MBLAQ’s Dormitory..
MBLAQ sedang menikmati liburan mereka. Untuk mengisi liburan, mereka berencana hanya menghabiskannya di dorm. Mir asyik dengan komik-komiknya di sofa tengah. Seungho, G.O, Cheondung, dan Joon bermain Playstation bergantian. Untuk saat ini Joon dan Cheondung sebagai pendukung. Seungho dan G.O sedang bertarung siapa yang menjadi pemenangnya.
“Ya! Ya! Kau! Aish.. aku kalah” keluh Seungho.
“Hahaha. Yang kalah harus dicoret mukanya.” G.O mengambilkan krim hitam siap-siap mencoret muka Seungho.
“Aku! Aku juga ingin mencoret mukanya” seru Joon.
“Kalian..hm… bagaimana bila tanding lagi dan..” Seungho melarikan diri tetapi tetap saja tertangkap dan mukanya dicoreti oleh G.O, Joon dan Cheondung tanpa ampun. Sehingga tidak ada lagi ruang untuk mencoretinya lagi.
DING..DONG..
Bel dorm berbunyi. Semua terdiam sejenak. Mir membukakan pintu karena dia tahu pasti para hyung tidak ada yang mau membukakannya. Saat membuka pintu, Mir sangat terkejut. Ternyata orang yang memencet bel adalah Byungki, manager mereka.
“Byungki-hyung, ada apa kamu ke sini? Apakah ada pekerjaan untuk kami?” Tanya Mir.
“Tidak, aku hanya ingin bergabung dengan kalian. Sepertinya kalian benar-benar menikmati liburan kalian” jawab Byungki sekaligus masuk ke dorm MBLAQ.
Byungki melihat sekeliling. Benar saja keadaan dorm mereka menampakan bahwa ini “liburan”. Komik yang berserakan bagaikan lautan. Snack dan minuman yang bekas dimakan dan tersisa mengelilingi Playstation. Dan juga Seungho yang masih tergeletak tidak berdaya.
“Seungho, mukamu kenapa? Kenapa hitam seperti itu?” tanya Byungki dengan heran.
“Jangan tanya padanya. Dia kalah dalam bermain PS. Begitulah hukumannya bagi yang kalah” sambar Mir.
“hm..” angguk Byungki tanda mengerti.
“Byungki, apakah kamu hanya ingin melihat keadaan kami saja atau ada urusan lain? Jika ada katakan saja tidak apa-apa” tanya Joon juga mengharapkan ada permintaan kerja untuknya.
“Tidak ada permintaan untuk tampil tapi aku hanya ingin memberitahukan kepada kalian. Akhir-akhir ini keamanan para artis Korea sedang gawat. Kalian sudah tahu kan? Bila sudah ada artis Korea yang menjadi korban fans fanatik mereka. Aku takut saja bila kalian menjadi korbannya. Tapi kita juga tidak mengharapkannya. Kalian jaga diri masing-masing. Bila mencurigakan kalian jangan keluar. Ingat pesanku ini!” pinta Byungki dengan jari telunjuk mengangkat seakan memberi peringatan pada MBLAQ.
“Ne, kami mengerti.” paham mereka dan juga mengangguk berbarengan.
Drr..drr..drr.. Handphone Byungki bergetar.
“kalau kalian sudah mengerti. Aku pulang duluan ya. Aku ada urusan lain. Sampai nanti ya” Byungki permisi kepada MBLAQ dan langsung melesat pergi.
“Wow. Cepat sekali perginya” kagum Joon.
“Joon, bukannya kita sering melihatnya begitu. Jangan seperti orang bodoh” sindir Mir.
“Ya! Kau sebut aku bodoh? Hei aku tidak bodoh ya!” elak Joon.
“ Kalau kamu tidak bodoh, mengapa tingkah laku, sikap, dan perkataanmu bodoh? Berarti kamu memang bodoh!” jawab Mir yang semakin lama memanas-manasi Joon.
“Ya! Kau lebih bodoh dariku ya! Sini kalau kamu berani! Pabo!!” emosi Joon.
“Apa?! Kau memanggilku Pabo! Ayo maju kalau berani!” tantang Mir siap melawan Joon.
“Hei kalian seperti anak kecil saja. Sudah-sudah masalah kecil saja dipermasalahkan. Mir, kamu lebih baik kembali ke gunungan komikmu dan Joon kamu ikut aku belanja” lerai G.O.
Dengan muka cemberut, Mir dan Joon mengikuti instruksi G.O. Mir kembali “berenang” di lautan komiknya. Sedangkan Joon pergi belanja bersama G.O. Jadi tersisa Seungho dan Cheondung yang tidak tahu harus melakukan apa. Mereka saling memandang dan juga memikirkan apa yang akan mereka lakukan lagi. Bermain Playstation menurut mereka sudah membosankan terlebih Seungho kalah. Tiba-tiba Cheondung teringat bila pada bulan depan, Oktober. Mereka sama-sama berulang tahun.
“Hyung, kamu ingat bulan depan apa?” tanya Cheondung seakan memberi clue kepada hyungnya.
“Oktober. Memang ada apa dengan bulan depan?” jawab Seungho yang heran mengapa Cheondung bertanya hal bodoh seperti itu.
