. "Kau belum tidur?" Ucapnya menghampiri nara. "Belum, ada apa?" Tanya kyung pyo. "Nara-ya apa kau telah memikirkan keputusan mu ini matang matang?" Tanyanya. "Wae? Kau tak mau ikut dengan ku?" Nara membalikan pertanyaan. Kyung pyo menggelengkan kepala "aku akan selalu ikut kemana pun kau pergi, tapi jika kepergian mu untuk melarikan diri dari nya" omongan kyung pyo terputus. "Aku tidak menghindari siapapun, hubungan ku dengan nya sudah berakhir" nara tak ingin membahasnya lebih lanjut. "Apa itu karna pesan eomma?" Kyung pyo menatap adiknya dengan sedih. "Go nara, mungkin eomma berkata seperti itu karena ia tidak ingin melihat kita sedih. Bukan berarti jika ia seorang idol ia akan berprilaku seperti itu, jangan melepas kebahagiaan mu hanya karena pesan eomma nara. Eomma sudah bahagia di saja dan saat nya kau bahagia di sini" pesan kyung pyo. "Ini keputusan ku, ku mohon oppa tolong beri aku dukungan" nara merasa berat.  "Ini sudah larut sebaiknya kau tidur" kyung pyo menyelimuti nara.
 
***
"Hyung" sapa jb ketika bertemu eli di sbs. "Oh jaebum-ah" ucap eli yang tak menyangka bertemu. "Kau mau kemana, tampak buru buru sekali" tanya jb. "Aku sedang membantu kyung pyo dan nara" jawab eli. "Membantu?" Jb memperjelas ucapan eli. "Mereka akan ke paris besok. Nara akan melanjutkan studynya di sana dan kemungkinan mereka akan menetap" jelas  eli lagi. Jb tampak tak senang mendengar kabar itu. "Bagaimana dengan butiknya ibunya disni? Lalu kontraknya dengan kami?" Pikiran jb buyar seketika. "Ia akan tetap memantau dari sana, dan nara saat ini berada di jyp untuk membahasnya" jawab eli. "Jb, apa kau benar benar mengakhiri hubungan mu dengan nara?" Tanya eli. "Dia yang meminta ku hyung, aku tak akan memaksakan keputusannya" jb seperti putus asa. "Aku paham, kalau begitu aku duluan ya" pamit eli. "Nde nyung hati hati" ujar jb. Jb termenung seketika "dia akan pergi?" Ucapnya. Tanpa berpikir panjang ia pun dengan cepat menuju gedung jyp untuk bertemu dengan nara.
 
Sampailah ia di gedung, jb memeriksa seluruh ruangan untuk mencari keberadaan nara. Ketika ia hendak menuju kantor presdir ia menemukan nara yang baru saja keluar. Ia berjalan melalui nara begitu saja. "Jadi kau akan pergi seperti ini?" Ucap jb. Nara memberhentikan langkahnya. Jb berbalik "kau akan pergi dan meninggalkan semua ini?" Ucap jb lagi. Nara tersenyum. "Apa aku benar benar tak berarti untuk mu? Apa kau pergi untuk menghindari ku?!" Jb meninggikan suara. "Jb-ssi" panggil nara. "Katakan kalau semua itu hanya bercanda, katakan bahwa kau tidak bisa benar benar meninggalkan ku" jb seperti pria lemah. Nara hendak melangkah kan kakinya "Jangan pergi" pinta jb. "Jangan pergi" ia mulai berteriak. "Jika kau pergi semua akan benar benar berakhir" ujar jb menatap nara penuh harap. "Mian" jawab nara lalu pergi.
 
