Sambil melihat ke arah jendela, aku dengan perlahan memulaskan sedikit lip tint di bibirku yang agak kering. Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore. Hari yang cukup cerah untuk ukuran cuaca 4 derajat celcius. Akankah hari ini akan berjalan dengan baik? Maksudku ini adalah Valentine pertama dalam empat tahun tanpa Chanyeol.
Padahal, Chanyeol bukanlah tipe pria yang menyukai berpergian ke luar rumah, apalagi di akhir pekan ataupun hari-hari spesial seperti Valentine. Kami biasanya hanya menghabiskan waktu dengan bermain game, menemaninya bermain gitar secara bergantian dirumahku atau rumahnya, atau paling tidak kami pergi ke toko burger favorit kami berdua di dekat rumah Chanyeol.
Tapi sejak aku abaikan kedatangannya tadi malam, Chanyeol diam seribu bahasa. Tidak ada balasan pesan teks maupun telepon darinya. Sepertinya ia benar-benar marah padaku.
“Ah kenapa aku jadi memikirkannya sih! Bahkan ditengah kekesalanku pada sikap egoisnya itu aku masih bisa memikirkannya,” gumamku sendiri sambil kembali merapikan rambut dan menatap cermin.
Tak lama, ponselku berdering. Sehun.
“Ya, halo?” kataku sambil melihat ke arah rak sepatu, melihat-lihat sepatu apa yang cocok dipakai long coat pink dan celana jeans hitam yang kupakai dibalik padding jacket yang kukenakan untuk melawan suhu dingin Seoul.
“Hey, sudah siap? Aku di depan rumahmu,” jawab Sehun disebrang sana.
“Sebentar lagi aku turun yaa,” kataku yang diiyakan oleh Sehun dan menutup panggilan. Setelah mengambil sepatu pilihanku, aku menutup gorden kamarku sambil mengintip apakah benar dia sudah di depan rumahku. Ya, sosok pria tinggi yang sedikit lebih kurus dari Chanyeol itu terlihat berdiri di sebelah mobil sedan hitamnya.
Ponselku kembali berdering, kali ini Saerin yang menelepon.
“Halo, pasti kau mau menyemangatiku ‘kan?” jawabku dengan semangat tanpa basa basi pada sahabatku satu itu.
“Ahra, ini soal Chanyeol,” kata Saerin dengan nada yang cukup serius.
“Hah, ada apa? Tapi sebentar Rin-ah, nanti aku telepon kau lagi ya,” tutupku saat tiba-tiba bayangan Sehun yang kedinginan menunggu di luar mobilnya terlintas di benakku. Kelihatannya yang mau disampaikan Saerin adalah hal yang serius. Langsung saja kutekan nomor telepon Sehun.
“Hey Sehun, aku masih belum siap. Tunggu aku didalam mobil saja ya.”
“Baiklah, anak cantik..”
Setelah menutup panggilan untuk Sehun, aku langsung menelepon Seurin kembali. “Rin, ada apaa?” tanyaku.
“Tadi Chanyeol menghubungiku, dia bilang ingin mengajakku double date. Aku, Jongdae, kau, dan dia. Apa dia ada menghubungimu soal ini?” ujar sahabatku dengan suara yang agak lemah.
“Belum ada. Ya ampun. Ada apa sih dengan anak itu? Bisa-bisanya dia baru mengajakku kencan di hari Valentine setelah sekian lama bersamanya. Lalu kau tak mengiyakannya ‘kan?”
“Tentu saja tidak ‘lah. ‘Kan aku tahu rencanamu dengan Sehun malam ini. Lagi pula aku sedang kurang enak badan, jadi aku punya alasan padanya. Aku dan Jongdae akan menghabiskan Valentine dirumahku saja.”
“Oh begitu. Lalu dia bilang apa? By the way, kau sakit apa Rin-ah?”
“Dia hanya bilang mau bilang denganmu nanti. Tapi sepertinya dia tak ada nyali ya, setelah melihat tingkahmu sudah mulai cuek padanya? Darah rendahku kumat. Tapi aku baik-baik saja kok.”
“Iya biarkan saja deh. Biar dia merenungkan diri tentang bagaimana dia memperlakukan aku selama ini. Oh ya, Sehun sudah menungguku di bawah. Aku pergi dulu ya. Kau istirahat ya, supaya bisa fit lagi.”
“Goodluck untuk malam ini yaa..”
***
Begitu sampai di restoran pasta yang pernah kami bicarakan, kami harus menunggu sebentar untuk bisa dapat tempat karena malam Valentine semua restoran ternyata penuh. Maklum, baru kali ini aku menghabiskan malam Valentine di luar. Rupanya diam-diam Sehun memperhatikanku.
“Sepatumu cantik, sepertinya yang memakainya,” kata Sehun sambil memandang sepatu yang kukenakan. Deg! Ini sepatu hadiah ulang tahun dari Chanyeol tahun lalu. Chanyeol yang sangat menyukai Adidas membelikanku sepatu keds Adidas berwarna pink, yang ia anggap akan mengimbangi penampilanku agar lebih feminine walau tanpa mengenakan flat shoes.
“I..iya, terima kasih..” kataku sambil tersenyum paksa. Untunglah sang waitress sudah menemukan tempat duduk untuk kami sehingga topik itu tidak berlanjut.
Tak lama setelah memilih menu, sambil menunggu makanan kami datang, pelan-pelan terdengar lagu yang tak asing lagi di telingaku: Especially for You dari MYMP. Dulu Chanyeol sering sekali menyanyikan lagu ini untukku.
‘Ah kenapa harus semuanya berhubungan dengan Chanyeol sih? Dan hari semuanya di hari ini pula,’ batinku.
Pesanan kami pun datang, dan Sehun kembali mengalihkan duniaku dengan caranya menatapku, sentuhan lembut dari tangannya, dan gesture lainnya yang membuat hatiku yang kering akan perhatian dari seorang pria ini luluh. Pembicaraan aku dan Sehun juga terus mengalir kalau kami tak ingat film yang akan kami tonton sebentar lagi akan dimulai.
***
Ditengah film yang kami tonton, sekilas aku teringat kata-kata Seurin kemarin, yang bilang kemungkinan Sehun akan menyatakan perasaannya padaku malam ini. Tapi sejak tadi tak ada tanda-tanda ia akan melakukannya.
Rupanya ditengah lamunanku, Sehun sibuk mengetik sesuatu di ponselnya. Kira-kira siapa orang penting yang membuatnya harus repot membalas pesan ditengah nonton ya? Namun setelah selesai mengetik, ia justru menyodorkan ponselnya padaku.
Ahra, walau belum sebulan kita kenal, tapi aku sudah semakin menyukaimu. Aku sudah menyukaimu sejak dulu, dan semakin menyukaimu sekarang. Bolehkah aku jadi pacarmu?
Kaget, aku pun membacanya berulang kali. Ini seperti dejavu saat pertama kali aku mengenalnya. Sambil tersenyum, aku pun menengadah dan melihat ia tersenyum gugup. Lalu aku kembali mengetik sesuatu di ponselnya dan mengembalikan padanya.
Bolehkah aku mendengarnya langsung darimu, setelah kita menyelesaikan film ini? Aku merasa bersalah pada Brad Pitt kalau kita meninggalkannya ditengah film :(
Mengangguk tersenyum, Sehun mencubit pipiku gemas dan menggenggam tanganku. Hal ini tak ayal membuatku ikut tersenyum. Apakah aku sudah siap dengan jawaban Sehun? Apakah aku sudah siap melangkah ke luar zona nyamanku selama ini bersama Chanyeol? Is it too fast?