Seolhyun kembali memeriksa nafas Minseok,
"Yya~ kenapa kau tidak bangun juga?" batin Seolhyun kebingungan lagi, dia segera memberikan nafas buatan lagi. Namun saat dia ingin menyudahi memberikan nafas buatan untuk Minseok, dengan mata masih tertutup Minseok membalas ciuman Seolhyun. Seolhyun terkejut, dia segera bangkit dan mendapati Minseok sedang tersenyum padanya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Seolhyun makin kebingungan
"Apa yang aku lakukan? Tentu saja membalas kebaikanmu, aku hanya ingin berterima kasih. Apa itu tidak cukup bagimu?" dengan gayanya yang super santai, Minseok justru membuat Seolhyun salah tingkah bercampur ketakutan.
Dengan keadaan basah kuyub, Seolhyun meninggalkan Minseok yang tersenyum sendiri melihat tingkah polos Seolhyun "Kyeopta"
SKIP
Hari dimana Minseok dan Seolhyun masuk sebagai mahasiswa di universitas yang sama telah tiba, Seolhyun sangat gugup. Lebih gugup dari saat dia harus menjalani ujian untuk beasiswanya, dia tidak menyangka ternyata Minseok juga masuk di kampus yang sama dengannya meski beda jurusan. Tapi Seolhyun harus melayani Minseok mulai sekarang, bahkan tuan Kim meminta Minseok untuk mengantar dan menjemput Seolhyun kuliah. Setelah kejadian di kolah renang itu, Seolhyun sedikit merasa canggung dengan Minseok.
Tapi Minseok masih seperti biasa, seolah tak pernah terjadi apa-apa diantara mereka. Kadang Seolhyun merasa kesal dengan sikap acuh Minseok, Seolhyun merasa ada yang salah dengan kepribadiannya. Pagi ini seperti biasa Seolhyun menyiapkan baju Minseok, dia harus ke kantor sepulang kuliah. Ayahnya ingin memperkenalkan Minseok secara resmi dalam acara launching salah satu produk perusahaan. Kemeja, sepatu, jas dan dasi, semua disesuaikan dengan selera Seolhyun. Minseok tidak pernah protes akan hal itu. Tanpa sepatah kata pun sejak Seolhyun memakaikan setelan jas pada Minseok hingga memakaikan dasinya, Seolhyun sebenarnya merasa sangat gugup dan dia memilih diam. Sedangkan Minseok terus menatap Seolhyun dengan tatapan menyeringai, jika saja tidak ada beberapa pelayan disana mungkin Minseok sudah melakukan suatu hal buruk pada Seolhyun. Tapi dengan sengaja Seolhyun meminta 2 orang pelayan untuk tetap tinggal disana sampai dia selesai memakaikan setelan Minseok.
"Tidak adakah yang ingin kau katakan padaku?" tanya Minseok membuka pembicaraan selagi Seolhyun menata kerah kemejanya
"Tidak ada" tanpa menatap Minseok dan tetap fokus pada pekerjaannya, Seolhyun berusaha tetap tenang
"Kau benar-benar menyebalkan, apa karena kejadian..." Minseok berusaha menyinggung tentang kejadian di kolam renang, tapi Seolhyun dengan sigap menutup mulutnya dengan telapak tangannya
"Yya~ " Seolhyun melirik ke arah 2 pelayannya yang saling memandang satu sama lain. Sadar tangannya masih menutup mulut Minseok, Seolhyun segera melepasnya. Dengan sigap Minseok memberi kode mata pada 2 pelayannya untuk keluar meninggalkan kamar, Seolhyun semakin gugup harus menghadapi Minseok sendiri. Dia pun bergegas meninggalkan kamar, tapi Minseok menahannya.
"Lepaskan!" pinta Seolhyun yang berusaha melepas pegangan kuat tangan Minseok
"Bicaralah, maka aku akan melepaskanmu" Minseok berusaha menggertak Seolhyun
"Apa yang harus aku katakan?" Minseok melihat penampilan Seolhyun yang masih berantakan, mulai dari ujung kaki sampai kepala. Lalu menarik Seolhyun keluar kamar menuju kamar Seolhyun, dia meminta 2 orang pelayan tadi untuk memakaikan gaun yang cantik untuk Seolhyun, Dan mendadaninya bagai seorang putri, awalnya Seolhyun menolak karena dia tidak berhak hadir dalam acara itu.
"Lakukan saja apa yang aku katakan, anggap ini sebagai balas budi karena kau sudah membuatku hampir koma" dengan kata-kata itulah akhirnya Seolhyun pasrah dengan perintah Minseok. Tuan Kim yang melihat kejadian itu hanya tersenyum senang, dia merasa masa tuanya akan berakhir bahagia dengan kehadiran Seolhyun di keluarga ini.
SKIP
Acara launching tersebut dihadiri begitu banyak tamu kehormatan tuan Kim, Seolhyun tidak menyangka acaranya akan sebesar itu. Dia datang bersama Minseok dan ayahnya, semua orang membungkuk serta memberi hormat pada mereka. Tapi Seolhyun merasa tidak nyaman dengan gaunnya, gaun putih semu merah muda yang membuatnya justru lebih cocok disebut anggun dari pada memalukan.
"Kau kenapa?" Minseok menyadari gelagat Seolhyun
"Tidak apa-apa, aku hanya merasa sedikit tidak nyaman" jawab Seolhyun semakin gugup. Dengan gentle Minseok mengangkat setengah lengan kirinya. Namun ternyata Seolhyun tidak memahami maksud dan tujuan Minseok melakukannya. Dengan lembut, Minseok menarik tangan kanan Seolhyun hingga melingkar di lengan Minseok.
"Kau bahkan menjadi pusat perhatian semua orang malam ini, kenapa kau harus merasa tidak nyaman?" bisikan Minseok pada Seolhyun, membuat Seolhyun merasa sedikit aneh dengan sikap Minseok.
Memang benar Seolhyun benar-benar menjadi pusat perhatian banyak orang malam ini. Bagaimana tidak? Tak banyak relasi dan orang-orang perusahaan yang tahu tentang Seolhyun. Mereka mengira Seolhyun adalah calon menantu tuan Kim. Bahkan tak sedikit wanita yang hadir di acara saling berbisik membicarakan Seolhyun, melihat hal itu membuat Minseok semakin berusaha membuat Seolhyun tenang. Tidak hanya melingkarkan lengan Seolhyun pada lengannya, tapi Minseok juga memegang erat tangan Seolhyun yang berkeringat dingin.
"Apa kau selalu seperti ini setiap kali gugup?" tanya Minseok dan Seolhyun hanya mengangguk
"Tenanglah, aku disini bersamamu" lanjut Minseok Seolhyun sedikit tenang kemudian, hingga dua orang pria setengah baya relasi tuan Kim datang menghampiri Minseok. Mereka banyak bercanda dengan Minseok dan tak lupa menanyakan Seolhyun yang masih dia pegang tangannya.
"Nugunde? Apa dia tunanganmu?" tanya salah seorang pria Minseok awalnya hanya tersenyum menanggapinya,
"Bagaimana ini?" jawab Minseok membuat kedua pria itu bahkan Seolhyun menjadi bingung. Mereka merasa kenal cukup dekat dengan tuan Kim dan tahu bagaimana keluarga tuan Kim, yang mereka tahu Minseok hanya punya seorang adik angkat laki-laki bernama Kim Jongdae.
"Hahaha... kau sudah dewasa, kenapa masih malu mengakui hal seperti ini?" pria kedua pun berusaha berpikir positif dengan pernyataan Minseok
"Ajjeossi~ apa kalian berusaha menggodaku?" Minseok berusaha meyakinkan mereka dan tidak menjawab pertanyaan mereka dengan pasti, Seolhyun lalu melepas pegangan tangan Minseok.
Entah apa yang dirasakan Seolhyun, tapi Seolhyun merasa kecewa dengan pengakuan Minseok pada teman-teman ayahnya. Minseok tidak membiarkan Seolhyun melepas pegangannya, dia berusaha meraih kembali tangan Seolhyun. Setelah itu, Seolhyun tidak sengaja mendengar pertanyaan yang sama dari seorang wanita paruh baya yang bertanya langsung pada tuan Kim. Dan tuan Kim hanya tersenyum dan menjawab bahwa Seolhyun adalah anak angkatnya yang lain. Tidak hanya sekali dua kali, tapi berkali-kali selam acara tidak sedikit orang yang bertanya langsung pada Minseok bahkan tuan Kim mengenai Seolhyun. Karena itu, saat pidato di podium. Selain memperkenalkan Minseok sebagai calon presiden direktur selanjutnya, tuan Kim juga memperkenalkan Seolhyun sebagai anggota resmi keluarga Kim selain Jongdae.
"Tuan-tuan dan nyonya-nyonya sekalian, terima kasih atas kehadiran kalian dalam acara ini. Disini aku ingin memperkenalkan kalian pada anakku sebagai satu-satunya calon kandidat presiden direktur perusahaan dan satu lagi, anak angkatku yang pada hari ini akan resmi menjadi bagian dari keluarga besar perusahaan dan calon menantuku, Kim Seolhyun" dengan lantang tuan Kim menyebut Seolhyun sebagai calon menantu, Seolhyun yang saat itu tidak ikut berdiri di podium langsung tertegun, bingung, dan tidak tahu harus bagaimana. Bahkan saat semua orang memberinya tepuk tangan yang sangat meriah, kakinya seperti tidak sanggup melangkah ke podium. Minseok sendiri lebih kebingungan, mereka saling memandang dalam kebingungan.
"Kemarilah nak" pinta tuan Kim pada Seolhyun, lalu tuan Kim memberi kode pada Minseok untuk menjemputnya. Langkahnya perlahan tapi penuh kebingungan, hingga sampai di depan Seolhyun. Minseok menggenggam erat tangan Seolhyun. Membuat tepuk tangan semua orang semakin meriah,
"Aku sudah menyiapkan semuanya sejak pertama kali bertemu Seolhyun, aku tidak menyangka ternyata mereka teman satu sekolah di SMA. Hari ini juga aku ingin meresmikan pertunanngan mereka..." tidak cukup membuat Minseok dan Seolhyun terkejut, tuan Kim sudah mempersiapkan kejutan lain lagi yang membuat Minseok dan Seolhyun shock. Sepasang cincin sudah siap di depan mata dan mereka berdua kebingungan harus bagaimana.
"Oppa!!" dengan lantang dan tanpa rasa malu Yerim yang ternyata hadir dalam acara itu semakin memberikan bentuk kejutan lain pada Minseok dan Seolhyun. Bahkan Jongdae juga berdiri di belakang Yerim dengan tatapan kosong. Maksud hati ingin memberi kejutan pada Minseok dengan kedatangan mereka, mereka justru lebih terkejut dengan pertunangan Minseok dengan Seolhyun.
"Apa yang terjadi hari ini benar-benar sebuah kejutan besar untukku, aku tidak pernah menduga Seolhyun selama ini tinggal bersama tuan Kim dan Minseok hyung. Ada perasaan dimana aku merasa sangat di khianati, aku kecewa karena tuan Kim bahkan Minseok tidak pernah mengatakan hal ini. Jika tuan Kim menganggapku anak dan jika Minseok hyung menganggapku adiknya, aku merasa ini sebuah penghianatan besar bagiku" Jongdae
"Oppa~ tidakkah kau menganggapku sebagai wanita? Aku benar-benar menyukaimu hingga aku tak akan membiarkanmu pergi saat kau hampir mati, tapi apa yang aku lihat sekarang aku hanya berharap ini mimpi buruk. Aku ingin segera bangun dan memelukmu seperti dulu. Seolhyun eonnie? Aku tidak mengerti, keadaan macam apa ini?" Yerim
"Jongdae dan Yerim, bagaimana mereka ada disini?" Seolhyun
"?????" Minseok
Continued...