Jika dua orang yang emosinya masih tidak stabil menjalankan sebuah pernikahan apa jadinya?
Semua berawal dari liburan terkutuk di pulau Jeju yang mengakibatkan keduanya harus menikah di usia yang masih muda dan masih duduk di bangku sekolah menengah atas.
Sama-sama egois?
Sama-sama tidak mau mengalah?
Sama-sama keras kepala?
Bagaimana kalau keputusan untuk menikah adalah sebuah kesalahan? Atau mungkin ini cinta yang sesungguhnya?