Mei 2014
“Hyung, kau sudah datang?” Yang Hyun Suk menyapa seseorang yang sudah menunggunya di cafeteria perusahaannya.
“Kau sekarang sudah menjadi orang luar biasa di Korea rupanya,”.Seseorang yang tidak lain adalah kakaknya itu tersenyum melihat adiknya yang sudah menjadi seorang CEO salah satu agensi artis terbesar di Korea Selatan itu datang.
` “Tidak se-luar biasa kau yang sudah mempunyai perusahaan di lebih dari 5 negara Hyung,” Yang Hyun Suk tersenyum, ia merasa sangat senang melihat kakaknya yang merupakan orang yang super sibuk tersebut dapat sempat mengunjunginya.
“Apa kabar Dewi nuna dan anakmu David dan si kecil Nata? Nata sedang sekolah fashion kan Hyung?” Yang Hyun Suk merindukan keluarga yang sudah sangat jarang ditemuinya itu.
“Dewi baik, David sedang menjalani café nya sendiri, walaupun aku sebenarnya lebih ingin ia bekerja di kantorku dan bisa menjadi penerusku suatu saat nanti, dan si kecil Nata.. aku tahu kau lebih tahu kabarnya dibanding aku”.
Yang Hyun Suk sedikit merasa bersalah melontarkan pertanyaan basa-basinya barusan, ia jelas tahu apa yang sedang terjadi dengan keluarga kakaknya tersebut.
“Hyung, dulu kau sendiri yang memintaku untuk menjadi ayah baptis Nata, agar aku bisa ikut menjaga Nata,” Yang Hyun Suk berusaha berbicara tenang kepada kakaknya itu
“Hyung,” Yang Hyun Suk terlihat ragu-ragu untuk mengeluarkan perkataannya.
“Whae?” Kakak Yang Hyun Suk itu tahu betul apa yang akan dikatakan oleh adik semata wayangnya tersebut.
“Izinkan aku membawa Nata ke Korea, Aku ingin Nata lebih tahu mengenai negeri dimana sebagian dari dirinya itu berasal,” lanjut Yang Hyun Suk tanpa ragu-ragu lagi.
Yang Hyun Suk menatap kakaknya yang sedang menunduk dengan tatapan menerawang, ia tahu hari ini bukan waktu yang tepat, tetapi ia tidak tahu kapan lagi ia bisa bertemu kakak semata wayangnya itu.
“Bekerja di Korea? Aku tidak yakin apakah ia mau atau tidak, kau tahu kan bahasa Koreanya tidak terlalu bagus dan sepertinya ia tidak tertarik dengan negara asal ayahnya ini," Semburat kesedihan terlihat jelas pada wajah seorang Yang Jin Hyuk, kakak Yang Hyun Suk tersebut.
"Kau yakin anak-anakmu masih membencimu karena kau jarang pulang? Atau Karena permasalahan lain? Hyung.. ayah tetaplah ayah bagi anak-anaknya," Yang Hyun Suk mencoba menghibur kakaknya yang terlihat semakin sedih tersebut.
"Ah lakukan apapun yang kau mau, dan selebihnya kau juga yang harus bertanggung jawab,” Yang Jin Hyuk menghela nafasnya yang sebelumnya terasa sesak.
“Bagaimana dengan kabar Eun Joo istrimu? Yoo Jin dan Seung Hyun kecil?" Yang Jin Hyuk mengalihkan topik pembicaraan.
"Mereka baik Hyung," Jawab Yang Hyun Suk singkat.
"Ah Syukurlah. Sudah lama sekali aku tidak bertemu mereka". Senyum Yang Jin Hyuk merekah kembali membicarakan keponakan-keponakan kecilnya yang menggemaskan.
"Aku harus mengunjungi rumahmu lain kali," lanjut Yang Jin Hyuk.
"Haha itu kewajibanmu sebagai kakakku, Hyung," Yang Hyun Suk menimpali kakaknya dengan candaan, yang cukup sukses membuat Yang Jin Hyuk tertawa mendengar lelucon ringan adiknya itu. Namun beberapa menit kemudian pun mereka larut dalam pembicaraan berat mengenai bisnis masing-masing.
Yang Hyun suk hanya bisa mendesah pelan saat melihat mobil kakaknya mulai menjauh dari pandangannya. 2 jam, waktu yang singkat baginya yang sudah 3 tahun tak bertemu dengan kakak semata wayangnya tersebut, tetapi sudah cukup mengobati rindunya selama ini, ia sedikit kesal saat tiba-tiba Yang Jin Hyuk, kakaknya, berpamitan kepadanya yang harus mengejar sebuah pertemuan di benua Eropa, tetapi ia yang juga seorang CEO sudah memahami profesionalitas kerja sang kakak.
Yang Hyun Suk mencari sebuah nomor di ponsel pintar pribadinya sekembalinya ia ke ruang kerjanya.
NATASHA YANG
Keponakan yang juga sudah lama ia rindukan.
“Hello,” Sebuah suara dalam bahasa Inggris terdengar ceria dari seberang.
“Hello, apa benar ini Natasha Yang?” walaupun hanya suaranya, Yang Hyun Suk merasa sangat bahagia mendengarnya, dia penasaran apakah keponakan yang sudah kurang lebih 3 tahun tak bertemu dengannya dan hanya berkomunikasi via chat itu mengenali suaranya.
“Paman Yang! Paman pikir aku tidak menyimpan nomormu?”
Yang disebut Paman Yang hanya bisa tertawa mendengar suara ceria keponakannya yang hanya bisa berkomunikasi dengannya dalam Bahasa Inggris itu.
“Kau menyimpan nomorku?”
“Tentu saja! aku bukan keponakan durhaka yang tidak menyimpan nomor paman kesayangannya, yang sering mengirimkan orang untuk sekedar melihat keadaanku di Milan maupun Perancis.”
“Bagaimana kau bisa tahu itu orang-orangku?”
“Ayah tidak akan melakukan hal semacam itu,” Suara keponakannya itu terdengar sedikit parau saat menyebut nama ayahnya di percakapan itu.
“Kau tidak merindukanku?” Yang Hyun Suk berusaha untuk mengembalikan suasana lagi dan berusaha menghindari untuk menyebut nama kakaknya terlebih dahulu.
“Tentu saja aku sangat merindukanmu Paman!” Suara keponakannya itu pun kembali ceria.
Yang Hyun Suk terlihat semakin gembira mendengarnya, tidak lama kemudian pembicaraan antara keponakan dan paman yang sudah lama tidak bertemu satu sama lain itu pun mengalir seperti hampir setiap hari bertemu. Dari cerita mengenai studi fashion keponakannya, keluarga kecil dirinya yang juga dirindukan keponakannya tersebut, hingga kisah asmara keponakan perempuan kesayangannya tersebut.
“ Jadi, kau putus dengan pacarmu itu 8 bulan yang lalu? Dan berapa cowok yang sedang mengejarmu sekarang Nata?”
“Tidak ada Paman,” Nata tertawa kecil mendengar pertanyaan pamannya tersebut.
“I have so many handsome boys here, just choose whoever you want, don’t you wanna visit this old uncle my sweety?”
Nata hanya tertawa geli mendengar kata-kata pamannya tersebut.
“Nata, you will graduate soon right? Don’t you want to work with me here in South Korea?”
Nata tiba-tiba terdiam mendengar pertanyaan pamannya tersebut.
“Paman tahu apa jawabanku kan?”
“This country is also part of you My Niece, yet you never visit it.” Bujuk Yang Hyun Suk terhadap keponakannya tersebut.
“Don’t hate your father that much My Niece, he is also a human who able to make mistake and don’t make it your reason to hate your father’s country which means also your country,” Lanjut Yang Hyun suk menasihati keponakannya tersebut. Selama ini hanya dia dan keluarganya yang berkunjung ke rumah keponakannya tersebut karena anak-anak kakaknya tersebut tidak pernah mau untuk berkunjung ke Negara asal ayah mereka, Korea Selatan.
Yang dinasihati hanya terdiam.
“ Nata, kau masih di sana?” Yang Hyun suk mencoba menyadarkan keponakan kesayangannya tersebut.
“Ya, Paman.” Jawab Nata pelan.
“ Don’t you wanna know about your grand parents and your great grand parents here? and you know that nowadays fashion business in South Korea also increase, right?” Yang Hyun Suk meyakinkan anak kakak satu-satunya yang memang sedikit keras kepala tersebut.
“I will answer you later Sir, I really don’t want to answer you right know, can I?”
“Sure, how many days do you need My Niece?”
“Satu bulan.” Jawab Nata singkat.
“Nata..”
“Baiklah, satu minggu.”
“Sure, I’ll wait.”
Percakapan antara paman daan keponakan yang cukup panjang itu pun berakhir, Yang Hyun Suk menghela nafas panjang.
1 MINGGU KEMUDIAN..
“Drrrtttt… drrttt..” sebuah getar telepon terdengar dari meja kerja Yang Hyun Suk.
NATASHA YANG
Melihat nama yang terpampang di layar ponsel pintarnya membuat Yang Hyun Suk senang sekaligus gugup untuk mendengar jawaban keponakannya nanti.
“Helo Nata ya” Yang Hyun Suk mengangkat teleponnya.
“Helo Yang Samchoon.”
Seketika mereka berdua tergelak dengan mendengar panggilan masing-masing.
“Jadi, okay?” Tanya Yang Hyun Suk tanpa basa-basi, ia tidak sabar mendengar jawaban keponakannya tersebut.
“ Jujur, aku tidak pernah ingin bekerja di perusahaan milik keluarga, baik di perusahaan Papa maupun di perusahaan Paman, cita-citaku hanya ingin membuka sebuah butik.” Nata menarik nafas panjang sebelum melanjutkan kata-katanya.
“Tapi, aku tidak mau egois, aku belum punya pengalaman, dan memang aku dengar musik maupun fashion di Korea Selatan sedang berkembang pesat dan aku dengar perusahaanmu sedikit memiliki unsur barat bukan hanya Korea.” Lanjut Nata dengan suara pelan.
“Jadi kapan kau akan ke Korea?” Yang Hyun Suk senang, ia menangkap sinyal setuju dari kata-kata yang cukup panjang dari keponakannya tersebut.
“Tapi sebelumnya aku punya satu syarat.”
“Syarat apa?” Yang Hyun Suk mengernyitkan dahinya tanda penasaran.
“Aku tidak mau ada seorangpun diperusahaanmu yang tahu bahwa aku adalah keponakan Paman.”
Pernyataan Nata cukup membuat dirinya sedikit tercengang, dia tidak pernah menduga keponakannya akan memberikan syarat seperti itu.