"kenapa ekspresimu seperti itu
"aku tidak akan ngapa – ngapain , hanya membantu memijat "ucap wonwoo
"nanti ada yang melihat dan salah sangka
"akan berbahaya "ucap nancy
"oh ya kau benar juga, jadi bagaimana ?
"kau bisa berjalan ?"tanya wonwoo
"hmmm , nanti juga akan membaik dengan sendirinya kok "ucap nancy
---
[ dirumah nancy ]
Rumah nancy terlihat sederhana , tidak terlalu mewah dan tidak terlalu besar.
"appa ..
"apa kita tidak suruh nancy pergi dari rumah ini saja ?"tanya wonho
Ayahnya tampak terkejut dengan ucapan wonho.
"apa maksudmu seperti itu hah ?"tanya ayahnya terlihat kaget
"eommanya adalah istri ayah, tapi sekarang eommanya sudah meninggal
"jadi untuk apa dia tetap disini, ayah bukan ayah kandungnya "ucap wonho yang kemudian ditampar oleh ayahnya
"jangan pernah berbicara seperti itu lagi
"bagaimana kalau sampai dia mendengarnya, dia pasti akan sangat sedih sekali "ucap ayahnya masih terlihat marah
"bagus dia sadar diri, kehidupan semakin sulit, harus membiayainya juga "ucap wonho
Ayahnya ingin menampar wonho lagi "kenapa tidak jadi menamparku ? , tampar saja aku .."ucap wonho
"aku anak appa, tapi seperti bukan anak appa
"appa selalu membelanya "ucap wonho
"dia adalah anak appa, tidak perduli apapun yang terjadi
"appa sayang padanya, appa sudah menganggapnya seperti anak kandung sendiri "ucap ayahnya lagi
"jadi berhenti berbicara seperti itu"ucap ayahnya
"aku tidak tau apa yang ada di fikiran appa
"sampai appa tidak mau mengusirnya dari rumah "ucap wonho
"sekali lagi kamu berbicara seperti i
"apa ? appa ingin mengusirku ?"tanya wonho memotong pembicaraan ayahnya
"stop wonho ..
"jangan berbicara seperti itu lagi
"kalian berdua anak appa
"dan appa menyangi kalian berdua "ucap appa
"tidak
"appa tidak menyangiku
"appa hanya menyayangi nancy "ucap wonho
"baiklah , aku saja yang pergi dari rumah ini "ucap wonho
"kau tidak perlu kemana – mana "sebuah suara terdengar, wonho dan appanya menengok ke arah pintu dan ternyata disana ada nancy.
Nancy berjalan mendekat ke arah ayahnya dan wonho.
"apa yang dikatakan dia memang benar
"tidak seharusnya aku berada dirumah ini "ucap nancy
"aku memang harus pergi dari rumah ini sejak lama"ucap nancy
"maaf jika memang kehadiranku disini hanya membuat susah saja "ucap nancy
"tidak nancy ...
"kamu tidak usah pergi dari rumah ini "ucap ayahnya
"ani appa ...
"aku lebih baik pergi saja dari rumah ini "ucap nancy
"bagus deh kalau kau sadar "ucap wonho ketus
"memang sudah seharusnya kau pergi dari rumah ini sejak lama "ucap wonho lagi dengan tatapan tidak suka
"iya aku akan pergi dari rumah ini, agar kau senang "ucap nancy menatap kesal wonho
"eommaku memang sudah tidak ada , eomma sudah meninggal
"dan aku sudah tidak perlu tinggal dirumah ini lagi "ucap nancy
Tiba – tiba ayahnya memegangi dadanya. "appa .."ucap wonho dan nancy terlihat panik
"appa , kau kenapa ?"tanya wonho memegangi lengan appanya yang pingsan
"bawa appa kerumah sakit "ucap nancy
"tanpa kau beritau , aku juga sudah tau "ucap wonho
Dan mereka berdua pergi membawa appanya kerumah sakit.
---
Dokter keluar dari ruang perawatan "bagaimana keadaan appa saya uisa ?"tanya wonho
"appamu baik – baik saja "
"dia hanya sedikit stress dan kecapkean
"saraf – sarafnya menjadi tegang "ucap uisa menjelaskan
"tapi sekarang keadaannya sudah membaik "ucap uisa
"tolong jangan dibebankan masalah padanya "ucap uisa lagi
Wonho dan nancy menganggukkan kepalanya "baiklah saya tinggal dulu "ucap uisa kemudian berjalan pergi
Nancy hendak masuk kedalam ruang perawatan "heh nancy .."ucap ketus wonho
Nancy membalikkan badannya dan menatap malas wonho "ada apa ?"tanya nancy
"jangan mencari gara – gara
"jangan membuat appa stress "ucap wonho
"apa kau tidak sadar ?
"kau yang membuat appa seperti ini "ucap nancy
"dan satu lagi, kau masih bisa tetap berada dirumah, sampai kondisi appa membaik
"tapi setelah appa membaik , pergi lah dari rumah, dan jangan pernah kau injakkan lagi kakimu dirumah "ucap wonho, nancy tidak menjawab apa – apa dan dia masuk kedalam ruang perawatan.
"apaan .. dia tidak meresponku
"tidak memberikan jawaban apa – apa "ucap kesal wonho kemudian masuk kedalam ruang perawatan juga.
---
Beberapa hari kemudian, nancy berjalan masuk ke area sekolahnya, langkahnya terhenti saat melihat mingyu bersama teman – temannya, dan ada seorang gadis yang berdiri berhadapan dengan mingyu.
Gadis itu memberikan sebuah bungkusan , nancy memperhatikan terus "cih, si mingyu banyak sekali fansnya "ucap nancy ketus
"aneh orang seperti dia memiliki banyak fans "ucap nancy
Nancy membulatkan matanya saat melihat mingyu menaruh cake yang diberikan gadis itu dikepalanya.
"apa kau gila ?
"gadis jelek seperti mu ingin memberiku cake ?
"apa kau berfikir dengan memberi cake, aku akan baik padamu ?"tanya mingyu yang suaranya sangat lantang dan terdengar kemana – mana
Gadis itu hanya diam saja dan menangis, nancy sangat marah dan hendak menghampiri mingyu dan memaki – maki mingyu, tapi pergelangan tangannya dipegang oleh seseorang.
Nancy menengok "wonwoo "ucapnya pelan
"kau mau kemana ?"tanya wonwoo menatap datar nancy
"aku mau menghampiri mingyu dan memaki – makinya , aku sangat kesal melihat sikap dia itu "ucap nancy dengan penuh emosi
Wonwoo menggelengkan kepalanya "jangan , itu bukan urusanmu, biarkan saja "ucap wonwoo
"tapi aku tidak bisa tinggal diam saja "ucap nancy
"dia sangat keterlaluan sekali "sambung nancy
"tapi itu bukan urusanmu, berhenti ikut campur urusan orang lain
"aku tidak mau melihatmu beradu argumen lagi dengan dia "cegah wonwoo
"kumohon , kali ini menurut lah padaku
"aku ini sahabatmu kan ?"tanya wonwoo
Nancy menganggukkan kepalanya, "kalau begitu turuti ucapanku sekali ini saja "ucap wonwoo
"jangan ikut campur masalah itu "ucap wonwoo
"lebih baik kita pergi dari sini "ucap wonwoo menarik pelan pergelangan tangan nancy dan membawa nancy pergi.
"tapi aku tidak akan membiarkan ini terus terjadi, mingyu tidak bisa terus bersikap semena – mena "ucap nancy dalam hati , yang tangannya masih dipegang oleh wonwoo
"gadis itu tidak bisa membalas mingyu, maka aku yang akan membalasnya "ucap nancy dalam hati dan penuh keyakinan
-To Be Continue-