Mr. Airplane
Cast : iKON’s Bobby (Kim Jiwon)
: iKON’s Jinhwan
: Han Nayeon (OC)
: Catelyn Stark (OC)
: All iKON member
It’s been more than 4 years
You called it love. But i called it pain.
Hey mr.airplane , let’s stop.
*******
Beberapa hari terakhir waktu terasa berjalan lebih lambat dari biasanya bagi seorang Han Nayeon, selain karena kuliah yang sedang libur sehingga membuat nya tidak punya kegiatan lain selain bekerja dan membersihkan rumah, juga karena ponsel nya yang mendadak jadi bisu. Biasanya, meski memang tidak setiap hari tapi akan selalu ada pesan masuk atau panggilan telfon dari Jiwon untuk nya. entah sekedar untuk menanyakan bagaimana hari nya, mengingatkan untuk tidak lupa makan, jangan terlalu banyak belajar, sekedar mengabari tentang kegiatan pria itu atau minta di temani via panggilan telfon sampai tertidur saat pria itu sedang kangen rumah. Kegiatan sederhana yang selalu di tunggu dan di nantikan oleh nya.
Nayeon tersentak saat mengingat bagaimana diri nya ternyata sangat menunggu-nunggu pesan atau panggilan dari Jiwon, seberapa lelah dan letih pun, pesan atau panggilan dari Jiwon akan selalu merubah mood nya. tanpa sadar nayeon memeluk dirinya sendiri dengan erat karena perasaan sakit yang mendadak muncul, dan menekan bagian kiri dada nya dengan agak keras agar mengenyahkan perasaan sakit itu.
“nayeon-ah”
Suara panggilan bernada lembut dari bibi Hong membuat Nayeon mengangkat kepala nya dengan segera, tapi tidak cukup cepat untuk memasang senyum nya sehingga membuat bibi Hong mengernyit heran. Lagi-lagi wajah sedih itu, batin bibi Hong.
“apa kau sakit?” tanya nya cemas
“tidak bibi, aku hanya eh sedikit sulit berkonsentrasi” aku nayeon dengan malu-malu
“apa ada masalah dengan Jaemin?”
Nayeon kembali menggeleng, “tidak juga, ia malah sedang banyak membantu ku belakangan ini”
“ibu dan nenek mu sehat?”
“sehat bibi, baru saja eoma menelfon dan mengabarkan akan datang kesini”
Bibi Hong mengangguk dan kemudian menyimpulkan bahwa penyebab ini semua hanya lah tinggal satu orang saja.
“kalau begitu, soal Jiwon?”
“hmm?”
Secepat kilat Naeyon mendongak begitu mendengar omongan bibi Hong, ia ingin membantah tapi entah bagaimana rasanya sulit sekali untuk berbicara atau bahkan hanya sekedar menggeleng.
Diam nya Nayeon menguatkan dugaan Bibi Hong sebelum nya, dan wanita cantik itu kemudian mengangguk pasti. “apa kau mau istirahat pulang saja? Kau terlihat sedang tidak dalam kondisi yang baik belakangan ini”
Rasa panik mejalari tubuh Nayeon secepat kilat, ia pasti sudah melakukan hal yang buruk selama seminggu terakhir sampai bibi Hong memulangkan nya seperti ini. dasar Han Nayeon bodoh, maki nya dalam hati.
“tidak perlu bibi, aku baik-baik saja. Aku hanya akan istirahat sebentar kalau bibi mengijinkan dan kemudian kembali bekerja, maaf karena sudah membuat banyak kesalahan selama satu minggu ini dan tidak bersikap profesional.”
Nayeon terus saja membungkuk 90 derajat sebagai perwujudan permintaan maaf nya, membuat Hong Sera harus memegangi bahu gadis itu sampai ia kembali berdiri tegak dan mengajak nya untuk duduk. Rasa bersalah itu tercetak jelas di kedua mata Nayeon, membuat bibi Hong tidak tega dan memegang tangan nya dengan lembut.
“kau tidak melakukan kesalahan apa pun nayeon-ie”
Nayeon-ie. Han Nayeon mengeluh dalam hati, cara bibi Hong memanggil nya sekarang ini sama persis dengan cara Jiwon memanggil nya saat sedang gemas dan berujung dengan mencubit pipi nya dengan sayang. Kenangan kebersamaan dengan Jiwon membuat gadis itu susah bernafas, hati nya sakit dan sesuatu dalam dirinya terasa seperti hilang. Bohong kalau ia tidak sedih, bagaimana pun 4 tahun bukan waktu yang sebentar. Dan bahagia bersama Jiwon itu sangat mudah, setiap tingkah laku pria itu secara tidak sadar akan membuat senyum Nayeon mengembang atau akan membuat nya tertawa dengan lepas. Bersama jiwon itu sangat mudah, semudah seperti bernafas.
“aku hanya ingin memberi mu liburan” ucap bibi Hong lagi, membuat Nayeon kembali memfokuskan pikiran nya pada wanita yang sudah ia anggap ibu nya sendiri.
“ku dengar nilai mu di semester ini sangat bagus, jadi aku memberi mu penghargaan dengan memperbolehkan mu bekerja setengah hari. Lagi pula kedai sedang tidak terlalu ramai dan aku berencana mengajak Soyou berbelanja pakaian, jadi kami akan tutup lebih cepat.”
Setelah mendengar penjelasan itu, Nayeon merasa lega meski hanya sedikit. Dan gadis itu mengangguk patuh.
“bibi Hooooooong”
Panggilan bernada manja itu berasal dari pintu depan, membuat Hong Sera dan Nayeon yang tadi nya sedang berbicara di dapur jadi bangkit berdiri dan berjalan menuju ke depan untuk hendak melihat siapa pemilik suara itu, yang tidak lain dan tidak bukan ternyata adalah Catelyn Stark.
Kedua nya menghampiri Catelyn yang sudah duduk dengan manis di salah satu meja di temani oleh Mi Soo, salah seorang pegawai di kedai itu.
“anyyeonghasseyo Bibi”
Cat langsung bangkit dari duduk nya begitu melihat kedatangan Bibi Hong dan memeluk sang pemilik kedai dengan antusisme khas dirinya, membuat bibi Hong tertawa dan balas memeluk gadis itu juga dengan sayang.
“sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan mu Cat” ucap nya saat melepas pelukan Catelyn
“eoh, maaf bibi aku jarang berkunjung kemari”
Setelah memeluk bibi Hong, ganti Nayeon yang ia peluk dengan erat.
“hi Han Nayeon”
“hi to you too Cat”
Kedua nya bertatapan tepat di manik mata, dan seketika saja Nayeon merasa terintimidasi dengan pandangan mata Catelyn yang tajam. Cara Cat memandang nya seakan merobek semua pertahanan diri nya dan juga topeng baik-baik saja yang ia kenakan sejak seminggu lagu. nayeon tahu, ia tidak akan bisa menyembunyikan apa pun dari seorang Catelyn Stark.
“mau makan apa? Ayo sini duduk” tawar bibi Hong pada gadis yang sudah ia anggap anak nya sendiri itu sekaligus memutus kontak mata kedua nya. dulu saat baru pertama kali datang ke korea untuk menyusul Jiwon, Cat memang banyak menghabiskan waktu nya di kedai ini untuk menyesuaikan selera makan nya. Lee Jihoon bahkan harus meramu makanan berbeda dengan yang biasa ia jual agar mulut Catelyn bisa menerima makanan nya dan menyesuaikan lidah dengan cita rasa Korea. itulah kenapa Cat bisa berteman baik dengan Nayeon yang juga merupakan teman sekelas nya di kampus, meski kepribadian kedua gadis itu sangat jauh berbeda.
Mereka menjamu Cat dengan menu makanan kesukaan gadis itu, seraya mengobrol tentang banyak hal. Cat yang ceria menularkan kepribadian nya pada semua orang, termasuk Nayeon yang belakangan ini menutupi kesedihan nya tapi tidak terlalu berhasil. Bukan nya Hong Sera, Lee jihoon dan juga pegawai lain nya tidak menyadari keanehan pada gadis itu, hanya saja mereka tidak mau membahas nya secara terang-terangan karena merasa tidak punya hak untuk mengutak-atik masalah pribadi Nayeon. Selesai makan Cat ikut membantu melayani beberapa pelanggan yang ada dan ikut bersih-bersih, saat kemudian gadis itu berbicara pada bibi Hong. Meminta ijin agar Nayeon bisa ijin keluar sebentar karna dirinya ingin berjalan-jalan sebentar ditemani gadis itu.
“pergilah, kalian mendapat ijin ku” ucap Bibi Hong
“huwwaa, kau mengijinkan kami pergi bibi?” tanya Cat setengah takjub
“eoh, aku pun sudah memberikan ijin pada Nayeon untuk bekerja setengah hari saja. Tapi kemudian kau datang dan malah ikut membantu pekerjaan disini.”
Catelyn terpekik senang dan bertepuk tangan “terimakasih bibi Hong” ucapnya seraya membuat finger heart, membuat semua orang jadi tertawa
“Sihyuk-ah, Mi Soo-ya, Seungchul-ah, aku memang berniat menutup kedai lebih cepat hari ini. jadi kalian bisa pulang setelah rapih-rapih”
Pengumuman itu jelas saja di sambut gembira oleh semua pegawai, setelah tamu terakhir selesai makan langsung saja mereka membereskan nya dan menutup kedai sambil bersenandung dengan riang. Ketika semua orang sedang beres-beres, bibi Hong menarik Catelyn ke sudut ruangan dan berbicara dengan suara pelan.
“bagaimana keadaan nya?” tanya nya
Catelyn langsung paham yang dimaksud Bibi Hong adalah Jiwon, gadis itu menghela nafas dengan berat sebelum kemudian menjawab.
“parah bibi, seminggu ini ia jadi gampang naik pitam. Uring-uringan, dan bersikap menyebalkan. Maknae line di siksa habis-habisan dengan jam latihan yang panjang beruntung keberadaan ku meredam sedikit amukan nya. Hampir membuat Hanbin dan Jinhwan oppa ikutan mengamuk dan jadi sakit kepala.”
Hong Sera cemberut, Jiwon yang sedang seperti itu memang sangat menyebalkan dan hanya bisa di jinakan oleh satu orang saja.
“Nayeon disini juga tidak lebih baik.”
“maka dari itu aku datang kesini dan ingin mengajak nya jalan-jalan sebentar, meski ia tahu bahwa kedatangan ku juga pasti ada hubungan nya dengan Jiwon.”
“bicara lah dengan nya, ku rasa hanya omongan mu yang akan ia dengar.”
Catelyn mengangguk patuh dan bangkit berdiri bersama dengan bibi Hong, dan tepat ketika itu Nayeon juga muncul dengan membawa tas nya.
“apa kau sudah siap pergi?” tanya Cat kembali bersemangat, membayangkan hal-hal yang akan ia lakukan bersama salah seorang sahabat nya ini
“eoh, aku sudah siap. Tapi memang nya kita mau kemana?” tanya Nayeon heran, ia merasa tidak punya janji apa pun dengan Catelyn. Tapi kemudian gadis itu sadar, kalau dengan Catelyn semua biasanya terjadi secara spontan, terlebih jika mengingat kalau gadis itu punya mood swing yang lebih parah dari diri nya. dan kesibukan project nya di kampus pasti lah membuat pikiran Cat sedang tidak pada tempatnya.
“nanti juga kau tahu” jawab Cat sambil tersenyum misterius
Kedua nya pun berpamitan pada Bibi Hong dan karyawan lain nya, karena paman Lee memang sedang pergi dan Soyou juga belum pulang sekolah. Hong Sera memperhatikan kepergian kedua gadis yang punya cerita dengan keponakan nya tersebut dalam diam, ia memang sengaja memberikan liburan untuk Nayeon karena sikap gadis itu seminggu terakhir. Nayeon memang tidak membuat kesalahan dalam pekerjaan nya, ia justru terlalu fokus pada pekerjaan nya sampai tidak punya waktu untuk bicara pada yang lain. Nayeon memang pendiam, tapi sesibuk apa pun ia biasanya Nayeon akan tetap bercerita beberapa hal tentang hidupnya pada dirinya, Mi soo atau paling tidak Soyou. Tapi seminggu ini suara nayeon menghilang, saat yang lain bercanda dan mengobrol maka Nayeon akan menepi dan menyendiri. Gadis itu juga makan dengan teratur dan tetap tersenyum, hanya saja semua orang yang bisa melihatnya juga tahu bahwa gadis itu semakin pendiam dan sering kali melamun. Senyum nya pun kehilangan ketulusan, dan tidak mencapai mata nya yang indah. Lalu panggilan dari Catelyn yang memberitahukan keadaan Jiwon membuat Hong Sera sadar bahwa Nayeon dan Jiwon memang sedang ada masalah.
‘semoga semua baik-baik saja Jiwon-ah, bertahan lah’ ucap nya dalam hati
*******
Han Nayeon POV
Kami berjalan meninggalkan kedai dan menuju halte bis terdekat, saat ku tanya kemana tujuan kami Catelyn hanya menjawab Hongdae dan kemudian sibuk berceloteh tentang kegiatan project nya bersama teman-teman di kampus.
“kau tidak bawa mobil?” tanya ku penasaran
“tidak, Jinhwan oppa melarang ku menyetir sendirian.”
“karna kau sedang tidak dalam mood yang baik” tambah ku, dan Catelyn tersenyum sebagai bentuk persetujuan. Jinhwan oppa memang melarang nya menyetir sendiri bila sedang mabuk dan tidak dalam mood yang baik, untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan merugikan banyak pihak. Begitu dulu jawaban Jinhwan oppa saat ku tanya alasan nya.
“such a protective boyfriend eh?” tanya ku
“absouletly the weird one” jawab nya seakan memberikan persetujuan tentang hinaan yang baru saja ku lontarkan.
Kami pun tertawa berbarengan, saat kemudian bis yang akan membawa kami muncul. Sesampai nya di Hongdae, Cat langsung saja menggila. Memasuki berbagai macam toko pakaian dan sepatu, beruntung ia tidak begitu banyak membeli barang atau tangan ku tidak akan sanggup menampung kantung belanjaan nya. aku sempat protes ketika ia membelikan ku dan juga Jaemin beberapa potong pakaian dan sepatu.
“Cat, aku rasa ini tidak di butuhkan” tolak ku mentah-mentah
“oh shut up Han Nayeon, kau menghalangi ku berbuat kebaikan”
“atau mengurangi kesenangan mu berbelanja” tembak ku, dan Catelyn hanya terkekeh lalu kembali berjalan untuk melihat beberapa potong pakaian
Aku hanya bisa mengikuti nya dari belakang sambil cemberut, biar nanti saja ia mendengar protes ku saat kami sedang duduk dan beristirahat.
“kau tahu kan aku tidak punya adik laki-laki, jadi membelikan pakaian untuk Jaemin sudah menjadi kebahagiaan buat ku.”
“tapi kau kan punya..”
Aku tidak menyelesaikan ucapan ku dan menggigiti bibir bawah ku saat merasa hampir saja keceplosan menyebut satu nama itu
“jiwon maksud mu?” tanya Cat lancar, dan aku hanya mengangguk lemah
“ia bahkan lebih tau cara berpakaian dari pada aku”
“the other maknae line?” aku masih berusaha membujuknya untuk tidak membelikan pakaian untuk adik ku, meski merasa pertahanan ku sudah mulai sedikit runtuh. Membahas iKON berarti membahas Jiwon, dan aku belum sanggup bila harus menangis di sebuah toko pakaian dengan banyak kantong belanjaan begini.
“they already have their own style, aku tidak ingin berdebat mengenai pakaian dengan Hanbin apa lagi June, kau tau bagaimana mereka sangat mencintai style mereka sendiri terlebih lagi June.”
Aku tersenyum, kedua pria yang lebih muda itu memang tidak bisa di debat apa lagi kalau soal gaya. Berdebat dengan Hanbin hanya akan jadi sia-sia, sementara berdebat dengan June hanya akan bikin naik darah. Lagi pula Cat dan Jinhwan oppa sangat menyayangi June, jadi mereka selalu saja membiarkan pria itu melakukan sesukanya selama masih dalam konteks aman terkendali.
“Sementara Donghyuk, well aku sudah menyukai style nya jadi ku biarkan saja dia. dan sebesar apa pun hasrat ku untuk merubah penampilan Chanwoo, aku tidak tega untuk menegur nya. jadi tidak ada lagi yang tersisa selain adik mu bukan? So suck it up”
Aku mendengus pasrah mendengar jawaban yang terasa sudah seperti ketok palu seorang hakim itu, dan berusaha berbesar hati menerima hadiah yang Cat berikan.
Setelah puas berbelanja, Cat menarik ku ke sebuah kedai eskrim yang juga menjual burger. Aku hanya memesan satu porsi eskrim sementara ia memesan 1 porsi burger dan juga kentang goreng beserta eskrim vanila.
“wah wah wah Cat, kau benar-benar sedang stres yah?” tanya ku saat memperhatikan porsi makan nya yang lebih banyak dari biasa, dan ia mengangguk dengan heboh
“kau harus merasakan jadi diriku Han Nayeon, aku sudah hampir gila dengan semua persiapan ini. ingatkan aku untuk tidak ikut banyak kegiatan semester depan, atau aku akan mati muda”
“kayak aku bisa menghentikan mu saja”
“yaa jangan begitu, kau kan sahabat ku jadi kau harus bisa menghentikan ku saat aku sedang khilaf”
“we’ll see, okay? Actually you never listen any of my advise” aku mulai kesal
“oh seriously Han Nayeon, i always listen to your advise okay?” ia mencebik sebal, tapi kemudian tersenyum malu “just a little bit late”
“whatever” tandas ku, dan Catelyn tertawa geli
“i’m so sorry my dear” ucapnya. Aku hanya memutar bola mata sebagai balasan, kami kembali mengobrol ada begitu banyak yang Cat bisa ceritakan. Aku kadang iri dengan kepribadian nya yang begitu gampang akrab dengan banyak orang dan mudah mengobrol dengan siapa pun. Meski waktu di awal mengenal nya dulu, aku selalu saja merasa terintimidasi dengan kepercayaan diri yang ia miliki.
Begitu kadar gula dalam diri nya sudah naik lagi, kami pun berjalan menuju sebuah taman dengan ruang terbuka yang berada di kawasan Hongdae. Aku sempat protes karna lelah, tapi terkutuklah Jinhwan oppa yang sudah mengajarkan Catelyn beraegyo dengan sangat baik karna aegyo Cat berhasil meluluhkan ku.
Di taman itu ada banyak fasilitas umum yang bisa di gunakakan masyarakat luas, ada playground untuk anak-anak juga sebuah panggung kecil yang banyak di gunakan para seniman untuk tampil. Di sekeliling panggung itu ada banyak kursi yang terbuat dari beton dan di kelilingi oleh pepohonan yang di rindang, dan disitulah tujuan kami.
“put your sunglasses please” ucap Cat pada ku, seraya mengenakan kaca mata hitam yang baru saja ia beli
“are you crazy?” tanya ku tak percaya
“just follow me okay? Anggap saja kita sedang tanning”
Aku mendengus sebal tapi toh mengikuti perintah nya meski dengan malu-malu, karena posisi duduk kami memang berhadapan dengan arah matahari yang akan tenggelam. Semburat jingga itu sedikit kelewat terang untuk mata ku, jadi aku merasa saran Catelyn ada benar nya juga.
*******
Cukup lama keduanya duduk bersebelahan dengan kaca mata hitam yang bertengger di wajah masing-masing, menikmati saat-saat matahari akan kembali ke peraduan. Sampai kemudian Catelyn berdehem pelan, dan merasa ini lah saat nya untuk bertanya.
“so, what happen between you and Jiwon?”
Kepala Nayeon yang tadi nya sedang memperhatikan seorang anak kecil yang sedang bermain berputar secepat kilat saat mendengar pertanyaan itu, ia tidak langsung menjawab sehingga membuat Catelyn harus menurunkan kaca mata hitam nya dan berbalik untuk menghadap Nayeon.
“Han Nayeon?” ulang Catelyn lagi
Nayeon merunduk, dan kemudian berbicara sambil memadangi tangan nya yang ada di pangkuan.
“i just tought this is the best time”
“best time for what?”
“break up with him”
“why?” kejar Catelyn
“just...”
“what?” suara Catelyn sarat emosi “apa kau merasa tidak pantas sebagai kekasih Jiwon? Apa para penggemar dan haters nya membuat mu takut?”
“aku takut akan diri ku sendiri Cat. Akan keegoisan ku untuk memiliki nya lebih, untuk menjadikan nya hanya milik ku dan menolak untuk berbagi. Aku tau itu salah, salah besar. Aku seharusnya tidak boleh egois begitu, tidak boleh punya perasaan seperti itu, maka dari itu aku mundur.”
Tatapan mata Catelyn perlahan melembut
“aku hanya tidak ingin jadi peghalang karir nya Cat, juga tidak ingin menjadi jurang antara ia dan penggemar nya. aku hanya takut, takut jika aku meneruskan semua ini dan tetap bertahan maka akan membuat perasaan ku untuk nya jadi semakin dalam. Aku hanya takut jika itu semua terjadi, aku tidak akan bisa hidup tanpa nya.”
Air mata yang selama satu minggu ini coba di tahan nya mengalir keluar, Nayeon menangis di pelukan Catelyn yang mendekap nya dengan erat.
“aku tahu ini bodoh, tapi aku hanya takut di tinggalkan lagi Cat.”
Catelyn mengangguk sembari mencoba meredam tangis nya sendiri, ia tahu cerita tentang masa kecil Nayeon. Han Nayeon kecil lebih dekat dengan ayah nya ketimbang ibu nya, Nayeon lebih menyayangi sang ayah di banding ibu yang telah melahirkan nya. karna ayah nya juga lebih mneyayangi Nayeon ketimbang Jaemin, sang ayah selalu memamerkan tentang Nayeon pada semua teman nya. kemana pun mereka pergi, ayah nya akan selalu memegang tangan Nayeon dan dengan bangga berkata ‘ia putri ku’. sampai suatu hari di musim panas saat berusia 8 tahun, ayah nya pergi dari rumah. Meninggalkan Nayeon beserta ibu dan adik nya dengan banyak hutang dan tunggakan, sejak hari itu Nayeon harus merelakan banyak kebahagiaan masa kecil nya. ia dipaksa untuk dewasa lebih cepat karna memiliki seorang adik yang harus di tanggung nya, ia juga dipaksa berhenti percaya bahwa suatu saat ayah nya akan kembali kerumah dan mereka akan hidup bahagia seperti dulu. Pada usia 9 tahun Nayeon sadar, bahwa ada banyak definisi dari kata bahagia dengan berbagai variasi, termasuk menjalani hidup tanpa ayah, tanpa pria yang sangat ia percayai dan cintai. Trauma karna di tinggalkan sejak kecil oleh orang yang sangat disayangi itu lah yang membentuk pribadi Nayeon yang sekarang, dan Cat sangat memahami ketakutan yang sahabatnya alami. Karna hanya Jiwon yang bisa merubuhkan benteng pertahanan yang Nayeon bangun dengan alami, hanya Jiwon lah yang Nayeon sangat berusaha untuk percayai. Tapi kesibukan dan aktifitas sebagai idol yang padat perlahan merenggut Jiwon dari sisi Nayeon, dan berbagai macam perasaan sakit akan di tinggalkan menghantui gadis itu seperti bayangan. Dari pada gambling dengan menjalani nya Nayeon memilih untuk mundur, setelah ini pun ia tidak berniat menjalin hubungan lagi. Tapi ternyata melupakan Jiwon tidak semudah itu, banyak waktu yang sudah mereka lalui bersama tidak semudah itu terhapus. Karna mau tidak mau Nayeon harus mengakui, bahwa bersama Jiwon juga menjadi salah satu alasan nya untuk kuat saat semua sedang terasa sangat berat.
Dalam tangis nya Nayeon menceritakan tentang ketakutan terbesar nya, tentang Jiwon yang pergi meninggalkan nya. ada sedikit keinginan untuk berharap, untuk percaya bawah Jiwon tidak akan melakukan hal itu, tapi posisi nya dan juga posisi Jiwon yang terasa semakin bersinar terang membuat nya semakin tidak percaya diri sehingga menyebabkan ketakutan itu kembali mendominasi.
Suasana taman sudah mulai sepi saat Nayeon mengehentikan tangis nya, dengan Catelyn yang juga ikut menangis sambil memeluk nya.
“mau kah kau mendengarkan ini semua dari sudut pandang ku Nayeon-ie?” tanya Cat
“tentang keputusan ku?”
“eoh, aku tidak berusaha mempengaruhi mu. Aku hanya mencoba menjelaskan ini dengan sudut pandang sebagai orang yang mengenal kalian berdua.”
Ada keraguan dalam manik mata Nayeon yang di tangkap Catelyn, seakan ia takut jika omongan Cat akan merubah kembali keputusan nya. tapi setelah berfikir sejenak toh iya mengangguk juga, meski dengan lemah.
Catelyn memulai pembicaraan nya dengan tersenyum manis terlebih dahulu, membuat Nayeon mau tidak mau juga ikut tersenyum dan membalas senyum Cat dengan sama ramah nya.
“percaya atu tidak, tapi aku juga sempat mengalami yang kau rasakan. Perasaan takut akan di tinggalkan, perasaan takut untuk kecewa dan juga di khianati.”
Mata coklat Catelyn menerawang jauh, mencoba mengingat-ngingat badai yang datang pada hubungannya dengan Jinhwan beberapa tahun yang lalu.
“ingatkah kau ketika skandal itu muncul?” Cat menoleh pada Nayeon
“eoh, kau sangat kacau saat itu” jawab nayeon. Nayeon langsung tahu skandal apa yang di maksud Catelyn, karna Jinhwan hanya memiliki satu skandal tak terlupakan sepanjang diri nya di kenal orang banyak.
“saat aku mengetahui berita itu aku menolak untuk bicara pada siapa pun, bahkan pada Jiwon dan juga pada mu. Aku marah sehingga tidak mau mendengarkan penjelasan Jinhwan oppa, bahkan berniat meninggalkan Korea dan pulang ke Amerika.”
Mau tidak mau, Nayeon mengingat saat skandal kencan Jinhwan oppa dengan salah satu leader girlgroup yang sering mengusung tema seksi itu muncul ke permukaan. Keadaan sangat kacau, karna saat itu iKON sedang persiapan debut dan dilarang untuk memakai ponsel. Catelyn yang sebelum nya memang sedang uring-uringan karna tidak bisa bertemu dengan Jinhwan jelas kaget dan murka, terlebih beberapa foto yang jadi bukti pendukung menguatkan rumor itu. Sepengetahuan mereka, Jinhwan dan gadis yang lebih tua 4 tahun dari nya itu memang berteman dekat. Dan kedua nya sering pergi keluar bersama, tapi setelah rumor itu keluar pihak agency gadis tersebut menolak memberikan penjelasan sehingga membiarkan rumor terus berkembang di kalangan penggemar. Tingkah laku gadis yang di rumorkan dengan Jinhwan itu pun juga semakin menjadi, seakan memberikan penegasan bahwa kedua nya memang tengah berkencan. Itu tidak membuat semua nya menjadi semakin baik, Catelyn terguncang dan menutup diri nya dari semua orang.
“tau kah kau apa yang membatalkan niat ku untuk pergi?” tanya Catelyn lebih pada dirinya sendiri, “karna Jinhwan oppa yang menangis dan berlutut di hadapan ku.” Jawab nya
“aku sudah sangat sering melihat nya menangis Nayeon-ie, kau sendiri tahu betapa cengeng nya seorang Kim Jinhwan.”
Nayeon mengangguk, memberikan persetujuan
“tapi saat itu ia berkata bahwa ia membutuhkan ku, bahwa semua rumor yang tersebar itu tidak lah benar. Ia menjelaskan apa arti ku untuk nya, dan bagaimana rasanya jika kami berpisah. Kau juga tahu dengan pasti kan bahwa Jiwon tidak sejujur Jinhwan oppa saat mengungkapkan perasaan nya.”
Catelyn semakin dalam perenungan nya, begitu juga dengan nayeon yang mengulang kembali segala kenangan masa lalu
“iKON, mereka semua sudah bekerja sangat keras untuk bisa debut. Kau dan aku ada disana saat kekalahan WIN menghujam mereka, kita jadi saksi untuk setiap tangis mereka yang tidak di ketahui publik. Kau, aku dan saat itu Summer – pacar June- adalah sandaran untuk tubuh dan jiwa mereka yang lelah. Tidak ada salah nya mencintai mereka lebih dari kapasitas yang bisa kau tanggung, itu bukan suatu kejahatan untuk mencintai dengan jumlah yang tidak rasional dan tidak masuk akal. Kau hanya perlu belajar bahwa mencintai berarti menerima perubahan mereka, karna hanya seorang pecundang yang ingin di cintai apa ada nya. jiwon memiliki mimpi yang besar, dan karna itu ia memilih mu untuk mendampingi nya. karna menurutnya kau cukup kuat, bukan untuk di tinggalkan tapi untuk ikut serta berlari bersama nya mengejar mimpi nya dan mendampingi nya.”
Ketika perlahan ucapan Catelyn ia cerna, ada begitu banyak kepingan puzzle dalam otak Nayeon yang tersusun begitu saja.
“i said this not because i’m a Jiwon childhood friends, but because i’m a girlfriend of iKON oldest member, Kim Jinhwan.”
Nada formal dalam suara Catelyn membuat Nayeon tersentak
“tidak kah kau sadar bahwa kau punya banyak talenta Nay-ah? Untuk memgimbangi Jiwon, kau juga harus mengejar mimpi mu. Setelah itu kau akan sadar, bahwa ketakutan mu tak beralasan. Ketika melihat member iKON tidak kah kau merasa tertampar? The youngest line, mereka dipaksa tau realita hidup itu apa lebih cepat dari seharusnya. Dan kita disini, seharusnya jadi orang yang paling mensupport mereka, bukan jadi orang yang menghambat mereka. Meski aku terkadang kekanakan dan suka bersikap semau nya, tapi aku selalu berkata apa pun yang ku rasakan pada Jinhwan oppa, jadi ia tidak perlu repot-repot menebak isi pikiran ku. Kau pun seharusnya melakukan itu pada Jiwon, ia harus tau perasaan mu yang sebenar nya jadi anak bodoh itu tidak menyimpulkan nya sendirian.”
Terbuka, secara tidak langsung Catelyn meminta nya untuk lebih terbuka mengenai perasaan nya pada Jiwon. Karna selama ini setiap kali Jiwon mengajak berdiskusi maka nayeon hanya akan ikut serta tanpa memberitahukan pikiran nya sendiri. Satu kesalahan, karna jika ia kecewa pun ia tidak akan mengatakan hal itu. Ia hanya akan memendam nya dan jadi marah pada dirinya sendiri. Sementara Jiwon bukan pria yang akan hanya mengikuti ego nya sendiri, Jiwon justru selalu memprioritaskan Nayeon di atas segala nya.
“ini semua hanya masalah komunikasi dan kemauan untuk memahami” tandas Catelyn
‘bagaimana mungkin kau bisa sebodoh itu Han Nayeon?’ tanya Nayeon pada diri nya sendiri, tapi jangan salahkan ia karena perasaan takut d tinggalkan itu begitu merasuki. Dan belakangan ini Jiwon memang meninggalkan nya, sehingga membuat semua delusi itu terasa semakin nyata. Lalu sekarang harus bagaimana? Pikir nya lagi.
Kedua nya terdiam, sibuk dengan banyak hal di pikiran masing-masing. Sampai kemudian, suara gumaman kecil membuat kedua nya terpekik kencang.
“meeoooow”
Seekor kucing hitam dengan mata kekuningan yang tajam menghampiri Catelyn dan Nayeon, dengan berani Nayeon menghampiri kucing itu sementara Catelyn berdiri di atas kursi nya.
“ya ya Han Nayeon, letakan kucing itu secepatnya.” Teriak Cat
“wae? Tidak ada yang salah dengan kucing ini Cat.” Balas Nayeon
“seriously Han Nayeon, i hate it”
Nayeon tersadar akan sesuatu dan kemudian tertawa kencang “don’t you realized that we call you cat? Cat means this” ucapnya seraya mengangkat kucing yang ia gendong dan mengarahkan nya pada Catelyn yang sedang melotot tajam.
“go to hell Han Nayeon”
Nayeon tertawa terbahak, kesedihan dan kebingungan nya beberapa saat lalu terlupakan begitu saja. Catelyn punya cara nya sendiri untuk membuat orang lain tertawa, entah secara langsung atau tidak. Menghabiskan waktu bersama catelyn membuat nayeon sedikit lebih tenang, ia sudah mengungkapkan kekhawatiran dan ketakuan terbesar nya. Nayeon sudah mengatakan itu semua pada Catelyn, dan setiap omongan yang Catelyn lontarkan jadi bahan pemikiran tambahan untuk diri nya. karna berbagi bersama sahabat yang paling mengenal diri mu adalah hal yang paling menyenangkan, pikir Nayeon.
Puas meledek catelyn, Nayeon meletakan kucing itu kembali ke tempat nya dan mencuci tangan di keran yang ada di sekitar taman. Nayeon bukan tidak menyadari bahwa Cat benci kucing, sedari dulu sahabat nya itu memang tidak suka kucing karna menurut Catelyn kucing itu membawa penyakit. Dan terlebih lagi karena leader girlgroup yang di rumorkan berpacaran dengan jinhwan oppa pernah membawakan lagu dengan tema kucing.
“coba lihat ini, kau membuat ku menangis” rengek Catelyn
“lalu aku harus apa?” tanya Nayeon bodoh
“kau membuat mata ku bengkak, jadi kau harus bertanggung jawab dan mengembalikan nya seperti semula”
“eh? bagaimana cara nya?”
“kita ke salon”
“hah? Salon?”
“eoh salon”
“Catelyn Stark, it’s already 8 pm. I have to make dinner for Jaemin.”
“don’t worry, Jinhwan oppa already pick up Jaemin and they will have dinner with other ikon member”
Nayeon membeku di tempatnya
“kau sudah merencanakan ini bukan?” todong nya galak
Catelyn terkekeh, “yes i did. But i didn’t planned to crying like a baby because of you, so we better go now”
“ya Catelyn Stark” teriak Nayeon saat dilihatnya Cat sudah berlari terlebih dahulu dan menghilang di kerumunan orang banyak.
Beberapa pikiran jahat terlintas di kepala Nayeon, lain kali ia akan mengajak Catelyn pergi ke kafe khusus kucing.
Mr. Airplane
Cast : iKON’s Bobby (Kim Jiwon)
: iKON’s Jinhwan
: Han Nayeon (OC)
: Catelyn Stark (OC)
: All iKON member
It’s been more than 4 years
You called it love. But i called it pain.
Hey mr.airplane , let’s stop.
*******
Beberapa hari terakhir waktu terasa berjalan lebih lambat dari biasanya bagi seorang Han Nayeon, selain karena kuliah yang sedang libur sehingga membuat nya tidak punya kegiatan lain selain bekerja dan membersihkan rumah, juga karena ponsel nya yang mendadak jadi bisu. Biasanya, meski memang tidak setiap hari tapi akan selalu ada pesan masuk atau panggilan telfon dari Jiwon untuk nya. entah sekedar untuk menanyakan bagaimana hari nya, mengingatkan untuk tidak lupa makan, jangan terlalu banyak belajar, sekedar mengabari tentang kegiatan pria itu atau minta di temani via panggilan telfon sampai tertidur saat pria itu sedang kangen rumah. Kegiatan sederhana yang selalu di tunggu dan di nantikan oleh nya.
Nayeon tersentak saat mengingat bagaimana diri nya ternyata sangat menunggu-nunggu pesan atau panggilan dari Jiwon, seberapa lelah dan letih pun, pesan atau panggilan dari Jiwon akan selalu merubah mood nya. tanpa sadar nayeon memeluk dirinya sendiri dengan erat karena perasaan sakit yang mendadak muncul, dan menekan bagian kiri dada nya dengan agak keras agar mengenyahkan perasaan sakit itu.
“nayeon-ah”
Suara panggilan bernada lembut dari bibi Hong membuat Nayeon mengangkat kepala nya dengan segera, tapi tidak cukup cepat untuk memasang senyum nya sehingga membuat bibi Hong mengernyit heran. Lagi-lagi wajah sedih itu, batin bibi Hong.
“apa kau sakit?” tanya nya cemas
“tidak bibi, aku hanya eh sedikit sulit berkonsentrasi” aku nayeon dengan malu-malu
“apa ada masalah dengan Jaemin?”
Nayeon kembali menggeleng, “tidak juga, ia malah sedang banyak membantu ku belakangan ini”
“ibu dan nenek mu sehat?”
“sehat bibi, baru saja eoma menelfon dan mengabarkan akan datang kesini”
Bibi Hong mengangguk dan kemudian menyimpulkan bahwa penyebab ini semua hanya lah tinggal satu orang saja.
“kalau begitu, soal Jiwon?”
“hmm?”
Secepat kilat Naeyon mendongak begitu mendengar omongan bibi Hong, ia ingin membantah tapi entah bagaimana rasanya sulit sekali untuk berbicara atau bahkan hanya sekedar menggeleng.
Diam nya Nayeon menguatkan dugaan Bibi Hong sebelum nya, dan wanita cantik itu kemudian mengangguk pasti. “apa kau mau istirahat pulang saja? Kau terlihat sedang tidak dalam kondisi yang baik belakangan ini”
Rasa panik mejalari tubuh Nayeon secepat kilat, ia pasti sudah melakukan hal yang buruk selama seminggu terakhir sampai bibi Hong memulangkan nya seperti ini. dasar Han Nayeon bodoh, maki nya dalam hati.
“tidak perlu bibi, aku baik-baik saja. Aku hanya akan istirahat sebentar kalau bibi mengijinkan dan kemudian kembali bekerja, maaf karena sudah membuat banyak kesalahan selama satu minggu ini dan tidak bersikap profesional.”
Nayeon terus saja membungkuk 90 derajat sebagai perwujudan permintaan maaf nya, membuat Hong Sera harus memegangi bahu gadis itu sampai ia kembali berdiri tegak dan mengajak nya untuk duduk. Rasa bersalah itu tercetak jelas di kedua mata Nayeon, membuat bibi Hong tidak tega dan memegang tangan nya dengan lembut.
“kau tidak melakukan kesalahan apa pun nayeon-ie”
Nayeon-ie. Han Nayeon mengeluh dalam hati, cara bibi Hong memanggil nya sekarang ini sama persis dengan cara Jiwon memanggil nya saat sedang gemas dan berujung dengan mencubit pipi nya dengan sayang. Kenangan kebersamaan dengan Jiwon membuat gadis itu susah bernafas, hati nya sakit dan sesuatu dalam dirinya terasa seperti hilang. Bohong kalau ia tidak sedih, bagaimana pun 4 tahun bukan waktu yang sebentar. Dan bahagia bersama Jiwon itu sangat mudah, setiap tingkah laku pria itu secara tidak sadar akan membuat senyum Nayeon mengembang atau akan membuat nya tertawa dengan lepas. Bersama jiwon itu sangat mudah, semudah seperti bernafas.
“aku hanya ingin memberi mu liburan” ucap bibi Hong lagi, membuat Nayeon kembali memfokuskan pikiran nya pada wanita yang sudah ia anggap ibu nya sendiri.
“ku dengar nilai mu di semester ini sangat bagus, jadi aku memberi mu penghargaan dengan memperbolehkan mu bekerja setengah hari. Lagi pula kedai sedang tidak terlalu ramai dan aku berencana mengajak Soyou berbelanja pakaian, jadi kami akan tutup lebih cepat.”
Setelah mendengar penjelasan itu, Nayeon merasa lega meski hanya sedikit. Dan gadis itu mengangguk patuh.
“bibi Hooooooong”
Panggilan bernada manja itu berasal dari pintu depan, membuat Hong Sera dan Nayeon yang tadi nya sedang berbicara di dapur jadi bangkit berdiri dan berjalan menuju ke depan untuk hendak melihat siapa pemilik suara itu, yang tidak lain dan tidak bukan ternyata adalah Catelyn Stark.
Kedua nya menghampiri Catelyn yang sudah duduk dengan manis di salah satu meja di temani oleh Mi Soo, salah seorang pegawai di kedai itu.
“anyyeonghasseyo Bibi”
Cat langsung bangkit dari duduk nya begitu melihat kedatangan Bibi Hong dan memeluk sang pemilik kedai dengan antusisme khas dirinya, membuat bibi Hong tertawa dan balas memeluk gadis itu juga dengan sayang.
“sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan mu Cat” ucap nya saat melepas pelukan Catelyn
“eoh, maaf bibi aku jarang berkunjung kemari”
Setelah memeluk bibi Hong, ganti Nayeon yang ia peluk dengan erat.
“hi Han Nayeon”
“hi to you too Cat”
Kedua nya bertatapan tepat di manik mata, dan seketika saja Nayeon merasa terintimidasi dengan pandangan mata Catelyn yang tajam. Cara Cat memandang nya seakan merobek semua pertahanan diri nya dan juga topeng baik-baik saja yang ia kenakan sejak seminggu lagu. nayeon tahu, ia tidak akan bisa menyembunyikan apa pun dari seorang Catelyn Stark.
“mau makan apa? Ayo sini duduk” tawar bibi Hong pada gadis yang sudah ia anggap anak nya sendiri itu sekaligus memutus kontak mata kedua nya. dulu saat baru pertama kali datang ke korea untuk menyusul Jiwon, Cat memang banyak menghabiskan waktu nya di kedai ini untuk menyesuaikan selera makan nya. Lee Jihoon bahkan harus meramu makanan berbeda dengan yang biasa ia jual agar mulut Catelyn bisa menerima makanan nya dan menyesuaikan lidah dengan cita rasa Korea. itulah kenapa Cat bisa berteman baik dengan Nayeon yang juga merupakan teman sekelas nya di kampus, meski kepribadian kedua gadis itu sangat jauh berbeda.
Mereka menjamu Cat dengan menu makanan kesukaan gadis itu, seraya mengobrol tentang banyak hal. Cat yang ceria menularkan kepribadian nya pada semua orang, termasuk Nayeon yang belakangan ini menutupi kesedihan nya tapi tidak terlalu berhasil. Bukan nya Hong Sera, Lee jihoon dan juga pegawai lain nya tidak menyadari keanehan pada gadis itu, hanya saja mereka tidak mau membahas nya secara terang-terangan karena merasa tidak punya hak untuk mengutak-atik masalah pribadi Nayeon. Selesai makan Cat ikut membantu melayani beberapa pelanggan yang ada dan ikut bersih-bersih, saat kemudian gadis itu berbicara pada bibi Hong. Meminta ijin agar Nayeon bisa ijin keluar sebentar karna dirinya ingin berjalan-jalan sebentar ditemani gadis itu.
“pergilah, kalian mendapat ijin ku” ucap Bibi Hong
“huwwaa, kau mengijinkan kami pergi bibi?” tanya Cat setengah takjub
“eoh, aku pun sudah memberikan ijin pada Nayeon untuk bekerja setengah hari saja. Tapi kemudian kau datang dan malah ikut membantu pekerjaan disini.”
Catelyn terpekik senang dan bertepuk tangan “terimakasih bibi Hong” ucapnya seraya membuat finger heart, membuat semua orang jadi tertawa
“Sihyuk-ah, Mi Soo-ya, Seungchul-ah, aku memang berniat menutup kedai lebih cepat hari ini. jadi kalian bisa pulang setelah rapih-rapih”
Pengumuman itu jelas saja di sambut gembira oleh semua pegawai, setelah tamu terakhir selesai makan langsung saja mereka membereskan nya dan menutup kedai sambil bersenandung dengan riang. Ketika semua orang sedang beres-beres, bibi Hong menarik Catelyn ke sudut ruangan dan berbicara dengan suara pelan.
“bagaimana keadaan nya?” tanya nya
Catelyn langsung paham yang dimaksud Bibi Hong adalah Jiwon, gadis itu menghela nafas dengan berat sebelum kemudian menjawab.
“parah bibi, seminggu ini ia jadi gampang naik pitam. Uring-uringan, dan bersikap menyebalkan. Maknae line di siksa habis-habisan dengan jam latihan yang panjang beruntung keberadaan ku meredam sedikit amukan nya. Hampir membuat Hanbin dan Jinhwan oppa ikutan mengamuk dan jadi sakit kepala.”
Hong Sera cemberut, Jiwon yang sedang seperti itu memang sangat menyebalkan dan hanya bisa di jinakan oleh satu orang saja.
“Nayeon disini juga tidak lebih baik.”
“maka dari itu aku datang kesini dan ingin mengajak nya jalan-jalan sebentar, meski ia tahu bahwa kedatangan ku juga pasti ada hubungan nya dengan Jiwon.”
“bicara lah dengan nya, ku rasa hanya omongan mu yang akan ia dengar.”
Catelyn mengangguk patuh dan bangkit berdiri bersama dengan bibi Hong, dan tepat ketika itu Nayeon juga muncul dengan membawa tas nya.
“apa kau sudah siap pergi?” tanya Cat kembali bersemangat, membayangkan hal-hal yang akan ia lakukan bersama salah seorang sahabat nya ini
“eoh, aku sudah siap. Tapi memang nya kita mau kemana?” tanya Nayeon heran, ia merasa tidak punya janji apa pun dengan Catelyn. Tapi kemudian gadis itu sadar, kalau dengan Catelyn semua biasanya terjadi secara spontan, terlebih jika mengingat kalau gadis itu punya mood swing yang lebih parah dari diri nya. dan kesibukan project nya di kampus pasti lah membuat pikiran Cat sedang tidak pada tempatnya.
“nanti juga kau tahu” jawab Cat sambil tersenyum misterius
Kedua nya pun berpamitan pada Bibi Hong dan karyawan lain nya, karena paman Lee memang sedang pergi dan Soyou juga belum pulang sekolah. Hong Sera memperhatikan kepergian kedua gadis yang punya cerita dengan keponakan nya tersebut dalam diam, ia memang sengaja memberikan liburan untuk Nayeon karena sikap gadis itu seminggu terakhir. Nayeon memang tidak membuat kesalahan dalam pekerjaan nya, ia justru terlalu fokus pada pekerjaan nya sampai tidak punya waktu untuk bicara pada yang lain. Nayeon memang pendiam, tapi sesibuk apa pun ia biasanya Nayeon akan tetap bercerita beberapa hal tentang hidupnya pada dirinya, Mi soo atau paling tidak Soyou. Tapi seminggu ini suara nayeon menghilang, saat yang lain bercanda dan mengobrol maka Nayeon akan menepi dan menyendiri. Gadis itu juga makan dengan teratur dan tetap tersenyum, hanya saja semua orang yang bisa melihatnya juga tahu bahwa gadis itu semakin pendiam dan sering kali melamun. Senyum nya pun kehilangan ketulusan, dan tidak mencapai mata nya yang indah. Lalu panggilan dari Catelyn yang memberitahukan keadaan Jiwon membuat Hong Sera sadar bahwa Nayeon dan Jiwon memang sedang ada masalah.
‘semoga semua baik-baik saja Jiwon-ah, bertahan lah’ ucap nya dalam hati
*******
Han Nayeon POV
Kami berjalan meninggalkan kedai dan menuju halte bis terdekat, saat ku tanya kemana tujuan kami Catelyn hanya menjawab Hongdae dan kemudian sibuk berceloteh tentang kegiatan project nya bersama teman-teman di kampus.
“kau tidak bawa mobil?” tanya ku penasaran
“tidak, Jinhwan oppa melarang ku menyetir sendirian.”
“karna kau sedang tidak dalam mood yang baik” tambah ku, dan Catelyn tersenyum sebagai bentuk persetujuan. Jinhwan oppa memang melarang nya menyetir sendiri bila sedang mabuk dan tidak dalam mood yang baik, untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan merugikan banyak pihak. Begitu dulu jawaban Jinhwan oppa saat ku tanya alasan nya.
“such a protective boyfriend eh?” tanya ku
“absouletly the weird one” jawab nya seakan memberikan persetujuan tentang hinaan yang baru saja ku lontarkan.
Kami pun tertawa berbarengan, saat kemudian bis yang akan membawa kami muncul. Sesampai nya di Hongdae, Cat langsung saja menggila. Memasuki berbagai macam toko pakaian dan sepatu, beruntung ia tidak begitu banyak membeli barang atau tangan ku tidak akan sanggup menampung kantung belanjaan nya. aku sempat protes ketika ia membelikan ku dan juga Jaemin beberapa potong pakaian dan sepatu.
“Cat, aku rasa ini tidak di butuhkan” tolak ku mentah-mentah
“oh shut up Han Nayeon, kau menghalangi ku berbuat kebaikan”
“atau mengurangi kesenangan mu berbelanja” tembak ku, dan Catelyn hanya terkekeh lalu kembali berjalan untuk melihat beberapa potong pakaian
Aku hanya bisa mengikuti nya dari belakang sambil cemberut, biar nanti saja ia mendengar protes ku saat kami sedang duduk dan beristirahat.
“kau tahu kan aku tidak punya adik laki-laki, jadi membelikan pakaian untuk Jaemin sudah menjadi kebahagiaan buat ku.”
“tapi kau kan punya..”
Aku tidak menyelesaikan ucapan ku dan menggigiti bibir bawah ku saat merasa hampir saja keceplosan menyebut satu nama itu
“jiwon maksud mu?” tanya Cat lancar, dan aku hanya mengangguk lemah
“ia bahkan lebih tau cara berpakaian dari pada aku”
“the other maknae line?” aku masih berusaha membujuknya untuk tidak membelikan pakaian untuk adik ku, meski merasa pertahanan ku sudah mulai sedikit runtuh. Membahas iKON berarti membahas Jiwon, dan aku belum sanggup bila harus menangis di sebuah toko pakaian dengan banyak kantong belanjaan begini.
“they already have their own style, aku tidak ingin berdebat mengenai pakaian dengan Hanbin apa lagi June, kau tau bagaimana mereka sangat mencintai style mereka sendiri terlebih lagi June.”
Aku tersenyum, kedua pria yang lebih muda itu memang tidak bisa di debat apa lagi kalau soal gaya. Berdebat dengan Hanbin hanya akan jadi sia-sia, sementara berdebat dengan June hanya akan bikin naik darah. Lagi pula Cat dan Jinhwan oppa sangat menyayangi June, jadi mereka selalu saja membiarkan pria itu melakukan sesukanya selama masih dalam konteks aman terkendali.
“Sementara Donghyuk, well aku sudah menyukai style nya jadi ku biarkan saja dia. dan sebesar apa pun hasrat ku untuk merubah penampilan Chanwoo, aku tidak tega untuk menegur nya. jadi tidak ada lagi yang tersisa selain adik mu bukan? So suck it up”
Aku mendengus pasrah mendengar jawaban yang terasa sudah seperti ketok palu seorang hakim itu, dan berusaha berbesar hati menerima hadiah yang Cat berikan.
Setelah puas berbelanja, Cat menarik ku ke sebuah kedai eskrim yang juga menjual burger. Aku hanya memesan satu porsi eskrim sementara ia memesan 1 porsi burger dan juga kentang goreng beserta eskrim vanila.
“wah wah wah Cat, kau benar-benar sedang stres yah?” tanya ku saat memperhatikan porsi makan nya yang lebih banyak dari biasa, dan ia mengangguk dengan heboh
“kau harus merasakan jadi diriku Han Nayeon, aku sudah hampir gila dengan semua persiapan ini. ingatkan aku untuk tidak ikut banyak kegiatan semester depan, atau aku akan mati muda”
“kayak aku bisa menghentikan mu saja”
“yaa jangan begitu, kau kan sahabat ku jadi kau harus bisa menghentikan ku saat aku sedang khilaf”
“we’ll see, okay? Actually you never listen any of my advise” aku mulai kesal
“oh seriously Han Nayeon, i always listen to your advise okay?” ia mencebik sebal, tapi kemudian tersenyum malu “just a little bit late”
“whatever” tandas ku, dan Catelyn tertawa geli
“i’m so sorry my dear” ucapnya. Aku hanya memutar bola mata sebagai balasan, kami kembali mengobrol ada begitu banyak yang Cat bisa ceritakan. Aku kadang iri dengan kepribadian nya yang begitu gampang akrab dengan banyak orang dan mudah mengobrol dengan siapa pun. Meski waktu di awal mengenal nya dulu, aku selalu saja merasa terintimidasi dengan kepercayaan diri yang ia miliki.
Begitu kadar gula dalam diri nya sudah naik lagi, kami pun berjalan menuju sebuah taman dengan ruang terbuka yang berada di kawasan Hongdae. Aku sempat protes karna lelah, tapi terkutuklah Jinhwan oppa yang sudah mengajarkan Catelyn beraegyo dengan sangat baik karna aegyo Cat berhasil meluluhkan ku.
Di taman itu ada banyak fasilitas umum yang bisa di gunakakan masyarakat luas, ada playground untuk anak-anak juga sebuah panggung kecil yang banyak di gunakan para seniman untuk tampil. Di sekeliling panggung itu ada banyak kursi yang terbuat dari beton dan di kelilingi oleh pepohonan yang di rindang, dan disitulah tujuan kami.
“put your sunglasses please” ucap Cat pada ku, seraya mengenakan kaca mata hitam yang baru saja ia beli
“are you crazy?” tanya ku tak percaya
“just follow me okay? Anggap saja kita sedang tanning”
Aku mendengus sebal tapi toh mengikuti perintah nya meski dengan malu-malu, karena posisi duduk kami memang berhadapan dengan arah matahari yang akan tenggelam. Semburat jingga itu sedikit kelewat terang untuk mata ku, jadi aku merasa saran Catelyn ada benar nya juga.
*******
Cukup lama keduanya duduk bersebelahan dengan kaca mata hitam yang bertengger di wajah masing-masing, menikmati saat-saat matahari akan kembali ke peraduan. Sampai kemudian Catelyn berdehem pelan, dan merasa ini lah saat nya untuk bertanya.
“so, what happen between you and Jiwon?”
Kepala Nayeon yang tadi nya sedang memperhatikan seorang anak kecil yang sedang bermain berputar secepat kilat saat mendengar pertanyaan itu, ia tidak langsung menjawab sehingga membuat Catelyn harus menurunkan kaca mata hitam nya dan berbalik untuk menghadap Nayeon.
“Han Nayeon?” ulang Catelyn lagi
Nayeon merunduk, dan kemudian berbicara sambil memadangi tangan nya yang ada di pangkuan.
“i just tought this is the best time”
“best time for what?”
“break up with him”
“why?” kejar Catelyn
“just...”
“what?” suara Catelyn sarat emosi “apa kau merasa tidak pantas sebagai kekasih Jiwon? Apa para penggemar dan haters nya membuat mu takut?”
“aku takut akan diri ku sendiri Cat. Akan keegoisan ku untuk memiliki nya lebih, untuk menjadikan nya hanya milik ku dan menolak untuk berbagi. Aku tau itu salah, salah besar. Aku seharusnya tidak boleh egois begitu, tidak boleh punya perasaan seperti itu, maka dari itu aku mundur.”
Tatapan mata Catelyn perlahan melembut
“aku hanya tidak ingin jadi peghalang karir nya Cat, juga tidak ingin menjadi jurang antara ia dan penggemar nya. aku hanya takut, takut jika aku meneruskan semua ini dan tetap bertahan maka akan membuat perasaan ku untuk nya jadi semakin dalam. Aku hanya takut jika itu semua terjadi, aku tidak akan bisa hidup tanpa nya.”
Air mata yang selama satu minggu ini coba di tahan nya mengalir keluar, Nayeon menangis di pelukan Catelyn yang mendekap nya dengan erat.
“aku tahu ini bodoh, tapi aku hanya takut di tinggalkan lagi Cat.”
Catelyn mengangguk sembari mencoba meredam tangis nya sendiri, ia tahu cerita tentang masa kecil Nayeon. Han Nayeon kecil lebih dekat dengan ayah nya ketimbang ibu nya, Nayeon lebih menyayangi sang ayah di banding ibu yang telah melahirkan nya. karna ayah nya juga lebih mneyayangi Nayeon ketimbang Jaemin, sang ayah selalu memamerkan tentang Nayeon pada semua teman nya. kemana pun mereka pergi, ayah nya akan selalu memegang tangan Nayeon dan dengan bangga berkata ‘ia putri ku’. sampai suatu hari di musim panas saat berusia 8 tahun, ayah nya pergi dari rumah. Meninggalkan Nayeon beserta ibu dan adik nya dengan banyak hutang dan tunggakan, sejak hari itu Nayeon harus merelakan banyak kebahagiaan masa kecil nya. ia dipaksa untuk dewasa lebih cepat karna memiliki seorang adik yang harus di tanggung nya, ia juga dipaksa berhenti percaya bahwa suatu saat ayah nya akan kembali kerumah dan mereka akan hidup bahagia seperti dulu. Pada usia 9 tahun Nayeon sadar, bahwa ada banyak definisi dari kata bahagia dengan berbagai variasi, termasuk menjalani hidup tanpa ayah, tanpa pria yang sangat ia percayai dan cintai. Trauma karna di tinggalkan sejak kecil oleh orang yang sangat disayangi itu lah yang membentuk pribadi Nayeon yang sekarang, dan Cat sangat memahami ketakutan yang sahabatnya alami. Karna hanya Jiwon yang bisa merubuhkan benteng pertahanan yang Nayeon bangun dengan alami, hanya Jiwon lah yang Nayeon sangat berusaha untuk percayai. Tapi kesibukan dan aktifitas sebagai idol yang padat perlahan merenggut Jiwon dari sisi Nayeon, dan berbagai macam perasaan sakit akan di tinggalkan menghantui gadis itu seperti bayangan. Dari pada gambling dengan menjalani nya Nayeon memilih untuk mundur, setelah ini pun ia tidak berniat menjalin hubungan lagi. Tapi ternyata melupakan Jiwon tidak semudah itu, banyak waktu yang sudah mereka lalui bersama tidak semudah itu terhapus. Karna mau tidak mau Nayeon harus mengakui, bahwa bersama Jiwon juga menjadi salah satu alasan nya untuk kuat saat semua sedang terasa sangat berat.
Dalam tangis nya Nayeon menceritakan tentang ketakutan terbesar nya, tentang Jiwon yang pergi meninggalkan nya. ada sedikit keinginan untuk berharap, untuk percaya bawah Jiwon tidak akan melakukan hal itu, tapi posisi nya dan juga posisi Jiwon yang terasa semakin bersinar terang membuat nya semakin tidak percaya diri sehingga menyebabkan ketakutan itu kembali mendominasi.
Suasana taman sudah mulai sepi saat Nayeon mengehentikan tangis nya, dengan Catelyn yang juga ikut menangis sambil memeluk nya.
“mau kah kau mendengarkan ini semua dari sudut pandang ku Nayeon-ie?” tanya Cat
“tentang keputusan ku?”
“eoh, aku tidak berusaha mempengaruhi mu. Aku hanya mencoba menjelaskan ini dengan sudut pandang sebagai orang yang mengenal kalian berdua.”
Ada keraguan dalam manik mata Nayeon yang di tangkap Catelyn, seakan ia takut jika omongan Cat akan merubah kembali keputusan nya. tapi setelah berfikir sejenak toh iya mengangguk juga, meski dengan lemah.
Catelyn memulai pembicaraan nya dengan tersenyum manis terlebih dahulu, membuat Nayeon mau tidak mau juga ikut tersenyum dan membalas senyum Cat dengan sama ramah nya.
“percaya atu tidak, tapi aku juga sempat mengalami yang kau rasakan. Perasaan takut akan di tinggalkan, perasaan takut untuk kecewa dan juga di khianati.”
Mata coklat Catelyn menerawang jauh, mencoba mengingat-ngingat badai yang datang pada hubungannya dengan Jinhwan beberapa tahun yang lalu.
“ingatkah kau ketika skandal itu muncul?” Cat menoleh pada Nayeon
“eoh, kau sangat kacau saat itu” jawab nayeon. Nayeon langsung tahu skandal apa yang di maksud Catelyn, karna Jinhwan hanya memiliki satu skandal tak terlupakan sepanjang diri nya di kenal orang banyak.
“saat aku mengetahui berita itu aku menolak untuk bicara pada siapa pun, bahkan pada Jiwon dan juga pada mu. Aku marah sehingga tidak mau mendengarkan penjelasan Jinhwan oppa, bahkan berniat meninggalkan Korea dan pulang ke Amerika.”
Mau tidak mau, Nayeon mengingat saat skandal kencan Jinhwan oppa dengan salah satu leader girlgroup yang sering mengusung tema seksi itu muncul ke permukaan. Keadaan sangat kacau, karna saat itu iKON sedang persiapan debut dan dilarang untuk memakai ponsel. Catelyn yang sebelum nya memang sedang uring-uringan karna tidak bisa bertemu dengan Jinhwan jelas kaget dan murka, terlebih beberapa foto yang jadi bukti pendukung menguatkan rumor itu. Sepengetahuan mereka, Jinhwan dan gadis yang lebih tua 4 tahun dari nya itu memang berteman dekat. Dan kedua nya sering pergi keluar bersama, tapi setelah rumor itu keluar pihak agency gadis tersebut menolak memberikan penjelasan sehingga membiarkan rumor terus berkembang di kalangan penggemar. Tingkah laku gadis yang di rumorkan dengan Jinhwan itu pun juga semakin menjadi, seakan memberikan penegasan bahwa kedua nya memang tengah berkencan. Itu tidak membuat semua nya menjadi semakin baik, Catelyn terguncang dan menutup diri nya dari semua orang.
“tau kah kau apa yang membatalkan niat ku untuk pergi?” tanya Catelyn lebih pada dirinya sendiri, “karna Jinhwan oppa yang menangis dan berlutut di hadapan ku.” Jawab nya
“aku sudah sangat sering melihat nya menangis Nayeon-ie, kau sendiri tahu betapa cengeng nya seorang Kim Jinhwan.”
Nayeon mengangguk, memberikan persetujuan
“tapi saat itu ia berkata bahwa ia membutuhkan ku, bahwa semua rumor yang tersebar itu tidak lah benar. Ia menjelaskan apa arti ku untuk nya, dan bagaimana rasanya jika kami berpisah. Kau juga tahu dengan pasti kan bahwa Jiwon tidak sejujur Jinhwan oppa saat mengungkapkan perasaan nya.”
Catelyn semakin dalam perenungan nya, begitu juga dengan nayeon yang mengulang kembali segala kenangan masa lalu
“iKON, mereka semua sudah bekerja sangat keras untuk bisa debut. Kau dan aku ada disana saat kekalahan WIN menghujam mereka, kita jadi saksi untuk setiap tangis mereka yang tidak di ketahui publik. Kau, aku dan saat itu Summer – pacar June- adalah sandaran untuk tubuh dan jiwa mereka yang lelah. Tidak ada salah nya mencintai mereka lebih dari kapasitas yang bisa kau tanggung, itu bukan suatu kejahatan untuk mencintai dengan jumlah yang tidak rasional dan tidak masuk akal. Kau hanya perlu belajar bahwa mencintai berarti menerima perubahan mereka, karna hanya seorang pecundang yang ingin di cintai apa ada nya. jiwon memiliki mimpi yang besar, dan karna itu ia memilih mu untuk mendampingi nya. karna menurutnya kau cukup kuat, bukan untuk di tinggalkan tapi untuk ikut serta berlari bersama nya mengejar mimpi nya dan mendampingi nya.”
Ketika perlahan ucapan Catelyn ia cerna, ada begitu banyak kepingan puzzle dalam otak Nayeon yang tersusun begitu saja.
“i said this not because i’m a Jiwon childhood friends, but because i’m a girlfriend of iKON oldest member, Kim Jinhwan.”
Nada formal dalam suara Catelyn membuat Nayeon tersentak
“tidak kah kau sadar bahwa kau punya banyak talenta Nay-ah? Untuk memgimbangi Jiwon, kau juga harus mengejar mimpi mu. Setelah itu kau akan sadar, bahwa ketakutan mu tak beralasan. Ketika melihat member iKON tidak kah kau merasa tertampar? The youngest line, mereka dipaksa tau realita hidup itu apa lebih cepat dari seharusnya. Dan kita disini, seharusnya jadi orang yang paling mensupport mereka, bukan jadi orang yang menghambat mereka. Meski aku terkadang kekanakan dan suka bersikap semau nya, tapi aku selalu berkata apa pun yang ku rasakan pada Jinhwan oppa, jadi ia tidak perlu repot-repot menebak isi pikiran ku. Kau pun seharusnya melakukan itu pada Jiwon, ia harus tau perasaan mu yang sebenar nya jadi anak bodoh itu tidak menyimpulkan nya sendirian.”
Terbuka, secara tidak langsung Catelyn meminta nya untuk lebih terbuka mengenai perasaan nya pada Jiwon. Karna selama ini setiap kali Jiwon mengajak berdiskusi maka nayeon hanya akan ikut serta tanpa memberitahukan pikiran nya sendiri. Satu kesalahan, karna jika ia kecewa pun ia tidak akan mengatakan hal itu. Ia hanya akan memendam nya dan jadi marah pada dirinya sendiri. Sementara Jiwon bukan pria yang akan hanya mengikuti ego nya sendiri, Jiwon justru selalu memprioritaskan Nayeon di atas segala nya.
“ini semua hanya masalah komunikasi dan kemauan untuk memahami” tandas Catelyn
‘bagaimana mungkin kau bisa sebodoh itu Han Nayeon?’ tanya Nayeon pada diri nya sendiri, tapi jangan salahkan ia karena perasaan takut d tinggalkan itu begitu merasuki. Dan belakangan ini Jiwon memang meninggalkan nya, sehingga membuat semua delusi itu terasa semakin nyata. Lalu sekarang harus bagaimana? Pikir nya lagi.
Kedua nya terdiam, sibuk dengan banyak hal di pikiran masing-masing. Sampai kemudian, suara gumaman kecil membuat kedua nya terpekik kencang.
“meeoooow”
Seekor kucing hitam dengan mata kekuningan yang tajam menghampiri Catelyn dan Nayeon, dengan berani Nayeon menghampiri kucing itu sementara Catelyn berdiri di atas kursi nya.
“ya ya Han Nayeon, letakan kucing itu secepatnya.” Teriak Cat
“wae? Tidak ada yang salah dengan kucing ini Cat.” Balas Nayeon
“seriously Han Nayeon, i hate it”
Nayeon tersadar akan sesuatu dan kemudian tertawa kencang “don’t you realized that we call you cat? Cat means this” ucapnya seraya mengangkat kucing yang ia gendong dan mengarahkan nya pada Catelyn yang sedang melotot tajam.
“go to hell Han Nayeon”
Nayeon tertawa terbahak, kesedihan dan kebingungan nya beberapa saat lalu terlupakan begitu saja. Catelyn punya cara nya sendiri untuk membuat orang lain tertawa, entah secara langsung atau tidak. Menghabiskan waktu bersama catelyn membuat nayeon sedikit lebih tenang, ia sudah mengungkapkan kekhawatiran dan ketakuan terbesar nya. Nayeon sudah mengatakan itu semua pada Catelyn, dan setiap omongan yang Catelyn lontarkan jadi bahan pemikiran tambahan untuk diri nya. karna berbagi bersama sahabat yang paling mengenal diri mu adalah hal yang paling menyenangkan, pikir Nayeon.
Puas meledek catelyn, Nayeon meletakan kucing itu kembali ke tempat nya dan mencuci tangan di keran yang ada di sekitar taman. Nayeon bukan tidak menyadari bahwa Cat benci kucing, sedari dulu sahabat nya itu memang tidak suka kucing karna menurut Catelyn kucing itu membawa penyakit. Dan terlebih lagi karena leader girlgroup yang di rumorkan berpacaran dengan jinhwan oppa pernah membawakan lagu dengan tema kucing.
“coba lihat ini, kau membuat ku menangis” rengek Catelyn
“lalu aku harus apa?” tanya Nayeon bodoh
“kau membuat mata ku bengkak, jadi kau harus bertanggung jawab dan mengembalikan nya seperti semula”
“eh? bagaimana cara nya?”
“kita ke salon”
“hah? Salon?”
“eoh salon”
“Catelyn Stark, it’s already 8 pm. I have to make dinner for Jaemin.”
“don’t worry, Jinhwan oppa already pick up Jaemin and they will have dinner with other ikon member”
Nayeon membeku di tempatnya
“kau sudah merencanakan ini bukan?” todong nya galak
Catelyn terkekeh, “yes i did. But i didn’t planned to crying like a baby because of you, so we better go now”
“ya Catelyn Stark” teriak Nayeon saat dilihatnya Cat sudah berlari terlebih dahulu dan menghilang di kerum