home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > I... Congratulations

I... Congratulations

Share:
Author : ahra_lol
Published : 28 Oct 2015, Updated : 30 Oct 2015
Cast : - Kang Young Hyun - Park Jimin - Park Jaehyung
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |682 Views |2 Loves
I... Congratulations
CHAPTER 1 : Part : 1 Of 2

PART I

“Sudah lama aku menyukaimu”

Kang Young Hyun, siswa kelas 12 SMA Manse yang hari ini tepat berumur 17 tahun itu berusaha menahan jantung yang sepertinya akan terpental dalam hitungan detik. Gadis di hadapannya adalah Park Jimin seorang yang sangat dekat dengannya. Mereka sangat dekat sehingga membagi apapun bersama, kecuali pakaian dalam.

Tangan Younghyun gemetar. Tak percaya apa yang di katakan Jimin. Kata-kata itu seperti seember air yang mengguyur tubuhnya yang berkeringat setelah bermain badminton. Tidak, lebih dari itu rasanya seperti makan Ice Cream di pinggir pantai pada musim panas. Tidak mungkin lebih manis lagi, seperti coklat yang meleleh di dalam mulut saat menggigit sepotong pai.

Jimin menatapnya sayu penuh harap. Tatapan yang tak pernah di lihatnya selama 10 tahun sejak mereka memutuskan bersama sebagai sahabat. Tangannya dingin. Jantungnya terus memompa kencangnya. Matanya tak berkedip masih terpaku pada gadis yang sedang menyatakan cinta padanya sekarang.

Bagaimana ini? Kang Younghyun juga memiliki perasaan yang aneh. Sudah satu tahun terakhir ini berada di dekat Jimin membuatnya tidak senyaman dulu. Tidak senyaman mereka bertukar perlengkapan saat masih sekolah dasar. Tidak senyaman saat pulang sekolah bersama sambil berangkulan saat sekolah menengah pertama .

Aku juga jatuh cinta padamu, aku tak menyangka cinta pertamaku adalah kau, orang yang bahkan benar-benar aku anggap seperti saudaraku sendiri. Tidak peduli siapa, cinta adalah cinta, Ujarnya dalam hati. Mungkin kali ini ia harus berani mengatakan yang sebenarnya.

Anida… (nggak…) Jimin memutar kepalanya saat Younghyun hendak mengambil langkah lebih dekat. Ekspresinya yang serius tadi berubah drastis. “aku tidak bisa mengatakannya seperti ini pada Jaehyung kan Younghyun?”

Mwoya, Jaehyung? Hati Younghyun tiba-tiba saja susut seperti balon yang di tiup lalu pecah. Nama Jaehyung yang di sebutnya tadi adalah sebuah bom penghancur. Jadi Jimin hanya melakukan percobaan padanya sekarang.

Ya!!! Jimin, bangkeum mwohaneungeoya? (Ya!!! Jimin, kamu ngapain tadi?”) ” Alisnya mengkerut. Terkejut bercampur grogi. Untung saja ia belum mengatakan apapun. Bisa-bisa ia malu. Malu? Sejak kapan Kang Younghyun menjadi malu pada sahabatnya? Biasanya ia tak pernah malu melakukan apapun di depan Jimin. Bahkan kentut saja ia tak pernah malu. Atau bangun dengan liur yang mongering di sekitar wajahnya di depan jimin saja ia tak malu. Mengapa ia harus malu kali ini? Entahlah. Kang Younghyun juga bingung. Perasan ini benar-benar memberikan perbedaan antara waras dan gila.

Younghyun-a, eotteokke? Dowajwo! (Bagaiaman ini Younghyun? Bantu aku)” Jimin tanpa rasa bersalah lantas dengan polosnya bertanya pada Younghyun yang kesal dan patah hati. Harusnya ia ingat sifat sahabatnya yang melakukan apapun semaunya.

Sirheo (gak!)” Jawaban singkat dan ketuspun itukeluar begitu saja.

Animyeon… Ireohkke (atau… seperti ini)” Jimin memperbaiki posisi berdirinya. Lalu di sematkannya rambut depan ke telinga “Oppa, Terimalah coklat ini aku membuatnya sendiri”

Melihat Aegyeo Jimin membuat Kang Younghyun semakin tak bisa mengendalikan perasannya.

Sirheo (aku gak mau). Ya Sirheo… Sirheo. Silhdago. Keumanhae jebal (tolong hentikan!)” Younghyun teriak dengan mata yang menyala menatap Jimin. Baru saja ia tak bisa mengontrol emosinya. Jimin terdiam.

“Younghyun-a?” Jimin mengatupkan bibirnya tak percaya. Baru kali ini Younghyun terlihat sangat marah.

Younghyun tak pandai merubah raut wajahnya dengan cepat. Buru-buru ia mengalihkan tatapannya dan menggaruk kepalanya yang tak gatal.”Hmmm…. Maksudku…. Kau ini, kalau ada anak yang menyukaiku lewat, mereka akan salah paham. Ttsh…” Younghyun menghindari tatapan jimin dan mendaratkan pantatnya di kursi. Takut raut mukanya yang kesalkepergok jimin. Selama ini Younghyun bahkan tak pernah marah. Walaupun mereka berkelahi entah itu Jimin atau Younghyun yang menyebabkannya, Younghyun adalah orang pertama yang akan meminta maaf.

Mwo-ya (Apaan) memangnya ada yang menyukaimu?” Jimin tak yakin ada gadis yang menyukai pria yang sudah bersamanya sejak 10 tahun yang lalu itu. Bagi Jimin, Kang Young Hyun hanya lelaki biasa yang tak memiliki daya tarik sedikitpun. Penampilan dan sifatnya yang cuek mungkin jadi masalah terbesar, tapi di balik itu siapa sangka Younghyun adalah satu-satunya lelaki di dunia ini yang paling mengerti dirinya.

Jimin mengambil tempat duduk di samping Younghyun berfikir bagaimana caranya memberikan kotak berwarna hitam dengan pita berwarna merah berisi coklat pada Jae.

“Mana kadoku?” Younghyung ingat, hari ini Jimin belum memberikan kado. Seperti ritual sebelum-belumnya, Jimin harus memberikan Kado di setiap ulang tahunnya.

“Ini, untukmu” Jimin menyodorkan sebuah kado kecil seukuran kotak rokok.

“Ah… cam sesange. Park Jimin, kau sudah sangat keteralaluan, sekarang kau memberiku sebuah rokok?”

“Ya!!! Kau banyak protes. Memangnya kau lupa. Kado ini ukurannya sudah bertambah 1 cm dari tahun kemarin”

Kang Younghyun membukanya pelan. Tak mungkin ia berharap kotak ukuran kecil itu berisi Sepatu Air Jordan atau Nike Air Max. Tak mungkin juga kotak kecil ini berisi tiket nonton pertandingan sepak bola karena ia tahu sifat sahabatnya yang pelit.

Mwo ya, ige mwoya? Nae Seonmul eodie? (apaan ini? Mana kadoku?)” Younghyun histeris saat menemukan selembar kertas post it berwarna kuning.

Ni Seonmulida (itu kadomu)” Jimin menjawab singkat. Ponsel di tangannya membuat ia tak menghiraukan Younghyun

Jangnanchijima (Jangan bercanda)” rasanya kekesalannya sudah ada di ubun-ubun.

“Ya…. Tidak ada yang lebih berharga dari sebuah post it” Jimin lagi-lagi menjawab singkat. “Kau bisa menggunakannya untuk membuatku melakukan apa saja”

Jinjja? Amugeoto? (benarkah? Apapun?)” Kepalanya di miringkan menatap wajah Jimin.

