CHAPTER 1 : One Shoot
Malam telah menunjukan sinarnya, Kelap kelip lampu menyinari kota seoul korea yang seakan tak pernah tidur. Semakin malam bukannya semakin sepi malah semakin ramai dengan orang orang yang ingin menghabiskan waktu bersama teman atau kerabat. dunia malam pun sudah mulai terdengar.
Di dalam sebuah club tampak seorang wanita yang menggunakan dress hitam keemasan sedang duduk termenung di meja bar sambil melihat orang orang yang sudah terbawa alunan musik. Dia tampak tak tertarik dan terus melamun. "Oy sampai kapan kau akan melamun seperti itu?" Seorang bartender membuyarkan lamunannya. "Kau selesai jam berapa?" Wanita itu bertanya balik. "Ey, lebih baik kau pulang. Aku akan menemui mu di nanti" jawab bartender itu. "Anni, aku akan menunggu mu di sini" jawab wanita itu. "Oke" kata bartender itu.
"Hey" datang lelaki sedikit lebih tua dari wanita itu menghampiri. "Menyingkirlah" sang wanita menolak. "Oh ajussi dia adalah pacar ku, pergilah" potong bartender itu. Lelaki tua itu akhirnya pergi. "Nara ya ini lelaki ke lima yang datang untuk menggoda mu" keluh bartender . "Gwenchana, bukan kah kau akan melindungi ku" jawab asal wanita yang bernama nara. Narapun beranjak dari kursinya, "hya mau kemana kau?" Teriak si bartender karena suara dentuman musik yang terlalu keras. "Aku ingin kedepan untuk menyapa sebentar" ucapnya lalu pergi.
Nara berjalan menuju on the floor sambil menerobos kerumunan manusia yang sedang menari disana. Semua pasat mata memperhatikannya. bagaimana tidak tubuh ramping, berkulit seputih salju, rambut hitam panjang di biarkan teruai begitu saja, wajah polos akan tetapi tetap terlihat menawan. Beberapa pria pun banyak menggodanya. "Nara" seseorang dari atas panggung memanggilnya. Nara pun menghampiri. "Oo siapa yang sedang memanaskan suasana di siniii" ledek nara. "Hahaha sudah lama tak bertemu" sapanya. "O, penampilan mu semakin baik oppa" puji nara. "Tetaplah di sini, sebentar lagi aku selesai" ucap orang tadi dan melanjutkan permainannya.
Nara melihat orang orang yang sudah terbius oleh lagu yang di putarkan oleh temannya ini. Akan tetapi ada satu orang yang menarik pandangananya, orang yang sedang berdiri tak jauh darinya dan hanya menatap tanpa ikut menari seperti orang orang di kelilingnya itu. Pandangan nara dan orang itu pun tak lepas sedari tadi "wae?" Pikir nara. "Nara gajja" teman nara pun mengajak nara turun dari panggung.
"Untuk apa kau datang ke sini?" Tanya teman nara setelah mereka sudah berada di meja bar. "Aku bosan di rumah, jadi aku kesini untuk melihat kalian" jawab nara sambil meneguk air putih yang di berikan bartender. "Jadi dia belum pulang kerumah?" Tanyanya menunjuk bartender itu. Nara menggeleng. "Hya kyung pyo, pulanglah lihat adik mu sampai ke sini untuk menemui mu" tegur temannya itu. "Urusi saja urusan mu" jawab bartender itu. "Eli oppa benar, oppa pulanglah" rengek nara. "Eys" kyung pyo mengacak rambut nara. "Oppa aku ingin ke depan lagi" ucap nara berdiri. "Mau apa lagi sekarang?" Tanya kyung pyo yang tak senang melihat adiknya. "Sebentar saja" jawab nara lalu berlari meninggalkan keudanya. Nara tidak terlalu suka dengan dunia malam, hanya saja karena kakak yang ia miliki telah kabur dari rumah dan menjadi bartender di club termewah kota seoul membuatnya sering mampir untuk mengunjungi sang kakak. Club mewah itu pun sebenarnya milik kyung pyo dan dan eli, terkadang jika bosan kyung pyo suka menjadi bartender di sana dan jika eli sedang memiliki waktu kosong ia akan menjadi dj di club milik mereka.
Dia berjalan menyelusuri kerumunan manusia dan tiba tiba ada sosok tak asing dimatanya. "Aish jinja" gerutunya dan buru buru berbalik. Sepertinya keberuntungan tidak berpihak padanya "Go nara" suara laki laki memanggilnya. Buru buru nara melangkahkan kakinya tetapi dengan cepat di tahan oleh laki laki itu. "Mengapa buru buru sekali, ayo lah" tarik laki laki itu. "Lama tidak bertemu N" sapa nara ketus. "Tampaknya kau masi sendiri" N melihat nara seorang diri. "Setelah kita berpisah seperti nya kau masi tidak bisa merekalan ku" sambung N. Nara tersenyum sinis "kau terlalu membanggakan diri mu" ujarnya. "Apa kau di sini memata matai ku" N berucap di di telinga nara. N mengangguk anggukan kepala "baiklah baiklah, bagaimana jika kau bergabung dengan ku?" Tawar N.
Nara tersenyum "maaf membuat mu kecewa, akan tetapi ku rasa kau harus lebih mengurangi percaya diri mu" ucap nara lalu menarik pria yang lewat di sebelahnya dan langsung menciumnya sontak membuat N dan laki laki itu pun terkejut. Lelaki itu ingin menghempaskan dirinya "sebentar, tolong aku sebentar saja" ucap nara lalu melanjutkan ciumannya.
*jb pov*
"Kerja bagus semuanya, kerja bagus semua" akhirnya konser jype selesai, hah rasanya aku ingin sekali pulang dan tidur. "Ayo kita rayakan, semua habis ini kita langsung ke club x oke!" Chansung hyung mengajak kami semua untuk datang. "Hyung apa kau ikut?" Tanya jackson menghampiri ku. "Ani, aku ingin pulang saja bersama bambam, yunyeom, dan yongjae" jawab ku yang sudah tak memiliki energi. "Wae jaebum kau harus ikut oke" ucap nickhun hyung.
Merasa tidak enak, aku memutuskan ikut pergi bersama mereka untuk merayakannya. Di sana aku hanya diam di sofa dan sesekali hendak tertidur. "Jaebum-ah kajja kita ke depan" jin noona menarik ku. Di on the floor aku hanya diam melihat mereka menari "ah kapan mereka akan pulang" keluh ku. Aku menyadari ad seseorang sedang memperhatikanku. Ku pandangnya balik "wae? Dia tak melepas pandangannya?" Pikir ku. Aku terus memandanginya dan akhirnya yeoja itu pun pergi.
Beberapa waktu telah berlalu, sudah cukup dan aku ingin pulang sekarang. "Hyung aku akan pulang sekarang" pamit ku pada changsung hyung. "Wae?" Tanyanya yang sudah mulai kehilangan kesadaran. "Aku mengantuk" jawab ku. "Baiklah hati hati" ucapnya, lalu aku pun pergi. Di perjalanan menuju ke belakang tiba tiba saja ada yeoja menarik ku dan cup! "Apa yang dia lakukan? Dia mencium ku!" Dalam pikiran ku. Aku ingin melepasnya "sebentar, tolong aku sebentar saja" pintanya seperti ketakutan. "Apa yang harus ku lakukan?" Pikirku. Aku melihat laki laki di dekatnya tampak marah.
Akhirnya aku menarik yeoja itu lebih dalam, sial bibirnya begitu manis. Aku tak bisa menolak, lidahnya begitu lihai berada di mulut ku. Karena efek alkohol dalam diri ku telah bereaksi , aku menyambutnya. Yeoja itu tampak terkejut, dan aku menariknya lebih dalam lagi. "Apa yang di pikirkan oleh yeoja ini?" Pikiran ku seketika kacau. Aku melumat bibir itu lagi dan lagi, aku tak bisa mengontrol diri ku. Bibir ini seperti memiliki magnet yang kuat, aroma ceri yang manis membuat ku tak ingin menghentikan langkah ku. Apa dia menikmatinya juga? Ini sangat aneh buat ku. Dia mendorong ku dan menatap ku dengan tatapan lembutnya dan pergi berlalu begitu saja "Tidak aku tidak mau ini terhenti" aku langaung menarik yeoja itu dan menciumnya sekali lagi. Hasrat ku tumbuh ke permukaan, aku lebih agresif. kenapa dia hanya diam? Ayo sambut aku, sepicik perasaan di hati kecil ku berharap. Sepertinya aku kehilangan kesadaran akan diri ku.
Di tengah on the floor ini, dengan alunan musik yang begitu keras, bersama orang orang yang sudah terbawa suasana. Tempat ini menjadi saksi bisu antara prilaku ku dengan wanita di hadapan ku sekarang. Ia menyambut ciuman ku, ntah sudah berapa lama tapi aku tak ingin melepaskannya Dia begitu nikmat. "Jaebum kendalikan diri mu" perintah ku. Hati dan otak ku sangat bertolak belakang kali ini. Mungkin karna aku sudah terlalu mabuk membuat ku begitu menikmati hal ini. "Hentikan" terdengar suara di dekat ku. "Ku bilang hentikan Go nara" orang tersebut menarik wanita itu.
"Gajja" orang tersebut menariknya. "Apa yang kau lakukan oh?!" Bentak lelaki yang berbeda. "Jb" sapa eli hyung. "Hyung" aku sedikit terkejut. "Aku akan mengantar mu pulang sekarang" laki laki itu membawanya keluar. "Chukae" ucap eli hyung lalu menyusul mereka.
*author pov*
Di dalam mobil kyung pyo terus menerus memarahi nara. "Hya apa kau gila? Apa kau sudah tidak waras? Apa otak mu tertinggal? Apa otak mu sudah kau buang?! Oh!" Kyung pyo meninggikan suara. "Tenanglah" eli menenangkan. "Apa yang ada di pikiran mu? Aish jinja" gerutunya sambil mengacak rambut. "Oppa" panggil nara. "Wae?" Sahut mereka. "Siapa yang kau panggil hah?" Bentak kyung pyo. "Apa kalian mengenalnya?" Tanya nara pelan. "Siapa? Lelaki yang kau cium itu?" Eli tampak tertarik. "Yak!" Bentak kyung pyo.
"Maaf" ucap nara. Eli tersenyum "kejadian itu sudah terjadi, sudah lah" ujar eli. "Hya aku ini hyungnya, mengapa kau yang berkata seperti itu" kyung pyo tak terima. "Wae? Kau mau marah seperti apa juga untuk apa? Kejadian itu sudah terjadi" eli membela nara. "Kalian benar benar" kyung pyo memegang dahinya.
"Kita sudah sampai, turun lah dan cepat tidur" perintah kyung pyo. "Kau tak mau turun?" Tanya nara. "
Besok aku akan menemui mu, jadi cepat masuk dan tidur" kyung pyo menegaskan ucapannya.
Nara memasuki kamar dan membaringkan tubuhnya ke kasur. Ia membayangkan kejadian barusan, di pegangnya bibir itu. "Dia.." Ucapnya sambil menerawang. "Dia namja yang ku lihat saat aku berada di atas bersama eli oppa" ucapnya lagi. Nara terus membayangkan kejadian itu "mengapa aku menerimanya?" Nara bergumam.
***
Esok harinya tampak nara telah bersiap untuk menuju suatu tempat. "Good morning dad" sapanya ketika melihat sang ayah berada di meja makan. "Morning honey, kau mau kemana pagi ini?" Tanya daddy. "Aku sedang ada projek baru, hari ini aku akan berdiskusi dengan mereka" jelas nara. "Benarkah, wah kau semakin pandai menggantikan posisi ibu mu" puji daddy. "Dad" panggil nara. "Hm?" Daddy merespon. "Bisakah kau menyuruh kyung pyo oppa untuk pulang? Rumah ini sangat sepi" pinta nara. "Daddy harus pergi sekarang, sampai jumpa" daddy mencium kening nara lalu beranjak pergi. "Hah selalu seperti ini" keluhnya sambil menyantap makanan yang telah di sediakan.
Jam telah menunjukan
pukul 10 pagi di mana nara telah sampai di tempat pertemuan. "Apa kau yakin ini tempatnya?" Tanya nara kepada asistennya. "Nde benar, mereka memberi tau bahwa tempatnya di gedung jype" jawabnya. "Ini kantor apa?" Tanya nara lagi. "Mereka adalah perusahaan entertainment yang menaungi beberapa artis" jelas sang asisten. Nara belum lama tiba di korea, ia dan kyung pyo dari dulu berada di paris untuk sekolah dan kuliah jurusan fashion. Kyung pyo pulang duluan karena telah selesai, tidak dengan nara, Akan tetapi setelah ibu mereka meninggal beberapa bulan yang lalu nara memutuskan untuk menetap dan tak ingin kembali ke sana. Jadi nara masi kurang paham dan belum terlalu tau tentang korea.
Mereka pun langsung menuju ruang meeting dan di sana sudah terlihat beberapa orang. "Anyeonghaseo" sapa nara. "Silahkan masuk" mereka dengan sopan mempersilahkan. "Sebelumnya mungkin kita perkenalkan dulu " ucap salah satu orang di dalam sana. "Aku sendiri adalah manager got 7, dan dia adalah presdir kami" ia memperkenalkan diri. "Lalu asisten, dan pembuat cover album got 7, dan composer" lanjutnya. "Nde anyeonghaseo aku adalah go nara, dan dia asisten ku" nara ikut memperkenalkan diri. "Jadi kau anak perempuan nyonya go?" Tanya presdir. "Nde, saya yang menggantikannya" jawab nara. "Aku turut berduka cita, nyonya go dan aku adalah teman baik dan dia sering menceritakan mu" ujar presdir. "Gamsahapnida" nara berterimakasih.
"Kita langsung mulai saja, di sini kita membutuhkan 12 baju untuk comeback got7 1 bulan lagi. Karna perubahan presdir jadi kami ingin berdikusi lagi tentang ini" menejer mulai menjelaskan. "Oke, kita perlu tau tema apa yang akan di gunakan" sambung nara. Mereka mulai menjelaskan. Rapat pun berjalan dengan baik dan tak terasa sudah 2 jam terlewatkan. "Baiklah saya rasa kami sudah cukup mengerti, karna saya masi baru dalam bidang ini mohon bimbingannya" nara memberi hormat. Mereka pun bubar meninggalkan ruangan.
"Nara-ssi" panggil presdir. "Nde pd nim" jawab nara. "Ternyata ibu mu benar, kau sangat telaten" puji presdir. "Gamsamida pd-nim, aku akan berusaha keras" jawab nara. "Apa kau mau bertemu mereka?" Tawar presdir. "Bolehkah?" Tanya nara. "Tentu ayo" ajak presdir. Presdir pun menghampiri jb dan lainnya di ruang latihan. "Oh kalian sudah sampai" sapa pd mereka yang melihat para member sudah berkumpul. "Anyeonghaseo yeonghaseo" sapa got7. "Hari ini kalian mulai menyiapkan comeback kalian bukan?" Tanya presdir. "Ye presdir. "Jaebum-ah" paggil presdir. "Ye" jawab jb dengan cepat. "Hari ini aku akan memperkenalkan kalian dengan orang yang akan merancang baju untuk comeback kalian" ujar presdir. "Waaah" mereka tampak antusias.
"Masuklah" presdir mempersilahkan nara untuk masuk keruang latihan. Jb langsung tersentak melihat sosok yang datang itu. Nara tersenyum melihat member got7 yang tampak senang. "Anyeonghaseo nama ku nara, aku akan bekerja sama dengan kalian 6 bulan dari sekarang. Mohon kerja samanya" nara menyapa mereka. Jb terus menatap intens nara dengan tatapannya. Di lihatnya yoeja itu dari atas sampai bawah dan di pasatkan benar wajahnya. "Benar, dia adalah wanita malam itu. Namanya juga sama" gumamnya pelan. "Baiklah kalian bisa lanjutkan latihan kalian" presdir dan nara pun pergi.
Pemikiran jb kembali teringat di kejadian saat itu. "Hyung" panggil bambam akan tetapi jb tak merespon. "Hyung" bambam kembali mengguncang tubuh jb. "Oh" jb kembali tersadar. "Kau kenapa?" Tanya bambam. "Tidak, tunggu sebentar oke" jb berlari keluar ruangan.
Ia berlari mengejar nara. "Hya" panggilnya melihat nara hendak keluar. Nara berbalik dan melihat jb menghampirinya. "Ada apa?" Tanya nara. "Kau.." Ucapan jb terputus karena merasa malu. Nara mengangkat alis. "Itukah kau?" Tanya jb lagi. "Malam itu, itu kau kan?" Ucapnya lagi. Nara tampak tak mengerti. "Kau tak mengingatnya? Benar benar tak mengingat ku?" Jb bertanya seolah mengintrogasi. "Maaf tapi aku sedang buru buru" cela nara lalu meninggalkan jb dalam kebingungan. Jb memandangnya pergi "yeoja yang membuat ku tidak tidur sama sekali itu muncul" gumamnya.
Di dalam mobil ia langsung menyuruh asistennya untuk bergegas menuju tempat kerja mereka. Larut dengan lamunannya nara pun tak mengira bahwa mereka sudah di tempat dan melihat kyung pyo bersama eli sudah menunggu nya di depan pintu. "Mengapa kau tidak mengangkat telfon ku?" Tanya kyung pyo langsung. "Aku sedang rapat tadi" jawab nara langsung memasuki ruangan. "Hey ada apa?" Tanya eli yang melihat nara tampak frustasi. "Oppa ini sangat buruk, sesuatu yang buruk baru saja terjadi" jawab nara panik. "Wae wae?" Kyung pyo ikut panik. "Aku baru saja menandatangani kontrak untuk menjadi desainer lelaki yang.." . "Mwo?!" Belum sampai nara bercerita, kyung pyo sudah terkejut duluan. "Batalkan kontrak itu" ucap kyung pyo langsung. "Presdir mereka dan mommy adalah teman dekat oppa, bagaimana bisa aku membatalkan kontraknya" keluh nara. "Lalu bagaimana reaksinya?" Tanya eli. "Dia menghampiri ku dan seperti mengintrogasi"jawab nara. "Kau?" Tanya eli lagi. "Aku berpura pura tidak tau oppa, ah apa yg harus ku lakukan" rengeknya. "It's oke. Tetaplah begitu nara, kau harus bersikap professional. Kuat kan diri mu sampai kontrak itu habis" ujar eli. "Berapa lama kontrak itu?" Tanya kyung pyo. "6 bulan" jawab nara lemas. "Berpura pura lah tidak terjadi apa apa selama 6 bulan ini oke" eli membari semangat.
*1 minggu kemudian*
1 minggu telah berlalu, nara sudah menyelesaikan sketsa kasarnya dan hari ini ia akan mengukur member got7. "Kau sudah membawa semua peralatannya?" Tanya nara. "Sudah" jawabnya. Mereka pun menempuh perjalanan 30 menit.
"Anyeonghaseo" sapa nara dan asistennya. "Anyeonghaseo" sapa member got7. "Kalian tidak latihan hari ini?" Tanya nara yang melihat pakaian mereka masi rapi. "Hari ini kami beristirahat dan hanya mengukur baju" jawab jackson. "Oh mianhae aku mengganggu waktu istirahat kalian" nara tampak merasa bersalah. "Anni gwenchana" sambung mereka cepat. "Hmm baiklah aku punya beberapa sketsa di sini dengan nama kalian masing masing, aku ingin ketika kalian masuk keruangan itu untuk mengukur baju , kalian jg berdiskusi bagaimana kostum ini bagi kalian. Apakah ingin di tambah atau di kurangi, mungkin kalian jg tak menyukainya jadi kalian bisa mengatakannya oke" nara menjelaskan. "Nde" jawab mereka.
Satu persatu nama member pun di panggil untuk mengukur dan berdiskusi dengan mereka. "Jb" panggil nara, Mereka pun masuk kedalam ruangan. Suasana canggung di antara ke duanya. "Apa kau benar tak mengenal siapa aku?" Jb mulai angkat bicara. "Jangan bergerak, ada beberapa jarum yang sedang menancap di tubuh mu" jelas nara yang tetap fokus. Jb terus memandangi nara yang sibuk mengukur tubuhnya. "Sudah selesai. ini adalah sketsa kostum mu apa kau ingin menambahkan sesuatu?" Tanya nara. "Apa kau tidak ingat kejadian malam itu?" Tanya jb. "Atau mungkin kau mau menguranginya?" Timpal nara.
Lampu tiba tiba padam begitu saja "Hya nara-ssi kau di mana?" Ucap jb panik. "Aku di sini"jawab nya. "Dimana?" Jb frustasi. Ini aku" nara menggenggam tangan jb. Eratan tangan jb sangat kuat membuat nara kesakitan "jb-ssi kwenchana yo?" Nara merasa tangan jb mendingin. "Jaebum hyung,jaebum hyung" member got7 di luar sana tampak panik memanggil nama jb. "O dia di sini baik baik saja" jawab nara. "Noona tunggu sebentar, ruangan ini memang sering listrik turun" jelas jr. "Baiklah"ujar nara. "Jb-ssi neol jinja Gwenchana?" Nara menyakinkan.
Beberapa saat kemudian lampu pun menyala, nara melihat wajah jb puncat dan langsung meninggalkan ruangan. "Hyung" youngjae menghampiri. "Hyung neol gwencana?" Tanya mereka. Nara pun keluar dari ruangan tersebut. "Nara-ssi anda tak apa?" Tanya asistennya. "Akuu baik baik saja, jb-ssi?" Nara menghawatirkan jb. "Agassi tangan anda berdarah" asisten itu memperhatikan tetesan darah berasal dari nara. Sontak jb pun melihat ke arahnya. "Mungkin aku tak sengaja terbeset jarum saat lampu mati" jelas nara yang mencoba meyakinkan bahwa ia baik baik saja. "Semua sudah selesai di ukur dan ada beberapa perubahan yang kalian minta. Kita akan bertemu secepatnya" ucap nara sambil membantu asistennya mengemasi barang barang. "Kalau begitu kami pergi, sampai jumpa" pamitnya dan pergi.
Di luar ruangan nara bertemu dengan presdir "pd-nim" sapanya. "Oh go nara" presdir menghampirinya. "Bagaimana kabar anda?" Tanyanya. "Aku baik, bagaimana anak anak itu? Apa kau kewalahan mengatur mereka?" Presdir menanyakan proses. "Tidak, mereka sangat baik dan membantu. Hanya tadi ada kendala di mana lampu di dalam ruangan tiba tiba turun" jelas nara. "Oh mian, lampu di ruangan itu memang sering turun. Tapi semua baik baik saja kan?" Presdir meyakinkan. "Semua baik baik saja pd-nim" jawab nara. "Pd-nim aku ingin menanyakan sesuatu" ucap nara ragu. "Apa itu? Katakan saja" presdir mempersilahkan. "Jb-ssi, ketika kejadian lampu padam tangannya dingin dan bergetar" nara memberi tahu. "Dia berada di ruangan itu ketika lampu padam?" Tanya presdir sedikit terkejut. "Ye pd-nim" ujarnya. "Jb memiliki sindrom panik ketika berada di ruangan sempit yang gelap, ia akan berkeringat dan sesak nafas. Itu terjadi dari dulu karna ia memiliki trauma waktu kecil" presdir menceritakan sedikit kejadian. Nara mengangguk paham. "Aku harus menghadiri rapat, sampai ketemu lagi oke" presdir berpamitan. "Ye, gamsamida" ucap nara.
Nara sedikit khawatir dengan kondisi jb di tambah setelah presdir memberi tahu ternyata jd memiliki trauma, Ia berjalan dengan pelan menuju pintu keluar jype. "Nara-ssi" panggil seseorang. Nara pun berbalik dan melihat jb di hadapannya yang masi terlihat pucat. "Jb-ssi gwenchanayo?" Tanya nara khawatir. "Maaf telah membuat mu cemas" jb tersenyum. "Kau benar benar sudah membaik?" Tanya nara sekali lagi. Di tariknya tangan nara "seharusnya kau mengkhawatirkan dirimu sendiri" jb menunjuk luka tertusuk jarum tadi. "Ini hanya luka biasa" nara hendak menarik tangannya dan di tahan oleh jb. "Biarkan aku mengobati luka mu dulu" jb mengeluarkan obat merah dan plester luka. Nara memperhatikan jb yang sedari tadi fokus dengan luka di tangannya, Dengan telaten ia mengobati luka nara "mian gara gara ku kau jadi seperti ini" ucap jb. "Oh, ini hanya kelalaian ku saja kau tak perlu minta maaf" nara menggeleng gelengkan kepala. "Tampaknya sudah selesai" jb memperhatikan hasil karyanya. "Gomawo jb-ssi, kalau begitu aku pergi dulu" pamit nara.
***
Tinggal 1 minggu lagi got7 melakukan comeback nya, terlihat mereka semua sedang sibuk untuk mempersiapkan segala hal agar berjalan lancar tepat di hari yang di tunggu. Waktu telah menunjukan
pukul 1 malam, nara pun telah menyelesaikan rapatnya dengan tim got7 dan hendak pulang kerumah karena ia sudah merasa lelah. Ia menuruni tangga dan seseorang menariknya memasuki ruangan. "Jb-ssi?" Ucapnya terkejut. "Aku tau kau mengingatnya, aku tau kau tak melupakan kejadian itu" jarak jb begitu dekat. "Apa yang kau bicarakan" nara seolah olah tak paham. "Gerakan tubuh mu tak bisa berbohong" kecam jb. "Apa kau benar benar tak ingat? Kalau begitu aku akan mengingatkan mu" jb hendak mencium nara. "Hentikan" ucap nara ketakutan. Melihat nara ketakukan terlihat gusar. "Bagaimana kau pura pura tidak tau oh?! Kau tau betapa gilanya aku memikirkan itu?!" Jb meninggikan suara. "Mian" ucap nara. "Haisck" jb berdecak. "Anggaplah tidak pernah terjadi apa apa sebelumnya" pinta nara. "Tidak pernah terjadi? Hah" jb seperti tak percaya.
"Aku harus pulang" nara buru buru membuka ganggang pintu dan tak terbuka. "Jb-ssi" panggil nara sambil terus memutar kenok pintu. "Ada apa?" Tanya jb. "Pintunya tidak bisa di buka" nara mencoba menarik kenok pintu itu. Jb berusaha membantu "aish kita terkunci didalam" ucapnya. "Mwo? Tidak tidak bisa" nara berusaha membuka pinta. "Ajussi kami masi berada di dalam ajussi" teriak jb sambil menggedor pintu. Mereka berdua terus menggedor gedor pintu dan berteriak agar ada yang mendengar dari luar. "Bagaimana ini?" Tanya nara pada jb.
Lampu jype pun di matikan karna sudah larut. "Tidak, jangan di matikan" nara teriak. "Bruk" jb tiba tiba runtuh seketika. "Jb-ssi" nara panik melihat jb seperti ini. Badan jb mulai bergetar, keringat timbul di sekujur tubuh, dan sesak nafas. "Jb-ssi kau tidak apa?" Nara menghampiri jb. Buru buru ia mengambil ponsel di dalam tas dan mengecek ponselnya telah mati. "Aish jinja" gerutunya. "Apa yang harus ku lakukan?" Ucapnya yang begitu panik melihat jb. "Jb kendalikan diri mu, gwencanana kau tak perlu takut. Ada aku di sini" nara menggenggam tangan jb. "Jb-ssi" panggil nara yang melihat jb semakin kesulitan bernafas. "Arh" teriaknya. "Jangan takut, tidak akan terjadi apapun di sini" nara ikut panik. Jb memberontak, di peluknya jb oleh nara "jangan seperti ini, kau bisa melawannya" ucap nara.
"Badan mu dingin jb, nafas mu sangat pendek, tenangkan diri mu" nara terus menahan jb. Jb semakin sesak, giginya mengeretak akibat menggigil di tariknya wajah jb mendekati wajahnya. "Cup" bibir nara bertemu dengan bibir jb. "Aku membantu mu bernafas, aku akan membuat mu hangat. Kau bisa melawannya" ucapnya sambil menatap mata jb lebih dalam. Nara terus memberi nafas buatan kepadanya, dan terus sampai jb mulai tenang. Jb pun tertidur di pangkuannya.
Nara melihat jb yang tertidur dengan wajah pucatnya, tak percaya laki laki yang mengahlikan pandangannya itu menjadi lemah tak perdaya seperti ini. "Apa yang kau alami dulu?" Ucapnya sambil mengelus elus kepala jb yang lembut. "Mom apakah salah aku menyukainya? Aku menyukainya dari awal aku bertemu dengannya" nara berkata dalam hati sambil terus menatap jb yang tertidur dalam damai.
***
Sinar matahari telah menunjukan sinarnya, "tek tek" bunyi pintu terbuka. "Agassi" seorang pegawai gedung terkejut melihat jb dan nara di dalamnya. "Sst jangan berisik, kami terkunci di sini dan tolong bawa dia ke rumah sakit sekarang" pinta nara. Jb di angkat dan di bawa kerumah sakit, lalu nara pun pulang ke rumah.
Jam menunjukan
pukul 09 pagi, jb perlahan membuka mata. Di lihatnya tempat sekitar dan di situ telah ada presdir, menejer, dan member got7 yang lain. "Kau sudah sadar?" Tanya menejer. "Dimana aku?" Tanyanya. "Kau di rumah sakit, kau terkunci di gudang dan pingsan" jelas mark. "Jinja?" Jawab jb sambil mengingat. "Di mana nara?" Tanya jb. "Nara? Ajussi itu mengatakan kau sendiri" jackson berucap. "Anni dia jg terkunci bersama ku" jawab jb. "Aku akan menelfonnya" presdir menelfon.
"Nde pd-nim?" Jawab nara setelah terlfon tersambung. "Kau di mana?" Tanya presdir. "Aku di rumah pd-nim, ada apa?" Suara nara terdengar parau. "Apa kau sakit?" Tanya presdir. "Makan lah selagi panas, dan awas saja jika kau keluar rumah hari ini" terdengar suara kyung pyo di ujung saja. "Baiklah sebaiknya kau istirahat" presdir lalu memarikan telfonnya.
"Apa yang terjadi, mengapa kau terkunci di gudang?" Menejer tampak penasaran. "Aku menjatuhkan cincin ku dan saat itu ia ikut membantu tanpa sengaja ajussi mengunci pintu" jelas jb berdeham. "Baiklah sebaiknya kalian istirahat hari ini, jangan kemana mana oh" perintah presdir. "Nde" jawab mereka.
***
Setelah kejadian itu nara tidak pernah datang ke jype dan selalu menyuruh asistennya untuk datang, jb telah meminta nomor telefon nara dari asisten dan beberapa kali jb menelfon tak pernah di jawab sekali pun. "Apa dia menghindar?" Ucapnya lalu mengingat kejadian itu. "Benar dia mencium ku ketika di gudang itu" gerutu jb.
Satu hari sebelum hari di mana got7 akan tampil.
"Anyeonghaseo" ucap suara yang tak asing lagi di telinga jb. "Suara itu" gumamnya dalam hati, dan ternyata benar. Orang yang di cari carinya selama ini muncul di hadapannya. "Hari ini kita akan mencoba seluruh pakaian yang akan kalian gunakan nanti, aku membawa crew tambahan untuk membantu" jelasnya sambil menunjuk beberapa orang tambahan. Jb langsung menghampiri nara "apa kau menghindari ku?" Tanyanya langsung. "Aku akan mempersiapkan baju mu" nara memasang wajah tersenyum.
Ketika sibuk membetulkan pakaian yang di kenakan jb, nara merasa kesulitan karna tangannya yang sakit. "Kenapa kau melakukannya?" Jb menanyakan hal itu. "Apa?" Nara balik bertanya. "Aku sangat mengingatnya jelas. kau menangis, memeluk ku, dan mencium ku" sambung jb. "Aku hanya membantu mu" singkat nara. "Kenapa?" Tanyanya lagi tapi tak di pedulikan oleh nara. "Mengapa kau peduli pada ku? Mengapa kau mencium ku? Mengapa kau menangis?" Tanya jb. "Nan joahae, joahhaeyo" potong nara singkat. Jb membeku mendengar ucapan nara, pikirannya menjadi tak fokus. "Aku akan menyuruh orang untuk membantu mu" nara pergi meninggalkan jb.
*jb pov*
"Nan joahhae, joahaeyo" kata kata itu keluar dari bibir indahnya. Apa yang dia ucapkan itu? Apa dia mempermainkan ku?. Aku diam tak tau apa yang harus ku lakukan, badan ku membeku tak memberikan respon apapun. Seletalah semua selesai aku bergegas pulang. Pikiran ku kacau dan aku terus menerus memikirkan ucapannya.
"Hya hya bagun" menejer membangunkan ku. Tampak aku tertidur setelah melewati beberapa hari yang menurutku tidak seperti biasa. "Bersiaplah hari ini comeback kalian" ucapnya lalu menunggu kami. Kami pun menuju mcowndown dimana stage pertama kemunculan got7. Di ruang tunggu aku melihatnya yang tengah sibuk mempersiapkan kostum ku.
Aku terus menatapnya, "apakah dia sungguhan?" Pikir ku. "Jb-ssi waktunya kau di makeup" panggil penata rias. "Nde" jawab ku menghampiri. Setelah selesai aku langsung di beri pakaian ku olehnya. Tak ada kata kata yang terlontar dari mulutnya. Beberapa waktu berlalu "got7 silahkan ke backstage sekarang" seorang arahan memberi tahu kami. Kami pun langsung kesana. Di backstage ia membenarkan pakaian ku layaknya seorang styles "neol gwenchana?" Ucapnya. "Oh?" Aku terkejut. "Semoga sukses" dia menyemangati. Kami pun naik ke atas panggung, aku terus melihatnya dari atas sini.
Mata ku tertuju dengan seseorang yang menghampirinya. "N" gumam ku. Untuk apa dia menghampiri nara? Apa yang mereka bicarakan. Setelah selesai buru buru aku menghampiri mereka "seharusnya kau tau jika ia milik orang lain" potong ku. "Lama tidak bertemu jb" sapa N pada ku. "Gajja" aku menggenggam tangan nara dan membawanya pergi menuju tangga darurat.
"Ada apa?" Tanyanya. "Apa yang ia bicarakan pada mu?" Tanya ku. "Tidak ada" ucapnya. "Apa hubungan mu dengannya?" Tanya ku lagi. "Aku di jodohkan dengannya, dan dia memutuskan perjodohan ini" jawabnya. "Kau menyukainya?" Tanya ku dan seketika aku berharap ia mengatakan tidak. "Bukan urusan mu" ia hendak pergi meninggalkan ku.
"Tidak, jangan pergi" pinta ku padanya. Ia menatap ku "jangan menyukai orang lain, jangan mencium orang lain, jangan memeluknya" ucap ku lagi,aku tak tau mengapa kata kata itu keluar begitu saja dari mulut ku. Aku mengutarakan perasaan ku, aku menyukainya, sangat. Kejadian itu terus terulang di kepala ku, dan aku menyukai wanita ini. "Aku menyukai mu go nara aku menyukai mu" ucap ku memperjelas ucapan ku. "Tidak" jawabnya. Aku tak mengerti ucapannya. "Kau tidak bisa menyukai ku, kau public figur. Kau tak boleh menyukai seseorang" dia menatap ku takut. Aku menggeleng "aku menyukai mu, bukankah kau juga menyukai ku?" Aku menggenggam tangannya. "Fokuslah pada karir mu jb, aku yakin cepat atau lambat kau akan melupakan perasaan itu" nara meninggalkan ku.
*aothor pov*
Waktu berjalan dengan semestinya, comeback got7 kali ini sangat sukses dan saat ini mereka menyiapkan konser. "Hyung beristirahat lah, kau sudah berlatih terlalu keras" jr mengingatkan. "Kalian pulang saja duluan aku masi ingin berlatih" jb memerintah. Member lain pun kembali ke dorm tinggallah jb sendiri di ruang latihan. Ia menghentikan aktifitasnya dan menatap dirinya dalam cermin. "Mengapa kau menjadi oranng lemah seperti ini" ucapnya kepada dirinya. Ia meraih ponsel yang tak jauh darinya dan mencari sebuah kontak yang ingin ia dengar. "Nomor yang anda tuju sedang sibuk" ucap operator. "Telfon yang tak pernah kau angkat dan pesan yang tak pernah kau balas seolah mengatakan bahwa kau benar benar telah pergi" ucapnya menatap layar ponsel miliknya
"Argh!" Keluhnya. "Wae? Kau yang membuat ku menyukai mu dan kau yang menjauh dari ku" ucap jb kesal. Ia melanjutkan tarian dengan asal untuk melampiaskan kekesalannya. "Buk!" Jb terjatuh karena hilang keseimbangan. "Aaaaarrgghhtt!" Teriaknya.
"Wae wae?" Min masuk keruang latihan got7 karena mendengar teriakan. "Argh!" Di lihatnya jb yang sudah merintih kesakitan. "Jb-a gwenchana?" Tanya Min. "Tunggu sebentar aku akan memanggil menejer" Min berlari.
Jb langsung di bawa ke rumah sakit bersama Min dan menejer Min. Setelah sampai jb pun langsung di periksa dan menejer langsung menghubungi presdir dan menejer got7. "Engkelnya bergeser, tampaknya ia terlalu memaksakan diri menggunakan kakinya" jelas dokter. "Nde" jawab mereka. Jb pun di pindahkan kerawat inap dan tanpa butuh waktu lama presdir dan menejer pun tiba. "Bagaimana keadaannya?" Tanya menejer. "Dokter bilang engkelnya bergeser dan harus istirahat total selama 10 hari. Ia terlalu memaksakan diri" jelas menejer Min. "Baiklah kalian bisa pergi sekarang, terimakasih telah membawanya" manajer membungkukkan badan.
"Hya! Sudah ku bilang untuk memperhatikan kondisi kalian! Mengapa kau tidak mau dengar !" Presdir meninggikan suara. "Jeosohamnida"ujar jb. "Sekarang bagaimana? Konser mu tinggal 2 hari lagi! Neol!" Sambung presdir yang merasa sakit di tengkuk leher. "Pd-nim ini sudah malam, kita bicarakan
besok saja" menejer menenangkan. "Oke kita bicarakan
besok pagi, sekarang kau beristirahatlah" presdir meninggalkan kamar.
Kamar tersebut menjadi hening, tinggallah jb yang sedang melamun. Di raihnya ponsel di meja tepat berada di sampingnya itu dan mengerik sesuatu. "Nara-ssi kau dimana? Aku ingin bertemu dengan mu, aku membutuhkan mu" ketiknya lalu mengirimkan pesan itu ke nara.
***
Esoknya nara ke gedung jype untuk memeriksa pakaian mereka yang akan di gunakan untuk konser
besok. "Noonaaa" sambut bambam. "Anyeong, aku membawa makanan untuk kalian" nara mengangkat beberapa kantong yang berisi makanan. "Gamsamida" mereka senang. "Kenapa wajah kalian murung?" Nara memperhatikan mereka. "Jb, dia di larikan ke rumah sakit kemarin malam" jawab mark. "Terjadi sesuatu padanya?" Nara tampakmkhawatir. "Dia sudah ku peringatkan untuk tidak memforsir dirinya, engkelnya bergeser dan dia tak bisa menghadiri konser
besok" sambung jr. "Ah bagaimana ini, jb hyung pasti sangat sedih" bambam tampak kecewa. "Aku yakin dia akan baik baik saja, kalian jangan memasang wajah sedih kalian. Jika dia melihat kalian seperti ini maka ia akan semakin menyalahkan dirinya sendiri" nara berusaha menghibur. Setelah dari kantor jype, nara memustuskan menuju rumah sakit.
Sampai di rumah sakit nara membaca pesan yang di kirim oleh jb kemarin untuknya. Ia berada di depan pintu ruangan dan melihat jb sedang tertidur. "Anda tidak masuk ke dalam?" Tanya suster yang hendak memeriksanya. "Aku akan menunggu di sini, bagaimana keadaannya?" Tanya nara. "Dia harus istirahat selama 10 hari kedepan, dari tadi pasien hanya diam dan tidak menyentuh makanan maupun obatnya" jelas suster. "Ah begitu" nara menatap jb dari kejauhan.
***
Nara terus menemani jb di rumah sakit tanpa sepengetahuannya, sudah 3 hari jb sama sekali tidak menyentuh makanannya dan hanya melamun. Jam sudah menunjukan
pukul 5 sore. "Ini tidak bisa di biarkan" nara langsung membuka pintu kamar jb.
"Sampai kapan kau akan seperti ini? Tidak menyentuh makanan mu dan tidak meminum obat mu dengan baik? Apa kau akan seperti ini terus?" Nara memarahi jb. Jb tersenyum sinis "untuk apa kau kesini? Apa kau merasa kasian pada ku sekarang? Pergi lah" ucap jb. "Aku akan membawa mu keluar dari sini" nara menarik jb. "Apa yang kau lakukan? Bukankah kau yang mengatakan untuk melupakan kejadian itu! Sekarang kau bisa pergi dan hiraukan aku" jb menghempaskan tanggannya. "Kau bisa melawan ku nanti, tapi tidak untuk hari ini" paksa nara.
"Kau akan membawa mu kemana?" Tanya jb di kursi roda. "Konser mu, ini adalah hari terakhir konser pembukaan kalian. Bukankah lebih baik jika kau berkumpul dengan mereka dan fans mu dari pada menghukum diri mu sendiri" jawab nara.
Dengan menempuh jalanan yang padat, mereka pun sampai di tempat konser. Banyak dari mereka menyambut hangat kedatangan jb. "Sudah ku bilang kedatangan mu sangat di tunggu oleh mereka" bisik nara, jb pun tersenyum. Jb pun hendak memasuki stage untuk menyapa para fansnya. "Jika aku kembali nanti tetaplah di sini menunggu ku" pinta jb. Ia pun di bantu oleh member got7 lainnya untuk menaiki stage dan seketika penonton menjadi riuh karna kehadiran jb.
"Nde Anyeonghaseo jb imnida" sapa jb kepada penggemar. "Nde aku meminta maaf telah membuat semua khawatir dan menyusahkan kalian semua. Aku minta maaf tidak dapat bergabung dengan kalian di sini karna kelalaian ku. Aku minta maaf" jb mulai bicara. "Tidak hyung jangan menyalahkan dirimu" potong bambam. "Ndeee" jawab fans. "Aku berjanji akan cepat memulihkan keadaan ku dan kembali bersama kalian" jawab jb. Penampilan jd pun ikut bernyanyi bersama member got7 di atas kursi rodanya. "Gomawo nara-ssi kau sudah membawa ku kemari" ucapnya dalam hati.
Ketika jb turun ia tidak melihat nara di mana pun "hyung di mana nara?" Tanya nara pada menejer. "Ia pergi katanya ada urusan" jawab menejer. "Wae nara?" Jb tampak putus asa.
***
Nara menghampiri kyung pyo di tempat kerjanya. "Oppa" panggil nara. "Wae?" Jawab kyung pyo. "Bolehkah aku mabuk?" Tanya nara. "Aish bicara apa kau ini" kyung pyo berdecak. "Kau kenapa nara-ya" eli menghampiri mereka. "Eli oppa" sapanya. "Aku menyukainya, bagaimana ini?" Ucap nara. "Nugu?" Tanya eli. "Aish mengapa aku menyukainya" dumel nara mengacak rambut. "Jb?" Tanya eli hati hati. "Ya dia, wae oppa wae?" Nara tampak putus asa. Kyung pyo dan eli menatap nara dengan kasihan. "Jadi kau menyukainya?" Tanya kyung pyo. "Oh oppa aku menyukai seorang idol. Bagaimana oppa? Aku telah berjanji pada eomma untuk tidak menyukai idol, aku berjanji padanya untuk tidak menyentuh dunia itu. Tapi mengapa oppa" tangisan nara pecah. Kyung pyo bergegas memeluk adiknya. "Hey jangan menangis" ucapnya menenangkan. "Apa yang harus ku lakukan oppa, aku berusaha menjauhinya tapi aku semakin ingin dekat dengannya, aku tak bisa berbohong bahwa aku menyukainya oppa" ucap nara sambil menangis.
~~~
Jb sudah menjalankan aktivitasnya bersama got7, sudah satu bulan lebih dia hanya fokus dengan pekerjaannya yang tertinggal waktu lalu. Mereka pun tiba di bandara incheon menuju jepang. "Jb" sapa eli yang kebetulan jg akan berangkat ke jepang. "Hyung, kau jg akan ke jepang?" Tanya jb. "Oh kami ada perform disana" jawabnya. "Sudah lama aku tidak melihat mu" ucap eli. "Nde setelah cedera kemarin aku sibuk menyusul ketinggalan ku yang lain hyung" jelas jb. "Bagaimana hubungan mu dengan nara?" Tanya eli langsung. Jb hanya tersenyum.
"Mungkin ini tak masuk akal, tapi maukah kau mendengar cerita ku?"eli tampak serius. "Nde" jb mensetujui. "Kau pasti bertanya tanya kemana nara setelah konser terakhir itu, di mana dia, apa yang sedang di lakukannya" eli membuka percakapan. "Ku rasa itu bukan urusan ku" jb menggeleng kan kepalanya. "Dengan kan cerita ku dulu, setelah itu semua terserah pada mu" ucap eli. Jb pun diam dan menyimak. "Dia menghampiri kami di club itu, dia menangis sejadi jadinya dan mengungkapkan bahwa dia sangat menyukai mu. Dia merasa tak berdaya saat itu, ini pertama kalinya aku melihatnya seperti itu setelah kepergian eomanim" eli melanjutkan ceritanya. "Jaebum-ah aku adalah orang yang sejak kecil sudah bersama mereka. Aku tau betul kejadiaan yang mereka alami. Dia sangat menyukai mu jb, tapi iya tak bisa" sambungnya. "Wae?" Tanya jb. "Aku tak tau apakah aku boleh mengatakan ini atau tidak, tapi sepertinya aku harus mengatakannya pada mu agar kau tak salah paham. Dunia entertain sangat kejam, dunia itu yang telah menghamcurkan keluarganya" eli mulai menceritakan semua kejadian.
Setelah di beri tahu kebenaran, begitu banyak pemikiran yang ada di otak jb saat ini. "Sebelum ibunya meninggal ia bertitip pesan bahwa jangan pernah memasuki dunia entertain, jgn pernah berhubungan dengan orang yang berada di dalamnya. Itulah alasan mengapa kyung pyo mengundurkan diri dari industri ini" tutur eli. "Dia sangat putus asa ketika ia harus mengikuti pesan terakhir ibunya atau kau, mungkin jika kau orang biasa semua tidak akan seperti ini" ucap eli yang menatap jb masi berusaha mencerna ceritanya barusan. "Aku tau ini tidak masuk akal tapi itulah yang terjadi, mohon jangan membencinya karena saat ini ia pun tak berdaya" pinta eli. "Aku duluan, sampai jumpa lagi jaebum-ah" eli menghampiri anggotanya yang sudah menunggu.
Ucapan eli terus berputar di kepala jb, setelah ia berusaha melupakan tapi mengapa fakta baru muncul dan membuat jb semakin bingung.
***
(Jb pov)
Kami sudah kembali dari jepang, ucapan eli hyung masi terekam jelas di otak ku. Aku melihat jam sudah menunjukan
pukul 12 malam dan sampai saat ini aku belum tidur sama sekali. "Aku harus mencari tau sendiri" pikirku dan bersiap. Aku akan mencari nara untuk terakhir kalinya, jika ia masi menolak maka aku akan mundur. Seperti kata eli hyung waktu itu nara suka menghampiri kyung pyo sanbaenim di club itu.
Aku memarkirkan mobil ku dan buru buru aku memasuk, dentuman musik sudah terdengar jelas dari luar yang tandanya dunia malam sudah bergumam. Aku melihat ke dalam tampaknya tidak ada kyung pyo di sana, aku membelah dua lautan manusia di on the floor itu mencari keberadaan nara di tengah kerumunan. "Jb" sapa eli di atas sana. "Hyung" sapa ku dan eli tampak memberi sebuah isyarat. Aku melihat kearah yang di tunjuknya dan menemukan sosok yang aku cari selama ini. Ia berada di tengah kerumunan menggunakan lengan panjang dan diam mematung di sana. "Ikut