Seoul, 8.AM
Matahari sudah kembali menyinari rumah mewah bernuansa putih ini yang terlihat selalu sepi dalam keheningannya.
Terlihat seorang pria yang tengah asik memakai dasi bewarna biru gelap itu kearah lehernya sambil sesekali dia melihat kearah kaca dan memastikan jika hari ini pakaiannya sudah terlihat baik.
Tak lama dia bergegas cepat mengambil tas bewarna hitam yang sudah disiapkannya diatas tempat tidurnya yang besar ini dan mulai berjalan menuju tangga bawah dengan gagahnya dia mulai mendapat sambutan pagi dari seseorang yang sudah menunggunya didepan pintu rumah.
Kakinya yang jenjangpun mulai memasuki mobil hitam yang sangat mewah dan mulai duduk dengan wajah yang amat serius tanpa adanya senyuman atau raut kebahagiaan diwajahnya..
“kau sudah menemukannya?” ucap pria ini tibatiba
“belum tuan.. tapi aku akan terus berusaha” asisten pria inipun menjawab sebelum mereka akhirnya sekarang pergi
Kali ini benar-benar terlihat jelas wajah yang penuh kekesalan dan desahan ragu yang terdengar sesekali dari pria itu..
Sedangkan suasana bahagia kini kembali kita rasakan di Jeju. .
‘RESTAM’ terlihat sudah siap untuk menyambut hari ini yang sepertinya tak akan seramai kemarin tentunya ini waktu yang cukup baik untuk mereka..
Terlihat tiga orang pria tampan ini sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Pria keras kepala itu sekarang sedang asik memeriksa perlengkapan pisau dapur bersama dengan chef yang tengah memeriksa stok bahan makanannya. Begitupun dengan si pria baik hati ini tengah asik membersihkan meja meja yang kini terlihat semakin cantik setelah dia bersihkan..
Tapi lihatlah yunhyeong..
Dia terlihat sangat aneh dengan baju yang dikenakannya hari ini. topi merah, baju polos bewarna hitam dengan celana balon yang ia kenakan serasi dengan sepatu boots panjang sambil membawa keranjang hijau dengan beberapa alat yang dia pegang ditangan kirinya..
“jimin kau yakin tidak ingin ikut denganku?”
“andwaeyo.. ” jawab singkat jimin yang masih asik merapihkan pisau-pisau tajam ditangannya
“aaah ayolah, kau tega membiarkan ku melakukannya sendiri?”
“kau tau kan aku tidak terlalu pandai untuk melakukannya”
“ayolah cepat! kalau tidak kau akan mati” ancaman yunhyeong inipun rupanya tak menggoyahkan jimin untuk ikut bersamanya mengambil abalone di tepi pulau
Dengan tatapan tajam dan kesal jimin pun mulai menatap yunhyeong dengan tatapan kejamnya
“AND - WAEYO!” bukan hanya ucapannya yang terlihat menjengkelkan namun pisau tajam yang dia pegang sambil menunjuk kearah yunhyeong seakan itu menjadi ancamannya
Hal itupun tentu membuat yunhyeong sangat terlihat kaget bahkan sampai menelan ludahnya seakan dia tau jika nyawanya lebih penting daripada harus pergi bersama sikeras kepala ini
“woah woaaah.. baiklah baiklah! Lihatlah, aku yang mengancamnya tapi dia yang ingin membunuhku!” ucap kesal yunhyeong diiringi dengan tawa kecil yang terlihat diwajah haneul dan minho pagi ini
“dasar manusia batu!” bisik yunhyeong sambil memasang muka kekesalannya yang dia sembunyikan
Tiba tiba jimin yang sepertinya mendengar ucapan yunhyeong pun mulai mengangkat lagi pisaunya dan berkata..
“ yak! apa yang kau katakan! ” sentak jimin yang sekarang terlihat mulai marah dan sontak membuat yunhyeong yang akan melangkahkan kakinya terhenti karena terkagetnya , wajah tampannya mulai terlihat panik saat melihat si kepala batu itu menodongkan lagi pisau padanya..
“ mwo ?!”
“ apa yang aku ucapkan?”
“ aku tidak bilang apa-apa!”
“ kau lebih baik pergi ke dokter dan periksakan telinga mu itu!”
“aku yakin kau sudah mulai tuli”
“ya! saekkia!!!”
jimin yang mendengarnya merasa ingin benar-benar melempar pisau yang tengah ia pegang saat ini namun yunhyeong bergegas cepat melangkahkan kakinya menuju pintu belakang untuk segera pergi
saat itu..
“boleh aku ikut ?” suara gadis cantik ini membuyarkan semuanya dan membuat suasana menjadi heran dan bingung, ketiga pria tampan itupun menolehkan wajahnya kearah sumber suara dari arah tangga sebelah pojok
Seulgi , dengan pakaiannya yang sangat santai dia terlihat cantik dipagi hari dengan rambutnya yang diurai namun terlihat sedikit berantakan tak membuat aura kecantikannya hilang
“boleh aku ikut??”
“aku akan membantumu, bagaimana?”
“kau masih disini???” ucap yunhyeong dengan wajah herannya
“tentu saja aku disini, bagaimana mungkin chef akan membiarkan wanita cantik sepertiku tidur diluar..”
“dia bahkan membiarkanku tidur dikamarnya..” bisik seul gi seakan menambah rasa tak percaya dimata ketiga pria tampan ini
“omo! apa yang kau lakukan hyung ?!” tanya yunhyeong yang sontak membuat kaget minho
Minho yang mendengarnyapun mulai risih dan mulai menyuruhnya agar tidak bicara lagi..
“apa maksudmu ! ah sudah, jangan bicara lagi…”
Mencoba menghindari keadaan ini minho pun keluar dari dapurnya dan tak disangka ketiga pelayannya terlihat diam memandang minho dengan tatapan curiga dan itu sangat membuatnya terlihat terpojokan
“ mwo? ”
“kenapa kalian melihat ku seperti itu”
“aah cepatlah bereskan pekerjaan kalian!” tegas minho
Dengan sigap merekapun mulai melakukan kembali pekerjaannya diiringi dengan rasa penasaran dalam benak mereka..
“chef!”
“jadi aku boleh ikut kan dengan pria ini??” tanya seulgi yang sekarang sudah ada didepan pintu belakang menahan kepergian yunhyeong
“pergilah…” desah minho
------
Hari ini terlihat teriknya matahari yang sudah menyambut banyak orang yang tengah ada di pulau yang indah ini, banyak orang yang tengah melakukan berbagai aktivitasnya hari ini. Banyak nelayan yang sedang turun ke laut untuk mencari ikan maupun sejenis lainnya
Gadis cantik yang kini tengah asik melihat lihat sekitar sambil sesekali mengambil foto hingga melupakan tujuan datangnya ketempat itu untung membantu yunhyeong yang kini tengah kerepotan mengambil abalone sambil sesekali mengeluh kepanasan dan berbagai alas an yang keluar dari bibirnya.
“ya! apa kau tetap mau berdiri disitu atau membantuku!” ucap yunhyeong yang kini memasang wajah kesalnya
“aah yee..” singkatnya sambil menghampiri pria ini dan mulai membantunya walau sesekali dia mengambil beberapa foto saat melakukannya
“kau ini ada hubungan apa dengan chef ?” tanya pelan yunhyeong yang memecahkan keheningan diantara mereka
“hubungan?”
“yaa.. maksudku kau ini temannya atau mungkin sesuatu yang lebih dari itu..”
“tentu aku lebih dari apapun, percayalah!” jawaban seulgi pun membuat sedikit bingung pria ini
“maksudmu?”
“aku ini orang yang dia sayang dalam hidupnya!” bisik seulgi seakan semakin membuat penasaran yunhyeong yang kini terlihat dengan wajah bingungnya
“tidak mungkin. chef tidak mungkin mempunyai hubungan special dengan siapapun.percayalah! aku dan ketiga temanku sangat mengenal dia”
“jadi berhentilah berbohong…” yunhyeong yang sudah cukup lelahpun kini berdiri tegap dan mulai merapikan pakaiannya dan topi yang ia kenakan sambil membawa keranjang yang sudah terisi abalone yang cukup banyak hari ini
“aku sama sekali tidak berbohong” sanggah seulgi sambil ikut berdiri dihadapannya
“tentu kau itu berbohong! aku sangat tahu dia itu seperti apa, bahkan setiap hari aku tahu dia berinteraksi dengan siapa saja, dan bahkan aku tahu jika dia tidak suka tergoda dengan gadis-gadis yang ada di restoran kami. Lalu apa kau pikir aku akan percaya begitu saja saat kau bilang kau adalah orang yang dia sayang??” ucapan yunhyeong inipun sontak membuat seulgi kesal dan tak percaya akan sikapnya yang seperti ini
“hah…. Daebak!” desah seul gi dengan raut kekesalannya
“dengar ya, aku ini KANG SEUL-GI aku itu ad---”
“chef itu tidak punya keluarga!” sontak perkataan yang tiba-tiba seulgi dengar membuatnya benar benar terkaget sampai dia tak meneruskan kata kata yang akan dia ucapkan
“kau tahu? chef itu tidak punya siapa-siapa. Satu tahun lalu saat dia bertemu denganku dia sangat terlihat kasihan dan sangat putus asa akan hidupnya. Aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan saat itu sampai saatnya aku membawanya kerumahku dan sampai saatnya kita bersama membuka restoran ini..”
“jadi sudahlah lebih baik kau itu jangan mencoba menghasut chef dengan wajah cantikmu itu. Jadi lebih baik sekarang kita pulang dan setelah itu pergilah kerumahmu..”
“kau tau? gadis semumur mu seharusnya sekolah saja.. jangan seperti ini.. aku tau pasti kau sedang merasa kesulitan hingga kau merasa kau akan melakukan apa saja untuk hidupmu…” yunhyeong yang terus berbicara tak membuat seul gi menghiraukannya karena pikirannya saat ini sednag tidak bersamanya
“ah atau mungkin benar! apa kau itu seorang wanita malam?”
“omo! aku tak percaya ini…chef kau begitu sangat polos!” ucapan yunhyeong pun mengakhiri perbincangan mereka saat itu juga
Langkah kaki yunhyeong mulai menjauh dari seulgi yang saat ini masih tegak berdiri ditempatnya seakan ada sesuatu yang membuatnya merasa sangat bersalah sampai rasanya ingin menjatuhkan air mata yang masih coba ia tahan sampai saat ini.
“kenapa kau lakukan itu…” desah seulgi yang sudah tak bisa menopang tubuhnya untuk berdiri dan mulai menangis dengan kedua tangan yang dilipatkannya dikedua kakinya yang dia dekap erat sambil meluapkan kesedihannya dengan menangis
“kau baik-baik saja?”
Hembusan angin tiba-tiba membawa suara yang terdengar hangat ini menghampiri seu gi yang tengah menangis..
“kau baik baik saja ?”
Untuk kedua kalinya suara ini membuat seulgi jadi terbangun dari tangisnya dan membuatnya menolehkan ke arah suara itu yang tak lain ada didepannya, diapun hanya bisa melihat telapak kaki yang terlihat sedikit kusam dengan mengenakan sandal yang sepertinya juga kusam.
Seulgi pun mulai menyadari jika ada seseorang yang tengah berdiri dihadapannya dan membuatnya bangkit dan memandang seseorang ini..
“gwaenchana..”
Sesosok pria dengan pakaian yang sangat sederhana dan mata hazelnya juga rambut coklat tuanya yang terlihat sedikit berantakan membuat seulgi merasa terkesima saat itu..
Tatapan hangat yang tersirat diwajahnya sangat bertolak belakang dengan suaranya yang begitu hangat dan penuh harapan itu..
Sama-sama tak berbicara dan terdiam membuat mereka canggu satu sama lain
“baiklah…”
Pria ini pun bergegas kembali melangkahkan kakinya dan pergi meninggalkan seulgi disitu yang masih memandang pria itu dari kejauhan sampai saatnya tubuh pria itu tak terlihat dari jaraknya.
-----------
Kini hari semakin sore,matahari yang terik pun mulai memalingkah wajahnya hingga dia mulai terbenam dan membuat langit terlihat senja ditemani suara desahan ombak kecil dari pulau ini membuat suasana akan terasa dingin malam ini…
“kau ini bagaimana!” suara kesal yang tiba-tiba keluar dari bibir pria tampan ini yang tengah memasang wajah khawatir sambil sesekali melihat kearah luar
“mianhae. .”
“kau pergi dengannya, harusnya kau juga pulang bersamanya”
“seharusnya dari awal kau bilang jika itu adikmu, setidaknya aku akan mengajaknya pulang bersama”
“seulgi, dimana kau… ” desah minho yang sangat khawatir akan keberadaan adiknya yang sampai mala mini belum kembali
Suasana malam ini terlihat sangat hening diantara mereka..
Malam yang tengah dibasahi oleh rintikan hujan yang tak begitu lebat. Ketiga pelayan tampan ini tengah merasa kebingungan dan juga khawatir akan yang sedang terjadi malam ini..
Tiba tiba pintu yang tertutup rapat saat itu terlihat terbuka dan terdengar suara langkah yang datang dari arah pintu depan yang sontak membuat keempat orang pria ini mengalihkan pandangannya kearah pintu
“seulgi ?”
Minho yang tengah khawatirpun dengan cepat bergegas menghampiri gadis cantik itu yang terlihat basah dengan air hujan dan dengan cepat minho pun memeluknya dengan erat .
“mianhae opaaa.. mianhae..” kata maaaf pun terus diucapkan seulgi
“aku benar-benar tidak tahu jika kau sudah menghadapi masa sulimu seperti ini..”
“jaebal, mianhae oppa” seulgi yang tak berhenti mengucapkan kata maaf pun terus meneteskan air matanya dalam pelukan sang kakak yang juga mulai terlihat sangat menyesal
“maafkan aku seulgi,aku sungguh tidak bermaksud untuk menghilang darimu, aku benar-benar minta maaf saat itu aku tidak bisa menjadi kakak yang baik untukmu”
“mianhae, mianhae seul gi..”
Terlihat suasana mengharukan dimata ketiga pria tampan ini yang tengah menyaksikan suasana seperti ini dengan sangat haru
Bahkan membuat yunhyeong merasa sangat bersalah dan tiba-tiba membuatnya ikut menitihkan air mata yang membuat jimin sangat geli melihat tingkah yunhyeong yang sangat kekanak-kanakan seperti itu.
“aaah chotha. . .” ucap yunhyeong sambil memeluk jimin yang disampingnya
“aigoo..” desah jimin kesal
---------
Suasana kini beralih dari keharuan didalam “RESTAM” kesuatu tempat yang cucup jauh dari sini. tempat dimana hanya ada orang-orang kecil yang menempatinya..
Orang-orang yang sederhana dan orang-orang yang hampir semua hidupnya hanya bergantung pada pulau ini. sosok pria yang sepertinya tak asing lagi dilihat..
Sosok pekerja keras, hangat dan menyayangi keluarga dan sosok yang selalu menghormati dan membantu kakeknya yang sudah tua ini.
Kim Jongin
Pria yang bisa dibilang tampan ini adalah pria ramah dan baik hati dia tidak terlalu suka dengan hal-hal yang menurutnya tidak membuatnya merasa nyaman. Dia adalah pria yang cukup keras kepala namun dia adalah sosok pekerja keras dan sosok yang sangat sayang dengan kakeknya yang merupakan satu-satunya kebahagiaan bagihidupnya yang saat ini bekerja ditempat makan yang kecil yang jauh dari kota. Hal itu tidak membuatnya malu ataupun merasa kesal dengan kehidupannya saat ini.
Terlahir dari seseorang yang bukan berasal dari orang terpandang tidak membuatnya merasa canggu, terkadang dia melakukan apa yang ingin dia lakukan tanpa harus diketahui oleh sang kakek.
