home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Our Average

Our Average

Share:
Author : artzuuna
Published : 08 Sep 2015, Updated : 16 Sep 2015
Cast : cho kyuhyun, lee dong hae, eunhyuk, lee yeon hee
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |900 Views |0 Loves
Our Average
CHAPTER 2 : My Daily Activity

Di duniaku yang tenang dan damai

 

                Tit.. tit... tit...

                Alarm Handphone yang selalu ku nyalakan setiap pagi. Berbunyi setiap 15 menit untuk membangunkan seonggok manusia sepertiku setiap hari. Aku menghidupkan alarm jam 4 untuk dapat membangunkanku jam 6 pagi. Dengan gontai aku menuju kamar mandi, mencuci wajah yang tak kunjung segar walau di basuh berkali-kali. Dengan setengah tertidur aku mengosok gigiku berharap setiap hari berubah menjadi hari minggu.

                “Aigoo.... aku hidup lagi... kenapa aku harus hidup...” kata-kata yang selalu terbersit dalam benakku setiap pagi. Menjalani hidup sendirian. Di kos-kosan kecil tanpa bantuan dari siapapun membuatku menjadi orang yang pengeluh. Ayah dan ibuku telah meninggal tahun lalu karena kecelakaan mobil. Akibatnya aku di kick dari rumah karena disita bank untuk melunasi hutang – hutang orang tuaku selama hidupnya. Aku menjadi tinggal di jalanan, bekerja paruh waktu membuatku dapat hidup kosan kecil. Keluarga ayah dan ibuku tidak mau menampungku dengan alasan kehidupan mereka sudah sulit. Kalian menangis mendengarnya? Aku juga. Aku selalu meratapi kehidupanku yang selalu sial. Untuk beberapa kali aku ingin bunuh diri, namun selalu gagal karena aku benar-benar takut menjalani proses bunuh diri yang menyakitkan. Bodoh sekali.... Namun beberapa bulan belakangan kehidupanku telah normal karena aku telah terbiasa dan keuanganku telah membaik karena kemampuanku dalam mengatur berbagai hal. Hal ini menyebabkanku ingin sekali bekerja sebagai akuntan. Mungkin ini bagian dari anugrah Tuhan setelah memberiku ujian berkali-kali.

                Aku bersiap-siap pergi ke sekolah. Untung sekali aku masih bisa bersekolah karena beasiswa yang kudapat saat menang perlombaan di hari pendidikan. Sarapan pagi berupa sebutir telur. Aku memakannya dengan gontai melihat asupan nutrisi ini sukses membuatku kurus kerontang. Setelah sarapan, aku mengambil tasku siap menghadapi hari berat selanjutnya.  Dengan sangat tidak bersemangat aku membuka pintu. Sudah terlihat tiga lelaki gila itu datang dan memberikanku kantong plastik berisi makanan. Miris. Aku bahkan tak meminta tapi mereka memperlakukanku seperti pengemis. Ingin sekali aku memaki mereka karena telah menghinaku namun memang perutku tidak pernah kenyang dengan sebutir telur. Ku sambar makanan itu dan memakannya sambil memaki mereka yang tersenyum-senyum sendiri seperti orang idiot.

                “Miss Lee, kau manis sekali hari ini” kata manusia Lee Dong Hae.

                “Dia selalu manis setiap saat!” kata manusia Eunhyuk.

                “Ya! Sekeras apapun kau memuji dia, dia tau wajahnya itu rata – rata. Dasar mulut besar”kata manusia Kyuhyun. Aku benci dia.

                “kalau kau tau wajahku sangat rata – rata kenapa kau tidak ekori saja perempuan cantik disana. Disana. Disana...” kataku sebal. Dua onggok Lee lainnya entah kenapa mengangguk.

                “ Aku mengagumimu bukan karena wajahmu yang rata-rata itu, tapi hatimu” kata Kyuhyun.

                Aku tidak tahu apakah itu pujian atau malah hinaan, yang jelas kupingku terasa panas mendengarnya. Walaupun aku menyadari wajahku yang tak seberapa ini, setidaknya dia tak perlu menyebutkannya!

                “sudah! Diam sana” kataku mengakhiri.

                Aku berjalan menyusuri jalan menuju sekolahku. Terlihat kim songsaengnim dengan kepala botaknya menginspeksi pakaian murid – murid.

                “YA! Tiga berandalan! Aku memperhatikanmu!” kata kim songsaengnim. Tiga berandalan yang dimaksudnya sudah jelas manusia yang di belakangku ini. Lelaki yang patut di waspadai.

                “Ye....” kata mereka melambai seperti seorang artis. Beberapa yeoja yang melihatnya berteriak kyaa... kyaa... seperti seseorang habis kena jambret.

                “ Miss Lee. Kau duluan saja,” kata Eunhyuk. Dasar namja hidung belang.

                “ Ne... kau duluan saja miss Lee... kami ada urusan” kata Dong Hae. Merekapun segera menghampiri kerumunan yeoja yang berteriak kya kya tadi. Aku melihat mereka dengan tatapan jijik sekaligus prihatin dengan yeoja – yeoja itu. setidaknya lelaki di sampingku-kyuhyun- ini masih memiliki martabat untuk tidak melakukan tindakan memalukan yang barusanku lihat. Pikiran positifku terhadap Kyuhyun segera berakhir setelah aku berpaling wajah kepadanya. Ku lihat ia lebih menggelikan dari dua cecunguk itu. bahkan ia mengatakan ‘Pretty Lady’ dengan aksen inggris kepada yeoja yang memberinya coklat dan video gulat.

                Ku abaikan wajah – wajah pedofil itu dan bergegas menuju kelasku. Tak beberapa lama seorang pria datang menghampiriku. Wajahnya manis. Tapi karena keseringan melihat pria – pria seperti dia berkeliaran di sekelilingku membuatku waspada.