“Aduh hyung. Lupa ya? Pada bulan Oktober kita berulang tahun. Tanggal 7 Oktober aku berulang tahun ke 23 lalu tanggal 16 Oktober hyung berulang tahun ke 26” jelas Cheondung.
Seungho diam sebentar mengingat apakah benar dan dia langsung mengiyakannya.
“Oh ya, kamu benar. Aku rasa tidak ada yang spesial untuk ulang tahunku. Karena aku bertambah tua saja dan juga dewasa. Rasanya tidak terasa aku sudah hidup selama itu” kata Seungho meratapi umurnya itu.
“Ayolah hyung. Umur boleh bertambah tapi semangat tetap 100% muda” Cheondung mneyemangati hyungnya.
Seungho hanya tertawa mendengar pernyataan dongsaengnya itu. Teringat dengan wajahnya yang masih hitam karena coretan tadi, Seungho langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan mukanya. Cheondung memandangi punggung hyungnya yang semakin lama menjauh. Tak lama kemudian, Cheondung memilih pergi ke kamarnya.
****************
Angin yang dingin yang ditiupkan pendingin ruangan. Orang yang mondar-mandir mengambil barang yang diperlukan. Suara riuh mesin kasir yang saling menyambut bagaikan bernyanyi diantara orang-orang yang sibuk dengan keperluannya. G.O dan Joon berbelanja di supermarket yang tidak jauh dari dorm mereka. Keranjang belanja mereka yang didorong oleh Joon dengan malasnya yang luar biasa dan juga tidak henti mengeluh membuat G.O ingin memasukkan sesuatu ke mulut Joon.
“Joon, bisakah kamu diam. Kamu berbicara sepanjang kamu mendorong keranjang itu. Membuatku tidak konsentrasi untuk belanja” kata G.O sedikit emosi.
Joon tetap saja diam dan cemberut. Tidak mau mendengarkan ucapan hyungnya itu. Melihat sekeliling supermarket berharap ada yang bisa dia lakukan. Tetapi apa yang dia harapkan tidak terkabul.
************
“Kami pulang. Loh kenapa suasana dorm sepi sekali? Mir? Seungho? Cheondung? Kalian di dalam kamar?” G.O melihat sekeliling dorm dan menemukan mereka semua berada di kamar mereka masing-masing. G.O hanya tersenyum dan kembali membereskan barang belanjaan mereka. Saat G.O mengeluarkan belanjaan dari kantongnya dia menyadari Joon tidak membantunya.
“JOON! Bisakah kamu membantuku untuk menyimpan barang-barang ini ke tempatnya?” minta G.O.
Tetapi tidak ada jawaban dari Joon. Padahal jarak antara mereka sangat dekat. G.O pun mendekati Joon yang duduk membelakanginya. G.O berdiri di depan Joon, ternyata Joon sudah terlelap tidur dengan headphone terpasang di telinganya. G.O mulai emosi, ingin sekali dia melepas headphone itu dan berteriak di telinga Joon. Tapi karena Joon terlihat lelah, dia membiarkannya dan pergi ke dapur.
BRUK!
Suara pintu kamar Seungho yang dibuka Mir.
“Mir, bisakah kamu masuk ke kamarku dengan sopan?!” teriak Seungho yang marah karena Mir masuk dengan membanting pintu kamarnya.
Tidak ada jawaban dari Mir tetapi Mir memandangi hyungnya. Mir mendekati Seungho dan membisikkan sesuatu ke telinga Seungho. Seungho terkejut dengan apa yang didengarnya dan langsung berdiri keluar dari kamarnya. G.O yang merasa Seungho akan ke arahya, siap-siap untuk menjawab apa yang akan ditanya oleh Seungho. Seungho berhenti tepat di depan G.O. Tiba-tiba Seungho menarik tangan G.O dan menariknya ke kamar Cheondung. Di bukanya kamar Cheondung dengan tak kalah kencangnya dengan Mir.
“Hyung, ada apa masuk ke kamarku dan mengagetkanku juga?” suara Cheondung kecil seperti orang ketakutan.
“Kamu mendapat SMS ancaman dari fans? Bisa aku lihat SMS itu” minta Seungho kepada Cheondung untuk mendapatkan handphonenya.
Tanpa berlama-lama, Cheondung langsung menyerahkan handphonenya. Seungho membuka semua folder pesan Cheondung, tapi tidak menemukan satupun pesan berbentuk ancaman. Seungho pun merasa heran dan menyadari sepertinya dibohongi oleh Mir. Seungho langsung menengok ke Mir, seakan meminta penjelasan. Sebelum Seungho berdiri, Cheondung menahan tangan Seungho dan menjelaskan kepada hyungnya bahwa itu memang benar-benar keisengan mereka untuk mengerjai Seungho. Mir yang dibelakang Seungho langsung tertawa dan G.O merasa bingung apa yang terjadi. Seungho pun mulai tersulut emosinya. Dia menarik Mir dan mendudukkannya di samping Cheondung. Tangan Seungho dikepalkan, siap-siap menjitak kedua dongsaengnya itu. Langsung saja kepalan tangan itu mendarat tepat di kepala kedua dongsaengnya dengan keras. Yang tersisa hanya suara rintihan dongsaengnya yang mengeluh kesakitan.
======================