*Chika POV
"Kali ini aku tidak setuju dengan mu appa!" kataku sambil menghentakkan kaki ku.
"Ini demi kebaikanmu, nak.." kata appa membujukku.
"Aku tidak masalah kok jika tidak memiliki seorang eomma.." kataku menatap appa sedih.
"Chika.. kau tidak perlu berpura-pura kuat di depan appa.." kata appa mengusap pipiku.
"Aku tidak berpura-pura kuat kok appa.. aku memang tidak butuh seorang eomma, appa saja sudah cukup untukku.." kataku menatap appa.
"Chika.. tolong dengarkan appa ya.. appa hanya ingin melihatmu bahagia dengan sebuah keluarga yang lengkap.." kata appa sambil berlutut di hadapanku lalu memegang kedua pipiku.
"Sudah ku bilang appa saja sudah cukup bagiku.." kataku yang mulai meneteskan air mata.
Lalu appa memelukku.
~~~
Keesokkan harinya.
"Chika apa kau sudah siap?" kata appa dari ruang tengah saat aku sedang bersantai di dalam kamar.
"Siap? Memangnya kita mau ke mana??" kataku yang baru saja keluar dari kamar.
"Aigoo.. dasar anak appa yang pikun.. hari ini kan kita mau bertemu dengan calon eomma-mu.." kata appa sambil menggelengkan kepalanya.
"Loh?? bukannya besok ya??" kataku bingung.
"Memangnya hari ini tanggal berapa??" kata appa menatapku.
"Hari ini kan tanggal 13 februar-Akkh!" kataku kesakitan sambil memegang kepalaku.
"Aaa.. kenapa appa memukul kepala ku??" kataku kesal.
"Hari ini tu tanggal 14 februari, Chika.." kata appa menunjukkan tanggal di hp nya.
"Wahh! Appa, happy valentine day!!!" kataku sambil memeluk appa.
"Happy valentine day juga.." kata appa membalas pelukanku.
"Ganti baju sana! Pakai baju yang cantik ya, appa tunggu disini" kata appa melepaskan pelukannya sambil mengusir-usir ku ke kamar.
Lalu aku masuk ke kamarku.
"Baju yang cantik?? memangnya aku punya baju yang cantik??" gumamku sambil membuka lemari pakaianku.
Aku hanya melihat hoodie, jaket dan celana panjang di dalam lemari pakaian ku.
"Aku tidak punya pakaian yang cantik jadi.."
Aku mengambil hoodie berwarna biru cobalt yang agak kebesaran dan memakainya dengan celana pendek jeans lalu aku mengambil tas ransel kecil yang sering ku gunakan saat jalan-jalan.
Lalu aku keluar dari kamar.
"Appa aku sudah siap."
"Kalau begitu ayo.." kata appa sambil mengambil kunci mobil yang berada di atas meja.
Aku langsung mengambil sepatu putih lalu memakainya.
Setelah itu aku dan appa keluar dari apartemen kami dan segera menuju ke tempat parkir yang berada di basement.
Aku dan appa langsung naik ke mobil, aku duduk di kursi depan di samping kursi pengemudi.
"Appa, kita ke mana??" Kataku sambil melihat ke kiri dan kanan.
"Kita akan ke restaurant yang belum pernah kamu datangi.." kata appa tanpa menoleh ke arahku penuh isyarat.
"Hmm apa masih jauh? Aku sudah lapar.." kataku sambil memegang perutku.
"Sebentar lagi sampai kok" kata appa sambil tersenyum.
Sekitar 15 menit kemudian kami sudah sampai di sebuah restaurant yang kelihatan sangat mewah.
Aku dan appa masuk ke dalam.
"Selamat siang, apa anda telah memesan meja?" Kata seorang pelayan wanita.
"Sudah, atas nama Jongsuk." Kata appa.
"Tunggu sebentar.." kata pelayan tersebut mengecek waiting list.
"Mari ikut saya.." kata pelayan tersebut setelah beberapa saat.
Lalu aku dan appa mengikuti pelayan itu sampai ke tempat yang appa pesan.
"Silakan masuk.." kata pelayan itu sambil membukakan pintu.
Aku dan appa masuk ke dalam dan duduk, aku duduk di samping appa.
"Apa anda ingin memesan makanan sekarang?" Kata pelayan.
Appa menatapku.
"Appa aku sudah lapaaar.." kataku memelas.
"Hmm nanti saja, kami sedang menunggu orang.." kata appa ke pelayan tersebut.
"Baiklah, jika anda membutuhkan sesuatu, anda tinggal menekan tombol ini.." kata pelayan tersebut sambil memberikan sebuah remote kecil yang hanya memiliki 1 tombol saja.
Appa mengambil remote tersebut lalu pelayan itu segera meninggalkan ruangan.
"Ahh appa~ padahal aku sudah kelaparan disini.." kataku sambil memanyunkan bibirku.
"Tidak sopan jika kita makan duluan, Chika.. jadi bersabarlah sampai mereka datang.." kata appa sambil menepuk-nepuk pelan kepalaku.
"Uhh ya sudah.." kataku mengalah.
~~~
30 menit kemudian.
"Appa, kenapa mereka lama sekali???" Kataku kesal.
"Biar appa telpon dulu.." kata appa lalu mengambil hp nya lalu menelpon.
Tiba-tiba pintu terbuka
"Maaf, kami terlambat.." kata seorang wanita cantik yang baru saja masuk ke dalam ruangan diikuti oleh seorang yeoja yang ku tebak itu pasti anaknya.
Appa langsung berdiri dan menghampiri wanita tersebut.
"Tak apa, kami tidak menunggu lama kok.." kata appa sambil mengantar wanita tersebut duduk.
"Lam-hhm hhmm!"
Appa langsung membekap mulutku saat aku mau menggerutu.
Aku menatap appa kesal.
Appa menatapku sambil memberikan isyarat 'jangan ngomong macam-macam.'
"Uhh.. dasar appa." Gumamku dalam hati.
Aku mengangguk-ngangguk setelah itu appa melepaskan bekapan nya lalu mengambil remote kecil di meja dan menekannya.
Tak lama kemudian seorang pelayan datang dengan membawa menu.
Aku melihat menu lalu menatap appa.
"Appa terserah appa saja, appa tau kan aku ga bisa milih makanan.." kataku.
"Akan appa pilihkan untukmu.." kata appa menatapku sebentar lalu melihat menu.
Lalu appa memesan sesuatu yang aku tak tau makanan apa itu.
"Appa minum nya.."
"Ice cappucino!" Kataku dan appa bersamaan lalu kami tertawa.
"Wah.. kau dan anakmu selalu kompak ya.." kata wanita tersebut.
"Hehe.." tawaku sambil tersenyum.
"Apa kau sudah memesan sesuatu??" Kata appa sambil tersenyum ke wanita tersebut.
"Sudah.. Minhwa, kau mau pesan apa??" Kata wanita tersebut menatap anaknya.
"Aku mau.. steak!" Kata yeoja yang dipanggil Minhwa.
"Wahh yeoja itu sangat bersemangat, sangat bertolak belakang denganku.. Mungkin kami tidak akan cocok.." gumamku dalam hati.
"Oh ya. Chika, ini calon eomma-mu.." kata appa sambil tersenyum ke arahku sebentar lalu menatap yeoja cantik di depannya.
"Annyeonghasaeyo.. jeoneun Chika imnida.." kataku sedikit membungkuk.
"Annyeong Chika.. na-neun Suzy-yeyo.." kata calon eomma ku yang baru ku ketahui bernama Suzy.
"Eonnie, apa eonnie benar-benar akan menikah dengan appa-ku??" tanyaku dengan polosnya.
"Ehh.. itu.." kata Suzy eonnie melirik appa.
"Begitulah.." kata appa tersenyum menatapku.
"Apanya yang begitulah? Uhh!" gumamku kesal dalam hati.
"Wahh, eomma! Menikah saja dengan oppa ganteng ini!" kata yeoja bernama Minhwa dengan semangat.
"Appa~~" kata yeoja bernama Minhwa sambil ber-aegyeo menatap appa.
Aku hanya menatap yeoja itu bingung.
"Mihwa! Jangan begitu." kata Suzy eonnie memarahi Minhwa.
Minhwa langsung diam dan menundukkan kepalanya.
"Maaf ya oppa.. dia memang agak sedikit bersemangat.." kata Suzy eonnie tersenyum canggung.
"Anak-anak memang seperti itu kok.. iyakan, Chika??" kata appa menatapku dengan senyum manisnya.
Aku menatap appa sambil menggeleng-geleng kepalaku.
"Aku ga begitu kok appa.." kataku spontan.
"Oh iya, Minhwa dan Chika belum kenalan ya.. Min-"
"Haii Chika, aku Minhwa.. semoga kita bisa jadi saudara yang akrab.." kata Minhwa memotong perkataan suzy eonnie.
"Ah? iya.. hehe.." kataku sambil tersenyum canggung.
"Appa.. eonnie ini benar-benar cantik.. tapi.. aku masih tidak rela appa menikah lagi.." bisikku ke telinga appa.
"Apa yang sedang kalian bicarakan? Aku kepo.." kata Minhwa menatap aku dan appa.
"Bukan apa-apa kok hehe.." kataku tertawa canggung.
"Ahh.. aku kepo, Chika. Ayolah beritahu aku.." kata Minhwa penasaran.
"Hmm.." kataku sambil berpikir lalu melirik appa.
Appa melirikku sebentar.
"Chika bilang kalau eomma mu ini sangat cantik.." kata appa sambil tersenyum.
"Wah.. terimakasih atas pujianmu, Chika.." kata suzy eonnie tersenyum cantik ke arahku.
Aku hanya membalasnya dengan senyuman canggung.
"Eomma, aku akan sangat bahagia jika eomma menikah dengan Jongsuk appa.." kata Minhwa tersenyum lebar menatap eomma-nya.
Suzy eonnie hanya tertawa mendengar perkataan Minhwa.
~~~
Kami pun sudah selesai makan.
"Karena hari ini hari valentine.. kenapa kita tidak jalan-jalan saja?" usul appa menatap kami bertiga.
"Jalan-jalan ke mana?" kataku bingung.
"Ke mana saja.." kata appa tersenyum.
"Hmm.. bagaimana kalau kita ke taman bermain saja??" kata Suzy eonnie.
"Taman bermain? Ayo kita kesana!!" kata Minhwa bersemangat.
"Oh iya eomma, ajak oppa juga!" sambung minhwa.
"Ya sudah, kamu ajak saja oppa-oppa-mu.." kata suzy eonnie.
"Oppa-oppa?? Sebenarnya mereka berapa bersaudara?" Gumamku bingung dalam hati.
"Appa.." kataku sambil menarik-narik lengan baju appa.
"Ada apa?" kata appa sambil menunduk.
"Eonnie ini anaknya ada berapa??" bisikku.
"Ada 5.." bisik appa.
"MWO?!" pekikku kaget.
"Ada apa chika??" kata Suzy eonnie.
"Ah? bukan apa-apa hehe.." kataku tersenyum canggung.
"Eomma.. aku sudah menelpon mereka semua dan juga sudah kupaksa mereka agar ke taman bermain sekarang juga.." kata Minhwa.
"Baiklah sekarang kita ke taman bermain.." kata Suzy eonnie.
"Jinjja? Mereka 5 bersaudara??" gumamku dalam hati.
Lalu kami berempat pergi ke taman bermain menggunakan mobil yang dibawa oleh appa.
Kali ini aku duduk di belakang bukan di samping appa lagi.
"Chika, nanti disana aku akan memperkenalkan semua oppa-ku.." kata Minhwa tersenyum ke arahku.
"Baiklah hehe.." kataku tersenyum.
Sekitar 30 menitan, kami sudah sampai di taman bermain.
Kami membeli tiket lalu masuk.
"Oppa-mu sudah dimana?" kata Suzy eonnie.
"Seharusnya mereka sudah disini.." kata Minhwa sambil menatap hpnya.
"EOMMA! MINHWA!" teriak seseorang yang tak jauh di depan kami sambil melambai-lambaikan tangannya.
"1 2 3 4.. heol! Apa itu semua oppa-nya??" gumamku terkejut dalam hati.
"Chika? hey! chika!" kata Minhwa mengguncang pelan badanku.
"Ah?? iya?" kataku baru tersadar dari lamunanku.
"Aku tau semua oppa-ku memang ganteng tapi kau tak perlu terpesona begitu hahaha.." kata Minhwa sambil tertawa.
"Ehh? apa? tidak, bukan begitu.." kataku sedikit panik.
Apa yang dikatakan oleh Minhwa memang benar, ke-empat oppa-nya itu terlihat ganteng semua.
"Sudahlah ayo kita kesana.. oh ya eomma, lebih baik eomma berkencan saja.. kami ber enam akan bermain bersama.." kata Minhwa, lalu menarik tanganku.
"Ehh? appa?" kataku sambil menatap appa-ku.
"Bersenang-senanglah Chika.." kata appa sambil tersenyum.
"Ughh.. dasar appa.." gumamku kesal dalam hati.
~~~