Denting piano mengalun di lounge hotel, nada yang sudah aku hafal Cristina Perry "a thousand years". Suara wanita mengalun indah menyanyikan lyric kata demi kata dengan sangat baik. Mengalun indah, teduh dan damai tercipta setiap kata dan dentingan piano menjadi satu.
"hyung, besok kita take off jam berapa ke korea?"
"jam 10 sudah sampai bandara, kita take off jam 11. Jadi kau tidak boleh kesiangan, aku tidak punya waktu untuk membangunkan mu, aku sudah berjanji untuk ke kantor terlebih dulu. Nanti kita bertemu di bandara"
"hyung kau bercanda tidak akan membangunkan ku, mana bisa aku bangun sendiri?"
"nanti aku minta tolong Hana untuk membangunkan mu. Kunci kamar mu yang ku pegang akan ku berikan nanti ke Hana. Tapi ku mohon kau harus segera bangun, jangan menyusahkan Hana."
Aku tersenyum lebar, "baiklah....."
"kenapa kau tertawa lebar seperti itu, jangan bertingkah macam-macam"
"pasti wanita yang bernyanyi ini memiliki wajah yang cantik" kata jun hyung
"belum tentu, yang pasti suaranya indah"
"bagaimana kalau kita taruhan, bagaimana wajah wanita ini?"
"kalau aku yang menang, hyung yang membayar semua minuman ini ya"
"baiklah....jangan cantik atau tidak pilihannya. Tapi menebak seperti apa wajah wanita ini."
"oke...kau pasti menyesal hyung"
"kita buktikan"
Aku memejamkan mata mencoba membayangi sosok wanita yang sedang bernyanyi.
"jangan terlalu lama ji berfikirnya, seperti apa sosok wanita itu?"
"hmmm..,wanita berambut pendek gelap dengan mata yang tidak terlalu besar, kulitnya tidak terlalu putih ya seperti orang jepang lah, tingginya sekitar 150an karena orang jepang jarang yang tinggi. Menurut hyung seperti apa?"
"menurut ku wanita itu memiliki rambut yang ikal panjang berwarna hitam, kulitnya putih bersih, bibirnya tipis dan agak sedikit pucat ketika ia tidak menggunakan lipstik, tingginya 168 dengan panjang kaki lebih panjang dibanding tubuhnya. Ia mempunyai lesung pipi yang manis"
"hahahaha sedetail itukah hanya dengan mendengar suaranya hyung"
"sudah kita buktikan saja"
Aku bangun dari kursi ku mengikuti langkah jun hyung yang tepat berjalan di depan ku mendekati suara wanita itu berasal, pandangan ku menangkap seorang pria dibalik pianonya dan wanita hanya terlihat kakinya saja karena tertutup tubuh jun hyung yang berada tepat dihadapan ku. Kudengar tepuk tangan dari pengunjung louge yang memang ramai pengunjung. Tubuh ku maju kedepan dan memaksa jun hyung mundur untuk bisa melihat wanita bersuara indah itu, jantung ku berdetak cepat dan kurasakan kaki ku tidak mampu menompang tubuh ku yang mematung ketika melihat Hana yang sedang tersenyum ke arah ku dengan microfon ditangannya.
"kebutulan disini ada g dragon, bagaimana kalau ia menyanyi untuk kita" kata Hana dengan bahasa jepang yang lancar. Kudengar pengunjung louge meneriakan nama ku, aku masih berusaha untuk mengendalikan tubuh ku. Hana mendekati ku sambil memberikan ku microfon yang sebelumnya dipegang olehnya.
"ayo ji, bernyanyilah"
Aku hanya dapat memandanginya tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
"ayo ji, mereka ingin mendengarkan suara mu" jun hyung bersuara dari belakang ku
"atau kau ingin berduet dengan ku?" Hana menarik ku keatas panggung
"bagaimana kalau aku dan g dragon bernyanyi bersama, apa kalian setuju?" Hana meminta persetujuan kepada pengunjung louge dan pengunjung louge berteriak diiringi tepuk tangan.
Aku memandangi Hana dan kudapati hanya senyum Hana
"kau harus bernyanyi"
"kami akan bernyanyi just give me a reasonnya pink, tepuk tangan untuk g dragon"
Tanpa berdiskusi dengan ku, Hana meminta musiknya untuk dimulai. Kudengar tepuk tangan yang sangat meriah.
Denting piano mengalun indah, ku lihat Hana siap untuk bernyanyi.
Right from the start
You were a thief
You stole my heart
And i your willing victim
Suaranya mengalun indah dan membuat ku terpesona, sesuatu terjadi di hati ku. Perasaan yang sangat membuat ku nyaman dan membuat ku ingin menarik tubuhnya kedalam pelukan ku, melindunginya hingga tidak akan ada yang akan menyakitinya.
******
"ji....bangun....."
Sayup-sayup terdengar suara wanita ditelinga ku. Mata ku mencari sumber suara itu tapi aku tidak dapat menemuinya, kaki ku melangkah menyusuri ruangan di rumah tua.
"kau sudah bangun?"
Sosok wanita dengan rambut terurai menghadap jendela. Aku duduk disampingnya, memandangi wajah wanita yang sudah lama tidak hadir dalam mimpi ku.
"apa ada yang salah dengan wajah ku" kata wanita itu sambil meraba wajah putihnya. Aku menggeleng.
"apa kau merindukan ku?"
Kali ini aku mengangguk, wanita berlesung pipi itu kembali tersenyum kepada ku. Queena - wanita yang hadir di mimpi ku mengedarkan matanya ke halaman yang terhampar di depan mata.
"bagaimana karir mu?"
Mata ku masih memandanginya, butuh cukup lama untuk ku menjawab pertanyaan sederhana itu.
"kenapa kau tidak pernah menemui ku lagi"
"bukankah aku selalu ada disamping mu, ketika kau merasa kesepian aku selalu ada disamping mu ji. Apa kau tidak merasakan kehadiran ku?"
Kali ini queena menundukan kepalanya, aku merengkuh tubuh mungilnya kedalam pelukan ku.
"aku selalu merasa kau selalu di hati ku walaupun aku tidak menemukan mu di dekat ku. Jangan pernah berpaling dari ku walau hanya sebentar saja."
Ku rasakan wajah queena mengangguk setuju tetap di dalam pelukan ku tapi kemudian queena melepaskan pelukan ku dan berdiri kemudian meninggalkan ku.
Aku mencoba menahan tangannya, queena melepaskan pegengan ku sambil tersenyum.
"na...queena...jangan pergi"
********
"ji......" suara itu kembali terdengar dan semakin lama semakin meninggi. Ku buka kedua mata ku dan menemukan Hana yang tangannya sedang digenggam oleh tangan ku. Dengan cepat ku melepaskan tangan ku dan beranjak dari tempat tidur ku menuju meja kerja ku.
"sedang apa kau disini?"
"aku sedang membangunkan mu dari setengah jam yang lalu dan kau tidak bangun dari tidur mu bahkan kau menarik tangan ku sambil memanggil queena. Kau ini sedang bermimpi wanita yang mana lagi?"
"sudah cepat mandi, setengah jam lagi kita sudah harus ke bandara. Queena mu tidak akan berlari dari mu. Cepat pergi mandi."
Ku dengar Hana menahan tawanya kemudian meninggalkan ku.
Aku bukan pergi mandi malah mengikuti langkah Hana ke luar kamar ku dan masuk ke kamar Hana.
"emang apa yang ku lakukan tadi?"
"apa harus aku menjelaskannya? Sudah kau mandi, setengah jam lagi kita harus sudah pergi ji....jangan bertingkah seperti ini"
"aku tidak akan mandi sebelum kau menceritakannya"
"yasudah terserah kau saja, aku tetap akan ke bandara dengan mu atau tanpa mu"
"ketika diperjalanan kau harus menceritakannya"
*******
"eomma akan sampai seoul nanti malam"
"eomma kenapa tiba-tiba ingin ke apartement ku, tunggu aku yang pulang saja"
"bukan seperti itu, kebetulan eomma sudah punya janji dengan perancang buasana untuk dami. Mungkin kami akan bertemu lusa dan kebetulan eomma dan appa tidak ada kegiatan hari ini dan besok. Kau menolak kehadiran kami?"
