◑∞⚢
SOMEONE’s POV
“Soljjikhage.. Nan.. Oppa neomu johahae”
DEG..
Suara itu.. Aku kembali mendengarnya. Suara yang selalu mengganggu tidur ku.
Satu tahun sudah sejak kepergiannya. Ia pergi sebelum ia mendengar jawaban ku atas pernyataan cintanya untuk ku. Bukan karena sebuah kenangan yang mungkin dapat ku buat bersama dengannya andai kata waktu tak mengambil gadis itu dr kehidupan ku. Tapi.. sebuah perasaan bersalah yang terus menghantui ku. Karena.. bahkan hingga detik dimana aku menghirup udara ini, aku.. bahkan belum dapat menentukan jawaban apa yang seharusnya ku berikan pada gadis itu.
Tak pernah ku pahami mengapa aku dapat dekat dengan nya. Juga tak pernah ku sadari bagaimana ia bisa menganggap bahwa diriku begitu penting baginya. Aku adalah seorang namja yang sulit membuka diri untuk orang lain. Bersama dengan gadis itu sekalipun, kami tak pernah terlibat perbincangan yang terlalu serius ataupun mendalam. Begitu juga saat kami bersama dengan beberapa kawan lainnya. Seringkali aku sibuk dengan pikiran ku sehingga tersesat seorang diri atas arah pembicaraan mereka semua, hanya senyum canggung yang selalu ku tunjukkan di tengah pembicaraan juga candaan-candaan mereka.
Sesekali ku antar gadis itu sampai ke tempat dimana supir pribadi kelurganya menunggu gadis manja yang selalu terlihat lemah dan sopan tersebut memasuki mobil yang ia harus kendarai untuk kemudian mengantar gadis itu ke tempat dimana ia tinggal. Hanya sebatas itu. Mungkinkah hal sesimple itu dapat menjadi alasan seseorang jatuh cinta? Banyak hal rumit terjadi di dunia ini, dan cinta adalah salah satu dari daftar hal-hal tersulit yang dapat ku jawab. Menyelesaikan rumusnya bahkan lebih sulit dari rumus matematika, kimia ataupun fisika. Meski nilai ku dalam mata pelajaran ketiga pun tak pernah melebihi 70.
Usia ku kini beranjak 17 tahun. Sudah berpengalaman memiliki 5 orang mantan kekasih. Namun tak seorangpun pernah membuat ku benar-benar jatuh cinta. Hubungan kami hanya sekedar basa basi. Mungkin aku belum cukup dewasa untuk mengerti lebih jauh tentang cinta. Siapa peduli. Hidup hanyalah tentang bagaimana manusia belajar akan segala sesuatu. Mengerti tidak mengerti, belajar bukan lah sebuah dosa.
Tendangan-tendangan kecil dari gerak kedua kaki ku menurun kan selimut yang menutupi tubuh ini dengan sendirinya. Cahaya matahari belum memasuki ruas-ruas kamar yang begitu mirip dengan kapal pecah ini. Benar, masih ku biarkan tirai tertutup meski diluar sana matahari sudah meninggi. Aku bukan seorang vampire.. Aku hanya kurang menyukai suasana pagi. Jangan bertanya apa alasannya, karenatak ada jawaban pasti sekalipun pertanyaan tersebut terlontar.
Kamar berluas 5x5 meter ini tidak lah terlalu besar dibanding kamar di rumah ku. Ya, aku pergi dari sana atas permintaan seseorang. Hidup disana juga terlalu melelahkan.
Rumah bodoh dengan orang-orang berpikiran kolot yang masih mempercayai hal-hal aneh yang tak pernah dapat ku mengerti. Entah karena aku memang tak terlalu pandai atau mereka terlalu jenius. Tirai kamar sewa ku buka malas menggunakan tongkat base ball. Ku sibak sedikit agar tak terlalu banyak cahaya menyilaukan masuk ke dalam.
Dari sela tirai yang terbuka, cahaya matahari menjurus lurus pada sebuah meja kecil disamping tempat tidur ku. Dimana sebuah surat kabar bertanggal tepat 1 tahun lalu ada disana bersama sebuah foto diri dari.. ‘ia’
Anak seorang pengusaha kaya korban penculikan 3 hari lalu, diduga telah meninggal dunia. Polisi menemukan pakaiannya di tepi sungai berlumuran darah, namun jasadnya belum ditemukan.
Sudah lebih dari 1000 kali mata ku membaca apa yang tertulis diatas kertas lusuh surat kabar tersebut, hingga dapat tertangkap oleh ku sekarang meski berita tersebut hanyalah sebagian kecil dari berita-berita yang tertulis dalam surat kabar tersebut. Gadis itu.. ia menghilang hanya 5 jam setelah ia menyatakan cinta untuk ku.
Foto dirinya juga terpampang dalam halaman surat kabar yang menuliskan berita tentang dugaan bahwa ia telah tewas. Bisu. Ia membisu disana. Wajahnya muncul disana bukan karena ia berparas cantik, tapi karena sebuah berita kematian .. menyakitkan.. melihatnya berada disana.
Secarik kertas bertuliskan nama sebuah tempat berada tepat diatas surat kabar. Nama sebuah tempat yang juga pernah ia sebutkan sebagai tempat kelahiran nya. Desa Beolgyo, Boseong, provinsi Jeollanam. Harus kah.. aku pergi ke tempat itu untuk mencarinya?