home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Mr. Airplane

Mr. Airplane

Share:
Author : Tanianatashia
Published : 02 Nov 2016, Updated : 11 Jan 2017
Cast : Kim Jiwon, Han Nayeon, Kim Jinhwan, Catelyn Stark
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |862 Views |1 Loves
Mr. Airplane
CHAPTER 2 : Part 2

It’s been more than 4 years

You called it love. But i called it pain.

Hey mr.airplane , let’s stop.

*******

Sinar mentari pagi yang menerobos masuk melalui jendela yang menghadap persis ke tempat tidur membuat Jinhwan membuka matanya dengan enggan, kelopak matanya menggeletar pelan sebelum kemudian terbuka dengan sempurna. Ia meregangkan tangan nya ke udara dan mencari posisi senyaman mungkin dengan bergeser sedikit ke pinggir tempat tidur, saat kemudian merasakan sepasang tangan yang memeluk pinggang nya dengan lembut. Jinhwan tersenyum, menyadari bahwa ketika tubuhnya bergerak, pemilik tangan itu juga bergerak untuk menyesuaikan posisi nya sendiri.

Di pandangi nya wajah cantik dengan mata tertutup itu dan di amati nya dengan seksama. Catelyn punya kulit putih yang halus, hidung yang tidak terlalu mancung tapi sesuai dengan bentuk wajah nya, mata sipit dengan eye smile yang mempesona dan sedikit freckles yang ada di bawah matanya justru malah menambah kecantikan gadis setengah Korea setengah Inggris tersebut. Setelah dirasanya cukup memandangi gadis yang sudah jadi kekasihnya selama 5 tahun terakhir, Jinhwan mengecup pipi Catelyn dengan lembut dan menepuk lengan gadis itu.

“wake up babe” bisik nya tepat di telinga Catelyn

“hmm mhh”

Jinhwan tertawa mendengar gumaman itu, dan memutuskan untuk menghujani Cat dengan ciuman ringan sampai gadis itu mengerang dan kemudian membuka mata dengan sebal

“i need to wake you up” ucap Jinhwan tanpa rasa bersalah lalu kemudian berlari ke dalam kamar mandi dengan handuk yang disampirkan di pundak

Mau tidak mau Catelyn terbangun dan mendudukan diri nya dengan paksa sambil mengerang, ia meraih ponsel nya yang ada di meja samping tempat tidur dan terpekik begitu melihat angka penunjuk jam.

“seriously Kim Jinhwan? it’s 07 AM in the morning” teriak nya marah, tentu saja cat marah bagaimana mungkin Jinhwan tega membangun kan nya pagi buta begini saat ia sedang sangat butuh tidur? Jadwal kuliahnya sedang padat dan Love session mereka semalam mengurangi jam tidurnya, cat benci saat dirinya kurang tidur

Catelyn bisa mendengar gema tawa Jinhwan yang sudah berada di kamar mandi sebelum teriakan pria berambut coklat terang itu menyusul kemudian

“morning practice cat, or hanbil will kill me”

Problem solved, karena setiap kali Jinhwan pulang ke apartement nya dan terbangun pada pagi buta yang membuat Catelyn mengamuk Jinhwan cukup menyebut nama Hanbin dan semua masalah terselesaikan. Catelyn tau betapa Hanbin sangat cinta akan aturan dan ke taatan, juga pada kedisiplinan tiap membernya. Leadership pria kelahiran tahun 96 itu sudah sangat Cat akui, sejak dari jaman mereka masih jadi trainee sampai debut dengan nama iKON sekarang ini. membantah Hanbin hanya akan membuat sang leader mengamuk dan menyiapkan hukuman dengan wajah yang terkadang juga ikut membuat Jinhwat ngeri. Maka dari itu Catelyn menyerah untuk mencekik Jinhwat saat ini juga, dan lebih memilih untuk membalas beberapa pesan masuk dan memeriksa panggilan tak terjawab yang ada di ponsel nya.

20 menit kemudian Jinhwan keluar dari kamar mandi sudah dengan pakaian lengkap, dan menemukan Catelyn juga sudah siap dengan pilihan pakaian nya sendiri

“where you going?” tanya Jinhwan dengan alis terangkat tinggi

“your dorm” jawab Catelyn santai, gadis itu mengetikan balasan pesan di ponselnya sebelum masuk ke kamar mandi, meninggalkan Jinhwan dengan dahi yang mengkerut heran.

“do you have any buissness there?”

“my favourite dongsaeng need me oppa”

“right, you have so many dongsaeng”

Dan Catelyn pun terkekeh

*******

iKON’s Dormitory

Hanbin sedang duduk di ruang tengah di depan televisi dan baru saja selesai menguap ketika mendengar pintu depan dormitory terbuka, tidak lama kemudian member tertua iKON Jinhwan muncul bersama dengan gadis yang sudah sangat di kenal semua member nya.

“good morning noona, good morning hyung” teriak sang leader

“good morning to you too Hanbin” jawab pasangan itu kompak

Hanbin menghampiri keduanya dan mendapatkan rangkulan serta kecupan di pipi dari Catelyn, pun begitu dengan Donghyuk dan Chanwoo yang baru saja keluar dari kamar masing-masing. Setelah menyapa leader dan maknae line tidak lupa Catelyn menghampiri Yunhyeong yang terlihat sedang kerepotan di dapur dan memberikan perlakuan yang sama, lahir dan besar di luar negri membuat Catelyn sudah terbiasa menyapa orang terdekat nya dengan cara seperti itu. Cara menyapa yang membuat sang kekasih membutuhkan waktu lama untuk terbiasa, terlebih seorang pencemburu seperti Kim Jinhwan.

“halo oppa” sapanya, Yunhyeong adalah satu-satunya member ikon selain Jinhwan yang bisa ia panggil Oppa

“halo Cat, looks like you don’t have a good morning” seloroh Yunhyeong saat memperhatikan wajah lesu Catelyn

“thanks to your Hyung, i can’t sleep well” balas catelyn setengah bercanda

Member yang lain tertawa sementara Jinhwan mencebik sebal “hey, remember you came here to meet Jiwon”

“i know” balas catelyn seraya menyantap toast bread yang di sodorkan oleh Yunhyeong di ikuti Jinhwan “where’s June?” tanya nya lagi, sejak menginjakan kaki di dorm ikon, Cat memang belum bertemu dengan si blonde kesayangan nya. eternal maknae yang tidak bisa bertingkah selayak nya maknae. Hanya pada Catelyn lah June mengeluarkan sikap manja nya, dan Jinhwan tidak keberatan akan hal itu. Karna hanya June yang bisa berdekatan dengan catelyn dan tidak mendapat teguran dari Jinhwan, semua member tahu cinta Jinhwan pada June sedikit tidak masuk akal.

“June semalam pergi ke tempat Summer, noona” donghyuk lah yang menjawab

“dan belum kembali sampai sekarang?”

“eoh, aku sudah menelfon nya tapi ponselnya tidak aktif”

“apa kau yakin dia sudah bangun sekarang?” Jinhwan bertanya

“kalau sampai ia telat datang latihan pagi, akan ku habisi gorila satu itu”

Catelyn tertawa mendengar ancaman hanbin dan menepuk lengan Hanbin dengan bercanda “jangan jahat begitu hanbin-ah, let him play”

“i did”

“then let him play more”

“eiy, you love him more than you love me right noona?”

“i love Jinhwan oppa more, you idiot” balas catelyn lugas

kontan satu dorm tertawa mendengar jawaban Catelyn, terutama maknae line. Jarang-jarang mereka bisa melihat leader mereka tak berkutik begitu, tapi Hanbin tidak tersinggung sama sekali karna Catelyn sudah di anggap nya seperti kaka kandung nya sendiri dan ia sangat menyukai kedewasaan yang dimiliki pacar Jinhwan tersebut juga mendukung hubungan ke dua nya. meski dirinya belum pernah berpacaran sebelum nya, tapi Hanbin bisa melihat bahwa rasa yang dimiliki Jinhwan untuk Catelyn lebih dari perasaan anak muda yang hanya iseng jatuh cinta.

“then how about the bunny?”

“not so well noona, i think he needed you the most”

“i know, i’ll come to his room”

“i’ll go with you” seru Jinhwan

“why?” tanya Cat

“maybe you are his favourite noona, but i still the oldest member of iKON. I have to check him”

“eiy Jinhwan hyung” ledek Chanwoo dan Donghyuk

“he just jealous you know?” teriak Yunhyeong dari arah dapur yang di balas Jinhwan dengan kepalan tinju dan tatapan tak ramah

“shut up Song Yunhyeong”

 

Jinhwan POV

Ketika aku dan Catelyn memasuki kamar nya, Jiwon terlihat sedang duduk di tempat tidur dengan punggung yang ditempelkan pada dinding. Kami masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu sehingga membuat nya berjengit kaget

“can’t you at least knock first? How about if i’m only on my boxer?” tanya nya dengan raut wajah jengkel luar biasa

“then i’ll see you naked” jawab catelyn

“tok tok tok?” seru ku seraya mengetuk dinding beberapa kali

“whatever hyung” jawabnya seraya memutar bola mata

Catelyn mendahului ku dan langsung duduk bersila di depan Jiwon, tersenyum manis sekali membuat Jiwon yang bahkan sedang galau sekalipun sulit untuk tidak membalas senyum nya. aku menarik kursi yang ada di meja belajar kesamping tempat tidur dan duduk disana sambil melipat tangan di depan dada.

“so, what happen?” tanya ku

Tidak ada jawaban, Jiwon hanya duduk disana sambil menundukan kepala dengan catelyn yang memperhatikan nya lekat. Ada suatu hubungan batin di antara keduanya yang tak bisa ku mengerti, mereka bahkan bukan saudara kandung hanya teman sepermainan sejak kecil karna lahir di tahun yang sama meski Catelyn lebih tua dua bulan dari Jiwon. Tapi keduanya bisa saling merasakan perasaan satu sama lain hanya lewat sorot mata, meski setelah beberapa tahun berpacaran aku baru bisa melakukan hal tersebut pada Catelyn. Jangan salah paham, aku sama sekali tidak cemburu pada Jiwon karna aku memahami hubungan ke dua nya dengan sangat baik. Kalau jiwon tidak datang ke korea, catelyn tidak akan datang menyusulnya beberapa bulan kemudian dan bisa bertemu dengan ku lalu jatuh cinta. Lagi pula cinta catelyn hanya buat ku~

“Nayeon...” ucap nya tertahan, aku kembali fokus pada Jiwon yang terlihat sangat depresi begini

Ah tentang Nayeon, pantas Jiwon sampai seperti ini dan Catelyn langsung berlagi pergi ke dorm untuk menemui nya.

“did she break up to you?” tanya ku dan anggukan lemah dari Jiwon menjawab semua nya. aku melongo tak percaya, kekasih Jiwon, Han Nayeon adalah gadis yang bekerja di kedai milik bibi Jiwon dan juga teman sekampus Catelyn. Gadis pendiam yang ramah dan baik hati, cantik juga sangat rajin bekerja.

“what did she said?” tanya Catelyn

“she is tired of me”

“already?” tanya ku spontan

“oppa” tegur Catelyn lembut

“bukan kah kemarin ia datang ke showcase debut kita? Bahkan ia ikut bermain game dan jadi pasangan Donghyuk? Kau juga pergi menemui nya setelah konser bukan?” tanya ku tak sabaran, dan Jiwon pun kemudian mejelaskan semua nya

“ya benar ia datang ke debut showcase kita dan bermain dengan donghyuk,setelah itu aku pergi menemui nya karna sudah hampir satu bulan kami tak bertemu. Ia bilang ingin fokus dengan kuliahnya jadi tak meminta ku menghubungi nya, kita juga sedang sibuk dengan persiapan debut hyung jadi aku mengiyakan permintaan itu”

Bodoh, umpat ku dalam hati

“kau juga pasti merasakan hal yang sama kan cat? Saat Jinhwan hyung  tidak menghubungi mu dan tidak bisa menemui mu. Tapi apa yang membuat mu masih setia menunggu dan Naeyon tidak?”

Tanpa sadar aku melirik catelyn, ada ekspresi pedih yang sempat terlintas dalam matanya dan itu membuat ku terkejut. Apakah ia juga merasakan rasa muak itu saat aku fokus pada pelatihan ku? Sepertinya kami harus bicara mengenai hal ini.

“bisa kau jelaskan secara detail?” tanya catelyn

Dan Jiwon pun memulai ceritanya

Flashback

“Hyung, apa aku sudah boleh pulang?”

Bobby bertanya dengan wajah sumringah pada manager hyung nya yang baru saja selesai memberikan arahan dan sedikit evaluasi hasil konser debut mereka yang baru saja berakhir, membuat manager hyung nya memberengut sebal ke arah pria sipit itu

“sabar sebentar jiwon-ah”

Mendengar perkataan manager nya itu ganti Bobby yang memberengut sebal, sedangkan member yan lain tertawa sambil menggelengkan kepala melihat tingkah salah satu member tertua tersebut. 25 menit kemudian baru kegiatan itu berakhir dan Bobby langsung saja bangkit berdiri seraya membawa tas ransel nya yang sudah ia ganti dengan ransel yang baru saja ia beli. Dengan patuh ke 7 lelaki muda itu berbaris dan memasuki van yang sudah menunggu mereka untuk mengantar ke YG Building. Yep YG Building bukan dormitory karna Hanbin dan Jinhwan masih ingin berlatih dan maknae line beserta Yunhyeong hanya bisa pasrah untuk mengikuti para member tertua tersebut. Begitu sampai di YG Building hanya 6 orang yang masuk ke ruang latihan sementara Bobby melangkah keluar melalui pintu belakang. Ada seseorang yang sangat ingin ia temui, yang ingin ia mintakan pendapat dan ingin ia dekap erat.

*******

Bobby POV

Setelah mendapatkan ijin untuk keluar dan memastikan penyamaran ku sudah sempurna aku pun melangkah dengan riang menuju pintu belakang agency, menyusuri jalanan yang sudah sangat ku hafal di luar kepala saking sering nya aku melewati jalan ini. Aku tersenyum saat melewati sebuah lorong dengan banyak coretan abstark di dinding, jalan ini adalah jalan yang selalu ku lalui setiap kali akan berangkat training menuju YG Building setiap harinya. Di jalan ini pula sekitar 5 tahun yang lalu aku bertemu dengan gadis pendiam yang ternyata baik hati , gadis yang senyuman nya langsung menarik perhatian ku dan membuat ku gila, Han Nayeon. Dia seumuran dengan ku, Yunhyeong hyung dan juga Catelyn. Nayeon harus kuliah sambil bekerja untuk membiayai kehidupan nya dan adik laki-laki nya, sementara ibu dan nenek nya tinggal di pedesaan dan Nayeon sudah tidak mengenal sosok seorang ayah sejak berusia 8 tahun. Ia bekerja di kedai makanan milik bibi ku, membantu untuk melayani juga terkadang memberikan saran tentang pengembangan bisnis. Kekuatan dan ketabahan yang terpancar dalam diri nya menarik ku untuk mengenal nya lebih jauh, dan karena selama di korea aku tinggal di rumah bibi maka kami sering bertemu saat aku tidak ada latihan. Awalnya Nayeon hanya terasa seperti pengganti Catelyn yang harus ku tinggalkan di amerika demi mengejar mimpi karna ada beberapa sifat mereka yang mirip terutama sifat keras kepala dan tidak mau kalah. Tapi perlahan rasa yang ku miliki untuk Nayeon terasa berbeda dengan rasa sayang yang ku miliki untuk Catelyn, untuk Cat hanyalah rasa sayang pada seorang noona dan teman bermain sementara untuk Nayeon terasa lebih dari sekedar teman bermain. Ketika ku rasakan bahwa aku membutuhkan nya, dari situlah hubungan kami di mulai.

Mengingat pertemuan ku dengan nayeon membuat ku tersenyum-senyum sendiri sampai tidak sadar bahwa aku sudah sampai di depan pagar rumahnya

“apa kau sangat bahagia?” seru sebuah suara dari arah kanan yang sudah sangat ku hafal, aku menoleh dan tersenyum mendapati nya sedang berdiri tidak jauh dari pagar rumah nya dengan kaus lengan panjang dan celana training

“yaa pacar mu ini datang, tidak kah seharus nya kau berpakaian yang manis sedikit?” komentar ku seraya memandang nya dari ujung kepala sampai ujung kaki

“wae? Memang nya ada aturan yang mengharuskan ku seperti itu?”

Aku mendesah, dia benar-benar gadis yang tidak bisa bersikap manis. Dengan perlahan aku berjalan menuju ke arahnya seraya membentangkan tangan

“waeyo?” tanya nya bodoh, dengan sebal aku mendengus dan langsung membungkus tubuhnya dengan jaket tebal yang ku kenakan, mendekap nya erat, menyalurkan segala perasaan rindu.

*******

Han naeyon tidak begitu mengerti ketika jiwon mendekat ke arah nya sambil merentangkan tangan, maka ia hanya memandang pemuda itu dengan tatapan heran. Tapi ketika  jiwon membuka jaket lebar-lebar dan menyelubungi tubuhnya sekaligus mendekap, barulah naeyon merasakan panas menjalar ke seluruh bagian tubuh nya. gadis itu terpaku di tempat, matanya membelalak.

“i miss you”

Bisik Bobby di sela-sela pelukan nya, pria itu menyelubungi wajahnya dengan rambut Nayeon dan bernafas dengan hangat di lehernya.

“don’t you miss me?” tanya nya lagi

Hangat nafas Bobby memberikan rasa menggelitik di diri nayeon dan gadis itu pun tersenyum manis seraya menepuk punggung Bobby dengan lembut, memberikan ketenangan dan rasa nyaman luar biasa pada pria bermarga Kim itu. Ini lah alasan kenapa Bobby rela memohon dengan sangat pada Hanbin agar ia tidak mengikuti latihan malam, alasan kenapa Bobby rela mengorbankan jam istirahat nya dan memilih untuk berlari kesini. Karena melihat wajah nayeon dan berada dalam pelukan nya sudah terasa seperti pulang, ia mencintai gadis ini dan rela melakukan apa pun agar membuat nya bahagia. Meski status nya sebagai idol terkadang menghalangi, meski ia tidak bisa mengungkapkan pada dunia tentang betapa istimewa nya gadis ini untuk dirinya, tapi selama Nayeon masih mau menyandang status sebagai kekasihnya maka dirinya akan baik-baik saja.

“kenapa tidak pulang dan beristirahat? Tidak kah kau lelah?” tanya nayeon

“tidak aku tidak lelah, sudah sebulan aku tidak bertemu dengan mu. Dan kalau harus menunda satu hari lagi rasanya aku akan mati karena rindu padamu”

Nayeon tertawa mendengar ungkapan rindu ajaib milik Bobby, betapa ia sangat merindukan wajah yang berada dalam pelukan nya ini. tapi ketika tawa nya pudar, naeyon teringat akan tekad yang sudah di tempuhnya sejak sebulan terakhir. Di uraikan nya pelukan Bobby, lalu kemudian beralih dengan menggenggam tangan nya.

“wanna go somewhere?”

Bobby tersenyum sampai matanya menghilang dan membentuk bulan sabit, keduanya berjalan beriringan dengan tangan yang terpaut satu sama lain. Tidak jelas kemana tujuan mereka, hanya berjalan di sekitar daerah tempat tinggal Nayeon dan menikmati udara malam yang terasa begitu menyejukan.

“kau tidak dingin?” tanya Bobby, Nayeon menggeleng lemah

“aku hanya ingin mencari udara segar, bolehkah kita berjalan lebih lama lagi?”

Tatapan mata itu, batin Bobby. Bagaimana mungkin ia bisa menolak nya?

“anything for you”

Nayeon tersenyum manis, maka mereka pun melanjutkan perjalanan dengan Bobby yang berceloteh mengenai debut showcase nya. Nayeon hanya terdiam, karna ia memang selalu memposisikan dirinya sebagai pendengar yang baik sejak mereka berkencan sampai hari ini. ia bukan gadis yang banyak bicara, dan Bobby tahu pasti akan hal itu.

“jinhwan hyung mengamuk karna Cat tidak bisa datang” ucap Bobby seraya mengingat-ngingat ekspresi marah nya Jinhwan saat mengetahui sang kekasih tidak hadir “aku juga akan mengamuk kalau kau tidak datang”

“tapi aku datang”

“eoh, and that’s why i feel so happy”

“Catelyn sedang sangat sibuk dengan project nya”

“i know, acara amal untuk yayasan perkumpulan orang tua yang di abaikan anak nya bukan?”

“eoh, ia menghubungi ku kemarin. Dan meminta bantuan untuk mengawasi Jinhwan oppa agar tidak bertingkah macam-macam” Nayeon mendengus “kayak aku bisa menghentikan Jinhwan oppa saja”

Ganti Bobby yang mendengus “no one can stop Kim Jinhwan except Catelyn Stark”

Nayeon mengangguk, menyetujui perkataan Bobby barusan, memberikan persetujuan mengenai pasangan yang kadang suka menjadi panutan nya. catelyn yang kekanakan tapi sangat baik dan juga  lucu, dengan Jinhwan yang kadang bisa lebih kekanakan tapi juga bisa sangat di andalkan. Keduanya pun tertawa berbarengan.

Setelah puas berjalan-jalan dan Bobby memaksa untuk kembali karna Nayeon yang mulai menggigil, keduanya pun menempuh perjalanan ke rumah Nayeon dalam hening. Ada banyak hal yang berkeliaran dalam kepala keduanya, Bobby merasa ini saat paling membahagiakan untuk nya, andai saja ia bisa memboyong keluarga nya dari amerika sana maka ini semua akan terasa lengkap. Sedangkan Naeyon, ada  banyak pikiran khawatir dan takut yang sedang berputar dalam benak nya, ‘lakukan atau mati saja Han Naeyon’ putusnya.

“Bobby-ya” panggil Nayeon ragu

Bobby menoleh pada gadis yang tangan nya ia genggam, menaikan sebelas alis karena merasa heran. Biasanya Nayeon akan memanggilnya Jiwon, bukan Bobby dan perasaan nya mendadak jadi tidak enak.

“wae?”

“uri...geumanhaja”

Saat itu juga langkah kaki Bobby berhenti, Bobby yang berhenti mau tidak mau menarik Nayeon untuk juga ikut berhenti karena tangan mereka yang bergandengan.

“apa katamu barusan?” tanya nya masih tak percaya

Nayeon menarik tangan nya dari genggaman Bobby dan menghadap pria tu dengan ekspresi terdatar yang ia punya

“let’s break up. I don’t think i can hold it any longer.”

Bobby terdiam, tidak mempercayai baik pendengaran nya atau pun kata-ata yang baru saja gadis di depan nya ini katakan. Apa katanya? Putus?

“did i do something wrong?” tanya nya bodoh

Nayeon memang jarang marah ataupun ngambek, gadis itu lebih dewasa dibanding Catelyn. Tidak gampang kecewa bila dirinya tidak membalas pesan atau jika ia tidak punya waktu untuk bertemu, Nayeon tidak akan marah-marah dan menolak berbicara padanya seperti Catelyn yang menolak bicara pada Jinhwan saat iKON sedang sangat sibuk dan punya jadwal padat. Nayeon-nya tidak seperti itu, atau apakah selama ini  ia salah menilai?

“nope. It’s my fault.”

“what did you do wrong?”

“untuk percaya pada happy ending yang kau tawarkan, untuk tergiur pada manisnya janji yang selalu kau ucapkan.”

Bobby merasa seperti baru saja menelan sebongkah batu besar, hatinya mulai merasa nyeri

“hari ini aku menyadari jurang perbedaan di antara kita Jiwon-ah, kau dan aku begitu berbeda. lihat aku, aku hanya gadis biasa yang menjalani hidup sebaik aku bisa harus kuliah dan bekerja sampai malam hari untuk tidak menyusahkan ibu ku dan menopang adik ku. Bagaimana mungkin aku punya waktu untuk berkhayal akan kisah cinta yang indah dan manis dengan mu? Saat kau bahkan tidak bisa membalas pesan ku seperti pasangan lain nya.”

“kau menyesal menjadi kekasih ku?”

Pertanyaan Bobby menghantam Nayeon tepat di titik rawan nya, ini pertanyaan yang tak bisa ia jawab tanpa mengeluarkan air mata. Tapi Nayeon tahu ia harus melakukan ini, untuk masa depan Jiwon dan perkembangan nya. maka di tahan nya tangis dan air mata yang sudah mulai menggenang dengan keteguhan hati yang tak pernah ia miliki sebelum nya.

“just tought it’s not the right time to have a relationship”

“especially a relationship with someone like me, right Han Nayeon?”

“eoh”

Ada suatu bagian yang runtuh dalam diri keduanya ketika diam itu melingkupi, Nayeon dengan pemikiran awalnya bahwa ini yang terbaik, sedangkan Bobby dengan pemahaman nya bahwa meninggalkan Nayeon dalam banyak kesempatan sudah membuat gadis ini menjadi bola salju yang siap mengamuk meratakan siapa pun yang menghalangi jalan nya.

“kalau itu yang terbaik untuk mu” ucap Bobby, ia menahan tangisnya dengan tersenyum dan menatap Nayeon dalam “jangan pulang terlalu larut, jangan lupa makan dan jangan terlalu giat belajar. Jaga dirimu baik-baik, dan terimakasih untuk 4 tahun yang berharaga ini”

“same things goes to you Jiwon-ah”

Flashback end

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK