-Flashback -
Awan terlihat mulai gelap, kilat petir saling menyambar dan gemuruh langit mulai terdengar. Perlahan tetes air hujan turun semakin deras. Mobil BMW hitam itu menaikkan kecepatannya hingga mencapai batas maksimum. Seorang wanita memeluk erat gadis kecil yang duduk di pangkuannya. Sang pengemudi hampir tak melihat pohon besar yang ada didepannya sehingga tiba-tiba sebuah kecelakaan maut tak dapat dihindari. Beruntung gadis kecil tersebut masih selamat, dengan langkah kecilnya ia berlari terseok-seok mencari bantuan. Namun, ia terpeleset ke dalam sungai tak jauh dari tempat kecelakaan itu terjadi.
“Hyung, kapan kita akan kembali ke Korea?”
“Dua hari lagi,” jawab laki-laki yang dipanggil hyung itu.
Anak lelaki kecil itu hanya menatap kakaknya sambil tersenyum. Sesekali ia melirik sungai yang mengalir di sampingnya.
“Hyung, siapa yang tergeletak disana?”
Mata elang sang kakak melihat ke arah yang di tunjuk adiknya, “Ah! Seorang anak kecil. Kajja…”
Kedua kakak beradik itu berlari dibawah turunnya hujan, menembus dinginnya suhu saat itu.
“Kenapa dia?”
“Hyung tak tahu pasti apa yang terjadi, lebih baik sekarang kita bawa ke rumah. Pakai jaketmu!”
Sang adik mengangguk dan berlari kecil menyusul kakaknya. Kedua kakak beradik itu lalu menepi, memasuki sebuah perumahan sederhana di pinggiran kota Paris. Tak lama, keduanya bersiap-siap di dalam mobil. Malam itu mereka putuskan untuk menginap di rumah sakit.
Keesokan harinya, mereka sibuk menebar surat tentang seorang anak kecil yang ditemukan dipinggir sungai, berharap ada keluarga yang menghubungi. Keduanya bisa saja merawat sampai sadar namun mengingat besok harus kembali pulang ke Korea, secepat mungkin mereka ingin menemukan keluarganya.
Tangan kecil anak lelaki itu menarik-narik lengan baju kakaknya, untuk melihat berita yang sedang disiarkan di tv. Berita tentang kecelakaan tadi malam yang menewaskan kedua penumpang didalamnya. Sejenak keduanya bertatapan hingga…
“Hallo?”
“Ah iya, dia sedang dirawat di rumah sakit less sanase kamar 12A.”
“Ya, saya mengerti.”
Anak lelaki kecil itu hanya menautkan alisnya pertanda ia tak mengerti. Sang kakak tersenyum dan berkata, “Tadi kakaknya. Sebentar lagi dia akan kesini.”
Sang adik mengangguk mengerti lalu menatap iba seseorang yang sedang terbaring didepannya. Matanya tak henti memandangi gelang yang melingkar manis di pergelangan tangan gadis kecil itu. Lily? Namanya Lily? Sekelebat pertanyaan langsung memenuhi pikiran anak lelaki kecil itu hingga pintu ruang rawat terbuka dengan kasar dan menampakkan seorang gadis yang terdapat guratan rasa khawatir diwajahnya.
“Lilia, apa yang terjadi padamu? Bagaimana bisa seperti ini? Oh Tuhan…”
“Saat kecelakaan tadi malam, adikmu mencoba mencari bantuan namun ia tergelincir dan masuk ke dalam sungai dan kepalanya membentur batu sehingga ia mengalami amnesia. Itu yang dikatakan dokter.”
“Ya, terima kasih sudah membawa adikku kesini. Bagaimana aku bisa membalas kebaikan kalian, tuan…”
“Namaku Lee Jong Sook dan ini adikku, Lee Jong Hyun. Masalah itu, tidak apa-apa. Kami senang bisa membantu, dan bagaimana orang tua kalian?”
“Orang tua kami sudah dimakamkan tadi pagi. Semalam mereka mau mengantar Lily karena penyakitnya kambuh lagi namun aku khawatir karena mereka tak kunjung kembali,” nampak sekali kesedihan diwajah cantik itu. “Lantas aku pun pergi menyusul mereka lalu di tengah jalan aku menemukan mobil Ayah yang menabrak pohon, secepatnya aku menelepon ambulans. Ketika ku ketahui bahwa Lily hilang aku semakin panik dan polisi bilang akan berusaha menemukan Lily secepat mungkin. Tadi pagi saat aku melihat selebaran, aku langsung menghubungi kalian dan…”
“Christie?”
Kedua pasang mata itu langsung melihat siapa yang berbicara.
“Ah sepertinya aku terlalu banyak bicara. Maafkan, maafkan aku.”
“Tidak, tidak noona. Aku hanya membaca nama yang ada di gelang noona. Itu saja, aku tidak berniat memotong perkataan noona, maafkan aku.”
Gadis itu tersenyum simpul, “Maafkan aku, aku terlalu banyak bicara sehingga lupa memperkenalkan diri. Aku Kim Soo Jung dan Lily itu Kim Soo Min. Lalu kalian apakah orang Korea?”
Kedua kakak beradik itu tersenyum dan mengangguk. “Ya, dan kami minta maaf karena kami harus segera pulang. Besok kami akan kembali ke Korea. Kami harap adikmu segera sadar dan sembuh. Kalau begitu, kami permisi dulu.”
“Terima kasih, sekali lagi terima kasih. Semoga kalian tiba di Korea dengan selamat!”
Lagi-lagi kakak beradik itu tersenyum dan perlahan keduanya menghilang dibalik pintu.
- Flasback end –
“Ya! Jong Hyun-ah! Apa yang sedang kau pikirkan, eoh?”
“Entahlah hyung, tiba-tiba saja aku kembali memikirkannya.”
“Nugu?” sambung laki-laki itu. “Ah kau masih memikirkan gadis kecil itu? Saat kecelakaan 15 tahun yang lalu?”
Jong Hyun tertegun, “Dia bukan lagi gadis kecil, hyung! Dia pasti sudah dewasa.” Laki-laki yang dipanggil hyung itu hanya tersenyum.
“Hyung? Jong Sook hyung?” tiba-tiba Jong Hyun menunduk. “Ku rasa aku menyukainya, hyung. Anni! Aku mencintainya, hyung. Benar-benar mencintainya.”
“Lalu bagaimana dengan Nara? Dia masih mencintaimu, Hyun-ah.”
“Nara?”
- To Be Continued -