                “Yeon Hee...?” kata pria itu sambil tersenyum.

                “Ye...” kataku dengan sopan.

                “Kau lupa denganku?”

                “Ha? Kita saling mengenal?” kataku prihatin. Aku benci lelaki tampan.

                “Ini aku. Siwon” katanya antusias.

                “siwon?” aku berpikir keras mendengar nama itu. nama itu tidak begitu familiar di telingaku.

                “Ne!! Choi Siwon..... Si gemuk Choi!”

                Si gemuk Choi? Tunggu dulu. Pria yang terbully karena badannya yang mustahil untuk kurus?!

                “Choi gemuk?! Yaaa..... aku tak menyangka badanmu menjadi seperti ini...”

                “akhinya kau mengingatnya.... aku merindukanmu!!” katanya tiba – tiba sambil memelukku. Aku lega teman SD ku yang selau terbully ini telah merubah nasibnya. aku membalas pelukannya seperti waktu SD dulu ia menangis karena di ganggu anak – anak tetangga. Aku membujuknya dengan sebatang coklat karena dulu ibuku sering sekali membelikanku coklat jika aku membantunya mengerjakan pekerjaan rumah. Benar – benar memorial sekali.

                Tiba-tiba reunian ini berakhir dengan datangnya tiga namja pedofil yang tiba – tiba menyeretku entah kemana. Wajah mereka menjadi menyeramkan, seperti hulk tanpa ada warna hijau di sekujur tubuh mereka ataupun aksi baju yang terkoyak – koyak. Choi gemuk hanya menatapku kebingungan. Aku sendiri tidak sanggup apa – apa karena kejadiannya terjadi begitu saja. Maafkan aku Choi gemuk. Aku harus menghadapi pria – pria bodoh ini sementara....

 

Author Point of View

                “Ya!! Ya...!!” teriak Lee Yeon Hee. Wajahnya benar-benar merah karena sebal. Tiga laki-laki itu benar-benar menyeretnya dalam arti yang sebenarnya.

                “Ya....!! jangan seret aku!! Aku tidak suka di seret!!!!!” teriak yeoja itu keras. Semua mata tertuju pada ke empat manusia aneh itu. tiba-tiba mereka berhenti. Lee Yeon Hee yang tadinya terseret kini di gotong seperti karung beras yang diangkut oleh kuli.

                “Ya.... Aku juga tidak suka seperti ini!! Turunkan aku sekarang juga!” kata yeoja itu. mereka berhenti lagi. Menurunkan yeoja itu dengan tampilan yang tidak simetris lagi. Dengan sebal yeoja itu memperbaiki tatanan rambutnya.

                “Kau! Kau! Dan terutama.. KAAAAUUU!!!!” teriak yeoja itu seperti orang kesurupan. Ia menunjuk Kyuhyun dengan begitu marah.

                “Menjauhlah..... MENJAAAUUHHHH!!!!!!” teriak yeoja itu. ia lantas pergi dengan marah. Jalannya sangat cepat. Namun ketiga pria itu masih saja mengekorinya.

                “Kalian tidak mengerti bahasa manusia?! Menjauh! Go Away! Pergi! Pergi!” bentak wanita itu.

                “Maaf miss Lee....” kata Eunhyuk.

                “Kau tak perlu minta maaf!! Yang aku inginkan kau pergi!”

                “Tapi... sebentar lagi bel akan berbunyi. Dan kami juga harus masuk kelas. Dan maaf juga kita di kelas yang sama” kata Donghae ragu. Yeoja itu terpana. Lalu merapikan rambut dan pakaiannya yang berantakan akibat aksi teriak-teriaknya tadi lalu mempersilahkan namja itu menuju kelasnya.

                Ketiga namja itu membungkuk lalu pergi. Dengan gontai Lee Yeon Hee menuju kelasnya. Tiba-tiba ia di cegat oleh segerombolan yeoja. Pakaian yeoja itu terlihat antara niat dan tak niat mengenakan seragam.

                “Kau... “ kata yeoja yang di depan. Tak asing bagi Yeon Hee melihatnya. Ia ketua gengster ini. Di sebut gengster karena ia suka memukuli, memalak bahkan anak laki-laki pun takut pada segerombolan wanita ini. Yeon hee hanya mengheningkan cipta. Ia telah tahu adegan selanjutnya seperti apa. Ia diseret ke toilet.

                “Kau menyantet oppaku dengan apa? Hah?!” teriak yeoja itu.

                “Aku tidak melakukan apapun...” kata Yeon Hee ketakutan.

                “Kau.... berani-beraninya!”teriak yeoja itu sambil menarik rambut Yeon Hee. Yeoja itu hanya meringis menahan kesakitan. Dalam hatinya ia ingin menyumpahi dan mengospek satu-satu wanita jalang ini. Namun karena karena berbagai faktor di tambah lagi ia bukan senior yeoja itu ia hanya bisa meringis mengigit bibir menahan tangis. Pembully-an itu berakhir seiring berbunyinya bel masuk.

                “kau lihat saja. Selagi kau masih dekat-dekat dengan oppa-ku jiwamu tak akan pernah tenang” kata yeoja itu sambil mengibaskan rambutnya kemudian pergi. Yeoja itu mengusap air matanya yang keluar, menata kembali rambutnya yang telah acak-acakan berulang kali lalu berjalan dengan cepat masuk ke dalam kelas. Selama perjalanan ia memikirkan berbagai strategi yang mungkin dilakukan untuk membalaskan dendamnya kepada wanita itu. ia mungkin lemah, namun saat ia sedang dendam tak seorangpun bisa menghentikannya!!

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK