Gift?!
“RI TAE-AH, AKU MENCINTAIMU..SANGAT-SANGAT MENCINTAIMU!!!AKU INGIN KAU MENJADI PACARKU!!”
Semua orang mendongak ke sumber suara, termasuk seorang gadis yang berpakaian kasual lengkap dengan gitar yang digendongnya. Semua orang terlihat panik dan meminta namja yang berteriak itu segera turun dari atap bangunan tinggi itu.
Namja itu kembali menempelkan pengeras suara ke mulutnya.
“RI TAE-AH, JAWAB AKU!! AKU SANGAT MENCINTAIMU!!”
Gadis yang ia maksud atau gadis yang berpakaian kasual itu tersenyum. Gadis itu lalu berjalan kearah bangunan itu. Melihat pergerakan dari gadis yang ia cintai itu, namja itu langsung berbalik dan menunggu kedatangan gadis kasual itu, Shin Ri Tae.
“Yunghyeong oppa..”
Akhirnya dia datang..
Gadis itu merebut pengeras suara dari tangan Yunhyeong.
“Yunhyeong oppa.. Uri saranghaji marayo (Let’s not falling in love-Bigbang)”
Sudah ke 18 kali Ri Tae menyanyikan bagian lagu itu, dan sudah ke 18 kali pula Yunhyeong mencoba untuk meluluhkan hati Ri Tae.
“Ri Tae-ah, jangan bercanda! Aku sedang tidak bercanda!”
“Aku juga sedang tidak bercanda”
“Wae? Kenapa kau selalu menjawab seperti itu? Kau takut tidak bisa membuatku bahagia?!”
“Ani”
“Lalu kenapa? Bukankah maksud lagu itu seperti itu?”
“Heish, akukan hanya menyanyikan bagian ‘Uri saranghaji marayo’ tidak keseluruhan lagukan”
“Kau mempermainkanku?! Kau selalu membuatku bingung?!”
“Hehehe”
Ri Tae tertawa tanpa dosa.
“Kau tertawa?! Jawab aku sekarang, kau mencintaiku atau tidak? Kalau kau tidak menjawabnya aku akan melompat”
“Melompatlah!”
Ri Tae berbalik meninggalkannya, dalam hatinya ia juga khawatir kalau Yunhyeong benar – benar melakukan hal konyol itu.
Ngiung ngiung..
Suara sirine mobil polisi itu melegakan hati Ri Tae. Iapun berbalik menatap Yunhyeong.
“Melompatlah! Aku yakin para polisi itu akan menggagalkan tindakanmu”
Ri Tae kembali melanjutkan langkahnya untuk pergi. Yunhyeong mematung, gadis itu benar – benar mempermainkannya, pikirnya.
“Hey, kau masih mematung disitu. Kau tidak ingin pulang kerumah? Geurae.. aku hitung sampai hitungan ke 3, kalau kau tidak beranjak, kau tidak boleh tidur didalam rumah” ucap Ri Tae
Sudah 2 tahun terakhir ini mereka tinggal satu rumah, karna pekerjaan mereka sebagai penyanyi cafelah yang membuat mereka untuk tinggal satu rumah.
“One..Two..”
“Haish” kesal Yunhyeong.
Tok tok tok..
Bunyi sepatu itu membuat Ri Tae tersenyum. Syukurlah, namja bodoh itu menurutinya.
Ri Tae menghentikan langkahnya, ia lalu menghampiri Yunhyeong yang ada dibelakangnya. Dan melingkarkan tangan kanan Yunhyeong ke lehernya.
“Ada banyak orang dibawah, berpura – puralah kalau kau sedang mabuk”
“Oh” jawab Yunhyeong lemas.
Sekerumunan orang telah tertangkap oleh mata mereka.
“Mian hamnida, aku minta maaf telah membuat keramaian disini. Dia temanku, dia sedang mabuk berat. Mian hamnida” ucap Ri Tae pada orang – orang disana.
Orang – orang memandang mereka kesal. Merekapun pergi menjauh dari Ri Tae dan Yunhyeong, begitu juga dengan Ri Tae dan Yunhyeong mereka mulai pergi menjauh dari tempat itu.
“Uri ije jinan ildeul modu ijeo beoryeoyo, wonchi anteon mannameuro gadeukhaetdeon geureon naldeul”
Ri Tae menyanyikan potongan lagu ‘The Day I Met You’. Lagu yang akan mereka bawakan untuk audisi Kpop Star bulan depan. Bagian selanjutnya, adalah Yunhyeong, tapi Yunhyeong tetaplah diam. Sepertinya, ia masih kesal dengan kejadian tadi.
“Hey, bagianmu menyanyi.. ayolah hitung – hitung ini latihan untuk audisi bulan depan” ucap Ri Tae ditengah – tengah perjalanan mereka.
“Uri ije jigeumeun..” Ri Tae memancingnya.
“Uri ije jigeumeun gachi norae bulleoyo, geureoke geurideon dangsingwa mannal inareul”
Akhirnya ia membuka mulut.
“Ijeodo doeneun jiwodo doeneun chueogillang saenggakji marayo ,dangsingwa mannan inari haengbokhameuro”
Dan mereka menyanyi bersama.
**
Aroma soju tercium sangat menyengat disini.
“Eun Jin-ah, hari ini neo oppa kembali berulah”
Ri Tae sedang duduk menikmati soju dan suasana malam Seoul di sebuah kedai bersama Song Eun Jin, adik Yunhyeong.
“Ne? Apa yang dia lakukan?”
“Ini sudah ke 18 kalinya, dia menembakku”
“Dia menembakmu lagi?”
“Oh, dia menembakku dari atap gedung”
“Mwo?! Heuh, dia gila”
“Hey, tidakkah kau merasa bahwa kau akan menjadi adik terjahat didunia ini?”
“Bagaimana denganmu? Apakah kau merasa bahwa kau akan menjadi yeoja terjahat didunia ini?”
“Ani, tidak sedikitpun aku merasa jahat”
“Aku juga tidak, salah ia sendiri, menerima warisan restaurant, diakan sudah bekerja, seharusnya restaurant itu jadi milikku. Toh, walaupun restaurant itu tidak atas namaku, aku juga yang mengurusnya”
Eun Jin meneguk sojunya.
“Makanya, cepat – cepatlah cari pekerjaan. Aku dengar pabrik dekat rumahmu sedang membuka lowongan pekerjaan”
Eun Jin menggeleng mendengar perkataan Ri Tae tadi.
“Shireo, kulitku bisa rusak, jika bekerja di pabrik”
“Haish, kau terlalu manja dan banyak alasan. Sudahlah, aku pulang dulu. Malam ini, kau yang bayar”
“Yak! Eonni!! Aku tidak punya uang!!”
Ri Tae berjalan sambil terkekeh, ia hanya bercanda. Ia tidak mungkin tega membiarkan Eun Jin membayarnya, karna ia tau bahwa Eun Jin sama sekali tidak punya uang. Diam – diam ia sudah membayar semua yang mereka pesan.
**
Masih pagi, Ri Tae sudah berkutat dengan alat – alat kebersihan. Sudah lama, rumah ini bertahan dengan kondisi kotor. Hari ini tepat 2 minggu setelah kejadian Yunhyeong menembaknya, dan hari ini pula ia pertama kali membersihkan rumah ini sendirian, sejak ia bangun, ia sudah tidak menemukan sosok Yunhyeong disini.
Ting tung ting tung..
Suara bel, Ri Tae berjalan untuk membuka pintu. Sosok Yunhyeong dan seorang gadis muda ada dihadapannya.
“Ri Tae-ah, perkenalkan dia Park Hyunyeong, dia temanku”
TBC..
L+C please...