Jb mengejar nara, diraihnya nara dan memeluknya dari belakang dengan erat. "Jangan pergi nara, ku mohon jangan pergi" jb mulai putus asa. "Jika kau takut bersama ku karena aku adalah seorang idol maka aku akan mengundurkan diri. Aku akan meninggalkan semua ini. Aku akan menjadi orang biasa seperti yang kau mau. Aku akan mengikuti kemana pun kau pergi nara, aku akan melakukan apapun " jb mulai tak berdaya. Jb membalikan tubuh nara agar bisa bertatapan. "Aku akan mengikuti mu kemanapun kau pergi, aku rela melepaskan semua ini demi kau. Aku akan ikut dengan mu ke paris" jb meyakinkan nara. Nara meraih wajah jb dan mengelusnya dengan kasih sayang "tempat mu di sini, bersama mereka dan fans mu. Jangan melepaskannya hanya karna ku, mereka sangat menyayangi mu dan mereka membutuhkan mu di sini" ucap nara. "Aku tak peduli dengan semua ini. Aku tak peduli jika kau bilang kau tidak menyukaiku atau kau berkata kasar pada ku, semua itu tak masalah. Aku hanya ingin bersama mu" jb mulai tak terkendali. Di raihnya tangan jb di eluhnya tangan itu dengan lembut "aku pergi" pamitnya. Nara pun memperikan kecupan terakhir di bibir lelaki yang sangat di cintainya itu dan pergi.
 
*jb pov*
Ia pergi. Wanita itu pergi. Ia pergi tanpa melihat ku yang berada di belakangnya. Pikiran ku kosong, apakah sudah berakhir? Bahkan belum di mulai sama sekali. "Hyung" panggil jr dan ternyata semua member menyaksikan ku. Aku melalui mereka begitu saja, saat ini aku hanya ingin sendiri. Memikirkan kejadian hari ini sangat berat untuk ku.
 
Aku membaringkan tubuh ku ke atas kasur setelah memilih untuk kembali kedorm dari pada melanjutkan latihan ku. Aku merasa kehilangan sebagian nyawa ku, apakah aku harus menyerah? Haruskah aku?. "Wanita itu, aku baru mengenalnya tetapi aku bisa mencintainya?" Ucap ku sambil mengingat pertemuan pertama ku. 
 
Aku terus melamun dan tak terasa matahari pun telah terbit kembali. Ponsel ku bergetar "nde hyung" jawab ku. "Apa kau tak ingin mencoba terakhir kalinya?" Ucap eli hyung di sebrang sana. "Mian, tapi sudah selesai" ujar ku. "Araseo, ku harap keputusan yang kalian ambil adalah yang terbaik" harapan eli hyung. "Nde hyung gomawo" aku memutuskan sambungan telfon.
 
Aku menatap layar ponsel ku "haruskah aku menyerah?" Gumam ku. "Tidak, tidak seperti ini" geleng ku lalu bergegas mengejarnya. Aku mengambil mobil ku dan menuju bandara dengan sangat cepat. "Ku mohon jangan pergi dulu, ku mohon jangan pergi dulu" aku berharap. Aku tak bisa merelakan begitu saja, aku harus memperjuangkannya. Aku membelah jalanan dan mengejarnya.
 
Sampai di bandara aku berlari menuju tempat keberangkatan, mencarinya di kerumunan manusia. "Dia sangat pandai bersembunyi" keluh ku. Aku terus mencari "go nara" teriak ku melihat wanita yang menggunakan dress berwarna peach itu. Aku menghampirinya. "Jb-ssi" ia tak percaya melihat keberadaan ku di sini. "Aku tak akan menahan mu untuk pergi, aku tak akan ikut bersama mu, tapi aku juga tak merelakan mu pergi begitu saja" ucap ku sambil mengatur nafas ku. Ia tampak tak mengerti. "Tak peduli seberapa kali kau menolak ku, aku akan terus mengejar mu sampai kau menerima ku, aku akan terus berusaha sampai kau memberi kesempatan untuk ku" ucap ku lagi. Aku memeluknya "tunggu aku,tunggu kehadiran ku" janji ku. Aku melepaskan kalung pemberian eomma untuknya "ini adalah kalung ibu ku, kau harus menjaganya dengan baik dan kau harus mengembalikannya ketika bertemu lagi". Ia hanya diam mematung. "Cup" aku memberikan kecupan kecil untuknya. "Jangan menyukai orang lain, jangan memeluk orang lain, jangan mencium orang lain. Kau milik ku" aku memegang wajahnya.
 
- 1 tahun kemudian -
Seorang laki laki sedang menikmati keindahan kota paris di sore hari, ia tampang menikmati suasana kota itu. Beberapa kali ia memotret moment moment yang menurutnya ingin di abadikan olehnya lalu tersenyum. Lelaki itu tampak mengenakan pakaian santai dengan menggunakan jaket kulit berwarna hitam dengan kaos basic berwarna putih, celana skin berwarna hitam, dan sepatu vans itu yang sangat cocok dengan tubuhnya. Ia berjalan menyusuri pertokoan yang ada, dan sampailah ia di sebuah toko. Toko yang telah memiliki nama, dan terkenal.
 
Ia melihat sosok wanita cantik yang sedang sibuk memeriksa sebuah kertas, di hampirinya lah wanita itu dan diam diam memfotonya. Merasa di foto secara diam diam wanita itu pun mengahlikan fokusnya dan mereka pun bertatapan. Lelaki itu memberikan senyuman terindahnya "anyeong go nara" ucap lelaki itu sambil melambaikan tangan. Sang wanita pun membeku seketika menatap tak percaya. "Sudah lama kita tak bertemu" ucapnya lagi.
 
Go nara pun berlari menghampiri pria itu dan langsung memeluknya tanpa berpikir panjang. Lelaki itu menyambut pelukannya "aku datang menepati janji ku" ucapnya. "aku merindukan mu" ujar lelaki itu. Nara pun melepas pelukannya dan menatap lekat lekat pria di hadapannya ini. "Benarkah itu kau jb?" Ia tampak tak percaya. Di pegangnya wajah jb dengan lembut "cup" nara langsung mencium jb.
 
Jb sempat terkejut dengan ciuman itu, tetapi iya menerimanya. "Apakah tandanya kau menerima ku?" Tanya jb. Nara tersenyum dan kembali mencium pria yang sangat di rindukannya itu. "Aku merindukan mu jb, bahkan sangat" jawab nara lalu memeluknya. "Aku bahkan lebih merindukan mu" ucap jb. "Mengapa kau begitu lama?" Tanya nara. "Mian, banyak keraguan di dalam otak ku. Maafkan aku sempat meragukan mu, maaf aku baru mengerti apa yang kau pikirkan, maaf membuat mu terlalu lama menunggu" jawab jb. "Gwenchana yang penting kau di sini" nara memeluk jb dengan erat. 
 
*nara pov*
Ia di sini, di hadapan ku sekarang. Aku tak menyangka dia tepat berada di depan ku. Laki laki yang ku tunggu lebih dari satu tahun lamanya, ia baru muncul sekarang. Aku memeluknya erat, aku tak ingin melepasnya lagi. Aku merindukan lelaki ini, merindukannya bahkan aku sering berpikir untuk menghampirinya. 
 
Aku dan jb berjalan menikmati kota yang penuh cinta ini. Aku menatapnya terus menerus tanpa henti "wae?" Ucapnya penasaran. Aku tersenyum "itu benar kau" ucap ku seperti orang bodoh. Aku menghentikan langkah ku dan menatapnya, ku lihat wajahnya yang tampak sedikit lebih kurus dari setahun yang lalu. Aku meraba wajahnya "kau tampak lebih kurus" ucap ku mengelus wajahnya. "Aku minta maaf selama ini aku terus berlari menjauh dari mu, kali ini aku tak akan berlari lagi" janji ku padanya. "Jinja?" Tanyanya yang tampak senang. "Tak peduli kau seorang idol atau orang biasa kau adalah kau. Dan kau adalah jaebum yang sangat ku cintai" ucapku. Ia tersenyum bahagia, ia menarik ku dan mencium ku dengan ciuman lembutnya.
 
Mom maafkan aku tak bisa menetapi janjiku pada mu. dia mungkin seorang idol di korea tapi ia menjadi orang biasa di paris ini, tidak apakan jika aku mencintainya? Aku akan bahagia dan terus bahagia bersamanya, kau tak perlu khawatir dengan ku mom.
 
***
 
Mereka pun berjalan menyusuri paris dengan bergandengan tangan seolah tak ingin terlepas.
 
POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK