Sedari tadi namja itu melihatmu atau mungkin pelajaran yang kau berikan. Yang mengejutkan adalh namja itu adalah Namja yang sama yang baru saja dia temu sekitar 3 jam yang lalu. Aktifitas selanjutnya setelah mengajar di sekolah musik. Kau harus datang ke Seoul Music University kau harus mengajar bahasa inggri untuk mahasiswa. Hanya dua kali dalam satu minggu tetapi hal ini akan menyita waktumu dengan anakmu. Mata kuliah telah selesai, kamu mebereskan barang-barang yang kau keluarkan tadi. Memasukkanya kedalam tas, tetapi pria itu masih tidak berhenti menatapmu. Lalu namja itu turun dari mejanya.
“Kau berpura-pura tidak mengenalku ?” tanya pria bermarga Kwon yang berdiri di hadapannya. “Bagaimana aku tidak ingat dengan wajah anak kecil yang tidak sopan denganku?” jawabmu ketus. “YA!” namja itu membalas. “Joneun Songsaengnimeyo!” kau mengaskan. Lalu menghadap ke arah Hoshi yang berdiri dihadapanmu. “Bisakah kau lebih sopan padaku saat ini. Aku tidak mengenalmu, yang aku tau kau hanya mahasiswa disini jadi aku mohon bersikaplah dengan baik.” Tawarmu, lalu meninggalkan namja bermata 10:10 itu.
“Karena minggu ini jadwalmu sangat lah tidak padatbagaimana kalau kau ikut acara talk show ini.” Bang Shin Hyuk menyodorkan sebuah kertas. Suga mengangkat alisnya, membaca setiap tulisan diatas kertas yang barusaa pri gendut itu taruh. “Terserah saja.”
“Kau akan bertemu model ternama dan internasional, Yul Hee dan aku rasadia menyuaimu sejak awal debutnya menjadi seorang model. Bagaimana perasaanmu?” tanya PD-nim dengan antusiasnya. Suga terlihat acuh dengan ucapan bang Shin Hyuk yang menjadi Pd-nim nya. Melihat ekpresi suga seperti itu dia menyadari jika setelah Suga menyelesaikan kerjaya denga wanita itu, jika dia tidak saah mereka masih saling berhubungan tetapi sejak wanita itu mengandung dia tidak pernah berhubungan lagi dengan wanita itu. Ya, memang benar jika Bang Shin Hyuk yang memintanya. “Aku akan senang jika mengikuti talk show ini dengan gembira.”
“Aku hanya ingin fokus dengan album selanjutnya. Belakangan aku ini lelah sekali menulis lagu, mungkin hal ini sudah biasa karena kita setiap tahnya membuat album tapi kali ini akuingin membuat album yang berbeda dengan album-album yang lain dan hal ini membuatku meresa tertekan.”
Shin Hyuk menghelah nafas “Aku dapat memahami hal itu, ini sudah 7 tahun kau debut. Apakah kau tidak ingn pergi berkencan?”
“Na? Sejak kapan kau menyarankanku untk berkencan.” Suga tersenyumbaru hari in PD-nimna menyuruhnya untuk berkencan. Biasanya dia selalu berusaha mengkeritik apapun yang dilakukan oleh suga. “Sejak sang Maknae (Jungkook) berkencan lebih dahulu daripadamu dan member yang lain.”
“Aku akan berkencan jika gajiku kau tambah lebih banyak.” Goda suga. “Ya! Gajimu saat ini sebenarnya sudah bisa kau belikan satu rumah di amerika perbulannya. Tapi karena kesepakata kalian yang suka tinggal di dorm agar segala komunikasih masih dapat lancar seperti pada kalanya kau debut dulu. Aku membelikan kalian apartement yang lebih bagus.”Timpal PD-nim bergurau.
