Pagi ini aku sudah berada di sebuah flatkecil yang sengaja aku sewa. Letaknya tidak jauh dari Bandara Heathrow. Sambil menyesap segelasCaramel Macchiatoyang aku buat beberapa saat, lalu kuamati lingkungan sekitar. Pohon-pohon yang daunnya kini mulai berubah warna menjadi kuning mempercantik kotaini, semuanya terlihat sangat indah. Angin musim gugur menyapu dedaunan kuning yang berguguran di jalan, dengan segera ku eratkan syal dan menutup jendela karena angin yang begitu kencang ini menusuk ke dalam tulang rusuk ku. Rasa lelah akibat perjalanan panjang menyebrangi Benua membuat badanku terasa pegal.
Perjalananku ke London sangatlah mendadak setelah mendapatkan cuti dari kantor.Aku langsung menyiapkan penerbangan ke kota ini. Tujuanku ke kota ini sebenarnya hanya untuk sekedar mengistirahatkan fisik dan menenangkan hati dan pikiranku. Aku harap liburanku kali ini tidak akan berakhir membosankan.
# # #
Klik, klik.Aku fokus kan lensa kamera pada kapal pesiar yang akan menurun kan penumpangnya di DermagaWharf Bulter. Aku sudah siap berbaris mengantri bersama penumpang yang lain untuk menaiki kapal. Dengan merogoh kocek sekitar 15 Euro kapal ini akan mengarungi sungai terpanjang di negara ini―Thames River; mengalir sejauh 346 km melalui selatan Inggris dan melewati beberapa kota seperti Oxford, Reading Henley on Themes, Windsor, Kingston Upon Thems dan Richmon.
Saat petugas mempersilahkan masuk, aku cukup takjub dengan kapal persiar ini. Dengan saloons yang rendah dan panorama jendela, dek kapal yang terbuka agar kita bisa menikmati pemandangan dengan leluasa. Kapal pesiar ini membawaku melintasi berbagai objek wisata indah kota London seperti Gedung Parlemen Kerajaan Inggris, lalu.. Tower Bridge!Sungguh,Tower Bridge lebih indah dari gambar yang sering aku lihat di internet.Dari kapal ini pun aku bisa melihat London Eye―roda pengamatan yang bisa di naiki.Tower of London pun terlihat jelas dari sini. Katedral ST.Paul juga terlihat dari sini. Aku tidak bisa berhenti berdencak karena kagum dan tidak berhenti memotret setiap sudut bangunan yang terlihat dari sini, aku tidak mau melewatkan keindahan disini.
Setelah setengah jam menyusuri sungai Thames aku segera turun dari kapal pesiar. Jam menunjukan pukul 13.00 waktu setempat saat itu. Perutku pun mulai terasa lapar dan aku harus segera mengisi perutku. Aku berjalan menyusuri sungai Thames mencari tempat yang menjual makanan berat. Dan menemukan kongkow yang berderet di tepian sungai Thames, jika di malam hari sepertinya tempat ini terlihat sangat romantis. Untung aku datang kesini saat jam makan siang jadi aku tidak akan iri dengan pasangan yang terbawa suasana romantis disini. Aku pun memasuki salah satu kongkowdan segera memlih makanan. Saat sudah memilih makanan, pilihanku jatuh pada Sirloin Steak dan Con Panna ( mirip dengan Macchiato jenis kopi dingin es salju dengan whipped cream diatasnya).
Setelah memesan pada waiter aku menunggu sambil mengamati suasana sekitar. Ketika sedang melihat-lihat, mataku jatuh pada sesok priaberbola mata coklat berkulit putih dengan rambut coklat yang di tata rapih menggunakan hoodie denim jacketcoat outerwear dan sepatu denim hitam. Dilihat-lihat dia seperti orang Asia campuran Eropa. Aku segera mengalihkan pandanganku sebelum tertangkap basah sedang memperhatikan pria tampan tersebut. Tunggu, tampan? Ya, dia tampan.Aku menyinggung sedikit senyum saat tiba-tiba waiter mengantarkan Sirloin SteakdanCon Panna yang tadiku pesan.Aku pun segera mengucapkan terimakasih kepada waiter tersebut. Uh, aroma steaknya sangat menggungah selera, ini membuatku ingin segera melahapnya.
Aku sepertinya masih lapar… ah tidak, mungkin karena makanan di sini yang sangat lezat dan suasananya sangat pas membuat aku betah berdiam diri di sini. Aku kembali memesan Con Panna yang membuatku ketagihan. Aku melihat lihat-lihat foto yang sudah kupotret saat menyusuri sungai Thames tadi sembari menunggu pesanan.
# # #
Bruuug..!
Tanpa sadar aku tersandung batu saat aku sedang memotret keindahan malam hari di sekitar kongkow tadi sehingga aku terjatuh. Tetapi sepertinya orang-orang di sekitarku tidak sadar aku terjatuh, dengan segera ku bersihkan kotoran yang ada di celana jeans yang kupakai. Saat aku berupaya untuk berdiri, tiba-tiba tangan putih terulur di depan wajahku. Tangan yang berusaha membantuku untuk bangun, “Nonna are you okay?” aku terperanjat kaget saat pemilik tangan itu adalah pria yang tadi berada di kongkow. Pria itu membantu aku berdiri, “Thank you, sir. And, yeah I’m okay” ujarku sembari terkekeh karena malu,lalu dia pun tersenyum..demiTuhan! Senyumnya bagai permen kapas. Tipis tapi sangat manis.. Lalu dia kembali berbicara dengan bahasa Inggris yang lancar “Oh bagus lah kalau begitu. Sepertinya kamu turis dari Asia, ya?” aku masih terhipnotis senyumnya hingga dia melambai lambaikan tanganya ke hadapanku sampai akhirnya aku tersadar dan menjawab “Ya, benar. Aku dari Korea.” “Woaaah, jinjja? Aku pun berasal dari Korea! Perkenalkan, namaku Oh Sehun” dia mengulurkan tangannya lagi, tapi kali ini untuk memperkenalkan dirinya. Suara beratnya sukses membuatku membeku. “Wah, sebuah ketidakdugaan sekali ini! Perkenalkan, namaku Bae Joohyun.” Ujarku girang sembari menyambut uluran tangannya tadi.
# # #
Masih terekam jelas di benakku, bagaimana Oh Sehun, pria tampan asal Korea itu menolongku tadi malam. Kalian harus tahu bagaimana jantung ini berdetak lebih cepat dari biasanya. Darah yang mengalir lebih deras dari biasanya. Ah, lupakan.. mungkin aku saja yang terlalu berlebihan.Ini hanya kekagumanakan sosoknya yang tampan dan baik hati. Rencananya pagi ini aku akan pergi ke Tower of London yang terletak di pusat kota London. Setelah siap dengan floral dress yang di padukan dengan plaid coact, aku gunakan legging hitam dan sepatu boot. Pagi ini aku belum sempat sarapan dan berencana akan pergi ke kafe di dekat taman kota. Akupergi menggunakan bis Double Decker bertingkat yang khas dengan warna merahnya. Aku duduk di tingkat atas di salah satu bangku dekat jendela agar bisa merasakan tiupan angin musim gugur. Aku nikmati hirup pikuk kota London dengan para pekerjanya yang super sibuk sampai akhirnya bis pun berhenti di taman kota. Aku akan menyebrang. Karna aku sedang berada di negeri orang aku menyebrang pun sesuai aturan, menunggu lampu untuk pejalan kaki berubah warna menjadi warna hijau. Saat lampu berubah warna menjadi hijau aku segera menyebrang dan memasuki salah satu kafe yang design interior luarnya cukup menarik. Saat memasuki kafe, lonceng emas di pintu pun berbunyi. Kafe ini sederhana namun desain interiornya sangat indah. Vintage style adalah gaya yang di pilih oleh kafe ini. Aku duduk disalah satu sudut kafe di dekat jendela lalu melihat-lihat daftar menu dan memilih pancake dan segelas flat white. Waiter pun datang saat aku mengacungkan tangan. Dia menulis dengan cepat pesanan ku di note kecilnya. Sambil menunggu pesananku datang, aku mengecek beberapa e-mail yang masuk. Dan tiba-tiba sesosok laki laki dengan kemeja biru muda dirangkap dengan sweater biru tua sudah berada dihadapan ku. “Good morning,noona. Masih ingat denganku?” dia memamerkan deretan gigi putihnya “Oh! Ya, tentu Oh Sehun aku masih ingat.Mana mungkin aku melupakan orang yang menolongku terjatuh tadi malam?”Ya iyalah, mana mungkin aku melupakanmu!Hampir semalaman sampai sekarang pun aku masih membayangkan wajahmu “aku kira kau sudah melupakanku.”Ia terkekeh, “bolehkan aku duduk disini? Sepertinya makan berdua lebih menyenangkan dari pada sendiri,” lanjutnya. “Tentu saja, silahkan.Aku pun berpikir begitu.. duduk bersama lebih menyenangkan dari pada sendiri, membosankan.” “Baiklah, noona. Terimakasih.”Dia duduk di depanku sekarang! Apa yang harus kulakukan?Jantung ini kembali berdetak lebih cepat dari biasanya. Aku mencoba menormalkan detak jantung saat dia sedang memesan makanananya pada waiter. “Sebenarnya apa yang kau lakukan disini?” aku sedikit terlonjak kaget saat dia ternyata sudah memesan dan sekarang dia sedang bertanya padaku “Hah? Aku? A-aku.. hanya berlibur saja!Aku sungguh penat dengan rutinitas ku sehingga aku membutuhkan liburan ke Negeri orang dan ya..akumemilih London. Kau sendiri, apa yang kau lakukan di London?” aku berkata dengan sedikit agak kaku. Sebelum menjawab dia tersenyum padaku dan itu membuat darah ku mengalir lebih cepat bagaikan air bah yang meluap “aku disini sama sepertimu, untuk berlibur. Aku memanfaatkan cuti yang diberikan oleh bos-ku. Sangat langka rasanya bisa mendapat cuti dan berlibur ke luar negeri” “Memangnya, apa pekerjaanmu?” tanyakudengan nada sedikit menyelidik. Tepat saat aku selesai bertanya waiter datang membawa pesanan ku. “Maaf ini pesanan anda, nona. Pancake dan flat white” “Oh ya. Thank you,” aku membalas senyuman waiter itu. “Maaf, Oh Sehun, bisa kau jawab pertanyaanku sebelumnya?” “Ya tentu, aku bekerja di salah satu agensi di Korea. Lalu bagaimana denganmu? Apa pekerjaanmu?” “Aku bekerja di perusahaan kakek ku sehingga aku bisa dengan mudah mendapatkan cuti” jawabku. “Setelah ini kau akan pergi kemana?” Sehun kembali membuka percakapan. “Rencananya aku akan pergi ke Tower of London. Kau mau kemana? Jika kau tidak ada rencana hari ini bagaimana jika kau ikut dengan ku?” semoga dia tidak menolak dan pergi bersama ku hari ini. Sehun terlihat berfikir sejenak lalu berkata, “sepertinya ide yang bagus. Baiklah aku ikut dengan mu.” Kembali ia tunjukan senyum tipisnya yang manis itu.
Tak lama, pesanan Sehun pun datang. Aku menyantap makanan sambil mengobrol ringan dengan Sehun yang juga sedang menyantap makanan pesanannya.
# # #
Setelah membayar dikasir kami berlalu pergi dari kafe. Aku dan Sehun segera menuju Tower of London. Tower of London terletak di pusat kota London, di tepi utara sungai Thames. Letaknya berada dikawasan London Borough of Tower Hamlets dan terpisah dari ujung timur kota london ruang terbuka yang dikenal sebagai Bukit Menara. Sehun tidak banyak berbicara sepanjang perjalanan. Pria Korea ini sepertinya tipe lelaki pendiam yang tidak banyak bicara. Sehun berdecak kagum ketika di depan mata kami sudah tampak benteng-benteng tinggiyang sangat klasik—peninggalan sejarah keluarga kerajaan selama ratusan tahun lamanya. Aku langsung menarik tangan Sehun menuju pintu masuk. Setelah membayar sekitar 35 Euro kami mendapatkan 2 tiket masuk.
Di dalam kastil pun aku tidak bisa berhenti berdecak kagum. Kastil yang memiliki 3 bangsal ini sangat kental dengan budaya Eropa. Di bangsal dalam terdapat menara putih yang melingkar dari utara ke timur, dan barat. Menara putih yang berada di bangsal dalam merupakan menara yang paling kuat dan paling agung. Menara putih juga digambarkan sebagai istana abad kesebelas yang paling lengkap di eropa. Aku jadi ingat film Robin Hood saat ada benteng bangunan yang bundar. Dibagian atasnya ada sela sela untuk pengawal dan di sekelilingnya terdapat jendela.
Pemandu terus menceritakan kengerian dimana era raja raja dahulu yang ternyata tidak seperti di gambarkan dalam dongeng. Selain berfungsi sebagai benteng pertahanan, menara ini terkenal dengan penjara elit banyak terjadi penyiksaan tahanan dan eksekusi pemancungan. Aku pucat pasi ketika pemandu mulai menceritakan hal hal horor yang sering terjadi di kastil ini. “Dimulai dengan hantu dua pangeran yang sering muncul di sekitar kastil. 2 pangeran itu adalah adalah Edward V dan Richard. Menurut saksi mata, dua sosok anak kecil yang berpelukan sambil menangis ini sering kali menampakan diri” Sehun sedari tadi mendengarkan pemandu dengan seksama tanpa mempedulikan aku yang nyaris membeku dibelakang. Tolong hentikan ini!Bulu kuduk-ku semakin merinding. “Istri kedua King Henry VIII, Anne Boleyn tewas akibat hukuman penggal karena alasan selingkuh. Dan sekarang hantunya sering terlihat berjalan jalan sambil membawa kepalanya di sekitar menara” Eomma Ottokhae!!! Aku ingin pulang, aku ingin keluar dari kastil ini, batinku. Sungguh, pemandu itu tidak lelah berbicara sedari tadi “Dan suara berteriak Catherine meminta pertolongan sangat sering....” Belum selesai pemandu itu berbicara aku berbisik pada Sehun “Sehun ayo kita keluar dari sini sekarang!” Sehun memperhatikanku sejenak “Kenapa?Aku masih ingin melihat-melihat kastil ini” “Jebal Oh Sehun, ayo kita keluar atau aku akan keluar sendiri,” aku memohon dengan tatapan memelas padanya hingga akhirnya dia pun menyerah. “Baiklah ayo kita keluar, kau terlihat tampak pucat sekali dan tak nyaman berada disini.”Sehun pun akhirnya menyadari dan membawa aku keluar dari kastil ini, dia menggengam tanganku dengan erat. Aku tidak menolak karna aku sangat ketakutan.
Sehun membawaku ke luar istana. Kami duduk dibawah hamparan rumput hijau di belakang kastil. Disini lebih sepi daripada di dalam kastil. Hanya ada kami berdua dan beberapa pengunjung kastil. Aku merasa lebih tenang berada disini. Kupeluk lutut ku sambil menikmati udara sejuk disini. Sehun duduk disebelah ku sambil melipat kakinya, “sebenarnya apa yang terjadi tadi hingga tiba tiba kau mengajakkeluar?” suara berat tapi terdengar lembut terdengar di telinga ku. Aku menghembuskan nafasku sebelum menjawab pertanyaan pria disebelahku, “aku hanya takut. Sungguh pemandu wisata itu menyebalkan sekali, iaterus saja berbicara soal hantu-hantu yang berada di kastil. Aku tidak menyukai itu, aku sangat ingin sekali menyumpal mulut pemandu itu lalu segera berlari keluar” Sehun tertawa keras dengan suara beratnya dia tidak henti henti nya tertawa puas.Padahal sedari tadi aku sudah selesai bicara, sungguh ini membuat ku semakin kesal “Ini tidak lucu Oh Sehun, hentikan tawa mu itu” Sehun pun berhenti tertawa saat aku berbicara dengan nada agak tinggi “Mianhae noona. Rasanya sangat lucu di siang hari begini kau takut dengan cerita hantu itu. Lihat, wajahmu pucat pasi dan badanmu seketika menjadi dingin seperti ini” ujar Sehun yang sedang menahan tawanya. “Terserah apa katamu saja, yang jelas aku sangat ketakutan tadi’ aku mengerucutkan bibirku. Sedangkan Sehun, dia malah mengubah posisinya menjadi tidur dengan kedua tangan yang dilipat diibawah kepala sebagai bantal, “ini era globalisasi. Teknologi sangat maju dan kau masih takut hantu? Ayolah jangan percaya dengan hantu,” aku tidak membalas ucapan Sehun dan malah mengubah posisiku menjadi seperti Sehun. Aku pejamkan mata ku menikmati udara sejuk angin musim gugur disini hingga membuatku mengantuk. Dan dalam beberapa menit aku pun tertidur.
Aku terbangun, dan kulihat jam sudah menunjukan pukul 13.30,aku segera bangkit dan melihat Sehun sedang berdiri memunggungiku. Aku mengulas senyum, dari belakangpun ia terlihat seperti pangeran-pangeran Inggris. Tubuhnya yang tinggi, dengan rambut coklatnya. Saat ini Sehun seperti objek yang bagus dan dengan segera,aku keluarkankamera SLR milikku dan mengambil gambarnya. Setelah mengambil gambarmya, aku memasukan kembali kamera ke dalam tasku lalu menghampiri Sehun. Aku sengaja berdiri disamping Sehun tapi pandanganku lurus ke depan. Sehun menoleh ke arah ku, “bagaimana tidur siang mu tuan putri, nyenyak?” Sehun! Lagi-lagi ia memberikan senyuman itu lagi, “sangat nyenyak.” Jawabku sambil menoleh ke arahnya “kau sangat cantik saat tertidur tadi. Seperti putri tidur di dongeng-dongeng,” Oh tidak! Apa katanya tadi? Ah, ini membuat pipiku memerah “Ya! Jangan coba-coba merayuku!” “Tapi aku tidak sedang merayumu, aku berkata apa adanya” rasanya, berbagai ribuan kupu kupu sedang mengelitik perutku saat ini, tolong hentikan ini. Aku segera mengalihkan pembicaraan aku tidak mau mempermalukan diriku sendiri dengan wajahku yang memerah ini “Sehun, hari sudah mendung sebaiknya kita segera pulang sebelum hujan turun,” aku berjalan lebih dulu yang disusul oleh Sehun. Baru berjalan beberapa langkah hujan turun dengan derasnya.Aku mengadahkan tanganku sambil melihat ke langit yang langsung ditarik oleh Sehun, “noona,ayo lari!” Aku pun ikut berlari mengikuti langkahnya dengan tangannya yang menggenggam erat tanganku, halte bus yang cukup jauh mebuat badan kami basah kuyup. Aku dan Sehun menaiki bus dengan keadaan basah. Aku duduk didekat jendela dan Sehun duduk disebelahku. Hening.Itulah keadaan yang tercipta di antara kami. Aku segera membuka obrolan, “kau tinggal dimana, Sehun?” dia menatapku “di salah satu hotel di dekat stasiun Heathrow. Lalu kau? Dimana kau tinggal?” “Aku menyewa sebuah flat kecil di dekat bandara Heathrow. Sepertinya flat ku tidak jauh dari hotel tempatmu menginap” “iya memang, bolehkah suatu hari aku mampir ke flat mu?” “Tentu, dengan senang hati aku menerima kedatangan mu Sehun, datanglah kapanpun kau mau.” Aku memandangi jalanan kotaLondon yang diguyur hujan. Sepertinya hujan tidak akan berhenti sampe malam “Joohyun noona,” Sehun memanggilku “Ya, Sehun?” aku tatap sehun dengan sebuah senyum yang kubuat semanis mungkin, “bolehkah aku meminta nomer ponselmu? Siapa tau kita bisa pergi bersama lagi seperti hari ini,” “tentu,berikan ponselmu.”Dia mengeluarkan ponselnya dan memberikanya padaku.Aku mulai mengetikbeberapa angka yang sudah kuingat diluar kepala. “Ini,” kuberikan kembali ponselnya “Terima kasih, noona.” Ucapnya ramah. Bis akan segera berhenti di halte dekat flatku dan aku segera pamit pada Sehun “Sehun, sebentar lagi aku akan turun, terima kasih untuk hari ini!” “Terima kasih juga noona untuk hari ini. Suatu hari kita bisa pergi bersama lagi, kan?” “Tentu saja! Hubungi saja aku, sebaiknya aku harus segera turun, Sehun. Dan maaf, tanganmu?” aku menatap gengaman tangannya “Ah, mianhae.” Reflek dia melepaskanya. Saat Sehun melepas genggamanya, seperti ada rasa nyaman yang hilang.. “Aku akan segera menghubungimu noona!” teriaknya padaku. Aku tersenyum lalu melambaikan tanganku kepadanya, yang segera ia balas dengan senyum tipisnya yang manis itu.
# # #
Keesokan harinya dan seterusnya, selama hampir sebulan, Sehun dan aku sering sekali bertemu.Kami mengunjungi beberapa tempat-tempat yang banyak di datangi turis di London, dan kami pun… menjadi lebih dekat. Setiap dia ada di sisiku, aku selalu ingin terus menatapnya, detak jantungku selalu berdetak lebih cepat, darahku selalu berdesir cepat.Apa aku jatuh cinta? Apa dia merasakan ini semua sama seperti yang aku rasakan?Tapi bagaimana pun, aku sangat senang, liburanku di temani olehnya, di sisiku. Aku sempat mengira liburan ini akan berakhir membosankan, tapi ternyata tidak.
“Noona, malam ini kau berencana untuk pergi atau tidak?” ujar Sehun di ujung telepon. Suaranya begitu jelas, seakan-akan ia berada di ruangan yang sama dengan ku.
“Tidak, memangnya kenapa?” jawabku yang sedang mengoreh tasku, untuk mencari kunci flat.“Bagaimana kalau malam ini kita ke London Eye?” refleks, aku menegapkan badanku lalu menutup kembali tasku, mungkin karena aku sangat bersemangat. “I’d love to! Jigeum?” “Ne, jigeum, noona,” “O-k,” saat aku berupaya mengatakan okay, tiba-tiba ada yang menarik tanganku dari belakang. Dan ternyata itu adalah Sehun..“Kajja, noona!” ujarnya bersemangat.“Sehun, bagaimana bisa kau sudah ada disini?” tanyaku penasaran. Pantas saja tadi suaranya terdengar begitu jelas di telepon, ternyata memang ia sedang berada di ruangan yang sama denganku. “Kau bilang bahwa aku bisa datang ke sini kapanpun aku mau kan? Lupakan itu dan ayo kita pergi sekarang,”
Sesampainya disana, Sehun kembali dengan membawa 2 tiket. Sehun dan aku bergegas menaikki London Eye, bianglala raksasa yang sangat populer dan banyak di kunjungi oleh turis.
SEHUN POV
Kapsul London Eye berhenti bergerak menempatkan posisi kapsul yang kami tempati berada di posisi yang paling atas.
“Waaah indah sekali pemandangan dari atas sini! Pemandagan di sini terlalu indah untuk hanya merasa takut akan ketinggian, Sehun! Coba kau lihat itu, lihat lampu-lampu itu membuat London terlihat lebih mempesona,” Joohyun noona yang sedang terpesona oleh keindahan London dari atas sini membuatnya terus berbicara, malah senyum dan tawa bahagianya itu yang membuatku terpesona. Aku salah? Tidak.Aku serius, bahkan aku selalu bertanya lebih kepada dirik sendiri. Apakah dia sendiri sadar bahwa ia memiliki senyum seindah itu dan wajah yang sangat cantik itu? Dengan melihatnya saja aku sudah merasa tenang dan bahagia. Sampai akhirnya dia menyadari sedari tadi aku tidak menggubris satu pun perkataannya. Pandangan kita bertemu, dengan segera aku duduk di sisinya.
“Noona, mengapa ya aku tidak terlalu terpesona kepada pemandangan indah itu? Dan malah..terpesona oleh senyuman dan wajah cantikmu?”
“Jangan bercanda, Sehun. Pemandangan London ini sangat indah, lihat, lampu-lampu itu membuat pemandangan kota London lebih mempesona..dan lihat sungai Thames itu sungguh memberikan ketenangan..” ujarnya sambil menunjuk ke arah sungai Thames yang ia maksudkan.
Aku tidak menjawab.
JOOHYUN POV
Apa-apaan sih, Sehun ini?Apa dia sedang menggodaku?
Dia tidak menjawab perkataanku sama sekali, aku menyadari dia hanya menatapku sedari tadi. Ini membuatku sangat canggung. Hening tercipta di antara kami sampai tanpa aku sadari, kapsul kita sudah kembali ke bawah. Ponsel Sehun berdering, lalu ia tergesa keluar dari kapsul untuk mengangkat telepon-nya, meninggalkan aku di belakangnya.
Sekitar 30 menit aku menunggu di kursi taman sekitar London Eye. Sebenarnya dia sedang menelepon siapa, sih?
Sampai akhirnya dia pun kembali, dengan tiba-tiba ia menarik tanganku dan membawaku ke Jewelry store yang kebetulan ada di sekitar situ.
“Ada apa kau membawaku kesini, Sehun?” tanyaku yang penasaran, “tunggu saja di sini noona, jangan kemana-mana.” Sehun menyuruhku menunggu di luar Jewelry store dan ia pun masuk ke dalam Jewelry store.
Sekitar 15 menit aku menunggu…
Ia memasangkan kalung di leherku, “noona, tolong jaga pemberianku ini. Dan berjanjilah bahwa kita akan bertemu lagi, ya? Kau harus menjaga dirimu baik-baik sampai kita bertemu lagi,” aku terkejut, aku tidak mengerti apa maksudnya semua ini? Apa dia sedang mempermainkanku sekarang?
“Memang kau mau kemana, Sehun?” tanyaku dengan nada rendah tetapi penuh Tanya
“Maaf noona, aku harus pergi,” Sehun berlari menjauhiki, meninggalkanku sendiri di sini.Di tengah dinginnya udara, dengan ketidak pastian.
“Aku akan berusaha menghubungimu, noona!” Teriak Sehun tanpa menoleh, ia semakin menjauh, aku memerhatikannya penuh tanya, punggung yang berjalan menjauh. Sampai sosoknyabenar-benar hilang dari pandanganku. Aku menggenggam kalung yang ia berikan. Kalung perak dari Louis Vuitton.
Korea, Desember 2011
Semenjak kepulangan ku dari London aku menjadi sangat sibuk, hampir setiap hari aku bekerja hingga larut. Tapi dalam kesibukanku, aku masih saja memikirkan sehun. Seperti malam ini aku masih menyelesaikan pekerjaanku dikantor. Apa Sehun tidak pernah mencari ku? Apa dia tidak merindukanku seperti aku merindukannya? Apa mungkin Sehun lupa denganku? Apa memang sudah saatnya aku melupakan pria itu? Lagi pula Sehun hanya orang asing yang tidak sengaja bertemu dengan ku di London. Dan aku dengan dia dekat pun hanya karena hanya kami sama-sama tidak punya teman di London.
“ Irene apa yang kau fikirkan? Sebaiknya kau pulang selesaikan pekerjaan mu besok,”
“Harabeoji, apa yang kau lakukan disini? Bukannya kau harus beristirahat dirumah?”
“Dasar gadis bodoh, aku yang bertanya duluaan malah balik bertanya!”
“Mianhae, aku sedang tidak memikirkan apa-apa. Sebentar lagi aku akan pulang. Dan harabeoji, apa yang kau lakukan disini?”
“Ini perusaahaanku, aku bebas datang kesini kapanpun dan melakukan apapun. Chaaa aku hampir lupa ada yang mau aku bicarakan denganmu.”
“Soal apa? Ayo bicaralah”
“Aku meilhatmu sepertinya belum memiliki kekasih. Aku prihatin cucu kesayangan ku akan menjadi perawan tua hahahaha”
“Apaa? Perjodohan???? “
“Yaaa perjodohan, tidak-tidak kau sebaikanya mengenal pria itu dulu jika kau tidak merasa cocok kau boleh memilih yang lain. Aku sudah menyiapkan banyak calon yang sepertinya cocok dengan mu”
Sepertinya aku tidak bisa menolak tawaran harabeoji. Sebaiknya aku pun harus mencobanya siapa tau pria-pria yang dikenalkan harabeoji bisa membantuku melupakan Sehun. Iya! Aku harus mencobanya, aku harus melupakan Sehun dan aku harus menutup rapat kenangan ku bersama dia.
“Yaaakk, kenapa kau malah melamun lagi apa lagi yang kau fikirkan pria yang aku jodohkan pasti lah pria yang terbaik!”
“Iya, aku mau, aku percaya pilihan kakek selalu yang terbaik!”
# # #
Hari ini perutku terasa lapar sekali sepertinya efek meeting seharian sangat menguras fikiran dan tenagaku, aku mendatangi salah satu Resto dekat rumahku.Aku memesan satu Jjangmyeon dan satu Nok Cha.Sambil menunggu pesananku datang, aku mengambil novel yang selalu kubawa, untuk mencegah kebosanan. Tetapi remaja-remaja SMA di belakangku ini sangat rebut sekali, menmbuyarkan fokusku dan aku tidak bisa membaca novel dengan tenang.
“Eh iya! SM ngeluarin boy group baru kan? Satu unreveal member lagi nya siapa ya? Penasaran!”
“Katanya sih orangnya belum pernah di publish sama SM, kayaknya bakal perfect banget deh ini orangnya makanya di rahasiakan segala,”
“Malam ini kan di kasih tau nya? Staytune YouTube channel nya SM ah nanti malam,”
Samar-samar aku mendengar mereka berbicara seperti itu, aku tidak terlalu peduli dengan ini.Tetapi mengapa perasaanku tidak enak? Setelah menghabiskan pesananku, aku segera kembali ke rumahku.
Entah apa yang merasuki tubuhku, tapi aku penasaran dengan unreveal member yang tadi anak-anak SMA itu bicarakan.
Malam hari, sekitar pukul 20:00, tanpa sadar aku telah mensubscribe YouTube Channel SM. Otomatis pemberitahuan masuk ke ponselku, saat aku membuka video yang baru saja SM upload.. Saat aku membaca judulnya, itu membuat..membuat tubuhku menegang dan aku terus saja menahan nafasku.
SM just uploaded a new video,
“UNREVEALED MEMBER EXO: Oh Sehun.”
Aku berjalan menuju gedung SBS, aku sangat ingin melihat Sehun walau dari jarak jauh. Aku memutuskan untuk menonton debut stage EXO di acara SBS Gayo Daejun. Dan tanpa sadar saat ini aku sudah berdiri di dekat panggung, cukup dekat dan aku berharap Sehun dapat menemukan dan setidak nya melihatku. Aku hanya penasaran apakah dia masih mengingatku?
Ini lah saatnya..
Ini lah saatnya aku melihatmu lagi Sehun, setelah sekian lama aku mencarimu, setelah sekian lama aku merindukanmu..
Semua member EXO keluar dari balik backstage, menuju ke stage membawakan single debut mereka yang bertajuk ‘MAMA’
Dan… itu, itu Sehun. Sehun dengan rambut nya yang kecoklatan, matanya yang indah, dan… senyuman yang indah itu.
Tanpa sadar, aku berjalan cepat, mendesak orang-orang di depanku untuk berusaha mendapatkan tempat lebih depan lagi agar aku bisa melihat dia dengan lebih jelas. Aku berjalan tergesa-gesa, dan tak sadar aku tersandung kabel yang ada di sekitar panggung, aku merasakan kepalaku terbentur besi, dan itu cukup keras, semua nya menjadi gelap. Mungkin karena benturan yang cukup keras, membuatku lemah dan tak sadar diri..
“Noona kau sudah sadar”
“Sehun? Kau Sehun, kan? Kenapa aku ada disini?”
“Tadi ada keributan di backstage, saat aku lihat ternyata kau tersandung kabel dan terbentur besi pembatas noona, aku sangat panik melihat kau tak sadarkan diri,” ujar Sehun dengan suara bergetar.
“Sehun, kau tahu? Aku merindukanmu, sangat. Aku ingin melihatmu lebih dekat tadi, aku berharap kau dapat melihatku juga tadi. Aku merindukanmu Sehun, apa kau tak merindukanku? Aku selalu menunggumu. Apa kau tak mencari ku? Kau berjanji akan menghubungi ku, Sehunna..”
“Tidak noona, kau salah. Selama ini aku selalu mencarimu tapi aku tidak berhasil menemukanmu. Aku sangat merindukanmu noona. Aku sangat bahagia bisa bertemu denganmu lagi,”
“Aku juga bahagia, sangat bahagia, tadinya aku berniat melupakan mu. Tapi aku terus saja mengingat perkataanmu bahwa kita akan bertemu lagi,”
“Jangan pernah melupakanku karena aku selalu merindukanmu, aku mencintaimu noona,”
“ Jinjja?”
“Mana tanganmu? Rasakan ini, kau bisa merasakan jantungku? Berdebar dengan cepat kan? Aku sudah kembali, aku akan tetap disini bersamamu. Apakah kau masih mau menerimaku? Maksudku, jadilah kekasihku. ”
“ Kau harusnya tahu bagaimana aku menunggumu, tapi tenang saja Sehunna. Cinta tak pernah mengenal kata jenuh. Dan aku tak akan pernah bisa melupakanmu, tapi, kau yakin? Maksudku, kau seorang idol sekarang, wajahmu akan sering muncul di majalah, TV, internet dan kau pasti akan memiliki banyak fans di luar sana,”
“Ya aku tahu, tapi aku mencintaimu dan aku tidak ingin kehilanganmu lagi, kumohon noona terimalah aku, aku pastikan kau akan baik-baik saja bersamaku, Joohyun noona, nae yeoja chingu ga dwaeo jullae? Na saranghaedo doeni?”
“Ne Sehunna,” jawabku segera dengan suara yang lembut
“Saranghae, noona.” Sehun memelukku dengan erat dan menggenggam tanganku.
PROLOG
"Harabeoji batalkan perjodohan itu, aku sudah menemukan pria yang aku inginkan, kenalkan, dia adalah Oh Sehun."
"Sehunna, ini Harabeoji-ku yang dulu pernah aku ceritakan,"
"Ah, ne, saya Oh Sehun. Senang bertemu dengan anda," ujar Sehun sambil membungkukan badannya.
"AHHH! KAU! Kau bukannya yang sering muncul di televisi itu? Benar kan?"
Sehun POV
Selama ini, aku selalu mencarinya.
“Apakah kau tahu orang ini? Ia bernama Bae Joohyun,” sembari memperlihatkan fotonya yang diam-diam aku ambil saat di London Eye.
Aku hampir mengelilingi seluruh Korea demi mencarinya, aku bahkan berniat untuk kembali ke London mencari tahu di mana dia berada. Tetapi keadaan tidak memungkinkanku untuk itu. Bos-ku menyuruhku untuk segera pulang. Untuk berlatih menjelang debut-ku yang katanya akan dipercepat. Itulah mengapa aku meninggalkannya dia saat itu.
Dan ternyata, di Korea ia memakai nama Bae Irene, bukan Bae Joohyun. Pantas saja begitu sulit mencarinya. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk terus semangat berlatih agar debut-ku lebih di percepat lagi, aku berharap saat debutku nanti, ia akan menemukanku. Dan kembali kepadaku. Itulah harapanku, dan syukurlah harapanku itu menjadi kenyataan. Dan aku berjanji, aku berjanji tidak akan melepaskannya lagi. Aku sangat mencintainya.
Your smile is as sweet as cotton candy,
and I've fallen for your smile and your love.
[ NB: FF ini dibuat untuk kuis #FREETIXEXOluXion buat readers jangan jadi sider ya hehehe, bantu love dan comment juga. Terima kasih :) ]