“Baiklah kalau begitu, semuanya sudah siap kan?”, ujar Hee Jung.
“Jimin-ah, kau perform pertama ya?”, ujar Ah Yeon. Jimin mengangguk dan langsung berjalan ke tengah ruangan, berkumpul dengan yang lain.
“Onnie, tadi kalian membicarakan apa?”, tanya Lana setelah Jimin berlalu.
“Ah, Jiyong-ssi tadi menyarankan sesuatu. Karena mereka juga butuh berlatih untuk comeback ini, dia menyarankan bahwa yang akan menjadi partner latihan bagi kalian hari ini bukan kami, melainkan..”, belum selesai Ah Yeon berbicara, mereka sudah dikejutkan dengan suara teriakan kecil dari tengah ruangan.
Bersamaan dengan suara music yang menggema di ruangan, Jiyong masuk kembali dan mulai menyanyikan lagu tersebut. Rupanya bukan CRAZY member yang akan menjadi partner mereka berlatih, melainkan member BIGBANG sendiri. Tentu saja ini membuat heboh, mengingat gerakan di akhir lagunya yang sedikit provokatif dan mereka mendapat kesempatan untuk memperagakannya langsung dengan sang artis sendiri. Lana yang sempat sedikit terkejut kemudian kembali memfokuskan dirinya pada Jimin yang sedikit terlihat kaku.
“Jimin-ah! Fighting!”, teriaknya pada Jimin.
Jimin menoleh dan kemudian mengangguk. Tepat pada saat itu, bagian TOP dimulai dan Jimin seperti bertranformasi menjadi orang lain dan tidak terlihat sedikitpun rasa kaku ataupun malu yang tadi diperlihatkannya. Lana tersenyum, Jimin memang selalu terlihat keren saat menari. Begitu bagian TOP selesai, Jimin dan trainee lainnya kembali keluar. Jimin tersenyum kepada Lana, berterima kasih.
“Kalian ingat kan siapa yang menjadi partner siapa di bagian akhir? Fokus!”, ujar Hee Jung mengingatkan.
Musik memasuki bagian akhir dari lagu. Mereka kembali bersiap untuk tampil, begitu pula dengan trainee lain yang masih menunggu giliran tampil, semuanya fokus untuk memperhatikan. Seketika ruangan dipenuhi teriakan dan tawa histeris ketika memasuki bagian akhir lagu. Saat lagu berakhir, kelima trainee yang tadi menjadi partner BIGBANG tersebut kembali menjadi gadis remaja pemalu yang langsung melarikan diri ke kelompoknya masing-masing. Jimin pun langsung melarikan diri dan memeluk Lana.
“Onnie, aku malu!!”, gumamnya di pelukan Lana.
Lana dan Ah Yeon hanya tertawa melihat kelakuan Jimin yang 180 derajat berbeda dari yang tadi diperlihatkannya. Keduanya kemudian menenangkan Jimin dengan mengelus pundak dan puncak kepalanya. Sementara Jiyong mendekati mereka dengan senyum geli di wajahnya.
“Kau bilang namamu Jimin kan? Kau penari yang bagus. Kau hanya perlu sedikit lebih berani dan tidak malu-malu. Tetapi ekspresimu sudah sangat bagus tadi”, ujar Jiyong kepada Jimin yang masih memeluk Lana.
“Ah, terimakasih sunbaenim!”, ujar Jimin yang baru sadar kalau Jiyong ada di sebelahnya.
“Jiyong-ssi! Wajar saja, dia masih 16 tahun, masih di bawah umur, kau tahu?!”, ujar Ah Yeon sambil tertawa.
“Sepertinya di penampilan pertama semuanya yang masih sangat muda. Aku jadi tidak sabar melihat penampilan yang kedua”, Ujar Jiyong sambil melirik Lana.
Lana hanya berpura-pura tidak melihat kemudian bersiap-siap dan berkumpul dengan teman-temannya yang lain.
“Jihye-ah, siapa yang nanti menjadi pasanganmu?”, tanya Eunha berbisik.
“Jiyong sunbae. Bagaimana denganmu?”, tanya Lana kembali.
“Taeyang sunbae! Matilah aku”, ujar Eunha panik.
“Santai saja, anggap saja ini seperti latihan dengan trainee yang lain. Jangan terlalu dipikirkan”, ujar Lana menenangkan.
“Bagaimana bisa? Kita bicara tentang Taeyang sunbaenim! Taeyang sunbaenin!”, ujar Eunha lagi, menekankan.
“Lantas? Eunha-ya, kau sangat pandai menari, semua orang disini tahu itu. Jangan sampai rasa malu dan sungkanmu membuat kemampuanmu tidak muncul! Kau pasti bisa! Fighting!!”, ujar Lana menyemangati.
Suara music yang menghentak dan masuknya Jiyong membuat mereka berhenti berbicara dan mulai kembali fokus. Sesekali Lana melirik Eunha yang masih terlihat sangat gugup. Saat mendekati waktunya mereka untuk tampil, Lana kembali menatap Eunha, memberi semangat. Eunha mengangguk dan mulai menampilkan wajah percaya dirinya. Mereka mulai berjalan dengan penuh percaya diri dan tidak ada lagi rasa malu ataupun gugup yang menghantui. Bersamaan dengan masuknya TOP, mereka pun sudah siap di sekelilingnya.
“..Saseumgati yeppeun nun naui princess..”
Lana yang berada di bagian terdepan melakukan gerakan seperti yang dipelajarinya dari Ah Yeon. Dengan menggunakan jaketnya sebagai property, Lana menurunkan jaketnya hingga menampilkan kedua pundaknya sambil dia menari. Ditambah lagi ekspresi wajahnya yang sangat arrogant namun berkesan seksi dan misterius semakin membuat semua orang yang ada di sana semakin gaduh.
Semua orang yang ada di ruangan itu terkejut dengan hal tersebut. Hal ini bahkan mengejutkan bagi Ah Yeon sendiri.
“onnie, kau mengajarkan itu kepada Ji Hye onnie?”, tanya Jimin kepada Ah Yeon.
“Tentu saja tidak, aku bahkan belum terpikir untuk melakukannya. Sepertinya dia berimprovisasi”, ujar Ah yeon.
Jiyong yang mencuri dengar langsung tersenyum simpul. Tentu saja, mengingat jumlah jam latihannya selama ini, bukan hal yang aneh kalau gadis itu bisa berimprovisasi dengan baik, pikirnya. Jiyong masih melihat kea rah lana yang sekarang sudah selesai menari dan sedang menunggu bagian selanjutnya. Lana pun menoleh kea rah Jiyong dan terkejut mendapati dirinya tengah diawasi. Jiyong mengangguk-anggukkan kepalanya sambil tersenyum kepada Lana, tanda bahwa dia mengakui penampilannya barusan. Lana balik tersenyum kecil dan bersiap untuk bagian selanjutnya, begitu pula Jiyong.
Ketika musik mulai memasuki bagian akhir, member BIGBANG dan kelima trainee mulai kembali memenuhi tengah ruangan. Lana yang harus menjadi pasangan Jiyong sebenarnya merasa sedikit gugup, namun kegugupan itu berhasil ditutupinya dengan sempurna hingga tidak ada satu orang pun yang menyadarinya.
Lana berdiri di depan Jiyong, mengalungkan tangan kanannya di leher sang leader yang berdiri di belakangnya kemudian menggerakkan tubuhnya dengan sangat seksi. Ditambah dengan ekspresinya yang mendukung dan posisi tangan Jiyong yang berada di pinggul gadis itu. Wajah Jiyong yang bertatapan dengan Jihye juga membuat gesture seakan ingin mencium gadis itu. Tentu saja, seketika terjadi keributan.
“YAH KWON JI YONG! LEE JI HYE! Terlalu seksi!!!”, jerit Hee Jung sambil tertawa-tawa, diiringi sorakan dari semua orang.
Jiyong dan Ji Hye ikut tertawa sambil meneruskan koreo yang belum selesai. Ji Hye berdiri di belakang Jiyong yang sedikit merunduk dan keduanya mau tidak mau saling bertukar pandangan seperti permainan peek-a-boo yang sering dimainkan anak kecil. Pose terakhir yang seharusnya dilakukan mereka adalah member BIGBANG berdiri di sisi sebelah kiri sementara dancernya sedikit merunduk memunggungi mereka di sisi kanan. Namun, Jiyong yang entah kenapa sedang iseng malah memeluk Jihye dengan sebelah tangannya di akhir lagu. Tentunya hal ini semakin membuat ramai suasana. Tepuk tangan dan sorak sorai terdengar membahana. JiHye sendiri dapat merasakan wajahnya memerah.
“Yaah, Jiyong-ah! Kau ini berlebihan. Kasihan teman menarimu sampai memerah wajahnya”, ujar taeyang kepada sahabatnya itu.
Jiyong hanya membalas kalimat Taeyang dengan tertawa lepas.
“Siapa namamu tadi? Lee Ji Hye?”, tanya Taeyang kepada Lana.
“Ne, sunbaenim”, jawab Lana sambil membungkukkan tubuhnya.
“Kalian lihat penampilan Ji Hye tadi? Seperti itulah yang kami butuhkan. Berani, arrogant, dan seksi. Kalian seharusnya tidak hanya menghapalkan gerakan yang harus kalian lakukan, tetapi juga benar-benar mendalaminya. Semua itu harus bisa terpancar dari setiap detil gerakan yang kalian lakukan dan juga ekspresi wajah kalian. Kalian bisa belajar dari Ji Hye”, ujar Taeyang dengan suara keras kepada semua orang.
“Tentu saja. Ji Hye onnie kan memang sangat hebat. Dia terlalu hebat untuk bisa ditiru siapapun.”, ujar Jimin tidak bisa menyembunyikan rasa kagum dan irinya. Senyum mengembang di wajahnya.
“Kau juga hebat, hanya saja Ji Hye memang sudah sangat lama menari, sehingga itu membuatnya lebih pandai untuk masuk ke dalam lagu dan mengekspresikannya. Suatu saat kau pasti bisa seperti dia, mungkin lebih”, ujar Ah yeon membesarkan hati Jimin.
Jimin mengangguk mantap. Dia tahu benar tentang seberapa keras latihan yang dilakukan Lana hingga akhirnya bisa menjadi seperti ini. Jimin sadar tidak seharusnya dia merasa iri ataupun dengki dengan Lana, terlebih lagi mengingat betapa baik dan perhatiannya Lana kepada dirinya. Dalam hati, Jimin sudah menjadikan Lana sebagai panutannya, dan dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa suatu saat dia akan mampu mengejar punggung Lana. Jimin melambaikan tangannya kepada Lana yang terlihat berjalan menghampiri mereka.
“Onnie, benar-benar hebat!”, ujar Jimin sambil mengacungkan kedua jari jempolnya. Lana hanya tersenyum.
“Lee Ji Hye, siapa yang mengajarimu melakukan hal yang sangat seksi seperti itu, huh?”, ujar Ah yeon sambil tersenyum menggoda.
“Entahlah onnie, aku hanya ingin melakukannya. Aku tidak tahu itu akan terlihat seseksi itu”, Aku Lana.
Ah yeon tertawa kecil mendengar jawaban Lana kemudian meninggalkan mereka dan kembali berkumpul dengan member CRAZY lainnya. Kesepuluh trainee pun sudah kembali berkumpul menjadi satu. Di wajah mereka terpampang senyum puas dan senang, sekaligus lega karena sudah selesai berlatih. Namun, disisi lain mereka juga menyayangkan karena itu artinya mereka harus mengucapkan perpisahan kepada semua member BIGBANG.
“Baiklah, kalau begitu kami pergi duluan. Terima kasih untuk hari ini. Sangat sangat menyenangkan dan semoga kalian bisa mencapai impian kalian, apapun itu. Sampai ketemu lagi. Kalian sudah bekerja keras hari ini”, Ujar Jiyong.
Satu persatu member BIGBANGmenyalami semua trainee dan masing-masing kadang berhenti untuk memberi masukan atau sekedar ungkapan terima kasih dan selamat. Kesepuluh trainee tersebut menyambut dengan sangat bahagia dan raut wajah yang sumringah. Ketika Jiyong tiba di hadapan Lana, dia tidak mengucapkan apapun. Jiyong hanya tersenyum dan menjabat tangan Lana dengan erat. Mulutnya menggumamkan satu kalimat tanpa suara.
“Kau sudah bekerja keras”
Lana hanya balik tersenyum dan mengucapkan terima kasih tanpa suara. Jiyong kemudian berlalu dan menyalami trainee yang lain kemudian keluar dari ruangan latihan tersebut, diikuti keempat member lainnya. Lana dapat mendengar gumaman kagum dan bahagia dari sekelilingnya, memuja sunbae yang jarang mereka temui itu. Dengungan itu baru berhenti setelah Hee Jung meminta mereka untuk berkumpul.
“Baiklah, latihan kali ini sudah selesai. Kalian sudah melakukan yang terbaik dan kami puas melihat penampilan kalian. Meskipun demikian, kami harap kalian terus melatih diri kalian untuk bisa lebih mendalami music dan mengekspresikannya. Aku rasa benar yang dikatakan Taeyang-ssi, kalian harus belajar dari Ji Hye. Dia menunjukkan penampilan terbaik hari ini, dan yang seperti itulah yang dibutuhkan. Berani, arrogant, dipenuhi rasa percaya diri, dan mampu mengekspresikannya tanpa ada keraguan.”, ujar Hee Jung.
“Tetapi ingat, ini harus menjadi motivasi bagi kalian, bukan alas an untuk iri ataupun menjadikan kalian rendah diri. Tunjukkan kepada kami bahwa kalian bisa menjadi seperti Ji Hye, bahkan lebih. Ji Hye, kau juga harus terus mengasah kemampuanmu dan tunjukkan bahwa kau bisa berkembang lebih jauh lagi”, ujar Ah Yeon menambahkan.
“Baiklah, aku rasa sekian untuk hari ini. Sampai bertemu lagi”, ujar Hee Jung.
Seluruh member CRAZY kemudian menyalami mereka dan memberikan kata-kata penyemangat secara personal. Setelah member CRAZY seluruhnya keluar dari ruangan latihan itu, semua trainee mengelilingi Lana dan satu persatu mengungkapkan rasa kagum mereka. Mereka memuji penampilan Lana. Lana yang merasa sedikit risih hanya bisa tersenyum dan mengucapkan terima kasih atas semua pujian itu.
Diam-diam lana berharap bahwa semua pujian itu bukan hanya sebuah omong kosong dan tidak akan menimbulkan masalah, seperti yang dulu terjadi, pikirnya. Lana melihat kea rah Eunha yang tidak mengucapkan sepatah katapun kepadanya dan hanya berdiri diam dambil bersandar di dinding. Setelah semua trainee keluar dari ruangan tersebut untuk pulang, barulah Lana kemudian menghampiri Eunha yang terlihat sedikit mematung.
“Eunha-ya? Kau baik-baik saja?”, tanya Lana.
Eunha masih tidak menjawab. Dia hanya terdiam dengan tatapan kosong dan tidak mengucapkan satu katapun, seolah mengabaikan Lana. Tiba-tiba Lana dirundung perasaan yang tidak enak. Apa mungkin eunha..tidak, tidak mungkin.
Mungkinkah hal yang aku takutkan terjadi pada Eunha? Mungkinkah dia sekarang membenciku, seperti mereka dulu?, pikir Lana.
*****************************************************************
Olla!
makasih banyak untuk semuanya yang sudah baca fanfict ini~ maaf atas updatenya yang semakin gak teratur T.T
Semoga kedepannya bisa lebih dipercepat ~
Sun sayang, aikishi xoxo