Kacamata hitam, High heels pakaian bermerek. Putri raja yang berhati kaca. Dia datang dengan angkuhnya. Bahkan terlalu angkuh, model utama di korea yang namanya sedang melambung di berbagai berita internasional. Dia baru saja pulang dari paris setelah berbagai catwalk yang dilewatinya. “Suga Oppa, SugaOppa.” Dalam langkahnya hanya ada nama itu semata.ya, Suga adalah pria idamannya selama ini. Dia selalu berharap satu acara dengannya dan sangatlah marah ketika Suga menikuti acara nikah virtual dengan yeoja Indonesia yang menurutnya dia lebih canti dari pada yeoja indonesia tersebut. Kejadiannya memang 4 tahun yang lalu, tetapi dia masih khawatir jika Suga berhubungan dengan yeoja jelek itu.
“Hyo Jin-sshi. Ambil semua perlengkapan make up ku aku, jadwalkan spa dan juga relaxsasi terbaik di korea akuingin berdandan cantik di acar talk show tersebut.” Yul Hee sangat senang dengan berita jika dia akan datang diacara talk show bersam dengan suga. Satu-satunya pria idamannya. Alasan yang sangat bagus untuk berkenalan dan memikat hati Suga. Dia itu selalu melakukan apa saja jika dia ingin dan jika dia mau, terkadang hal itu membuatnya terlihat angkuh.
***
Kau berjalan pulang, hari mulai larut tetapi ada satu orang yang sedari tadi mengikutimu dari belakang. Kau menutupi tubuhmu dengan mantel tebal berwarna maroon mantel yang sama dengan yang anaku pakai. Sesekali kau melirik ebelakag, mengapa anak kecil ini mengikutinya? Apa dia mata-mata Nam Joon? Tetapi kau terus-terusan berfikir positif akan maha siswa yang baru saja kau ajar tadi sore, mahasiswa yang memanggilmu dengan tidak sopan.
“Rumahmu masih jauh?” tanyanya dari belakang. Indra pendengarmu menangkap gelombang usara yang dia sampaian tapi kau hanya diam dan menghelahkan nafasmu. “Kita punya tempat tinggal yang sejalan atau mungkin kita tetangga.”
Kau menoleh kearah paia bermata 10:10 itu, melihatnya sudah berdiri di depan gerbangsebuah rumah yang besar, jika tidak salah rumah itu adalah rumah yang kemarin kau lihat sersama dengan anakmu. “Kau boleh mampir jika mau, Songsaengnim.” Hoshi mengakhir percakapannya dengan senyuman. Lalu masuk kedalam rumah tersebut. Kau hanya diam, tidak percaya jika kau akan se-blok dengan mahasiswa yang baru saja tidak sopan dengamu. Bahkan caranya mengajak kau mampir juga tidaklah sopan.memangnya dia pikir kau wanita macam apa ? mampir ?
“Aku ini wanita beranak satu, dia memperlakukanku seperti janda yang gatel akan seorang pria.” Gerutumu melanjutkan perjalanan dengan bahasa indonesia.
Hoshi masuk kedalam rumah, baru saja dia menutup gerbangnya, sepertinya wanita itu mengomel akan sesuatu tetap dia mengoceh dengan bahasa lain yang dia tidak mengerti. Ya, sudahlah dia leah masih ada banyak hal yang harus dia lakukan setelah ini. Dia masuk dan melewati tangga yang sama dengan yang biasa dia lewati menuju kamarnya. Lalu membuak laptopnya. Dia mencari berita akan Suga Sunbaenim dan wanita yang pernah dekat dengannya. Dia mengskroll pencarian dan menemukan sebuah foto pernikahan virtual yang mungkin suda sangat lama dan jarang ada web yang memilikinya. Entah kenapa ada banyak artikel yang terhapus, terutama bagian kelanjutan akan pernikahan Virtual tersebut. Hoshi memperbesar sesosok wanta yang samar-samar disamping suga sunbaenim. Keduanya memaki pakaian pegantin serba putih, taman di hias sangat indah dan keduanya terlihat bahagia, bahkan seerti sebuah pernikahan yang sesungguhnya. Mereka saling berciuman di depan kamera dan memamerkan kemesraannya. Tetapi wajah sangwanita selalu samar bahkan tidak terlihat wajahnya kadang gambar hanya memperlihatkan punggungnya. Hoshi menghelahkan nafasnya. Kenapa dia harus mengetahui hal ini dan kenapa dia mencampuri urusan yang bukan urusannya.
Kau masuk kedalam rumah, saat sampai dihalama rumah adikmu keluar memakai mantel. “Kakak.” Sapanya. “Oi, kau mau kemana ?” tanya mu. “Bekerja. Leo sudah tidur kau bisa istirahat jika kau ingin.” Ramon tersenyum. Terkadang kau merasa bersalah dengan adikmu. Kau merasa merepotkannya. Ingin sekali kau mengembalikannya ke australia dan membiarkannya tinggal bersama dengan ibumu. Dia harus bekerja dimalam hari siang hari menjaga anakmu, ya mugkin sudah ada baby sister tetapi hal itu masih membuatnya khawatir akan paparazi dan keselamatan Leo. “Udara begitu dingin, kau harus menjaga kesehatanmu.” Kau meraih jaket adiku dan menarik resleting jaket yang tadinya masih terbuka. Udara dingin dapat membuat Ramon sakit. Kau tau jika adikmu tidak tahan dingin, Ramon selalu menghabiskan wantunya di pantai tropis seperti bali, gili dan juga raja ampat tempat favoritnya. Sebelum semua ini terjadi Ramon. “Tidak apa-apa, aku baik-baik saja. Masuklah kau harus istirahat kak. Bye aku berangkat.” Ramon berpamitan keluar gerbang.
Keesokan harinya kau berangkat menujuh sekolah internasional yang kau nauingi bersama dengan anak-anak kecil yang kau sukai didalamnya. Hari ini lumayan dingin dari hari sebelumnya, kau mamakai mantel dan juga syal tebal serta topi untuk menutupi kedinginanmu. “Annyeonghasseo.” Matamu terbelalak melihat seorang namja kemarin, tetapi hari ini berbeda dia lebih sopan dan mau membungkuk. “Songsaengnim.” Sapanya dengan senyuman. “Kau mau berangkat ke Kampus denganku ? tanya dengan mulut tersenyum lebar yang membuat matanya terlihat menghilang. “Ne.” Jawabmu sembari mengangkat alis. Kemarin dia tidak sopan sekarang seperti ini, apa yang dia mau? Atau dia pengidap penyakit D.I.D?. Kau hanya berharap jika namja ini baik hati ? Namja? Jangan berfikir jika dia seorang namja dia hanya dongsaeng anggaplah dia hanya muridmu yang ingin belajar lebih. “Kau akan mengajarku lagi ? songsaengnim?” Hoshi mulai berjalan disampingmu. Kau melihat telinga dan hidungnya mulai memerah, mungkin dia terlalu lama berada diluar dan kedinginan. “Songsaengnim, maafkan aku atas kejadian kemarin. Saat aku ada di sekolah orang tua Mingyu.” Lanjutnya berbicara. Hoshi memasukkan tangannya di kantung jaketnya.
“Hari ini aku tidak mengajar di Universitasmu, aku hanya mengajar seminggu dua kali. Hal itu menyita waktuku dengan anakku.” Kau menghela nafas kasar.
“oh, kau punya seorang anak ?” Hoshi memasang wajah terkejut. “Ne.” Jawabmu singkat. “Bolehkah aku bertemu dengannya, aku menyukai anak-anak.” Hoshi ingin membuat percakapan ini semakian menarik walau sedikit berbohong. “Terlihat dari kelakukanmu kemarin kau tidak terlihat menyukai seorang anak kecil.” Kau tersenyum untuk pertama kalinya pada mahasiswa yang kemarin baru saja kau kenal. “Hmm.” Hoshi sedikit menyesal karena alasannya diketahui olehmu. Hoshi meihat kearahmu, dia menyadari jika hari ini kau terlihat cantik saat tersenyum. Ini menarik baginya. Sebenarnya dia ingin tau apakah perkiraannya benar jika wanita yang ada disampingnya ini adalah wanita yang dicampakan oleh Suga Sunbaenim atau bukan. Lalu jika iya? Maka apa yang akan dia lakukan ? atau jika itu bukan maka apa yang akan dia lakukan pula, dia masih tidak memikirkan hal itu.
Kau menaiki bis, kau berharap jika anak keci itu tidak mengikutimu, tapi kenyataanya dia malah mengikutimu. Masuk kedalam bis yang sama. Kau berdiri, dia juga berdiri didalama bis. “Bukankah arah universitasmu berbeda dengan arah sekolahku ?”
“Ada sesuatu yang harus aku lakukan terlebih dahulu.” Hoshi berohong, dan kau mengetahuinya tetapi kau hanya diam.
***
Sepasang mata melihat wanita yang diikuti oleh seorang pria masuk kedalam bis yang sama, sebelumya dia melihat keduanya berbicara dengan akrab dan berjalan berdampingan. Apakah harus membuat sebuah drama? Shin hyuk menyadari jika orang yangmengikuti wanita itu adalah salah satu model yang bernaung di agensi yang dia punya. “Jalan, aku sudah melihat situasinya.” Shin hyuk berbicara pada sang supir dan kembali ke Bighit untuk bekerja. Baginya, selama tidak ada yang mengetahui jika wanita itu adalah istri virtual Suga dimasa lalu maka semua rahasia akan aman. Dia sudah menghapus berbagai video dan gambar akan pernikaha virtula mereka juga berbagai artikel yang mengaitkan akan keduanya. Beberapa kali juga dia menyuruh berbagai orang untuk membunuh wanita itu dengan bayinya tetapi tidak pernah berhasil.
Mobil ferari berwarna hitam terparkir ditidak jauh dari halte bis yang dinaiki oleh seorang wanita yang belakangan menghantui dirinya. Dia tersenyum miring melihat kedekatannya bersama dengan dongsaengnya. Bola matanya berputar, mengetuk jemari tangannya diatas kemudi mobil. Lalu menyalakan mobilnya pergi menujuh tempat yang ingin dia tujuh. Ditengah perjalanan dia sebuah telpon masuk “Namjoon-ah! Oddiga ?” tanya seorang pria di sebrang. “Aku di jalan Hyung tadi ada urusan bersama teman lama. Weo?”
“Mari bekerja, aku sudah selesai tinggal fixsasi bersama.” Suaranya selalu seperti itu selalu seperti orang yang mabuk .” Hyung bukan kah kau hari ini ada jadwal talk show? Ini sudah jam berapa kenapa kau tidak berangkat ?”
“Ne, nanti. Masih ada sedikit waktu cepatlah kemari.”
“Ne.”
***
Yul hee sudah sampai satu jam sebelum acara berlangsung entah kenapa baginya sangat menyenangkan akan berteu dengan Suga. Finally setelah sekian lama menunggu dia akan bertemu dengan pria idamannya. Kakinya yang jenjang, tubuhya yang langsing dibalut dengan dres berwarna baby pink selutut. Dia emang cantik hanya saja kali ini dia terlihat lebih cantik berkali-kali lipat. Yul Hee masih sibuk dengan rambut pendek yang dia gerai, masih sibuk dengan segala keperluan kecantikan yang ingin dia tonjolkan kedaam dirinya. Tak lama seseorang yang dia nanti datang. Namja itu
berjalan kemeja rias bintang tamu. Dia hanya duduk sambilmmbaca skrip yang baru saja diberi oleh para staff. “Suga Oppa.” Batin Yul Hee. Senang sekali hatinya bertemu dengan sang Idola dan pria idamannya sejak awal debut hingga sekarang.
“Annyeonghasseo, Jeonen Yul Hee imnida.” Dia datang membungkuk kepada suga yang masih duduk.namja itu mengalihkan pandangannya kearah yeoja yang sedikit malu kepadanya. “ne, Annyeonhasseo.” Suga menyapanya kembali. “Apakah kau bintang tamu disini?” tanya Suga. “Ne,aku adalah model yang baru saja kembali ke korea.”
“Senang bertemu denganmu.” Balas suga cuek lalu melihat headphonenya. YulHeeterlihat sedikit kecewa setelah perkenalannya dengan Suga barusan. Dia terlihat mengbaikan apa yang disiapkana oleh YulHee.
Talkshow
“Senang sekali kalin ini Suga yang ada diacara ini.” Ucap Mc yang masih memasang wajah yang berseri-seri layaknya Mc pada Umumnya. Suga pun sedikit membungkukkan tubuhnya. “Woah lihat? Yul hee selamat datang ke korea bagaimana perjalananmu menjelajahi berbagai belahan dunia ? tanya MC. “Ne, sangat menyenangkan tapi aku lebih suka tinggal disini. Aku sangat merindukan kimchi.”ucapnya malu-malu. Mc melihat Suga dan Juga Yul hee, “Bukankah merka serasih jika besama ? goda Mc.”
Suga hanya tersenyum kecil. Dia hanya berandai jika itu adalah wanitu itu. Jika orang yang ada di sampingnya adalah wanita yang sudah lama dia cari dan bersembunyi. Ah tapi sudahlah dia anya berandai-andai. Dia tidak tau bagaimana keadaan anaknya. Kalau pun muncul mereka berdua akan ada dalam masalah. Ini semua namanya penyesalan yang paling dalam kedua seteah dia pergi mennggalkan rumah beberapa tahun yang lalu.
Setelah talk show
“Kau sepertinya tidak menyukai Yul Hee?” tanya Shin Hyuk yang sengaja datang dan memang mengseting agarMC membuat kalimat tersebut. “Kau yang merancangnya? Itu tidak lucu. Dia akan mendapatkan banyak haters karenamu.” Suga dingin. Dia menganti bajunya dengan sweater berwarna putih dan juga Binnie ditambah kalung panjang berwarna silver berbetu persegi dengan tulisan Swag. Walau tidak ada tulisan itu dia Terlihat SWAG seperti biasa.”Kau mau kemana ?”
“Aku tidak tau.” Suga keluar dari gedung yang baru saja dia melakukan talk show. Kali ini dia mengendari mobilnya sendiri. Dia hanya ingin datang ketempa yang ingin dia kunjungi.
Kenapa Hoshi Oppa dengan wanita itu masuk kedalam Bus? Apakah mereka mempunyai hubungan ? pertanyaan itu berputar dikepala Yeri yang baru saja dia mengutit Hoshi setiap paginya. Tetpi wjah wanita itu terlihat familiar baginya, apa kah dia pernah melihat wanita itu sebelumnya dia juga kurang paham. Oh, iyaa bukankah dia adalah dosen bahasa Inggrisnya, bisa jadi mereka hanya kebetulan rumah merea searah dan mereka menaiki bis yang sama. Raut wajah Yeri yang muram tiba-tiba menjadi bahagia dengan fikiran yang baru saja muncul dalam benaknya. “Iya, itu benr aku harus berfikir positif kepada mereka. Yeri berjalan dengan riang kembali, dia datang ke kampusnya.
“Mingyu-ya! “ sapa Kwon soon Young dari jauh. Wajahnya begitu semeringah, Mingyu hanya melongo melihat namja yang baru saja datang dengan senyuman yang luar biasa lebar. “Kau menang kupon undian berhadiah?” mata Mingyu menjuh kepada roti yang baru saja dia beli. “Ini lucu.” Hoshi menikmati tawanya sendiri. “Wanita itu, yang menjadi dosen bahasa Inggris kita, adalah tetanggaku.”
“MWO? Kita dalam bahaya.” Mingyu panik. “Kita harus mengerjakan tugasnya dengan baik dan juga hrus membaca. “ mingyu membuka isi tasnya dan mengambil buku bahasa inggris. “Ya! Igebuya? Kenapa kau harus sepanik itu.”
“Ya! Kau dan aku sudah tidak sopan kemarin bagaimana jika nilaiku tamat hanya karena bahasa Inggris?”
“Justru itu kita harus bertemu dengannya setiap hari. Agar dapat elajar dengannya? Bagaimana setujuh?”
“Kau memang pintar.”
***
Mobil suga berenti di sebuah sekolah internasional school yang ada dihadapannya. Untuk apa dia juga tidak tau. Dia hanya berharap ada seorang wanita yang keluar dari gedung besar itu. Dia menunggu dan menunggu. Wanita itu tidak kunjung datang. Dia hanya bisa melihat beberapa mobil yang keuar masuk pintu gerbang serta beberapa anak-anak berkebangsaan lain yang beru saja menyelesakan sekolah mereka. Hari mulai sore, matahari ulai tenggelam. Saat itu pula wanita itu muncul. Dia keluar memakai mantel tebal bewana putih bertopi pink yang membuat wajahnya terlihat bersinar. Wanita itu jelek? Ya, untuk standart orang korea dia adalah orang yang jelek. Tetepi lihat senyumanya kebahagiaannya keltika dia menyapa satpam yang ada di gerbang penjaga. Dia cantik.
“Apa yang aku lakukan ? aku benar-benar sepeprti orang yan dungu.” Suga berkata dalam hati.
Rokok di tangan kanannya, bajunya lusuh compang camping seperti biasa. Lalu kamera di tangan kirinya. Sebuah name tag masih mengalung dilehernya bertuliskan nama “Kim Min Suk” Hidup menjadi wartawan adalah pekerjaan yang tidak mudah. Dia tidak ingin menjadi wartawan jika dia mengetahui hal ini aka terjadi. Perusahaa yang dia naugi dalam krisi, dia harus membuat sebuah berita yang bagus agar semua kembali percaya pada korannya. Saat itu dia melihat sebuah mobil yang ada tidak jauh dari sekolah Internasional yang ada di jalannya saat ini. “Woah mobil ini sangatlah mahal, aku yakin artis ternama yang memakai mobil ini.”
Suga melihat orang yang sedang berjalan mengitari mobilnya. Dia sedikit menyembunyikan dririnya menunduk. Kaca mobil suga bisa di bilang sudah gelap tapi untuk mengatasi kecurigaannya dia memilih sembunyi. Dia mengingat wajah itu, wajah yang sama saat dia datang dengan kameranya ke tempat kerja suga untuk mewawancarainya tetang anak yang di kandung oleh artis Indonesia itu. Dia harus berhati-hati. Suga melempar pandangannya pada pintu gerbang sekolah, wanita yang baru saja dia lihat menatap kearah mobilnya dengan wajah terkejut dan tidak percaya. Pria yang tadinya melihat mobilnya pun menatap wanita yang berada di pintu gerbang itu. Wanita itu berbalik lalu pria berusia 40 tahun itu berlari kearahnya. Wanita bermantel tebal yang segera menutupi wajahnya dan berlari.
Kau menghelah nafasmu, cukup melelahkan bersama dengan anak-anak bermain dan mengajar. Setidaknya kau merasakan senang karena murid-muridmu merasa bahagia. Kau menoleh kekanan dan kekiri. Matamu terelalak melihat seorang pria yang berdiri didepan sebuah mobil mewah. “Kim Min Suk?” batinmu. Kau menundukkan kepalamu dan berbalik, tetapi terlambat reporter gila itu sudah menangkap wajah mu,kau segera berlari sebelum Min Suk datang lagi. Kau akan merasakan hal yang menyakitkan lagi, dia pengintai paling hebat diantara semua paparazi bahkan pria itu mampu masuk kedalam rumahmu yang ada di australia, memotret semua kejadian dan merekamnya. Hebat, mungkin dia hars menjadi detektif timbang menjadi reporter.
“Ya! Ya! Jangkaman!” teriak Min Suk dari belakang, ya itu memang dia. Reporter itu kau masih mengingat suarannya. Kau berlari dengan kecang karena pria itu mengejarmu. Oh tidak kenapa harus bertemu dengan namja ini lagi setelah sekian lama ? “Ya! (Menyebut namamu)-sshi! Gara-gara kau perusahaanku hampir bangkrut dan kau harus membayarnya! Ini semua karena tuntutan yang kau layang kan.” Dia terus saja memanggil namamu. Kau berlari menujuh gang-gang sempit. Entah kemana arah gang ini pergi tai kau tetap berlari. Tiba-tiba seseorang menari tubuhmu masuk kedalam dekapannya.
Sesaat nafasmu dan jantung mu berhenti bersamaan, siapa dia ? entah siapa kau tidak tau, tetapi yang jelas orang itu mungkin lebih besar darimu. Kau dapat merasakannya dari pelukan yang kau terima, saat kau ingin mendogakkan kepalamu. Orang itu malah menutupi mata mu dengan topi yang kau pakai. “Nugusseo ?” tanya mu pelan. Kau ingin membuka topi yang menutupimu, tetepi sekali lagi orang itu tetap menurunkan topi yang kau pakai, kali ini topi berbahan wol sukses menutupi seluru wajahmu. Siapa ? dan kenapa ? atau mungkin?. Ini buruk, tidak mungkin. Kau memastika lagi dengan menyentuh dada yang masih mendekapmu. Tetapi perlahan orang itu melepas pelukannya lalu pergi entah kemana. Saat kau membuka topi yang menutupimu, kau tidak melihat siapa-siapa. Kau berlari lagi, menengok gang-gang yang ada di depanmu tetapi tidak ada yang kau lihat. Hanya gang kecil yang kosong.
Suga berlari dari wanita yang baru saja dia selamatkan, tetapi sepertinya dia tidak selamat dengan bidikan kamera Min Suk. Dari arah jauh Min Suk membidik wajahnya. “Tepat” ucap Min Suk. “Sudah aku duga jika berita yang aku selidiki dulu memang benar, memang benar Wanita itu dengan Suga berhubungan. Lebih.”
Suga masuk kedaam mobil yang dia bawah. “Apa yang aku lakukan?“dia berdecak dalam hati sendiri sembari mengatur nafasnya. “Dia tidak melihatku kan ?” bertanya pada dirinya sendiri. Lalu menjalankan mobilnya. Dengan cepat.
Kau masih berdiri mencari orang yang menyelamatkanmu. Kau membersihkan jaketmu tiba-tiba sebauh kalung jatuh. “Oh” kau mengambinya. Mungkin ini adalah kalu orang yang menyelamatkanmu. Lain kali, kau harus berterima kasih kepadanya. Kau pikir orang itu akan menyekapmu dan membuat repot keluargamu nanti. Hari sudah mulai larut. Kau harus pulangagar adikmu tidak khawatir.
Big Hit Entertaiment 07:30 P.M
Sebuah E-mail masuk di komputer Bang Shin Hyuk. Pria bertubuh gemuk yang tadinya sedang mengecek musik yang baru saja diberika oleh namjoon berhenti sejenak. E-mail ini adalah E-mail yang sama seperti beerapa tahun yang lalu. Memiliki nama yang sama dengan nama yang lalu. Orang yang dia tutut karena pencemaran nama baik. Shink Hyuk membuka E-mailnya. Ada sebuah foto sekolah Internasional school dan seorang bersweater putih memakai binnie berwarna Hitam. Matanya terbelalak. “Aku menemukannya,jangan salahkan aku jika aku akan datang.” Shin Hyuk menggelengkan kepalanya. WAR sudah mulai terasa.
NamJoon sudah datang beberapa menit yang lalu menuju studio, dia melihat Shin Hyuk yang memakai earphone sembari melihat layar laptop yang dia bawah. Awalnya NamJoon ingin menggodanya tetapi pandanganya berhenti ketika melihat e-mail yang di buka oleh Shin Hyuk. NamJoon menelan ludahnya. “Beri dia uang, dia akan pergi. Ini hanyalah ancaman.” Shin Hyuk berbalik menujuhh pada suara yang ia dengar. Dia mendapati leader dari band yang dia bimbing. Membawa dua buah cup kopi di kedua tangannya. “Ini tidak akan terjadi lagi. Jangan pedulikan hal ini,ini hanya foto yang tidak memiliki kekuatan.”
“Tetapi apa kaku tau jika wanita Itu bekerja disana ?” NamJoon. Menyodorkan kopi yang dia bawa kepada Shin Hyuk. “Ya, bahkan sampai kapan dia tinggal aku juga tau. Anak itu tumbuh besar dan mirip dengan Suga. Marga Min juga akan sangat cocok baginya.”
“Aku tidak mau tau, kau harus membuat kerja sama dengan management Suga Oppa. Aku harus bertemu dengannya setiap hari.”
D.Entertaiment 07:30 PM
“Untuk apa kau bertemu dengannya setiap hari.” Song Min Young menanyakan kepada seorang yeoja yang duduk dengan angkuhnya.
“Direktur, ini sangat penting. Aku sangat menyukainya.”
“Menyukinya bukan berarti kau harus ada di sekelilingnya.”
“Aku tidak mau tau, kau harus melakukannya untukku.”Yul Hee keluar dari ruangan. Min Young hanya bisa mengelus dadanya melihat gadis itu keluar ruangan. Memangnya apa yang harus dialakukan ketika gadis itu meminta hal-hal yang aneh.
“annyeonghasseo.” Sapa namja yang sama tadi pagi. Apa yang dia inginkan? Baiklah sekarang kau merasa takut dengan namja ini. “Annyeonghansseo.” Balasmu. “Aku baru saja menyadi jika pertemuan kita pagi ini aku belum memperkenalkan namaku Neirumel Kwon soon Young Imnida.”
“Oh, Ne” Kau semakin bingung dengan kelakukan anak yang ada di hadapanmu. “Kau sedang apa malam-malam begini ?” tanyamu tanpa sadar. “Aku sedang. Mm...” memutar bola matanya mencari alasan. “Aku tadi pergi berlanja, lalu bertemu dengamu disini.”
“Lantas dimana barangbelanjaanmu?” tanya mu lagi melihat kedua tangan Hoshi kosong tidak ada barang belanjaan. Hoshi tegang, “Oh-em” bingung menjawab. Kau tersenyum. “Senang bertemu dengamu. Kau belajarlah dengan giat.” Kau melanjutkan perjalanamu. Langkahmu sudah hampir jauh. “Kau sudah makan malam ?” tanya Hoshi dari jauh. Mengentikan langkahmu sejenak. lalu berbalik melihat pria bertubuh jangkung memakai jaket hitam dan jeans berwarna senada.
“Belum.”
“Mari makan bersama sebagai tetangga.” Tawar Hoshi denga wajah riang. Kau menggeengk kepalamu. “Lain kali saja.”
“Oh, baiklah.” Suara Hoshi melemah. Melihat mu berlalu.
***
Selang 2 menit setelah kepergianmu. “Ya! Kau apa yang baru saja aku dengar ?” Mingyu keluar dari tempat persembunyiannya setelah mendengar percakapan antara Hoshi dan seorang wanita. “Kau, menyukainya? Tanpa sadar kau baru saja mengajaknya berkencan? Kau tau ?” tanya Mingyu.
“Aniya, aku tidak melakukan hal itu.” Hoshi panik. Wajahnya ,mulai memerah. Mingyu menujuk wajah Hoshi yang mulai memerah. “Ya! Wajahmu merah sekali.” Hoshi memegangi pipinya. “Ini karena, udarah sangat dingin. Kajja”
“Ya! Kau mencari-cari alasan dasar.” Mingyu masih saja mengoda Hoshi. Keduanya kembali kedalam rumah.
di dalam rumah Hoshi haya diam melamun sementara semua makanan yang ada di atas meja berteriak ingin dimakan. Mingyu makan dengan lahapnya. "Mingyu-ya, apa jika kita ingin melindungi seseorang. artinya kita menyukainya ?"