Natasha Yang memakan mie instant nya dengan lahap, menurutnya itu adalah makanan paling enak satu-satunya saat ia harus tinggal sendiri di negeri orang, ia membawa beberapa kardus mie instant dari rumah untuk berjaga-jaga jika ia tidak menyukai makanannya atau merindukan rumah, walaupun sebelum berangkat ibunya berpesan agar ia jangan terlalu sering memakannya karena itu akan membahayakan kesehatan dirinya, tetapi dalam proses adaptasi ditambah ia belum memiliki teman satupun ia tetap selalu ingin memakannya. Sebuah dering telpon dari smartphone nya menyela kenikmatan mie instantnya.
“Halo,” Nata menjawab sebuah telpon yang disediakan sebuah aplikasi chatting di ponsel pintar miliknya.
“Halo Nata Sayang, bagaimana kabarmu, Nak? Udah sarapan Sayang? Jangan lupa makan dan istirahat teratur, jangan banyak merepotkan pamanmu, jangan lupa untuk berkenalan dengan orang-orang disekitar tempat tinggalmu, jadi kau tidak akan merasa sendiri disana. Ya Sayang?” Jarak 5272 km memang sudah bukan hal besar di era modern seperti sekarang, buktinya walaupun di jarak yang terhitung jauh itu, orang yang sedang meneleponnya yang tidak lain dan tidak bukan adalah ibunya itu masih bisa memberi wejangan-wejangan bahkan omelan-omelan yang sering ia dengar jika ia sedang berada di rumah bahkan sejak ia masih mengambil studi fashion di Perancis dan Milan.
“Iya Ma, Nata lagi sarapan.” Jawab Nata singkat.
“Bagaimana dengan kenalan? Dan kapan berangkat ke kantor?” ibunya masih belum puas jika pertanyaannya belum dijawab dengan bungsu dari dua anaknya itu yang memang sedari kecil hobinya melancong kesana kemari, ditambah kali ini adalah Korea Selatan.
“Aku baru pindah kesini kemarin Ma, Bahasa Koreaku juga belum terlalu bagus, aku khawatir mereka tidak mengerti bahasa Inggris, dan Mama tau kan sopan santunnya pun berbeda, ini Korea Ma, bukan Perancis atau Itali, tapi nanti aku akan mencobanya dan masalah kantor, aku masih menunggu telepon dari paman, tetapi kemarin ia sudah bilang kalo hari ini jam 10 aku harus sudah berada di kantor”. Jawab Nata malas-malasan.
“Baiklah, jaga diri baik-baik disana ya sayang, hubungi temanmu yang katamu pernah kau temui di Perancis sebelumnya, siapa namanya? Choi? Siapa? Ah sudah Mama lupa, yang pasti kau tahu kan? Jangan terbawa arus, jangan lupa adat kita sendiri, okay sayang? Oh iya jangan lupa hubungi Mama jika ada apa-apa. Love you.”
“ Iya Ma, love you too”
“Mama memang luar biasa,” ujarnya pada diri sendiri.
Percakapan pagi via telepon-internet dengan ibunya selesai juga, walaupun tidak melalui Bahasa verbal, Nata tahu betul walaupun ibunya terlihat sedikit lebih khawatir dan sedikit kaget saat dirinya memutuskan dan meminta izin untuk pergi dan berkarir di Korea Selatan, dibandingkan dengan saat ia meminta izin pergi untuk melanjutkan studinya ke Milan atau Perancis. Namun, ibunya selalu ingin anak-anaknya bisa mengetahui tempat dimana sebagian dirinya yang lain berasal itu.
Hari ini adalah hari pertama dimana ia akan bekerja sebagai stylist di sebuah agensi yang katanya besar dan terkenal di Korea Selatan, agensi milik pamannya sendiri, Yang Hyun Suk. Ia bergegas menyelesaikan sarapannya dan bersiap untuk pergi ke kantor yang letaknya tidak jauh dari apartemennya. Black beret, sentuhan terakhir untuk outfitnya hari ini, Nata tersenyum puas melihat outfit pertama ke kantornya itu, apapun yang dipakainya prinsip utamanya adalah KENYAMANAN.
Baru beberapa detik ia melangkahkan kaki keluar apartemennya, ia mendengar ponsel pintarnya berdering.
“ Ya Paman, aku sudah mau berangkat, aku akan naik bus.”, Jawab Nata tenang dalam bahasa Inggris yang tak kalah fasih dengan bahasa ibunya, walaupun orang yang sedang diteleponnya terdengar tidak tenang.
“Naik bus? Naiklah taksi Nata, kau akan tidak nyaman naik bus.”, Orang yang diseberang sana yang tidak lain dan tidak bukan adalah pamannya sekaligus bos nya itu berusaha membujuk Nata.
“Tidak apa-apa Paman, lagi pula kantor tidak begitu jauh dari apartemenku, sayang jika aku harus naik taksi, lagi pula bus lebih menyenangkan daripada taksi.”, Nata mencoba meyakinkan pamannya tersebut.
“Baiklah, lakukan apapun yang kau mau, Paman akan menunggumu di kantor, dan ingat jam 10 harus sudah ada di kantor”.
“Siap Pak!”. Nata tertawa mendengar pamannya yang selalu mengalah dengan apapun yang ia inginkan dan ia selalu suka menggoda pamannnya tersebut.
***
Kwon Jiyong berdiri meletakkan dua aksesoris terakhir agar penampilannya hari ini lebih sempurna, kacamata hitam dan topi vedora putih kesayangannya.
“Sempurna,” Serunya pada diri sendiri.
“Bib..bib..”
Kwon Jiyong membuka pintu sebuah lamborghini aventador hitam yang terparkir gagah di basement apartement nya, baru beberapa detik ia duduk dibalik kemudi, sebuah suara dering ponsel pintar memecah suasana sepi basement.
“Ne Hyung”. Kwon Jiyong mengangkat ponsel pintar tersebut dengan sedikit keraguan. Orang yang meneleponnya adalah Yang Hyun Suk, president atau CEO dari YG Entertainment, agensi dimana ia dan teman-teman satu grup boy group nya bernaung.
“Aku sudah membicarakan ini denganmu sejak kemarin kan? Kalo hari ini stylist barumu akan datang, aku akan bertemu dengannya sebentar lagi, ia adalah lulusan S1 Fashion Milan dan S2 Fashion Paris”, Yang Hyun Suk meyakinkan anak didiknya tersebut.
“Kau yakin kali ini Hyung? Kau yakin ijazahnya bukan abal-abal? S1 Fashion Milan dan S2 Fashion Paris? Dia orang Korea?”
“Dia hanya keturunan Korea, bahasa Koreanya belum terlalu bagus, jadi kau harus berbicara bahasa Inggris dengannya.”.
“Hyung, bukannya aku sudah bilang kemarin, aku tidak mau stylist orang asing, di Korea juga masih banyak stylist yang tak kalah dengan orang asing itu.”,Kwon Jiyong sedikit kesal dengan Presidennya itu, dia sudah muak dengan stylist orang asing karena sebelumnya stylist asing yang pernah bekerja dengannya memaksanya memakai hal-hal yang tidak nyaman menurutnya.
“Sudahlah, Aku menunggumu di kantor.”, Yang hyun suk mengakhiri pembicaraan dengan artis kesayangan agensinya tersebut.
Kwon Ji Yong memukul cukup kencang kemudi mobil yang ada ditangannya itu, ia tidak habis pikir bahwa presiden agensinya itu tidak mendengarkan apa yang ia inginkan kali ini, padahal setelah debut 10 tahun silam presidennya itu akan selalu mengabulkan apapun permintaannya apalagi itu mengenai pekerjaan dan nama baik agensi, sebutan sebagai fashion icon Korea Selatan membuatnya sedikit khawatir mengenai setiap pakaian yang dipakainya, tapi bagaimanapun ia tidak mau stylist orang luar negeri.
“Baiklah, kita lihat seberapa kuat dia bersamaku, akan ada showtime di hari barunya yang menyenangkan khusus dariku,” Kwon Jiyong tersenyum pada kata-katanya sendiri, ia mulai menyalakan mobilnya dan melaju menuju gedung YG Entertainment.
***
Nata memandang keluar jendela bus yang sedang ditumpakinya, ia memandangi setiap jengkal kota Seoul yang saat ini sudah menjadi destinasi wisata setiap penggemar K-Pop atau yang biasanya disebut K-Popers itu, selain itu perkembangan ekonomi Korea Selatan memang sedang naik drastis akhir-akhir ini, perkembangan teknologinya juga tidak kalah jauh dari Jepang.
“15 Agustus 1945 dan 17 Agustus 1945. Hanya terpaut 2 hari Kemerdekaannya, tetapi kenapa laju pertumbuhannya sekarang berbeda jauh? Not Joke!”. Nata bergumam pada dirinya sendiri dalam bahasa ibunya yang pasti tidak akan dimengerti oleh orang-orang disekitarnya. Gedung agensi besar dan terkenal di Korea Selatan sudah di depan matanya, ia pun bersiap turun dari bus.
Nata berdiri di pintu masuk gedung YG Entertainment, tetapi ada sedikit keraguan untuk memasukinya. Nata pun mengeluarkan ponselnya.
“Paman, aku ada di depan kantor”. Nata ragu-ragu menelepon pamannya.
“Tunggu sebentar, seseorang akan menjemputmu dibawah”. Yang Hyun Suk menyuruh sekertaris pribadinya untuk menjemput keponakannya tersebut, sistem keamanan scan sidik jari di gedung agensi miliknya membuat tidak sembarang orang bisa masuk ke gedung tersebut, hanya para artis dan karyawannya sajalah yang bisa masuk kapan saja ke gedung tersebut.
***
Yang hyun suk menunggu keponakan kesayangannya tersebut sembari tersenyum, ia masih tidak percaya bahwa keponakan kecil kesayangannya sudah tumbuh menjadi gadis dewasa. Syarat yang diajukan keponakannya kesayangannya sebelum ia menyetujui untuk ke Korea dan bekerja di tempatnya itu merupakan syarat yang awalnya tidak ia setujui karena menurutnya syaratnya itu sedikit berlebihan, akan tetapi pada akhirnya demi kebaikan kakaknya dan keponakanya itu ia setuju juga.
Yang Hyun Suk mendengar seseorang mengetuk pintu ruangannya dan membukanya, ia tersenyum lebar saat melihat wajah keponakan yang sangat dirindukannya itu.
“Kau boleh pergi Park Si Hwanssi”, ucap Yang Hyun Suk kepada asisten pribadinya yang ia minta untuk menjemputa Nata tadi.
Nata bergegas memeluk pamannya setelah Mr. Park Si Hwan orang yang kemarin menjemputnya di bandara yang ternyata asisten pribadi pamannya itu pergi.
“Aku merindukan paman”, kata Nata sembari memeluk erat pamannya.
“Kau kira paman tidak”, balas Yang Hyun Suk, ia tertawa gembira mendengar pernyataaan keponakannya itu.
“Wow! Kantor paman bagus juga ya”, puji Nata memandangi ruangan pamannya itu sembari melepas pelukannya dan berjalan menuju sofa tamu yang disediakan di ruangan tersebut.
“Kau ternyata sudah besar, cantik lagi”,
“Seharusnya kau bisa menjadi talent paman, bukan hanya sekedar stylist artis paman”, Yang Hyun Suk terkekeh dengan perkataannya sendiri dan merasa masih sedikit tidak percaya bahwa keponakan yang tidak pernah sekalipun menginjakkan kaki di negeri asal ayahnya itu akhirnya berdiri dan bahkan akan bekerja di kantornya juga.
“Aku tidak bisa menari, menyanyi atau akting, Paman, yang aku bisa hanya menjahit baju”, Nata menimpali candaan pamannya itu.
Setelah menanyakan kabar dan berbicara kesana kemari, Yang Hyun Suk mulai sedikit serius dan membicarakan pekerjaan yang akan dilakukan oleh Nata nantinya.
“Sebagai lulusan beasiswa dan cumlaude dari S1 fashion Milan dan S2 fashion Paris, apakah kau pernah mendengar nama G-Dragon?”
Yang ditanya sepertinya sedikit berpikir dan mengingat-ingat.
“Sepertinya aku pernah mendengarnya Paman”,
“Oh! Yang katanya fashion icon dari Korea itu ya? Yang style nya sedikit unik”, Nata akhirnya mengingatnya, seorang professor di perkuliahannya pernah menyebutkan namanya beberapa kali, tetapi karena itu dari Korea selatan – negara dimana sebagian dirinya berasal , namun ia tidak sedikit pun tertarik dengan apapun yang berkaitan dengan negara tersebut, jadi ia tidak begitu memperhatikannya.
“Ya, kau benar! Apakah kau tidak tahu bahwa dia berasal dari agensi paman?”
“Dia adalah salah satu rapper dan produser lagu berbakat dari agensi ini, dia adalah leader dari salah satu grup boygroup yang bernama Bigbang yang paman bentuk di tahun 2006, dan..”
“Dan dia yang akan bekerja denganku nantinya?” Nata memotong perkataan pamannya.
“Ya, dia yang akan bekerja bersamamu nantinya, tapi..” ,
“tapi?”
“Kau tahu dia juga seseorang yang cukup perfeksionis jika berkaitan dengan penampilan dan lagu, dan sebelumnya ia pernah mempunyai seorang stylist orang asing yang kurang kompeten, jadi dia sedikit tidak suka dengan stylist orang asing”, Yang hyun suk menarik nafas panjang
“Dan paman menyuruhku untuk bekerjasama dengannya?” Tanya Nata yang lebih kepada nada protes.
“Dengan segala kompetensimu, dan sedikit mempelajari mengenai style-nya, aku yakin kau bisa menanganinya Natasha Yangssi”
Mendengar penjelasan dari pamannya Nata merasa keputusannya ke Korea Selatan tidaklah benar, ia sepertinya tahu orang seperti apa yang akan ia hadapi nantinya. Nata meminta izin kepada pamannya itu untuk pergi ke toilet sebentar.
***
Kwon Ji Yong bergegas masuk ke gedung agensinya setelah ia melewati sistem keamanan scan sidik jari yang ada di depan gedung tersebut dan mempercepat langkahnya menuju ruangan pemilik sekaligus presiden agensinya yang memberinya berita tak begitu membuatnya senang sejak pagi tadi.
Kwon Ji Yong mengetuk pintu di depannya dengan keras dan tanpa mendapat izin dari pemilik ruangan, ia membuka pintunya dengan dengan kasar. Pemilik ruangan terlihat sedikit kaget melihat apa yang sedang dilakukan salah satu artis kesayangannya itu.
“Hyung, kau tahukan kalau aku tidak mau stylist orang asing, aku hanya ingin stylist orang Korea, titik!”, dengan nada tinggi dan tanpa basa-basi pria yang biasa dipanggi Ji Yong oleh presiden agensi sekaligus pemilik ruangan tersebut menumpahkan kekesalannya.
“Ji Yong ah.. Kwon Ji Yongssi ..”
“Aku tidak pernah mempermasalahkan jika itu dancer atau kah yang lainnya, tapi tidak untuk stylist Hyung!” ujarnya masih dengan nada tinggi yang sama tanpa memberikan kesempatan orang yang ada dihadapannya itu ikut berbicara.
“Kwon Ji Yongssi tolong jaga sopan santunmu.”, Yang Hyun Suk terlihat sedikit kesal dengan kelakuan artis yang sudah ia anggap sebagai anak sendiri itu.
Ji Yong terlihat sangat kesal dan meninggalkan ruangan itu tanpa sepatah kata pun lagi. Tanpa disadari ia menabrak seorang gadis yang sedang berdiri mematung di depan pintu ruangan presiden agensinya tersebut.
***
Kwon Ji Yong menghempaskan tubuhnya ke sebuah kursi kerja di recording roomnya, tempat di mana ia banyak menghabiskan waktunya sejak ia resmi debut di agensi yang sudah membesarkan namanya tersebut.
Ia memejamkan matanya, mencoba menenangkan pikirannya yang sedari tadi pagi sudah sangat kacau. Sesungguhnya ini bukan pertama kali baginya berselisih pendapat dengan presiden agensi yang sudah seperti ayahnya sendiri itu, bahkan sebelum debut ia pernah melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan barusan, karena ia tidak suka dengan ide bahwa ia akan debut sebagai boygroup dengan 5 orang, bukan sebagai duo seperti yang ia bayangkan. Tapi, seberapa kuat pun ia menentang keputusan presidennya tersebut, hasilnya ia pasti selalu kalah dan mengikuti semua yang dikehendakinya.
“Ji Yong-ah, kau sedang apa? rapat akan segera dimulai.”
Sebuah suara yang dikenalnya menyadarkannya dari pikiran-pikiran menyebalkan hari ini, ia mencoba membuka matanya perlahan.
“Young Bae-ah, kau sudah datang?” Ji Yong memutar sedikit kursi kerjanya dan melirik ke arah pintu recording room, sahabat sekaligus salah satu member boyband nya itu terlihat hanya melongokkan kepalanya saja; terlalu enggan untuk masuk, karena waktu rapat yang akan membahas tentang konsep MV atau Music Video untuk album come back boygrupnya yang sudah kurang lebih 3 tahun hiatus itu akan segera dimulai.
“Ya! Rapat akan segera dimulai, sebagai leader kau harusnya sudah disana sejak tadi, aku duluan ya, kau juga harus segera kesana.” Orang yang disebut Young Bae itu berlalu begitu saja, walaupun ia tahu betul ada sesuatu yang sedang terjadi dengan Ji Yong, leader sekaligus sahabat sejak kecilnya itu, tetapi ia tahu ini bukan waktu yang tepat untuk menanyainya.
***