home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > I'm Hers

I'm Hers

Share:
Author : eyua
Published : 05 Dec 2015, Updated : 02 Apr 2016
Cast : Park Chanyeol , Do Kyungsoo , Kim Jongin , Oh Sehun , Kim Junmyeon , Byun Baekhyun
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |1670 Views |0 Loves
I'm Hers
CHAPTER 1 : Welcome Back!

Ini pertama kalinya aku kembali menginjakkan kakiku di Seoul , tanah kelahiranku . 3 tahun berlalu dengan cepat , kurasa kembali adalah hal yang tepat.

"WELCOME HOME KIM HYUNBI" terbaca dengan jelas pelang berwarna putih tertulis tinta biru di depanku.

"Biaaa" seseorang meneriaki namaku . Dibalik papan yang ia pegang , Senyumnya yang mengembang , kulit putihnya , giginya yang rata dan dahinya yang indah seolah menarik airmata hingga segelintir jatuh di pipiku.

"Oppa" teriakku padanya sambil mempercepat langkahku menujunya.

"Oppa" ucapku lagi saat aku jatuh di pelukannya.

"Aku merindukanmu" ucapnya pelan , memelukku dan salah satu tangannya membelai puncak kepalaku dan menciumnya.

"Nado, bogoshipta" aku kembali mempererat pelukanku.

Kim Junmyeon kakak ku yang paling ku sayangi aku sering memanggilnya dengan 'Suho Oppa' yang artinya Guardian - pelindung, satusatunya penopang hidupku. Penerus usaha restoran Appaku, dan sekaligus menjadi orang tuaku setelah Eomma dan Appaku meninggal.

Aku berbeda 3 tahun dengannya. Diumurnya yang masih sangat muda 26 tahun , ia menjadi seorang pengusaha yang cukup sukses di bidang restoran. Appa hanya meninggalkan sebuah restoran kecil padanya , saat ini sudah sekitar 5 buah cabang yang berhasil ia bangun. Eomma ku meninggal saat aku berada di sekolah menengah pertama karena kanker payudara yang dideritanya selama 5 tahun. Sementara Appa iya meninggal saat kakakku berusia 20 tahun saat aku berada di sekolah menengah. Semenjak saat itu ia menjagaku tak perduli apapun.

"Oppa , aku ingin makan bibimbap!" Seruku padanya saat kami telah berada di mobil untuk pulang ke apartemen Suho Oppa.

“Nanti kita delivery saja ya” ucapnya sambil fokus pada menyetirnya yang akan berbelok kearah kanan.

Arasseo” ucapku, kembali menatap jendela, kurasa 3 tahun meninggalkan Seoul seperti menggalkannya puluhan tahun, gedung-gedung dan design kota Seoul yang semakin modern, apartemen-apertemen menjulang tinggi , sangat banyak berubah.

Kuhela nafasku panjang , mulutku menganga dengan lebarnya 'aah' kurasa aku mengantuk mengingat perjalan yang sangat panjang di pesawat dari Chester-inggris menuju Seoul akupun sampai lupa berapa jam aku dipesawat.

"Kita sampai" ucapan Suho Oppa seolah menjadi peredam ngantukku , di perjalanan aku hanya terkantuk-kantuk sehingga ia tidak menggangguku sama sekali.

Akupun menggeliat sebentar menepuk mulutku yang kembali ternganga , melepas sabuk pengangan dan keluar dari mobil berwarma hitam mengkilat itu. Kepalaku mendongak dengan sendirinya mengarah pada apartemen tinggi di depanku.

3 Tahun lalu aku dan Suho Oppa tinggal di sebuah apartemen kecil peninggalan Eomma dan Appa kami . Dan 5 bulan yang lalu , Suho Oppa memilih untuk pindah ke apartemen yang cukup besar , karena menunggu kepulanganku. Apartemen kami yang dulu tidak ia jual tapi ia kontrakkan. Katanya tak akan menjual atau meninggalkan apapun peninggalan Appa dan Eomma.

Apartemen Suho Oppa berada di lantai 7 , di setiap lantai terdapat 2 buah apartemen yang saling berhadapan .

Mataku terbelalak saat melihat apa yang ada di depanku , jendela kaca lebar dengan view sungai han yang begitu indahnya.

"Oh My God" ucapku dengan aksen britis yang sedikit mempengaruhi aksenku selama hampir 3 tahun ini. "Tempat ini sangat indah Oppa" seruku kepada Suho Oppa yang tengah mendorong koporku menuju sofa di tengah tengah ruangan.

"Aku senang jika kau suka" serunya sambil membuka kemeja hitamnya dan melepaskannya begitu saja di sofa , sedikit aku melirik badannya mulai terbentuk dibalik kaos putih tipis yang sedang ia pakai.

"Aku sangat suka" seruku , ada binar dimataku saat ini . Memandangi sungai han dan jembatan raksasa berdiri diatasnya, entah aku sangat menyukai tempat ini.

Puas dengan pemandangan sungai han , aku kembali dan duduk di sofa tengah , memandangi punggung Suho Oppa yang sedang mencari sesuatu di kulkas .

Oppa , apa yang kau lakukan?" ucapku padanya sambil berbaring di sofa panjang ini.

"Aku hanya ingin memberimu ginseng merah" ucapnya , oh tidak ginseng merah yang sangat aku benci.

"NO ! OPPA NO!" Teriakku tanpa bangun dari tempatku.

"You Must!" Ucapnya fasih . Sambil berjalan kearahku membawa mug putih kotak yang berisi ginseng merah.

"NoNoNo!" Teriakku sambil tertawa lepas.

"Hahaha , Kau masih saja tidak suka dengan obat seperti ini" serunya sambil meminum ginseng merah tadi. Dia masih saja jahil kepadaku .ish

Sembari menunggu makanan kami datang Suho Oppa menunjukan kamarku yang berada di depan sofa . Kamar yang di design shabi chic dengan wallpaper berlatar belakang putih dengan ngaris-garis kecil berwarna hitam seperti sebuah barcode. Tempat tidur berwarna putih dengan kasur berseprai hitam bantal-bantal berwarna putih , lemari berwarna putih dan juga meja rias berwarna putih tersusun rapih dikamarku , adapula rak-rak kecil tertempel dan tersusun rapih di dinding kamarku, berisi buku-buku kesukaanku yang ku tinggalkan ke chester saat itu.

"Gomawo, Oppa" ucapku padanya sambil memeluknya , aroma vanila dan mint menyeruak dari badannya . Suho Oppa sangat menyukai vanila dan mint, parfumnya pun ia sendiri yang mencampurkannya . Ia juga membuatkan aku sebuah parfum beroma apel dan pear juga sedikit ekstrak mint. Ia memberi namanya farfum itu 'Bia' , ia selalu memanggilku 'Bia' , ia akan memanggilku 'Hyunbi' saat Marah , serius atau mengenalkanku pada temannya atau rekan bisnisnya.

"Kau suka?" Tanyanya sambil melihatku , dan memelukku.

"Sangat" jawabku.

Akupun langsung membuka koperku dan menata pakaian-pakaianku kedalam lemari . Juga buku-bukuku di atas meja rias yang di desain juga menjadi meja belajar untukku , mengingat aku sangat suka membaca buku daripada berdandan. Suho Oppa sangat mengerti aku .

"Bia, keluarlah . Makan" teriak Suho Oppa dari dapur yang tepat berada di samping kamarku.

"Nee" seruku sambil meletakkan buku-buku dengan cepat di meja , kemudian keluar menuju dapur.

"Bagaimana kabar Immo dan Shamchoon?" Tanya Suho Oppa di sela makan malam kami.

"Baik, mereka sangat ingin bertemu denganmu" jawabku sambil menyantap dumpling yang sangat kurindukan itu.

"Kyungsoo dan Shacy bagaimana?"

"Meraka, sangat baik , sangat berat meninggalkan mereka Oppa" jawabku sedikit lemas.

"Ah, Matta!" Seruku sambil beranjak dari meja makan menuju kamarku ,sedikit berlari kecil.

"I geo" seruku ketika kembali ke meja makan dan memberikan plastik berisi kotak hita di dalamnya kepada Suho Oppa.

"I geo boeya?"

"Seonmul" jawabku dengan mata berbinar-binar.

"Syal?" Serunya sambil mengeluarkan syal berwarnah merah dari kotak hitam yang ku berikan tadi.

"Iya, syal itu aku yang membuatnya sendiri, disaat aku merindukanmu" terangku.

3 tahun yang lalu, saat aku dikirim ke Chester oleh Suho Oppa, masa-masa kepindahanku disana adalah masah paling berat, karena merindukannya juga karena bahasa inggrisku yang sangat minim. Disana yang ku lakukan adalah , membunuh waktu dengan membuat syal itu untuknya.

"Jinjjaro? Gomawo uri-deongsaeng" ucapnya sambil mengeles pipiku . Ah , itu tidak bisa mengganti apa yang telah kau lakukan untukku Oppa.

Setelah makan , aku kembali ke kamarku untuk beristirahat , tak lupa memeriksa ponselku ada pesan dari Kyungsoo."Kau sudah sampai? Jangan lupa istirahat". Tak ku sadari senyumku tertarik melihat pesan darinya. "Aku sudah sampai dengan selamat , ini akan istirahat".

Setelah membalas pesan dari Kyungsoo aku melepaskan ponselku di sampingku , melepaskan ikatan rambutku , dan menarik selimut bersiap untuk tidur .

"Bia? Kau masih bangun?" panggil Suho Oppa, aku hampir saja mematikan lampu tidur yang tertempel di samping kiri tempat tidurku.

"Belum Oppa" jawabku, kembali bangun menyingkap selimutku dengan cepat dan keluar dari kamar mencari Suho Oppa.

"Tutup matamu" serunya yang ternyata sudah berdiri di depan pintu kamarku.

"Waeyo? Haruskah?" Tanyaku padanya heran .

"Harus" jawabnya sambil tersenyum.

"Arasseo, eodiga?" ucapku sambil menutup kedua mata, tak tinggal diam kedua tangannya menutup mataku sambil menuntunku menuju apa yang ia sembunyikan padaku.

Kudengar suara pintu menghantam tembok sedikit keras. Kemudian ia melepas tangannya dimataku "Bukalah matamu" serunya.

Ruangan gelap didepanku , kemudian aku mendengar suara tangan Suho Oppa menenkan stop kontak di dekat pintu . Apa yang aku lihat saat ini . Ruangan yang tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil , penuh dengan wallpaper yang penuh dengan bunga-bunga kecil berwarna pink , juga tempat tidur berwarna putih diberi kasur berseprai berwanah pink senada. Ada pula lemari yang hampir sama seperti dikamarku tapi lebih kecil tersusun rapih diruangan itu.

"Ini untuk Shacy" serunya sambil merangkulku.

Saat ini aku tak dapat berkata apa-apa , aku masih terngangah melihat apa yang ada di depanku. Tak tau harus berkata apa , aku kembali memeluk Suho Oppa dan mulai menangis. Aku sangat menyayangimu Oppa.

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK