*Park Dojoon
Setelah menyelamatkan Jihwa, aku membawa Sinbi dan Yuju kembali ke rumah.
"Oppa aku capek.." kata Sinbi.
"Aku juga oppa.. tolong gendong aku.." Yuju melompat ke punggungku.
"Eonniee.. kau harus mengalah pada yang lebih muda..." Sinbi menatap yuju kesal.
"Sinbi yaa.. eonniee juga sangat lelah.."
"Yasudah,, sinbi mendekat kesini.." kataku masuk ke mode vampire. aku lalu menggendong Sinbi dengan tanganku di bagian depan bersamaan dengan Yuju di bagian belakanku.
"Oppa kau cukup kuat juga.." kata Sinbi.
"Tidak semua yang kau tonton di film itu salah.. dengan masuk ke mode vampire kekuatan dan kecepatan kita bertambah 5x lipat untuk humanblood, 10x lipat untuk halfblood, dan 20x lipat untuk pureblood.. begitu juga dengan penyembuhan diri,, kau harus belajar tentang vampire denganku nanti.." jelas Yuju.
"Karna itu butuh lebih dari 2 orang halfblood kuat untuk mengalahkan pureblood yang sudah bisa mengendalikan kekuatannya.." sambung Yuju.
"Tapi yang kulakukan ini sangat beresiko,, kita tidak tau siapa yang bisa melihat kita jika berjalan menggunakan mode ini.. jadi jangan terlalu sering digunakan yah??" kataku mencoba menjelaskan. "Eoh? sepertinya dia tertidur.." sambungku melihat Sinbi yang telah menutup mata dengan dengkuran halus.
"Wahh,, cepat sekali.. apa dia benar-benar tidur oppa??" tanya Yuju.
"Sepertinya begitu.." aku menatap wajah Sinbi tersenyum.
Beberapa saat kami terdiam, akhirnya yuju membuka cerita tentang kekuatan spesialku yang berkembang.
"Aku juga tidak tau.. tiba-tiba saja aku merasakan darah vampireku meluap, dan aku bisa membedakan vampire dan bukan vampire hanya dengan melihat.." jelasku.
"Sebenarnya nenek menitipkan sesuatu padaku saat aku kesini.. nenek bilang untuk memberikan itu padamu saat kekuatan spesialmu berkembang.."
"Benarkah? apa itu Yuju yaa??"tanyaku penasaran.
"Sebuah kunci.. nenek bilang saat aku memberikan kunci itu padamu, kau akan mengetahui cara menggunakannya.." kata Yuju.
"Baiklah,, untuk sekarang ayo kita cepat kembali kerumah.." kataku.
Seperti mengerti dengan maksudku, Yuju turun dari punggungku dan langsung masuk ke mode vampire. Kami berlari ke rumah dengan kecepatan vampire kami hingga kurang dari 5 menit kami sudah sampai di depan rumah.
"Oppaa kau melambat.." Yuju meledekku.
"Enak saja.. aku menggendong Sinbi.." kataku kesal.
Kami masuk ke dalam rumah. Aku langsung membaringkan Sinbi di tempat tidurku dan keluar ke ruang tamu dimana yuju sedang menungguku.
Yuju memberikan sebuah kunci dengan bagian kunci berbentuk kelelawar dan gangang bundar dengan lambang vampire milik keluargaku.
"Jadi apa yang harus kulakukan dengan kunci ini??" gumamku dalam hati.
Saat itu aku teringat dengan kata-kata Yuju tentang kekuatan spesialku dan langsung masuk ke mode vampire. Aku menutup mataku mencoba memfokuskan kekuatan dari darah vampireku. Saat aku membuka mataku tiba-tiba pandanganku berubah.
"Eoh!? Jadi sesuatu yang panas akan mengeluarkan aura berwana merah.. dan dingin akan berwarna biru.." kataku melihat ke arah kulkas dan pemanggang yang terletak bersebelahan.
"Apa yang terjadi oppa??" tanya Yuju.
Aku memalingkan wajahku ke arah Yuju. "Wahh,, kau biru.." kataku melihat Yuju.
"Apa maksudmu?? Sudah begitu warna matamu berubah.. warnanya merah tapi ada bagian berwarna biru di bagian luar matamu.."
"Sepertinya sekarang aku bisa membedakan suhu hanya dengan melihat... dengan begini aku bisa membedakan manusia dan vampire lebih mudah.." jelasku.
"Aahh,, benar juga... kita para vampire memiliki suhu tubuh yang sangat dingin berbeda dengan manusia biasa.."
"Benar.. tapi apa hubungannya dengan—" kata-kataku terhenti seperti menyadari sesuatu.
Aku langsung berdiri dan melangkah mengelilingi setiap sudut rumah bersama Yuju yang terus mengikutiku. Saat aku masuk ke kamar nenek yang sekarang di tempati Yuju, mataku tertuju ke arah lemari kayu yang berada di bagian sudut dinding dekat tempat tidur.
"Sebuah lemari mengeluarkan aura dingin?? Bagaimana bisa??" gumamku dalam hati.
"Kenapa oppa?? Ada apa dengan lemari ini??" tanya Yuju.
"Yuju yaa.. apa kau menaruh sesuatu yang dingin dalam lemari ??" tanyaku.
"Tidak.. aku hanya menaruh bajuku disana.."
"Setauku lemari ini tidak pernah dipindahkan dari tempatnya.." gumamku pelan lalu membuka lemari itu.
Yuju membantuku membereskan baju-baju yang ia taruh di lemari itu. dari bagian dinding dalam lemari aura es itu terlihat semakin jelas.
Aku menggunakan kuku tajamku dan menghancurkan dinding itu.
"Mwoyaa?? Jadi disini ada pintu rahasia??" gumam Yuju melihat tangga yang menuju ke bawah dari dinding lemari yang kuhancurkan.
Aku menatap Yuju sebentar lalu mengangguk membuat Yuju ikut masuk ke vampire mode. Kami berdua lalu menuruni tangga itu perlahan.
Di bagian bawah tangga terdapat sebuah lorong panjang dengan sebuah pintu yang terbuat dari besi di bagian ujung lorong. Kami berdua mengikuti lorong itu hingga sampai di depan pintu besi itu.
"Kleeng!! Kleengg!!" "terkunci.." kata Yuju saat mencoba membuka pintu itu.
Aku mengeluarkan kunci yang diberikan Yuju sebelumnya dari saku celanaku dan mencoba membuka pintu itu. "Kleekk!" bunyi suara kunci pintu yang terbuka membuat aku dan Yuju saling bertatapan dengan ekspresi terkejut.
Aku membuka pintu itu perlahan membuat uap dingin yang berada di dalam ruangan keluar perlahan dari pintu. Mataku terbuka sedikit lebih lebar melihat apa yang ada di balik pintu itu. sebuah tabung putih berdiri di tengah-tengah ruangan menghadap tepat ke arah pintu dengan uap dingin menutupi lantai ruangan itu.
"k.k.kakeekk??" kataku terkejut melihat orang yang berada dalam tabung itu.
"mwoo?? Dia kakekmu? Bukankah kakekmu sudah tewas beberapa tahun lalu??"
Tiba-tiba saja terdengar suara pintu yang bergerak di belakang kami. Karna sedang dalam keadaan siaga dalam vampire mode, aku dan Yuju bergerak dengan cepat dan mencoba menusuk orang yang berada di belakang kami.
"YAAA!!!! cobalah membuat suara sedikit.. kami hampir membunuhmu tau.." Yuju menatap Sinbi kesal dengan kuku yang berada tepat di samping lehernya. Aku menarik tanganku yang berada tepat di depan mata Sinbi.
"Huaaahh.. hampir saja.. lainkali ingatkan aku untuk tidak mencoba mengagetkan kalian.." kata Sinbi jatuh terduduk di lantai.
Aku dan Yuju kembali berbalik menatap tabung di belakang kami.
"lalu sebenarnya apa yang terjadi pada kakekmu oppa? bukankah seharusnya dia sudah berubah menjadi abu??" tanya Yuju.
"Itu pengawetan vampire.. mereka menggunakan tabung bersuhu rendah untuk membuat tubuh vampire mati tidak berubah menjadi abu... saat seorang vampire tewas, suhu tubuh mereka akan naik dan merubah mereka menjadi abu.. karna itu tubuh mereka tidak akan hancur jika di letakan di tempat yang bersuhu rendah.. di film mereka menyebutnya pengawetan vampire.." jelas Sinbi.
Aku dan Yuju menatap Sinbi dengan tatapan terkejut seperti tidak percaya ada hal tentang vampire yang diketahuinya dan tidak kami ketahui.
"Eonnie dan oppa kalian harus nonton film vampire denganku nanti yaah.." kata Sinbi meledek sambil mencoba berdiri.
Aku tersenyum menatap Sinbi lalu kembali berbalik ke arah tabung itu. Yuju melangkah mengitari tabung itu.
"Oppa.. coba lihat ini.." kata Yuju menunjuk ke arah samping tabung.
Aku mendekat ke arah yuju dan menemukan sebuah lubang kunci di bagian samping tabung itu. "Sinbi yaa.. tolong ambil kunci di pintu itu.." kataku.
Sinbi melangkah ke arah pintu dan mengambil kunci yang terpasang disana dan langsung memberikannya padaku.
Saat aku memutar kunci di tempat itu sebuah laci kecil terbuka di bagian depan tabung itu. di dalam laci itu terdapat sebuah bungkusan berbentuk persegi. Aku mengambil bungkusan itu dan memeriksa bagian dalamnya.
"buku?? Untuk apa buku ini??" tanya Sinbi.
"Sepertinya buku ini menyimpan rahasia kekuatan special para vampire.." kataku membuka setiap halaman buku itu satu per satu.
Aku membaca beberapa halaman bagian depan dan menemukan sesuatu yang menurutku sangat menarik. Disitu tertulis 'jika seorang halfblood meminum darah lebih dari satu pureblood, mereka akan mendapatkan kekuatan spesial.'
"Apa karna itu leluhur kita melarang seorang halfblood memiliki lebih dari satu tuan??" tanya Yuju.
"Mungkin mereka takut budak halfblood mereka memberontak.." kataku.
"Oppaa yaa..kalau begitu aku juga ingin kekuatan special.. boleh??" kata Sinbi tiba-tiba.
"Bagaimana oppa??" Yuju menatapku.
"Terserah kau saja... kita juga membutuhkan tambahan kekuatan untuk mengalahkan para night hunters.." kataku.
"Yasudah aku juga penasaran dengan apa yang akan terjadi... jyaa~~" Yuju menyodorkan lengannya ke arah Sinbi.
Sinbi masuk ke mode vampire dan menghisap darah yuju melalui pembulu darah di pergelangan tangannya.
"bagaimana?? Apa kau merasakan sesuatu??" tanyaku.
"umm,, tidak juga.. sepertinya ini tidak berhasil.." kata Sinbi.
"haah,, sudah kuduga.. tapi jika tidak berhasil, kenapa buku ini—" "Eoh.. oppa HPmu berbunyi.." kata Sinbi memotong perkataan yuju.
Aku menatap Sinbi bingung. "eeh?? Aku tidak membawa HPku.. aku menaruhnya di— Sinbi yaa.. matamu.." aku menghentikan kata-kataku melihat warna mata Sinbi yang sebelumnya kuning, kini berubah orange kemerahan.
"Aku mendengar suara HPmu dengan sangat jelas.." kata Sinbi.
Kami bertiga saling bertatapan lalu tersenyum. "Sepertinya apa yang dikatakan buku ini benar.. kau mendapat kekuatan spesial.." kataku.
"Kalau begitu cepat ambil HPmu.." kata Yuju.
"Aahh, benar juga.. ayo kita ke atas.." ajakku.
Setelah memastikan mereka berdua keluar dari ruangan itu aku menarik pintu besi. "Kakek.. aku pergi dulu yah.. maaf sudah mengganggumu.." kataku lalu menutup pintu itu dan langsung menguncinya kembali.
Aku langsung kembali ke atas dan mengambil HPku yang kuletakan di laci meja yang berada di kamarku. Saat menatap layar, aku melihat 5 panggilan tidak terjawab dari Chika.
"Eoh? kenapa dia menelpon selarut ini?" gumamku pelan lalu langsung menelpon Chika.
"Yeobosaeyo.. hyuuunnnggg!!" terdengar suara Chika dari ujung telepon.
"eoh.. ada apa Chika ya??"
"hyung,, apa kau memiliki sebuah buku tentang kekuatan spesial vampire?"
"Eehh?? darimana kau tau?? Aku baru saja menemukannya di ruangan rahasia yang ada di rumahku..."
"haah ternyata benar.. aku memiliki bagian pertama dari buku itu.. Lisa dan Rocky baru saja memberitahuku kalau kau memiliki bagian keduanya.. di buku ini tertulis tentang kekuatan spesial milikmu dan Yuju.. aku yakin, kekuatan spesial milikku dan Cella ada di buku yang ada padamu..."
"Baiklah.. kalau begitu kita bertemu di kampus besok... untuk sekarang kalian istirahat saja.."
"Baik hyung.. kami akan menunggu kalian di perpustakaan lama tempat jihwa tergigit dulu.. sampai bertemu besok.." kata Chika memutus sambungan telepon.
"Telepon dari siapa??" tanya Yuju yang tiba-tiba saja muncul dari belakangku.
"Chika.. sepertinya bagian pertama dari buku itu ada padanya.. kita akan bertemu mereka besok di kampus.."
"Eeeehh?? benarkah? hmm,, kalau begitu..." Yuju menghentikan kata-katanya dan mendekat ke arahku. "Sinbi yaa.. besok ayo ikut ke kampus kami.." bisik Yuju ke arahku.
"Baik eonnieee.. aku ikuutt.." terdengar teriakan Sinbi dari arah luar kamarku.
"hehehee.. ini menyenangkan.." kata Yuju tersenyum.
"haahh,, kalian berdua jangan terlalu banyak bermain-main dengan kekuatan kalian.." kataku memijit kening.
Kami lalu beristirahat untuk memulihkan tenaga kami. Ke-esokan harinya kami berpisah di depan kampus karna ada kelas yang harus ku ikuti. Beberapa jam mengikuti kelas akhirnya dosen keluar menandakan kelas telah selesai.
"Yaa,, kau sudah mau ke perpus lama??" tanya Junior melihatku yang terburu-buru.
"Ada sesuatu yang harus kami bicarakan.. jadi aku buru-buru.."
"Kalau begitu aku ikut.." kata Junior bersemangat.
"Yasudah... terserah kau saja.."
Kami berdua lalu melangkah ke arah perpustakaan lama yang berada di lantai tiga gedung itu. Sesampainya disana, Chika, Cella, Eunwoo, Yuju dan Sinbi sedang duduk di salah satu meja menunggu kami.
"Eehh?? Apa yang kau lakukan disini Jinyeong aahh?? Bukankah ini pertemuan para vampire??" tanya Eunwoo.
"Bagaimana denganmu? Apa kau juga vampire??" Junior menatap Eunwoo sinis.
"Sudah-sudah.. kalian pasti memiliki alasan masing-masing kenapa bisa berada di sini.. tapi untuk sekarang kami ingin membicarakan sesuatu yang penting.. jadi Eunwoo ssi dan Jinyeong ssi tolong jangan ribut karna disini perpustakaan.." kataku mengeluarkan buku milikku dari dalam tas.
Melihat itu Chika ikut mengeluarkan buku miliknya.
"haahh,, ternyata benar.. buku ini memiliki kelanjutan yah.." kata Cella.
"Ibu kami mengirimkan ini kemarin malam.. aku juga tidak tau kenapa mereka baru mengirimnya sekarang, tapi sepertinya keadaan sudah semakin kacau.." jelas Chika.
"Aku menemukan ini di ruang rahasia yang ada di rumahku, dekat dengan mayat kakekku.." kataku.
"Tunggu dulu.. bukannya vampire yang mati akan berubah menjadi abu?? Apa maksudmu dengan mayat kakekmu hyung??" tanya Chika.
"haaahh,, sepertinya kalian harus banyak menonton film vampire.. kakek Dojoon oppa di awetkan dalam tabung pendingin, sehingga tubuhnya tidak hancur saat dia tewas.." kata Yuju bangga.
"Padahal dia juga baru mengetahuinya dari Sinbi.." gumamku dalam hati menatap Yuju.
"Kenapa kau bisa sangat menyebalkan Yuju yaa.." Chika menatap Yuju kesal.
"Di buku ini kami menemukan tentang kekuatan special milikmu dan Yuju, juga kekuatan reinkarnasi milik salah satu night runners Kwangsoo.." jelas Cella.
Saat itu aku teringat akan kekuatan special milik salah satu member night runners Jaesuk yang dapat menyadap pembicaraan lewat telepon. Tanpa menunggu lama aku langsung masuk ke mode vampire.
Tiba-tiba saja Junior bergerak mencoba menikamku dengan sebuah pisau perak. Aku menepis pisau itu dengan tasku dan langsung menebas kepala Junior.
"OPPA!! Apa yang kau lakukan??" teriak Cella terkejut.
"Dia bukan Junior.." kataku.
"Darimana kau tau??" tanya Yuju.
"Tadi saat kesini dia bertanya apa aku akan ke perpus lama.. dan aku tidak pernah mengatakan apapun padanya tentang pertemuan kita saat ini.." kataku saat tiba-tiba tubuh Junior terbakar dan berubah menjadi abu.
Saat itu Chika menarik Eunwoo dan mendorongnya ke meja, tangan Chika bergerak dengan cepat mencoba menusuk bagian jantungnya. Melihat itu aku dengan cepat menahan tangan Chika.
"Yaaa,, dia Eunwoo yang asli.." kataku menyadarkan Chika.
"huaahh,, hampir saja..." wajah Eunwoo memucat.
"Aaaa, maaf hyung aku pikir kau juga palsu.. sebaiknya kau berlindung di belakang kami.." kata Chika.
"Siall!!! Semuanya siagaa!!!" kataku melihat seluruh ruangan itu telah tertutupi dengan aura berwarna biru.
"Ada yang datang.." kata Sinbi. Saat itu pintu masuk terbuka dan seseorang dengan jubah hitam yang menutupi sebagian wajahnya masuk ke dalam perpustakaan.
"Wah wah wah.. sepertinya ada yang menyadari keberadaan kami yah.. ternyata benar yang di katakan Jongkook. Saat kekuatan kalian meningkat, ini akan menjadi semakin menarik.." Jaesuk membuka kerudung yang menutup wajahnya.
"Sudah kuduga,, kau menyadap pembicaraan kami tadi malam dan menyiapkan jebakan untuk kami disini.." kataku melihat banyaknya humanblood dan manusia yang telah mengepung kami.
"kau semakin menarik Park Dojoon... aku yakin Jongkook akan sangat senang saat dia membunuhmu nanti.." kata Jaesuk.
"Kalian apakan Junior oppaa??" tanya Cella.
"Aahh,, maksudmu pria teman kalian itu?? aku juga tidak tau.. setelah Jihyo mengambil sampel wajahnya, para humanblood mulai memangsanya. Mungkin sekarang dia sudah tewas kehabisan darah.. atau kalau beruntung, mungkin dia sudah menjadi humanblood liar.. hahahaha" kata Jaesuk.
Saat itu aku merasakan kekuatan vampire yang sangat besar dari Cella. Aku memalingkan pandanganku ke arah cella, dan terkejut melihat Seluruh mata Cella menghitam. Cella lalu menggerakan tangannya ke arah para humanblood dan manusia yang mengepung kami di samping kanan.
Tiba-tiba saja manusia yang memegang pisau perak mulai bergerak seperti dikendalikan oleh sesuatu dan menusuk teman vampire mereka, kemudian menusuk jantung mereka sendiri. Cella lalu menggerakan tangannya ke kanan, membuat kejadian yang sama menimpa musuh yang berada di sebelak kanan kami. Tidak sampai 5 menit seluruh musuh yang mengepung kami tewas tidak tersisa.
"Akan kubunuh kau.." kata cella. Tiba-tiba saja Cella menghilang dan muncul tepat di depan Jaesuk dengan kakinya yang mencoba menendang pinggang kiri Jaesuk.
Jaesuk yang terlambat menyadari itu, tidak bisa menahan serangan Cella membuatnya terlempar dan menghancurkan beberapa rak buku. Jaesuk kembali mencoba berdiri tapi Cella sudah berada di depannya. Tanpa menunggu lama Cella langsung menusuk jantung Jaesuk dengan kedua tangannya dan merobek tubuh Jaesuk menjadi dua bagian membuat Jaesuk berubah menjadi abu.
Aku memalingkan pandanganku ke arah Chika dan mendapatinya menatap Cella dengan ekspresi terkejut seperti tidak percaya kalau vampire yang sedang mengamuk di depannya adalah adiknya sendiri.
Aku kembali menatap Cella. "Sepertinya dia kelelahan.. aura vampirenya mulai menghilang.." gumamku dalam hati melihat Cella. Tiba-tiba saja sebuah aura dingin muncul tepat di samping Cella. Aku langsung berlari cepat dan menendang Jaesuk yang kini berdiri di samping Cella.
"Hahahahahaa.. kalian pikir akan semudah itu membunuh anggota night runners?? Butuh lebih dari satu pureblood dalam mode rampage untuk bisa membunuhku.." kata Jaesuk setelah berhasil menahan tendanganku dengan lengan kirinya.
"Mode rampage??" Sinbi menatap Jaesuk bingung.
Saat itu aku menahan tubuh Cella yang mulai jatuh dengan matanya yang tertutup.
"Cella yaaa..." Chika berlari mendekati kami berdua dan melihat keadaan Cella. "Ternyata benar.. kekuatan reinkarnasi Kwangsoo bisa diberikan pada pureblood yang lain.." sambung Chika.
"Sepertinya aku sudah cukup bermain,, kalau begitu aku akan pergi sekarang.." kata Jaesuk tersenyum.
"Kau pikir kami akan membiarkanmu pergi begitu saja??" Yuju menatap Jaesuk tajam.
"Aahh,, benar juga aku lupa memberitahu kalian.. saat aku masuk kesini beberapa anak buahku pergi berkunjung ke apartemen yang ditinggali oleh dua orang kakak beradik.. saat ini sang kakak tidak berada di rumah karna sedang menemui teman-teman vampirenya.. jadi aku yakin sang adik sedang sendirian dirumah.. jika kalian terlambat, mungkin sang adik akan menyusul kedua orangtuanya ke surga.." kata Jaesuk dengan senyuman menakutkan di wajahnya.
Mendengar itu Chika terkejut dengan matanya yang terbuka sedikit lebih lebar.
"BINN!!!!??"
TBC