Harus berhenti sekolah karena masalah biaya bukanlah akhir baginya, terkadang dengan ilmu yang dia miliki dia bisa membagi ilmu itu pada semua anak-anak dikalangannya yang tak punya kesempatan untuk merasakan bangku sekolah juga.
Kepandaian yang dia miliki tidak dapat dia gunakan untuk mendapatkan sekolah kembali, karena ada satu alasan kuat yang membuatnya merasa lebih penting dari apapun dalam hidupnya, yaitu menjaga sang kakek yang dia hormati dengan sangat tulus untuk selalu menemaninya dan membantunya bekerja siang dan malam..
“kakek, apa kau sudah makan ? lihatlah aku membawa makanan..”
“maaf hari ini aku pulang terlambat kek..”
Dirumah yang kecil ini terlihat seorang kakek tua yang tengah memijat kakinya dengan raut wajah yang selalu saja tersenyum saat menyambut sang cucu yang baru pulang bekerja.
“ah cucuku! kau sudah pulang, kemarilah kemarilah nak, duduk disebelahku….” ucapnya sambil mengayuhkan tangannya yang terlihat keriput itu pada cucunya
“waaaahh…ada apa ini? kenapa kakek terlihat sangat senang?” tanyanya penasaran sambil ikut duduk disebelah sang kakek
“aaahh tidak ada apa-apa, aku hanya merindukan cucuku saja. rasanya hari ini begitu lama bukan..” ucap sang kakek sambil tertawa kecil
“kakek selalu saja membuatku merasa bahagia….” pria ini pun mulai memeluk sang kakek dengan sangat bahagianya namun terlihat sangat mengesankan ketika tiba-tiba air mata turun dari pipi pria ini tanpa harus menunjukan dihadapan sang kakek yang saat ini sedang tertawa kecil sambil memeluk cucu tersayangnya
“aigooo cucuku ternyata sudah besar sekarang, syukurlah kau selalu sehat. semoga kau diberi umur yang panjang nak…” bisik sang kakek
------------
8 P.M
Malam ini terlihat penuh kehangatan yang tengah dirasakan oleh semua orang di Jeju… begitupun dengan yang dirasakan oleh kedua bersaudara ini yang terlihat tengah asik melakukan sesuatu di dapur yang biasanya dipakai saat restoran ini dibuka
Ada beberapa bahan makanan diatas meja panjang bewarna abu ini dan dua piring kecil yang sepertinya siap diisi sajian makanan diatasnya..
“ttadaa! lihatlah makanan buatan ku”
“woaaah kau bisa memasak juga..”
“aaaish kau sangat terlambat mengetahuinya. ayo cepat makanlah”
Sambil menyantap makanan yang sudah dibuat oleh sang adik ini membuat suasana diantara mereka mulai membaik dan ketika itu Minho mulai menanyakan sesuatu yang sebenarnya tidak disukai oleh Seulgi.
“kau belum menjawab pertanyaan ku…”
“bagaimana kau bisa disini? ada yang terjadi sebenarnya?”
Dengan seketika pertanyaan yang diajukan kakaknya itu membuatnya merasa sangat tidak nyaman, diam dengan kebingungannya membuat seulgi akhirnya membuka mulutnya dan berbicara perlahan dengan sang kakak..
“pertanyaan apa ini, harusnya kau menanyakan kabar ku”
“seulgi, jawablah..” minta minho yang sepertinya sekarang mulai sangat serius dan membuat seulgi yang tak suka harus membuka mulutnya untuk bercerita dengan apa yang sudah terjadi saat ini padanya
“ah an chotha !”
“mereka sangat membuatku gila kak..”
“satu tahun lalu saat sehari kau pergi dengan pilihanmu mereka bertengkar hebat sampai rasanya aku ingin sangat marah sekali, aku rasa mereka sudah tidak perduli dengan kita”
“mereka bertingkah semau mereka, mereka benar-benar sudah tidak saling mencintai lagi kak.. bahkan sebulan setelah itu mereka sudah berpisah.. ibu pergi membawaku sangat jauh….jauh sampai aku tidak tahu dimana aku saat itu dibawa”
“bagaimana kau tidak tau?”
“saat itu aku sedang dirumah sakit..dan saat itulah ibu membawaku pergi…”
“rumah sakit? kau sakit? bagaimana bisa?kenapa kau tidak memberitahuku!” minho yang tengah mendengarkan penjelasan adiknya mulai merasa bersalah karenanya banyak hal yang tidak dia tahu
“bagaimana mungkin aku mengabarimu, saat itu ayah mengambil semua fasilitasku bahkan ponselku juga…”
Tiba-tiba seulgi merubah raut wajahnya semakin merasa sedih dan rasnya sangat terloihat jika dia sangat menahan kesedihannya itu didepan kakaknya dan mencoba menceritakan kembali..
“saat itu.. ibu membawaku pergi ke Hongkong. Aku tahu itu setelah tiga hari aku keluar dari rumah sakit dan tinggal bersama ibu disana”
“saat itu aku mulai tidak tahu lagi kabar tentangmu ataupun ayah.. bahkan ibu melarangku untuk sekolah.. dia hanya ingin aku dirumah seperti orang bodoh dan aku hanya bisa mengikuti kemauannya..”
“sampai saatnya aku tau jika ada sesuatu yang salah dalam diri ibu..”
“maksudmu?”
“ibu berkencan dengan pria lain, bahkan pria itu sangat muda dan dia sangat membuatku risih ketika dia mulai tinggal didalam rumah bersama kita”
“aku pikir ibu dan ayah sudah benar-benar menelantarkan ku saat itu.. harusnya aku ikut saja denganmu waktu itu ,mungkin hal seperti ini tidak akan terjadi..”
“aku kembali ke seoul 1 minggu lalu.. aku tidak memberitahu siapa-siapa, aku hanya mencari tahu keberadaanmu..”
“saat itu Tuhan memberikan ku petunjuk ketika aku mendengar nama mu lalu aku pergi kesini dan bertemu denganmu”
“mianhae seulgi-ya...”
“sudahlah, jangan bersedih seperti itu.. aku tahu kau juga pasti saat itu merasa sangat sakit akan sikap ayah kan?”
Minhopun hanya diam menanggapinya..
“aku sangat bangga padamu, kau benar-benar bisa menunjukan semua ini padaku sekarang.bahkan jika ayah tahu kau sudah jadi chef seperti ini mungkin dia akan menyesal ka.. sungguh dia pasti menyesal”
“tidak mungkin...” minho pun mulai melepas pelukan diantara mereka dan ingin bercerita saat sang adik membahas soal ayahnya
“dia sangat ingin aku diposisinya, dia hanya ingin aku bekerja diperusahaannya..dia hanya senang jika aku melakukan itu”
Mendengarnya membuat seulgi merasa bersalah, diapun mencoba mengalihkan pembicaraan..
“ah ya, bagaimana kabar Nana noona ??”
“ah nana… ya, dia mungkin sekarang sudah menjadi doctor yang hebat”
“maksudmu?”
“apa kalian sudah putus??”
“itu yang terbaik, aku tidak mau menjadi sangat egois saat itu aku membiarkannya dia pergi”
“oppaa… kau pasti sangat menderita sekali saat itu”
Minho hanya tersenyum hangat sambil mengelus rambut seulgi seakan dia baik-baik saja saat ini..
“lalu bagaimana dengan wonwoo?”
“wonwoo?”
“aaahh..aku hampir saja tidak mengingat namanya…”
“dan jangan bilang kau seperti ku?” tebak minho dengan nada curiganya
“mollayo. .”
“ah sudahlah aku tidak mau membahasnya, aku ingin tidur saja ya..” tiba-tiba seul gi pun mulai bangkit dari tempat duduknya dan mulai meninggalkan kakaknya menuju kekamar dengan wajah yang terlihat sangat lelah
Minho pun hanya mencoba mengerti dan membiarkan adiknya kembali beristirahat dikamarnya dan diapun mulai membereskan piring yang ada didepan meja ke dapur dan tiba-tiba dia terdiam
Seperti ada hal yang sangat mengganggunya, sangat sangat mengganggunya..
yaa.. mengganggungya. .
>>to be continued
next chapter (wonwoo is coming!!)