Keurae, amugeoto. Aku akan melakukan apa saja yang tidak membutuhkan uang” Jimin menatap Younghyun seklias lalu menyingkirkan kepala Younghyun yang mengganggu di hadapannya.

Ada sedikit harapan. Younghyun mengacak-acak rambut sahabatnya itu hingga membuat Jimin kesal dan mendaratkan tendangan di betisnya. Saat adegan itu candaan dua sahabat itu, entah dari mana Jaehyung muncul tepat di hadapan Younghyun dan Jimin. Jimin yang masih memposisikan dirinya duduk bersila di atas bangku buru-buru memperbaiki posisi duduk yang sangat tidak cocok dengan image seorang wanita. Kang Younghyun yang posisi terjatuh, pelana-pelan bangkit.

“Apa aku mengganggu kalian?” Jaehyung membuka pembicaraan di tengah ketidak percayaan Jimin.

“Aaa…. Ani Seonbaenim” Jimin bangkit lalu memberikan kode agar Younghyun meninggalkan mereka berdua. Dasar Younghyun sekeras apapun Jimin mencoba memberikan kode, Younghyun tak mau pergi. Ia tetap duduk di kursi sambil menatap sinis pada Jaehyung.

“Gwaenchana, aku ingin memberikanmu ini” Jaehyung memberikan kotak berwarna pink cantik pada Jimin yang masih berusaha menyadarkan dirinya dalam hati bahwa ini bukan mimpi.

“Omo, Seonbaenim, apa ini?”

Jaehyung tersenyum membuat garis di bibirnya. Matanya yang menghilang di balik kaca mata saat tersenyum membuat pesonanya semakin dalam. Apalagi Jimin menyaksikan senyum itu sendiri, di tujukan dengan tulus kepadanya.

“Untukmu. Kau manajer tim kami kan”

Jimin menelan ludah. Kata-kata untukmu benar-benar membuatnya kali ini ingin sekai berlari di lapangan sebanyak 100 kali. Tapi apa tadi, Manajer? Jadi ini sejenis kompensasi untuk menejer tim.

Bergegas Younghyun bangkit lalu berdiri di anatara mereka, menghalangi pandangan gadis di belakangnya. “Jimin Johahae? (Kau menyukai Jimin?)”

Tepat pada intinya. Younghyun penasaran. Dari penglihatannya, ini bukan hanya karena Jimin adalah menejer tim badminton. Melainkan, cara Jaehyung melihat Jimin itu sangat berbeda.

Ya!!! Neo Micheosso? Ppali pikyeo (Ya!!! Kau gila? Cepat minggir)” Jimin menahan kata di bibirnya. Badan Younghyun yang tinggi dan tegap menghalangi pandangannya.

Nae, Joha, Jimin Johahae (Ya, aku menyukai jimin)”

Kata itu membuat Jimin maupun Younghyun tercengang. Jimin hanya mendengar tanpa melihat ekspresi Jaehyung. Bagi jimin ini adalah moment yang akan membuatnya sanggup memindahkan Namsan Tower ke Hongdae jika ia memliki kekuatan super cat women.

Dengan mata yang tak percaya Younghyun seperti orang bodoh. Ia kehilangan fikirannya saat Jae mengatakan mantra yang akan membuat wanita di belakangnya itu bahagia.

“Jadi aku boleh meminjamnya kan?”

Senyum Jaehyung melebar. Lalu diraihnya tangan Jimin dan membawanya menjauhi Younghyun. Ada rasa yang begitu menyakitkan di ujung hatinya. Melihat orang yang di sukainya bersama orang lain.

Younghyun duduk lemas. Kedua tangan menopang badannya di bangku koridor sambil menatap langit yang agak berawan. Sisa-sisa musim dingin masih terasa kala semilir angin melewatinya yang tengah frustasi. Ia mengambil kotak coklat yang akan di berikan Jimin pada Jaehyung di sampingnya.

TBC

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK