Fanfiction : Rolling – ttoreureu [또르르]
Author : NnPark17
Main Cast : Park Jiyeon, L Infinite ,
Other Cast : JB Got7, Yoo Seung Ho etc.
Leght : Chapter
Rating : NC-17
credit poster: Arin Yessy @ Indo Fanfictions Arts
-----------------
Readers..... Anyeonghasseo^^
Salam kenal aku adalah author baru-lebih tepatnya baru terjun ke dunia fanfiction-
Jadi termotivasi bikin fanfiction gara2 kecanduan baca ff shipper ku yg so sweet nya jjang bgt^^
Hehhe.. siapa lagi kalo bukan MyungYeon.
Gak mau lama2 cuap2 deh takut kalian bosen. Langsung aja yuk baca ff pertamaku
Ta~~da.
------------------------
They say if you love, you become prettier
They say if you love, you change a little
What do I have to do to make the love inside me prettier?
When I think about it, tears come
When tears come, what comes to mind is
It’s a relief that I have a person like that by my side
[Park Jiyeon - (T-ara) – 또르르 (ttoreureu)]
-JIYEON POV-
Pria itu tertawa..
Ya.. dia tertawa. Dengan bebasnya dia menunjukan ekspresi itu pada gadis yg sedang ia jahili saat ini.-Kim Pul Ip- Gadis beruntung yg mendapatkan senyuman manisnya. Senyuman tulus dan tawa lepas yg tak pernah ia tunjukan padaku.
Iri..
Ya.. aku sangat iri pada gadis itu, gadis yg belum lama ini dekat dan menjadi sahabatku karena keberaniannya menolongku dari kawanan gengster wanita yg mempunyai dendam lama denganku.
Apa yang bisa aku lakukan? Hanya dengan melihat mereka tertawa dan bersenda gurau bersama membuat hatiku sakit dan sesak. Dia tak pernah bisa tertawa lepas seperti itu saat bersamaku.
Sebelumnya aku memaksa pria itu –Yoo Seung Ho- untuk menemaniku berbelanja atau hanya sekedar jalan2 di mall, hanya agar bisa jalan bersama dengannya. Tapi seperti biasa, ia selalu berhasil mengelabuiku dan menghilang tiba2. Aku pikir dia sudah pulang. Tapi melihatnya sekarang dengan wanita lain yg notabennya adalah sahabatku-sedang bercanda dan tertawa lepas di salah satu kios aksesoris-hatiku terasa amat sakit.
**
Hari ini aku membuat banyak kue dan cupcake, ku hias dua buah keranjang kue yg akan ku berikan pada dua orang special dalam hidupku-saat ini-.
Sempat bimbang, kepada siapa harus ku berikan cupcake special ini lebih dulu. Sampai pada akhirnya ku putuskan untuk menemui sahabatku terlebih dulu. Langkah kaki kecil ku menapakki jalan menuju rumah Pul Ip dengan semangat. Bahkan senandung lagu bahagia keluar begitu saja dari mulutku mengiringi langkah kaki kecil ku. Sampai pemandangan yg kulihat di taman yg kulewati menghentikan langkah kaki ku.
Dengan tubuh yg gemetar, perlahan ku balikan badanku, memutar arah dan kembali kejalanan yang sebelumnya ku lewati. Ya.. ku putuskan untuk kembali dan tidak jadi menemui Pul Ip untuk memberikan hadiah specialku. Namun, tak sepenuhnya aku kembali untuk pulang. Ku putuskan untuk bersembunyi di belakang sebuah mobil yg terparkir tidak jauh dari taman yg sebelumnya ku lewati. Menunggu seseorang. Seseorang yg mampu meluluhlantahkan hatiku hanya dengan melihatnya bersama dengan wanita lain. Duduk berdua di taman dengan adegan romantis yg mampu membuat hatiku mencelos seketika.
Brakk…
Gemetar..
Jari-jari tanganku gemetar. Keranjang cupcake yg sebelumnya ku bawa untuk diberikan pada sahabatku jatuh berantakan di samping kaki ku yg juga bergetar menahan isakan yg susah payah ku tahan.
Aku melihatnya.. –Yoo Seung Ho- dia berjalan melewati mobil yg menjadi tempat persembunyianku dengan senyum menawan dan wajah yg merona. Namun senyuman itu tidak mampu membuatku terpesona seperti yg seharusnya, melainkan membuat hati ku tambah hancur berkeping2. Lebih hancur dari kue dan cupcake yg sudah hancur di dekat kakiku.. karena aku mengetahui alasan senyuman itu. Ya.. aku mengetahuinya.
**
“Wake up Ji.. matahari sudah mulai bertukar posisi dengan rembulan.” Suara lembut itu membangunkan ku dari mimpi buruk yg tak ingin ku lihat lagi.
“Hmmm…” aku menggerang manja saat tangan besarnya menyentuh rambutku lembut. Ku buka mataku perlahan dan mengintip jarum jam di dinding yg berada tepat di depan mataku.
“Oh astaga.. sudah berapa lama aku tertidur Myung?” tanya ku panik dan langsung bangkit, duduk di sebelah namja yg tadi membangunkanku. Hanya kekehan geli yg ku dapat dari namja itu-Myung Soo-
“Kau tidur sangat lelap tuan putri Jiyi.. kaki ku sangat pegal menopang kepala besar mu itu hampir lebih dari 7 jam.” Ucapnya seraya bertingkah seolah sedang meregangkan otot-ototnya.
“Ommo.. benarkah? Mian Myung, kau pasti sangat lelah.. kenapa kau tidak membangunkanku?.” Melihat jarum jam yg sudah menunjukan jam 18.00 KST artinya aku sudah tertidur sekitar 7 jam lebih di pangkuan Myung Soo setelah seharian menangis dan menceritakan segala kisah cinta ku yg menyedihkan pada sahabat kecilku itu.
“Bagaimana mungkin aku tega membangunkan uri dino ini? Kau tertidur sangat lelap Ji, lebih lelap dari seorang bayi. Baby dino yg besar…” ucapnya mengejek seraya mencubit hidungku gemas. Dan aku hanya meringis singkat mendapat perlakuan manis sahabat ku yang satu itu.
Ya.. dia memang selalu ada di samping ku, untuk menghibur dan menemaniku dalam setiap suka dan duka ku. Bahkan sebelum eomma Tae Hee dan Appa Jun Soo berpisah Myungsoo selalu ada di samping ku. Satu-satunya orang yg mengerti dan memahami kisah hidup ku juga sifat ku yg menyebalkan. Hanya dia satu-satunya. Juga saat aku mulai hidup sendiri di apartment besar ini karena eomma dan appa sudah memilikki keluarga baru mereka dan tidak menginginkan ku lagi. Walaupun begitu aku masih meyakini bahwa mereka masih peduli pada ku, terbukti dengan uang mingguan yg tak pernah absen dikirim eomma maupun appa ke rekeningku. Aku benar-benar hidup berkecukupan, bahkan lebih dari cukup untuk seorang remaja yg pada saat itu baru berusia 14 thn dan sudah hidup sendiri di apartment besar pemberian Appa. Hanya Myung Soo dan Kim Eommonim yg tidak pernah lelah mengunjungi ku setiap hari untuk memastikan apakah aku makan dengan baik atau tidak.
Walaupun sempat berpisah sekian tahun, tapi Myung Soo dan Kim Eommonim masih tidak melupakan ku. Terbukti dengan kembalinya aku ke Seoul 1 thn lalu untuk melanjutkan pendidikan ku di Universitas Kirin Art. Myungsoo dan Kim Eommonim menyambutku ku dengan party sederhana yg mereka siapkan di dalam apartment ku. Walaupun pertemuan kami sempat canggung karena…. yaa sudah lama sekali tidak bertemu dengannya dan sahabat kecilku itu sudah tumbuh menjadi pria dewasa yg tampan dan mempesona. Haashh.. apa yg sedang ku pikirkan. Tapi sekarang semua sudah kembali normal seperti dulu. Aku bersyukur karena memiliki mereka-Myung Soo dan Kim Eommonim-yg tidak pernah melupakanku dan masih peduli padaku. Meski kisah cinta ku masih saja…. mengenaskan.
**
-Myungsoo POV-
“Ommo.. benarkah? Mian Myung, kau pasti sangat lelah.. kenapa kau tidak membangunkanku?.” Gadis ini terlihat sangat panik karena ku bilang ia sudah tidur lebih dari 7 jam di pangkuanku. Ekspresi panik nya menggemaskan membuat ku tak tahan untuk tidak menjahilinya.
“Bagaimana mungkin aku tega membangunkan uri dino ini? Kau tertidur sangat lelap Ji, lebih lelap dari seorang bayi. Baby dino yg besar…” ucap ku mengejek seraya mencubit hidung nya gemas. Dan ia hanya meringis singkat mendapat perlakuan jahil ku itu.
“Kau pasti lapar? Akan ku buatkan makan malam untuk mu. Kau ingin makan apa?” ia bangkit dan beranjak ke dapur untuk membuatkan ku makan malam.
“Tidak perlu.” Ku tahan langkah kaki nya dan menarik pelan pergelangan tangannya untuk kembali duduk di sofa .
“ Kau istirahatlah lagi. Nan gwenchana. Bukankah besok kau memasuki audisi ke dua? Aku juga akan pulang dan beristirahat untuk melihat audisi mu besok.” Ucapku seraya bangkit dari posisi nyamanku.
“Jaljjayo~” Ku sentuh puncak kepalanya lembut sebelum benar-benar meninggalkannya sendirian.
“Ne Jaljja..” Balasnya dengan senyuman yg sempat membuat ku mengurungkan niat ku untuk pulang.
Aku masih bisa melihat senyum manisnya yg mengantarkan ku sampai depan pintu sebelum pintu apartment nya benar-benar ku tutup.
**
-Author POV-
Myungsoo menghela nafas panjang melihat pemandangan sungai Han di depannya. Tatapannya kosong. Bayangan Jiyeon yg menangisi pria2 sialan itu terputar kembali di otaknya. Ya, seharian ini Myungsoo menemani Jiyeon yg sedang patah hati di apartment nya. Tadinya Myungsoo ingin mengajak Jiyeon jalan2 ke Taman Bermain dekat sekolah mereka dulu untuk kembali mengenang masa-masa mereka bersama saat masih kecil. Tapi melihat Jiyeon yg sedang uring-uringan membuat Myungsoo mengurungkan niat awalnya. Myungsoo putuskan untuk menemani dan menghibur Jiyeon di apartmentnya, meski gadis itu sempat menolak. Ia terluka (lagi) karena laki-laki sialan yg tidak pantas sama sekali mendapatkan perasaan tulusnya.
Flashback..
“Myungie… kau tidak melupakan ku????” suara cempreng seorang Yeoja di balik layar laptop Myungsoo terdengar nyaring di penjuru kamar Myungsoo.
“Eoh.. mana mungkin aku melupakan uri dino yg cengeng ini” Jawab Myungsoo singkat.
“Mwo? Cengeng? Yaakk.. Kim Myung… ah sudahlah.” Jiyeon mengurungkan niatnya untuk memarahi habis-habisan sahabat kecilnya itu. Kini wajah cerianya berubah sendu. Membuat Myungsoo penasaran dengan perubahan sikap nya yg tiba-tiba.
“Yaak.. neo gwaenchana?” Ucap Myungsoo mencoba menutupi perasaan khawatirnya melihat ekspresi Jiyeon yg ia sadari apa yang akan ia dengar setelah ini pasti menyakiti hatinya.
“Aah igeo.. kau masih ingat namja yg waktu itu pernah aku ceritakan padamu? Seseorang yg menggenggam tangan ku menahan ku agar tidak jatuh saat kaki ku tersandung di kelas saat hari pertama masuk di sekolah baruku.” Jiyeon tersenyum tipis. Awal cerita yg membuat Myungsoo tidak tenang membiarkan Yeoja itu berada jauh dari sisinya.
“Yoo Seung Ho? Wae?” tanya Myungsoo datar.
“Ne.. dia… sepertinya menyukai sahabatku Myung.” Jiyeon memaksakan untuk tetap tersenyum setelah mengungkapkan kenyataan yg pasti membuat hatinya hancur berkeping-keping.
“Maksudmu Kim Pul Ip?” tanya Myungsoo masih menahan perasaannya yg saat ini sangat ingin menarik sahabat kecilnya itu ke dalam dekapannya-seandainya mereka tidak berada ditempat yg berbeda-
“ Eoh.. memangnya siapa lagi sahabatku di Busan? Kau pikir aku wanita yg bisa punya banyak teman? Kau menyindirku eoh?” Ucap Jiyeon mencoba mencairkan suasana sendu yg sudah ia ciptakan dengan sedikit candaan dan senyum tipis yg masih ia paksakan.
“Jangan ditahan. Menangislah! Itu pasti menyakitkan kan?” ucap Myungsoo datar, sama sekali tidak terbawa suasana saat Jiyeon menyelipkan sedikit humor dalam percakapan mereka.
Isakan yg mampu membuat hati Myungsoo hancur hanya dengan mendengarnya, kini mulai terdengar. Layar laptop Myungsoo yg terlihat gelap menandai bahwa gadis itu tengah menangis saat ini. Ia pasti sedang menutupi lensa webcam nya dengan apapun yg ada untuk mencegah Myungsoo melihatnya menangis. Namun isakan yeoja itu masih terdengar jelas di telinga Myungsoo yg sedang berusaha dengan keras untuk tidak menunjukan rasa khawatirnya yg berlebihan pada Yeoja nya itu. Setidaknya Myungsoo harus jadi sosok yg kuat dan bijaksana untuk menjadi tempat berkeluh kesah gadis itu saat ini.
Hampir 15 menit tak ada percakapan di antara mereka melalui SkyPe. Hanya isakan Jiyeon yg sekarang sudah mulai berhenti. Sepertinya.
“Ah.. Myung, mianhae harusnya aku menanyakan kabar mu dan Kim Eommonim. Bagaimana kabar Kim Eommonim?” Jiyeon memulai percakapan mereka kembali dengan wajah yg masih terlihat sembab sehabis menangis. Myungsoo tahu bahwa Jiyeon sebelumnya sudah membasuh wajahnya sebelum memulai percakapan mereka kembali. Tapi tetap saja mata sembab sehabis menangisnya masih terpampang jelas di wajahnya, membuat Myungsoo benar-benar tidak tahan lagi untuk bisa membawa gadisnya itu dalam dekapannya.
“Eoh.. eomma baik. Sekarang eomma masih berada di butik. Dia juga menitipkan salamnya pada mu.” Jawab Myungsoo berusaha terdengar biasa.
“Dahaengida.. kau juga baik saja kan? Bagaimana kabarmu di sekolah? Apakah Lee Seonsaengnim masih sering menghukummu? Aah.. bagaimana dengan Jung Soo Jung? Apa kau sudah menyatakan perasaan mu? .”
“Yaak.. mworago? Aku sama sekali tidak menyukainya.. sudahlah jangan sebut-sebut nama wanita itu lagi. “
“Hahhha…..” tawa mereka mulai terdengar dari tempat masing-masing. Kini Jiyeon sudah bisa tertawa karena melihat ekspresi lucu Myungsoo yg ia jahili dengan menggodanya dengan membahas wanita bernama Soo Jung yg dulu sangat di idolakan Myungsoo. Entah apa yg membuat Myungsoo sekarang terlihat sangat membenci wanita pujaannya itu. Sampai sekarang pun tak pernah ia ceritakan pada Jiyeon.
Flashback End..
Karena kasus yg Jiyeon alami dengan para seonbae wanita di sekolahnya yg dulu, Jiyeon sempat di pindahkan ke SMA yg ada di Busan oleh tn.Park, sejujurnya Myungsoo tidak rela membiarkan Jiyeon pergi ke Busan. Karena disana dia pasti dibiarkan tinggal seorang diri seperti selama ini dia tinggal di Seoul. Tn.Park Jun Soo dan Ny.Tae Hee memang sudah memilikki keluarga baru mereka masing-masing. Tapi entah mengapa kedua orang tua Jiyeon tega tidak ada yg mengajak Jiyeon untuk tinggal bersama mereka. Jiyeon hanya di fasilitasi dengan uang dan banyak fasilitas yg lebih dari cukup-malah terbilang mewah-untuk remaja perempuan seusianya. Dan hal itu yg membuat Jiyeon selalu mencari gara-gara di sekolah untuk mendapatkan perhatian kedua orang tuanya.
Kasus perkelahiannya dengan para seonbae wanita di sekolah membuat Jiyeon dan para seonbae itu harus berurusan dengan pihak kepolisian. Jiyeon berharap ayah atau ibunya akan datang menjemputnya di kantor polisi. Tapi tidak, ayah Jiyeon hanya mengirim asistennya untuk membebaskan Jiyeon dari segala hukum dan denda yg ada. Jelas hal tersebut sangat mudah mengingat bahwa ayah Jiyeon adalah orang paling berpengaruh di Korea saat itu-juga sampai saat ini-. Dan karena kasus itu Jiyeon di pindahkan ke Busan. Saat di Seoul mungkin tak masalah bagi Myungsoo karena ada dirinya dan ibu nya yg selalu menemani Jiyeon dan selalu ada untuk Jiyeon. Tapi di Busan? Bagaimana jika terjadi sesuatu atau.. anhi.. semoga tidak terjadi hal yg buruk dengannya. Atau jika dia membutuhkan sesuatu. Dia pasti akan kesepian. Itu lah yang membuat Myungsoo tidak rela membiarkan Jiyeon pergi dulu. Pada saat itu Myungsoo belum bisa melakukan banyak hal untuk membantu dan menolong Yeoja yg sangat ia cintai itu-Park Jiyeon-mengingat usianya yg juga masih sangat muda.
Tapi semua kekhawatiran Myungsoo tidak sepenuhnya benar. Selama Jiyeon tinggal di Busan kedua sahabat itu berjanji untuk rutin minimal seminggu sekali berkomunikasi lewat Skype atau Kakaotalk. Awal kepindahan Jiyeon di sekolah barunya sudah ada pria yg berhasil merebut hatinya. Salah satu ketakutan Myungsoo menjadi kenyataan. Di komunikasi Skype pertama mereka Jiyeon dengan antusias bercerita mengenai pertemuannya dengan pria itu-Yoo Seung Ho-karena sifat Jiyeon yg terlihat angkuh dan dingin awal harinya di sekolah baru tidak berjalan baik. Setelah perkenalannya di depan kelas Jiyeon beranjak ke kursi kosong yg akan menjadi tempat duduknya. Namun sebelum ia sampai ke tempat duduknya itu seseorang menyengkat kaki nya dan menyebabkan ia hampir jatuh ke lantai kalau saja tangan kekar milik Yoo Seung Ho tidak menggenggam tangannya dan menahannya. Jiyeon pasti sudah tersungkur di lantai.
“Haah… menyebalkan.” Umpat Myungsoo kesal. Perlahan ia pejamkan kedua matanya menikmati hembusan angin sungai Han yg menerpa sejuk wajahnya. Namun kembali kedua mata itu terbuka mengingat cerita Jiyeon hari ini yg membuat hati nya panas untuk kesekian kalinya.
“Im Jae Bum! Pria itu. Hash..” Myungsoo menghembuskan nafasnya kasar. Kedua tangan Myungsoo mengepal kuat. Seluruh emosinya terasa terkumpul di kedua tengannya yang terkepal.
“Jiyeon! Tak akan ku biarkan lagi hatinya berlabuh pada pria2 brengsek seperti Seung Ho dan JB.” Myungsoo tersenyum miring. Seringaian menghiasi wajah tampannya. Ia bertekad untuk mengambil hati Yeoja nya dari pria2 sialan itu. Tak perduli dengan status sahabat yg mengikat dirinya dan Jiyeon. Yang ada di kepalanya saat ini hanyalah membuat wanita yg ia Cintai sejak awal perkenalan mereka sampai saat ini juga memilikki perasaan yg sama dengannya. Ya.. Myungsoo sudah yakin dengan segala pertimbangan dan resiko yang mungkin saja ia hadapi kelak jika memulai untuk mengungkapkan perasaannya secara terang-terangan terhadap Jiyeon.
“Harus pada ku! Hanya pada ku hati tulus itu boleh berlabuh.” Tekad Myungsoo yakin.
**
Suasana aula Universitas Kirin Art tampak ramai dengan banyaknya crew yang sedang sibuk mempersiapkan segala persiapan untuk audisi ke-2 Star Competition yang di adakan di Universitas Kirin Art. Star Competition adalah kompetisi tahunan yang diadakan oleh perkumpulan seluruh agency hiburan yg ada di Korea untuk mencari bakat-bakat baru yang akan mereka debutkan. Dan pada tahun ini kompetisi tersebut diadakan di Kirin, setelah tahun sebelumnya di adakan di Universitas Kyunghee-Kampusnya Myungsoo-.Sejujurnya Jiyeon sudah masuk ke dalam salah satu agency besar itu. Tapi Jiyeon masih seorang trainee sama dengan JB. Jadi untuk bisa debut dengan cepat mereka harus memenangkan kompetisi ini.
Myungsoo tiba lebih cepat dari para penonton yang lain. Acara baru akan di mulai pukul 15.00 KST nanti.
“Baru jam 10, apa kau tidak sabar untuk melihat penampilan ku?” suara khas seorang yeoja menyapa Myungsoo yang sebelumnya tampak mencari-cari keberadaanya.
“Eoh.. Jiyeon-ah.” Sahut Myungsoo ceria. Akhirnya ia temukan juga Yeoja nya itu.
“Ne. aku sudah tidak sabar mendengar suara 8 oktaf milik Baby dino ini.” Tangan besar Myungsoo mengacak poni Jiyeon yg sebelumnya sudah ditata dengan cantik.
“Yaak.. Myungie-ya.. NEO!”
“Jiyeon-ssi, bersiaplah 3 menit lagi giliran kau dan JB untuk melakukan check sound. Sutradara Hyun sudah menunggumu.” Ujar salah satu crew acara menyelamatkan Myungsoo dari amukan Baby Dino nya-setidaknya untuk saat ini-.
“Algesseumnida seonbaenim.” Sahut Jiyeon seraya membungkukan badannya sebelum melancarkan pukulan buasnya di bahu Myungsoo yg hanya dibalas Myungsoo dengan kekehan kecil.
“Yaak neo! Tunggu sampai audisi ini berakhir.” Bisik Jiyeon memperingati Myungsoo sebelum bergegas ke atas panggung. Namun Myungsoo segera meraih lengan Jiyeon. Menahan langkah kaki Jiyeon.
“Kau.. akan melakukan duet dengan pria itu?” tanya Myungsoo cemas. Dan hanya di balas dengan anggukan kecil Jiyeon.
“Ini perintah agency kami.” Jawab Jiyeon kemudian sebelum melepaskan genggaman Myungsoo dari lengannya.
“Gopjongmal.. nan gwaenchana.” Ujar nya sekali lagi sambil menepuk pelan bahu tegap milik Myungsoo sebelum benar-benar melanjutkan langkahnya menemui sutradara Hyun yang sudah menunggunya.
Panas. Myungsoo merasakan perasaan itu lagi dihatinya. Ia takut, JB akan menyakiti Jiyeon lagi. Apa yg harus ia lakukan sekarang. Pertanyaan itu berputar terus menerus di kepala Myungsoo. Ia benar-benar mengkhawatirkan Yeojanya itu. Semoga tidak akan terjadi hal yg buruk. Ucap Myungsoo sekali lagi meyakinkan hatinya.
**
Pukul 14.50 KST
Seluruh kursi penonton sudah penuh saat ini. Para Juri-perwakilan dari masing2 agency-sudah menempati posisi mereka masing2. Dan Myungsoo sudah berada di posisi nyamannya. Kursi VVIP yg jelas sudah di persiapkan Jiyeon untuknya. Myungsoo hanya sendiri, kursi disamping kanannya yg seharusnya untuk eommanya kosong karena mendadak eommanya harus terbang ke Jeju untuk mengurus masalah penting di salah satu cabang butik miliknya.
Perlahan semua lampu utama redup dan hanya beberapa lampu yg menyorot para peserta diatas panggung. Mata Myungsoo menyipit berusaha mencari sosok special yg menjadi alasannya untuk berada di tempat ini. Gadis itu-Jiyeon-nampak cantik dengan dress selutut warna peach dan rambut yg ia biarkan tergerai dibahu kanannya. Myungsoo benar-benar terpesona. Namun sayang, sosok pria yg berada di samping kiri Jiyeon membuat senyum yg sebelumnya menghiasi wajah Myungsoo redup seketika.
Suara MC acara tersebut sebagai tanda telah dimulainya acara pun mulai terdengar. Perlahan MC Jung menjelaskan tata cara audisi di babak ke dua ini. Dimana masing2 peserta yg sebelumnya mendapatkan bola berwarna putih-sebelum acara dimulai semua peserta diwajibkan untuk mengambil sebuah bola kecil di dalam kotak hitam-di perkenankan untuk mengambil setangkai mawar yg berada di atas meja yg diletakan dikanan panggung. Setelah itu, para peserta yg berkesempatan mengambil setangkai mawar diperkenankan untuk memberikan mawar tersebut kepada peserta lain yg ingin di jadikan sebagai pasangan duet nya. Romantis bukan?. Ujar MC Jung excited.
Satu persatu peserta yg sebelumnya mendapatkan bola putih itu terlihat mengambil mawar-mawar yg sudah disediakan untuk kemudian di berikan kepada pasangan duet yg mereka pilih. Myungsoo mengalihkan pandangannya saat sosok JB terlihat mulai mengambil setangkai mawar. Ia tidak ingin melihat yeojanya menerima mawar dari pria lain dihadapannya, terutama dari pria itu-JB-. Tapi beberapa detik kemudian suara riuh penonton lain yg berbisik-bisik heran mengalihkan pandangan Myungsoo kembali ke arah panggung.
“Apa? Pada siapa pria itu memberikan mawarnya? Bukankah harusnya ia berikan pada Jiyeon? Bukankah semuanya sudah di atur oleh agency mereka? Apa yg sebenarnya sedang terjadi?” sederet pertanyaan terputar di benak Myungsoo.
“Kasihan sekali Jiyeon,”
“Bukankah JB adalah kekasihnya?”
“Apakah JB mengkhianatinya?”
“Setahuku mereka memang sudah berpisah.”
“Tapi bukankah mereka terkenal dengan JJ Couple?”
“Sayang sekali.”
to be continued
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gimana chingu? Kurang panjang kah? atau kepanjangan? Aigoo maaf yaa kalo gak jelas. Bantu saran dan kritiknya ya di debut pertamaku sebagai author fanfiction.
Untuk saran dan kritiknya aku ucapkan jeongmal khamsahamnida~~~