Aku turun dari bis yang mengantarkanku dari rumahku menuju sekolah baruku. Bus saat itu tampak lenggang dan tidak terlalu ramai. Namun, aku merasa panik setelah menengok jam arlojiku saat turun.
“Aigooo (aduh) !! Jam 08.00!!! Apa tidak salah dengan jam ini!??” ucapku seketika panik dan berjalan cepat menuju SMU ku yang baru, SMU Hakyung.
Sekolah ini bisa dikatakan lumayan bagus di Seoul. Setelah bermenit-menit berjalan, akhirnya aku sampai di depan gerbang SMU itu. Luarnya tampak mewah layaknya sekolah kalangan elit. Tapi, Pagi itu terasa sepi. Sepertinya aku terlambat saat hari pertama…
Aku mencari-cari ruang kelasku sambil berjalan pelan mengitari kelas demi kelas yang membuatku frustasi. Koridor di sekolah itu bagikan labirin yang tak berujung dan membuat kepala ku terasa ingin berputar.
“Aigoo!! Mana kelas sialan itu!!” umpatku tidak sabar.
Saat sampai di sudut sekolah, seketika wajahku sumringah. Akhirnya!!
“Ah!! Ruang B 11!” Seruku lega menunjuk-nunjuk papan yang tergantung indah di depan pintu.
Sesaat diriku akan melangkah kedalam, senyum lebar yang ku kembangkan berangsur surut setelah melihat ke dalam dan berganti dengan kepanikan yang kembali membuatku frustasi. Bagaimana tidak!? Seorang kakak kelas sudah berdiri disana dengan tatapan garang. Ups! Bahkan aku lupa dengan orientasi murid baru yang menakutkan seperti sebuah mimpi buruk itu!
“Eotthokkhae (Bagaimana ini) !!! Eottokkhae!!,” gumamku panik.
Sekejap, ku hembuskan nafasku panjang dan tanpa berpikir lagi aku langsung masuk mengendap-endap menuju bangku kosong yang ada di sudut belakang saat sunbae itu menulis di papan tulis. Sambil berjinjit aku terus berdoa agar sunbae itu tak akan pernah melihat kedatanganku yang seperti pencuri di siang bolong ini.
“YA!!”
Langkahku spontan berhenti mendengar seruan itu.
" Ya, kau yang mengendap-endap disana!!"
Spontan aku berbalik menatapnya, lebih tepatnya menatap sambil menunduk. Tanganku bergetar penuh peluh. dingin menjalar diseluruh tubuhku. Ah! Aku paling tidak menyukai saat-saat seperti ini. Bagaimana mungkin aku dapat hukuman saat pertama kali masuk sekolah!!?
“N-ne, s-sunbae (senior) ?” tanyaku gemetar. Sunbae itu menghampiriku dengan sikap coolnya. Kuakui dia tampan, tapi tetap saja...
“Kau terlambat, ya? Kau tau ini hari pertama masuk, kan!??” Tanyannya tegas.
Dia kembali melangkah, terus melangkah mendekat kearahku hingga diriku harus berjalan mundur menghindari tatapannya yang mengintimidasi, membuat tungkai seketika lemas begitu menatap kedua matanya yang tajam. Aku hanya mengangguk dan kembali menunduk.
" Jwisohamnida (maaf)."
Ia menghela nafasnya. “Nama?”
“S-Seo Rim. Sung Seo Rim.”
“Sung Seo Rim?” Tanyanya mengulangi.
Aku mengangguk cepat.
“ Baiklah, Sung Seo Rim, Cepat lakukan jongkok berdiri 100 kali!!!! Ppalli (cepat)!!!” hardiknya kejam.
Aku mendongak sambil menatapnya kesal. “MWO (apa)!!!! YA! Neo Michigesseo ( apa kau gila) !!? Mana mungkin aku bisa seperti itu!!! Shireo ( tak mau)!!! Lakukan saja sendiri!!” tolakku mentah mentah dengan spontanitas tanpa berpikir. Begitu sadar, Aku langsung menutup mulut sial ku yang sangat tidak sopan ini. Keringatku semakin deras mengalir.
Ia tersenyum sinis. “Mwo? Kau bilang tidak mau?? Kau pikir kau siapa? Cepat kerjakan!! Aku yang menilaimu saat ini!” perintahnya semena-mena.
Aku hanya pasrah dan mengikutinya dengan tampang yang tidak ikhlas. Usai berurusan dengan hukuman memuakkan itu, segera kulangkahkan kakiku menuju bangku kosong dengan gusar. Sementara itu, dia hanya menyeringai melihatku.
“Dasar!!!” umpatku kesal.
***
“Annyeong, aku Sin Ah. Shin Sin Ah.” ucap seorang perempuan sambil duduk di sebelah bangku ku.
Aku hanya tersenyum garing. “Kau sudah tahu nama ku tadi kan?”
Ia mengangguk. “Kau beruntung bisa menyapa Myung Soo sunbae..."
Aku menatapnya heran. “Maksud mu?”
Ia tertawa kecil, sebenarnya ia cukup cantik dengan rambut panjang lurusnya yang di biarkan tergerai. “Kau tidak tahu nama sunbae yang menghukum mu??" Tanyanya tak percaya. Sambil terkikik geli, ia kembali melanjutkan, "Dia Kim Myung Soo, Seo Rim!! Senior tampan dengan kejeniusannya di bidang musik. Dia sungguh sempurna!!”
Aku hanya menyeringai. " Aku tidak peduli sama sekali hingga aku harus tahu namanya." Jawabku singkat. Aku kembali menoleh, mengerling menatap Sin Ah sembari berkata, " Hei, jangan-jangan kau menyukainya!?" Tanyaku menahan tawa.
“N-ne." Jawabnya dengan pipi memerah.
Aku menatapnya semakin tak percaya. Huh! Bagaimana mungkin wanita selembut Sin Ah bisa menyukai laki-laki sedingin es seperti Kim Myungsoo!!?
" Aku heran melihatmu." Kataku pada akhirnya.
" Ah, aku memang aneh." Katanya sambil tersenyum malu." Yang pasti aku senang bertemu denganmu. Salam kenal."
***
Menikmati orange juice memang terasa nyaman setelah kesabaranku terkuras habis karena berurusan dengan orang memuakkan seperti Kim Myungsoo itu. Dalam 3 hari ke depan aku harus tahan dengan omelan dan ejekannya itu! Argg!! Menyebalkan!! aku ingin mempercepat waktu agar orientasi itu cepat diakhiri!! Enak saja seenaknya mengomeliku di depan semua orang dikelas!! Mau ku taruh mana muka ku!!
Kuputar mp3 dari ponselku dengan buku novel ditanganku. Saat pulang sekolah memang waktu paling nyaman untuk istirahat di kantin. Namun, baru sebentar aku merasakan kenikmatan, disaat itu juga aku diganggu dengan seseorang yang paling ku benci saat ini. Seketika mood ku yang secerah awan berubah seperti langit mendung yang gelap gulita.
“ Hei, Kau Yeoja (perempuan) aneh!! Ayo ikut aku!!” seru laki-laki menyebalkan yang bernama Myungsoo itu. Tanpa permisi, langsung saja dia duduk di kursi di depanku.
Aku meliriknya heran. “Wae (apa)?” tanyaku sinis sambil melepas earphoneku.
Tiba-tiba saja dia meminum orange juice ku yang belum ku minum sedikitpun. “YA!! Apa yang kau lakukan!!” Seruku merebut orange juice itu ditangannya.
Ia hanya tertawa menampakan lesung pipitnya. Ia tampak manis saat itu. Tapi, aku tidak peduli!! Seenaknya saja ia meminum jus kesukaanku!!
“Dasar pelit! Ayo kita bersihkan kelas!”
Aku langsung tersedak saat minum orange juice yang baru kurebut darinya. " Mworago?"
Dia kembali berkata dengan santainya, “Aku tak bisa membersihkan sendiri, untung ada kau di sini..”
“Mwo? Shireo!! Aku kan bukan pembantumu!” tolaku mentah-mentah seraya membereskan novelku dan berusaha pergi dari sana. “Seharusnya aku pulang dari tadi!!!” kataku dengan nada kesal.
Namun, baru satu langkah ku langkahkan kakiku, ia berhasil menangkap pergelangan tanganku dan menghentikanku. “Kau selalu menolak ya, Kerjakan saja! Itu hukuman!”.
“Arggg!!! Lepaskan!!” rontaku jengkel.
Ia tetap menggenggam ku kuat, dan akhirnya membuatku menyerah juga.
“Ne!!! Arraseo!!aku akan melakukannya! Kau puas!!!” Seruku gemas lalu berbalik dan berjalan gusar meninggalkannya
***
Ku lihat arlojiku. Jam menunjukan pukul 15.00 dan secepat kilat aku segera menyelesaikan pekerjaanku. Kulihat Myung Soo sunbae yang tidur di bangku depan. Aish! Memang apa yang dia lakukan!! Dia tidak mengerjakan apapun dan hanya tidur!! Segera saja aku menghampirinya, mencoba membangunkannya.
Kutatap wajahnya dengan takjub. “Aigoo, kau polos sekali kalau tidur. Mengapa kau kejam sekali? Kau tampak tampan bila sedikit saja lembut...” gumamku terpana.
Tiba-tiba aku tersadar. Kugelengkan kepalaku cepat. Eh! Aku tak mungkin berpikir seperti itu!! Putusku sekeras mungkin menghalau pikiran nglantur dibenakku Dan saat itu juga dia terbangun.
“Kau kenapa?” tanyanya.
“Aniyo!! Gwaenchana!!” ucapku langsung memalingkan pandanganku.
Ia menatapku heran tapi tidak memperdulikannya. “Ayo kuantarkanmu pulang.” Ucapnya sambil mengenakan jasnya.
Aku berpaling memandangnya. “Memangnya kau tahu rumahku?? Darimana kau tahu??” tanyaku penasaran. Ia lagi-lagi tersenyum, membuatku menelan ludah. Aku kembali penasaran darimana orang itu mengetahuinya.
“Dari mana??” desakku kembali sambil berjalan menjajarkan langkahku denganya.
Ia berhenti dan memalingkankan tubuhnya menatapku yang berdiri disampingnya. “Tentu saja. Aku kan punya ini..." ucapnya menunjukan selembar kertas putih berisi semua dataku.
Spontan aku merebutnya dan membuangnya ke tempat sampah. " Kau ini seenaknya saja, ya! Kau kan bukan siapa-siapa!!" Kataku kesal.
Tanpa menghiraukan ucapanku, dengan santai ia kembali berjalan. “Kalau tidak cepat akan ku tinggal!!” serunya tetap berjalan. Aku segera berlari menjajarinya.
“ Kau tega meninggalkan seorang perempuan sendirian, heh!?"
“Bisa saja.” ucapnya santai. Aku hanya membuat wajah kesal dan cemberut.
*** To Be Continue***