***
-6 tahun yang lalu, akhir Maret, 2012-
“Kau yakin akan bergabung dengan agency itu?” Tanya Della entah kesekian kalinya pada Junhoe
“Tentu saja Della-ah. Itulah mimpiku!” jawab Junhoe mantap
“Walaupun kita sedang pacaran? Kau yakin Oppa?”
“Della, Park Della.” Junhoe diam sebentar “Masuk dan bergabung dengan YGEnt adalah mimpiku sejak kecil. Masalah hubungan kita, kita masih bisa menjalani nya. Asal mereka tidak mengetahuinya, semuanya akan aman. Percayalah padaku Della.”
“Tapi Oppa, kau sudah murid tahun terakhir! Bagaimana dengan ujianmu? Kau mau membuang cita-cita mu untuk masuk Universitas terbaik itu?” nada bicara Della kian naik, seiring dengan amarah yang semakin tak bisa ia bendung.
“Sebegitu menginginkannya aku terhadap Universitas itu, aku masih bisa melepasnya. Tapi YGEnt? Kesempatan ini tak datang dua kali Del. Tolong, percaya lah padaku”
“Oppa, kau sudah berjuang mati-matian untuk merebut medali emas mu bahkan belajar dengan giat dan sekarang? Kau ingin melepasnya begitu saja?!” amarah Della semakin memuncak
“Sudah kubilang Del, aku masih bisa mengejar Universitas itu. Tetapi YGEnt tak memberikan kesempatan kedua layaknya Universitas itu. Kau tahu itu kan?!” Junhoe tetap bersikeras pada keputusan yang diambilnya.
“OPPA!” Della akhirnya berteriak
“Del tolong mengerti keadaanku. Aku tak ingin kita bertengkar hanya karena masalah ini” Kata Junhoe sambil menggenggam erat kedua tangan Della
“Tolong Junhoe Oppa, pikirkan lagi tentang ini semua”
“Inilah jalanku Del. Tolong mengerti mimpiku. Tolong..”
“Kau mengecewakan ku Oppa.”
Della mengakhiri perdebatan mereka dan pergi menjauh dari hadapan Junhoe yang masih terdiam atas kata-kata terakhir yang diucapkan olehnya.
***
“Della! Della! Dengarkan aku sekali ini saja Del!!” Suara Junhoe terdengar jelas mengisi lorong kelas yang tidak terlalu ramai keesokan harinya.
“Del! PARK DELLA!”
Junhoe tetap berteriak memanggil Della, yang sedikitpun tak ingin memalingkan wajahnya menuju Junhoe. Namun langkah cepat Della dapat diimbangi oleh Junhoe. Sepersekian detik kemudian, pergelangan tangan Della telah digenggam erat oleh Junhoe yang penuh dengan emosi.
“Del dengarkan aku. Tolong sekali ini saja”
Della akhirnya mengalah dan memilih untuk menundukkan kepalanya sambil menunggu Junhoe mengeluarkan kata-kata.
“Maaf atas malam tadi, aku tak bermaksud untuk bersikeras denganmu. Aku hanya sedikit emosional. Maafkan aku”
Della masih terdiam, tak sedikit pun memberi respon terhadap omongan Junhoe.
“Baiklah jika kau ingin mengabaikanku. Itu hak mu Del, tetapi soal malam tadi. Aku tak akan menyerah tentang YGEnt. Dan aku telah menyetujui kontrak itu, Del.” Junhoe terdiam sebentar sebelum melanjutkan kalimat nya “Mulai minggu depan, aku akan mengambil kelas terpisah untuk fokus terhadap jadwal trainee ku. Dan itu artinya sangatlah susah untuk kita bisa bertemu dan bersama seperti sekarang…..”
Belum Junhoe menyelesaikan ucapannya, Della akhirnya angkat bicara
“Jadi menurutmu kita harus putus, Oppa? Itukan yang kau inginkan?”
Kalimat yang dilontarkan oleh mulut Della membuat Junhoe terdiam.
Memang, segala sesuatu yang berhubungan dengan jadwal traineenya sangat menyita waktu, fisik, bahkan mental nya. Tetapi, tak pernah sekali pun ia terpikir untuk mengakhiri hubungannya dengan Della. Della bagaikan harta karun terbesar yang pernah ia miliki disepanjang hidupnya. Dan oleh karenanya, Junhoe tak ingin sedikit pun melepaskan sosok perempuan keras kepala namun perhatian itu dari sisinya.
Ini sudah terlalu salah, pikir Junhoe. Della sudah salah faham dengan keputusan yang ia ambil.
“Aku tak pernah terpikir akan hal itu Del! Aku hanya bilang bahwa waktu kita untuk bertemu mungkin akan berkurang, itu saja!”
“Bukan” Junhoe merendahkan suaranya
“Apanya yang bukan?”
“Bukan, kau pasti terpikir akan hal itu Oppa…” Della berusaha melanjutkan kalimatnya walaupun butiran air mata telah lolos dari matanya “Ketika jadwal trainee mu semakin padat, dan berbagai kelas harus kau ikuti untuk memenuhi kriteria sebagai entertainer, ini semua bagaikan keajaiban jika kita masih bisa berkencan dengan keadaanmu saat itu nanti”
“Hentikan Della!!”
“Yah dan kau Oppa, kau pasti malu untuk mengakui perempuan seperti ku sebagai kekasihmu nanti nya….”
“HENTIKAN PARK DELLA! CUKUP!”
“Hentikan apa? Bukan kah apa yang kuucapkan itu semua benar Oppa?”
“Salah. KAU SALAH DEL KAU SALAH”
Junhoe tak dapat membendung lagi apa yang hati kecil nya ingin katakan
“Kau tak pernah tahu bahwa aku mencintaimu disegala kondisi di kehidupan kita. Hanya karena kita akan terpisah beberapa saat, maka aku akan putus darimu? Tidak Dela, Aku tetap mencintaimu walaupun intensitas waktu kita bersama tak sebanyak yang kita punya dulu. Dan malu akan mu? Tak sedikit pun aku merasa malu dengan keberadaan mu Della. Justru kau lah semangat hidupku. Kau lah yang membuat ku bersikeras untuk mengejar mimpiku…”
Junhoe terdiam lalu menatap Della tepat dimatanya, lalu berkata “Dan aku ingin kau bisa mendampingi ku selagi aku mengejar mimpi itu…”
“Dan berdiri disampingku dengan bangga saat mimpi itu telah kita raih bersama…”
Junhoe kini menggenggam erat kedua belah tangan Della seiring melanjutkan kalimatnya
“Jadi, tolonglah aku Del. Temani lah aku hingga saat itu tiba.”
Della terdiam kaku. Ia tak tahu harus membalas semua pernyataan yang datang dari Junhoe dengan apa. Akhirnya, ia sadar bahwa selama ini ia terlalu egois hingga tak pernah menyadari akan betapa besar dan berharganya mimpi seorang Junhoe untuk menjadi penyanyi. Seketika ia merasa sangat malu akan perkataan yang ia ucapkan sebelumnya.
“Del, gwenchana?”
[“Del, kau baik-baik saja?”]
Della tak menjawab pertanyaan dari Junhoe. Junhoe terlihat khawatir dengan Della yang diam dan bahkan menghindari tatapan matanya.
Perlahan, Della melingkarkan kedua tangannya dipinggang Junhoe. Membenamkan wajahnya didada sang lelaki dan kemudian terisak pelan. Junhoe terkejut dengan apa yang Della lakukan, namun ia hanya membalasnya dengan menepuk bahu Della dengan pelan sebagai tanda penenang. Isakan Della semakin jelas terdengar hingga terdengar kata-kata keluar dari mulutnya
“……maafkan aku Oppa…”
Dengan nada yang sangat rendah dan pelan, Della mengungkapkan perasaan yang baru saja ia sadari. Junhoe hanya bisa tersenyum dan memeluk Della lebih erat didekapannya.
***
-4 tahun yang lalu, November, 2014-
‘141105: iKON’s 4TH MEMBER IS KOO JUNHOE!’
‘iKON’S CONFIRMED 4TH MEMBER : JUNHOE’
‘KOO JUNHOE IS OFFICIALLY THE 4TH MEMBER OF iKON’
Della kembali men-scroll layar telepon genggamnya. Headline news di semua halaman web terlihat mengupdate berita tentang grup rookie dari YGEnt yang mengumumkan member ke empat nya itu.
Sambil kembali men-scroll berita tentang iKON-grup rookie itu, sebuah nama mencuri semua perhatian Della.
“Akhirnya, kau berhasil Oppa..”
Della menutup tab web nya dan langsung menuju kontak. Mengetikkan sebuah nama secepat yang ia bisa lalu menekan tombol hijau.
Cukup lama Della menunggu panggilan tersebut. Hingga beberapa saat kemudian terdengar suara dari arah seberang .
“Yoboseyo…”
[“Hallo…”]
“Oppa! Chukhae! Kau berhasil Oppa!!!!”
[“Oppa! Selamat! Kau berhasil Oppa!!!!”]
“Terima kasih atas ucapannya Della”
“Tak masalah Oppa. Tapi, ada apa denganmu? Suaramu terdengar tak seperti biasanya?”
“Ah.. aku tidak apa-apa”
“Oppa, kau sakit?”
“….”
“Oppa…”
“….”
“Oppa, wae geurae?”
[“Oppa, ada apa?”]
“Amugeotto aniya.. Aku baik-baik saja”
[“Tidak apa-apa.. Aku baik-baik saja”]
“Oppa.. Jika kau sakit, bilang saja. Aku khawatir”
“Yeonseo..”
“Heum?”
“Bisakah kita bertemu di taman dekat training centre building?”
“Huh? Ada apa Oppa? Tumben kau ingin menemuiku”
“Ada yang ingin kubicarakan”
“Tentang??”
“Akan kujelaskan nanti. Jam 11 malam, aku menunggu mu”
“Baiklah Oppa..”
Della mengeratkan coatnya melawan angin malam yang semakin gigih menerpa badannya. Diliriknya layar handphone. Pukul telah menunjukkan 11.15 pm. Ia terlambat, lantas ia berlari kecil menuju taman di dekat building itu, bergegas dan berharap bahwa orang yang sedang menunggunya tidak marah karena telah bosan menunggu kedatangannya.
“Oppa mian, aku terlambat. Sudah lama?”
[“Oppa maaf, aku terlambat. Sudah lama?”]
“Tidak juga. Duduklah Del”
Junhoe mengisyaratkan Della agar duduk disampingnya. Taman malam itu terlihat sepi, hanya ada mereka berdua yang sedang duduk berdampingan di bangku taman. Della masih terlihat merasa bersalah karena sudah membuat Junhoe menunggunya.
“Dell..”
“Wae Oppa?
[“Kenapa Oppa?”]
Junhoe terlihat ragu untuk melanjutkan kalimatnya.
“Oppa, kenapa? Apa yang ingin kau katakan padaku?”
“Della-ah.. Mianhae”
[“Della-ah.. Maaf”]
“Oppa kenapa?”
“Della maafkan aku”
“Ada apa Oppa?”
Junhoe menitikkan air mata nya. Ia tak tahan lagi untuk membendungnya.
“Maafkan aku Della…”
“Oppa! Ada apa denganmu Oppa, cepat katakanlah. Mengapa kau menangis Oppa”
“….Kita akhiri saja semua ini Della..”
“Oppa…”
“Mereka mengetahuinya Del. Kita sudah berakhir”
“….”
“Della maafkan aku.. Aku tak bermaksud…”
Belum Junhoe menyelesaikan kalimatnya, Della telah bangun dari tempat duduknya dan bergegas menjauh dari Junhoe.
Junhoe membeku. Ia kehabisan kata-kata, ia tak dapat berbuat apa-apa seolah-olah otaknya kosong. Ia tak tahu apakah ia harus mengejar Della dan menahannya atau hanya membiarkannya pergi dan melihat punggung perempuan itu kian menjauh dari pandangannya. Junhoe tak tahu lagi tentang semua ini.
Pandangannya semakin buram. Air mata semakin memenuhi ruang matanya, bahkan mengalir cepat menuruni permukaan wajahnya.
Semuanya telah berakhir, pikir Junhoe untuk kesekian kalinya.
Ia tutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan yang dimilikinya, seakan malu untuk mengakui bahwa ialah yang mengakhiri semua ini. Junhoe merasa sebagian hidupnya pergi saat itu. Ia marah dan juga kecewa pada dirinya sendiri karena tak bisa berbuat apa-apa dengan semua ini.
Malam itu dihabiskan Junhoe dengan tangis dan teriakan kekecewaan, marah terhadap dirinya yang lemah.
***
-Oktober, 2018-
Junhoe tengah menikmati masa liburan pasca berakhirnya promosi album ke-4 nya bersama iKON.
Daun maple kian berguguran menghiasi pinggir jalan. Junhoe kembali mengatur ulang scarf nya. Melilitnya dan melilit lagi kesekitar lehernya.
Junhoe melakukan itu karena ia harus menutupi dirinya-setidaknya seperempat dari bagian wajahnya agar terhindar dari kejaran fans. Itulah mengapa ia tak dapat berjalan-jalan lebih jauh dari daerah sekitar agency building atau training centre nya. Karena para fans pasti akan mengenalinya dalam sekejap, bahkan dari kejauhan.
Dengan secup caramel macchiato hangat ditangan kanannya-yang barusan ia beli, Junhoe berencana untuk menenangkan diri dengan duduk santai ditaman dekat gedung YGEnt itu. Setelah sampai, ia kebingungan mencari bench yang kosong di sekitar pusat taman.
Karena tak menemukan bench kosong di taman, Junhoe memutuskan untuk pulang kembali ke gedung YGEnt.
Saat berjalan pulang sambil mengesap caramel macchiato, tepat didepan coffee shop-tempat ia membeli caramel macchiato sebelumya pandangan Yunhyeong tak sengaja mengarah kedepan. Orang yang berada dihadapannya pun kini tersadar akan kehadirannya dan juga menatapnya balik.
Langkah mereka terhenti.
Dengan cup caramel macchiato yang masih berada dimulutnya.
Dua pasang manik mata itu bertemu.
Mereka saling berhadapan.
Mereka saling menatap.
Junhoe lantas berhenti meminum minumannya dan melepas cup itu dari gigitannya. Dan menatap serius orang yang ada dihadapannya.
Seorang wanita yang lebih muda setahun dari dirinya tengah melihatnya sambil tersenyum.
Junhoe terdiam sejenak ditempatnya berada, Realita seakan menusuknya tepat dijantung.
Beberapa detik selanjutnya tatapan serius Junhoe berangsur melemah hingga sirna akibat senyuman yang terpampang diwajah perempuan itu.
Ia merindukan sosok perempuan yang tengah berdiri dihadapannya.
Telah 4 tahun ia tak pernah menjumpainya.
Setelah menghela nafas yang dalam. Junhoe men-set sebuah untaian senyum hangat diwajahnya.
“Della.. Jeongmal oraenmaniya..”
[“Yeonseo.. Long time no see..”]
“Kenapa apa kamu disini Del..?” –Junhoe bertanya-
“Aku akan mengikuti audisi menjadi traine di disini oppa..”
“Jika kamu dapat mengejar mimpimu, maka aku juga harus dapat mengejar mimpiku yaitu kamu KOO JUNHOE” Della menjelaskan sambil menahan air matanya.
“Mari mengejar mimpi bersama Oppa “ Della berbicara sambil tersenyum dan Junhoe pun memeluk Della dan membalas senyuman tersebut yang berarti setuju dengan semua omongan Della.
-
-
-
-
-
-
-
END
(Maaf typo bertebaran)