"tidak eomma, cuma aku ada pekerjaan hari ini. Dan aku tidak bisa menjemput mu di bandara. Mungkin besok aku juga sibuk eomma."
"suruh Hana saja yang menjemput eomma. Dia bisa libur kan?"
"eomma....." kata ku sambil merengek mendengar eomma yang masih saja ingin bertemu dengan Hana semenjak bertemu di jepang.
"memang Hana tidak bisa menjemput eomma juga? Apa dia juga sibuk sampai tidak bisa menjemput eomma mu ini?"
"eomma jangan seperti ini, Hana juga punya pekerjaan dan ia harus bertanggung jawabnya. Eomma jangan seperti ini"
"yaaaa terus bagaimana kau membiarkan kami tak dijemput?"
"jun hyung yang akan menjemput"
"terserah...aku akan sampai jam 7"
"tapi eomma...."
tut...tut...tut
Eomma menutup telepon ketika aku belum selesai berbicara. Aku sangat paham dengan eomma, sikapnya tidak jauh berbeda dengan ku yang sudah ada keinginannya dan tidak terpenuhi akan marah seperti ini.
Aku memejamkan mata ku di kursi ruang kerja ku di YG. Aku merasa salah karena sudah berpura tentang Hana karena aku sendiri yang kerepotan ketika eomma sudah menyukainya dan kenyataannya Hana bukan siapa-siapa ku.
Aku melangkah keluar ruangan untuk membeli hot chocolate di lantai dasar.
Brug....
"lebih baik ketika kau berjalan mata dan pikiran mu tidak kemana-kemana."
Aku memegangi kepala ku yang menabrak kaca di depan ku. Ku lihat Hana sedang mensandarkan tubuhnya di kaca yang baru ku tabrak.
"kau baik-baik saja?"
Aku hanya mengangguk dan melanjutkan langkah ku menuju mesin hot chocolate di dekat tempat latihan dance. Aku menoleh dan menemukan Hana mengikuti langkah ku.
"wae????"
"aku yang akan menjemput eomma di bandara, kebetulan aku hari ini tidak sibuk"
Aku menoleh kaget mendengar ucapan Hana, kuputuskan untuk menghampirinya yang sedang duduk di sofa tidak jauh dari tempat ku berdiri.
"kau bilang apa?"
"aku akan menjemput eomma mu di bandara, jadi kau bisa tetap bekerja. Aku akan menghantarkannya ke apartement mu"
"kau tahu dari mana eomma akan kesini?"
"eomma mu menelepon ku dan menceritakannya kepada ku dan aku tidak punya kuasa untuk menolaknya walaupun aku tahu ini bodoh dan masuk ke dalam permainan bodoh mu"
"kalau kau keberatan kau tak perlu melakukannya kau tidak ingin melakukannya, biar jun hyung saja yang menjemput. Jangan berlaku seperti kau telah menjadi seseorang di keluarga ku"
Aku meninggalkan Hana dan kembali menuju mesin hot chocolate. Baru saja aku melangkahkan kaki, ku dengar Hana berteriak dan membuat ku mematung ditempat ku berdiri.
"heyyyyy....kau memang tidak tahu terima kasih. Eomma mu memohon kepada ku untuk menjemputnya dan kau yang telah menarik ku kedalam masalah ini bertingkah seperti ini. Kau gila...."
Aku terhenyak dan tidak berani untuk membalikan tubuh ku.
"kau memang gila, sangat gila. Wajar saja kalau mereka tidak mau berkerja untuk mu dan akhirnya aku tahu alasannya."
Ku dengar langkah kaki yang semakin menjauh. Aku menjatuhkan tubuh ku di sofa didekat ku berdiri. Kepala ku terasa sakit, bukan bukan mungkin bukan kepala ku tapi hati yang merasa sakit.
*******