YESTERDAY STORY
Black Romance present…
A story by JH Nimm
Title: Yesterday Story
Also known as: Yesterday Story
Genre: Romance, Sad
Rating: T (PG-15)
Length: 3 of 3 (FINAL)
Cerita ini adalah sebuah FIKTIF belaka, apabila ada kesamaan nama, tempat dan kejadian, semata-mata karena ketidaksengajaan.
All casts are belong to God, but this is story is JH Nimm’s.
Don’t re-share without my permission.
Don’t forget to leave your appreciation.
Happy reading… Thank you… :3
Note: yang di tulis miring adalah FLASHBACK!!!
BGM:
Kang Nam of M.I.B – What should I do?
Suzy of Miss A and Bernard Park – Farewell Under the Sunshine
Acoustic Collabo – Don’t be like that (High Society OST)
Cast(s):
== GLOSARIUM ==
== PROLOGUE ==
Aku tidak mengerti apa yang sejatinya ada dalam pikiranku
Semakin aku pikirkan dan semakin kucoba untuk memahaminya, semuanya justru semakin rumit
Seolah aku terperangkap dalam sebuah labirin yang sulit kutemukan jalan untukku keluar
(July 28, 2015)
~~ Previous scene ~~
“Ada yang ingin kubicarakan,”
“Geurae[1]…” ucap Ji Hyeon.
“Ini tentang pria bernama Jong In itu,”
Meskipun sudah mengetahui dengan benar bahwa Min Hye pasti akan membicarakan mengenai Jong In, namun Ji Hyeon masih menaruh rasa penarasan akan apa yang Min Hye pikirkan dan pertimbangkan.
“Lalu apa kau memberikan jawabanmu?”
“Aku tidak bisa memberikan jawaban apapun dan Jong In juga mengatakan bahwa aku tidak perlu memberikan jawaban sampai waktunya tiba,”
“Apakah kau masih mengharapkan bahwa Tae Yong akan kembali?”
****
== CHAPTER 3 ==
Jong In terus berusaha untuk mendekati Min Hye dan meraih hati Min Hye. Seiring berjalannya waktu Min Hye juga mulai terbiasa dengan kehadiran Jong In. Bahkan Cheon Sa juga tampak menyukai Jong In. Melihat Cheon Sa yang mulai semakin dekat dengan Jong In, Min Hye merasa bahwa akhirnya Cheon Sa dapat menemukan sosok Ayah yang seharusnya ada bersamanya. Sosok Ayah yang seharusnya selalu ada bersama Cheon Sa dan membuat Cheon Sa bahagia meskipun hanya dengan kehadirannya. Hal itu jelas membuat Min Hye berpikir bahwa ia harus mulai membuat keputusan dan memberikan jawaban pada Jong In. (http://jh-nimm.blogspot.com)
Begitu juga dengan Ji Hyeon dan Sung Yeol. Mereka yang memang sudah mengatur semua ‘skenario’ dari juga turut bahagia menyaksikan Min Hye dan Cheon Sa yang kini ada Jong In bersama mereka. Ji Hyeon dan Sung Yeol juga merasa bahwa sebagai pria, Jong In mampu membuktikan kata-katanya. Tidak hanya janji dan kata-kata kosong yang lenyap terbawa angin. Namun Jong In mampu berusaha hingga akhirnya ia hanya tinggal menunggu jawaban yang akan Min Hye berikan.
Seperti hari ini, Jong In mengajak Min Hye dan Cheon Sa untuk berjalan-jalan. ia juga tak lupa untuk mengajak Ji Hyeon dan Sung Yeol bergabung. Sebuah keluarga yang ini tampak lengkap. Mereka meluangkan waktu hanya untuk berkumpul bersama dan berbagi cerita serta canda tawa yang membuat suasana semakin hangat. Mereka tampak begitu bahagia seolah tidak pernah ada permasalahan yang begitu mereka hadapi.
“Oh, ini sudah waktunya kita pulang,” ucap Sung Yeol ketika melihat jam tangannya menunjukkan pukul 2 siang.
“Geurae, kita harus menyiapkan makanan untuk makan malam,” timpal Ji Hyeon.
“Kaja[2],” ajak Jong In.
Jong In, Min Hye, Ji Hyeon, Sung Yeol juga Cheon Sa pun pergi menuju ke rumah Ji Hyeon.
“Apa persediaan makanan masih ada?” tanya Ji Hyeon.
“Jika tidak ada, kita mampir dulu untuk membelinya,” timpal Sung Yeol.
“Masih ada,” jawab Min Hye.
“Oh, geurae,” ucap Sung Yeol.
Sung Yeol pun melanjutkan laju mobilnya itu menuju ke rumah Ji Hyeon. Tak membutuhkan waktu lama, mereka akhirnya sampai di rumah. Namun ketika baru saja sampai di depan pintu, mereka terkejut dengan sepasang sepatu sneaker berwarna cokelat yang ada di sana. Ji Hyeon yang curiga pun segera masuk ke dalam rumah. Di sana ia menemukan seorang pemuda dengan santainya tengah meminum yogurt.
“Noona[3]…”
Pemuda itu adalah Tae Yong.
“Tae Yong-a…”
Min Hye dan Sung Yeol juga terkejut dengan kedatangan Tae Yong yang bahkan muncul secara tiba-tiba setelah lama menghilang tanpa memberikan kabar apapun. (http://www.twitter.com/JH_Nimm)
“Min Hye Noona…”
Tae Yong pun menghampiri Min Hye dan segera memeluk Min Hye dihadapan Jong In dan Cheon Sa. Namun Min Hye segera mendorong Tae Yong hingga Tae Yong melepaskan pelukannya.
“Noona…”
Ji Hyeon pun segera menghampiri Tae Yong dan menarik Tae Yong.
PLAK!!!
Sebuah tamparan kembali mendarat di pipi Tae Yong.
“Jong In-sshi, bisakah kau membawa Cheon Sa keluar sebentar?” pinta Min Hye.
“Geurae…” jawab Jong In.
Jong In pun membawa Cheon Sa keluar. Ia mengerti bahwa pasti ada sesuatu yang harus Ji Hyeon, Min Hye, Sung Yeol dan Tae Yong selesaikan. Ia tidak bisa ikut campur untuk urusan ini. Ia hanya perlu untuk menunggu hasil akhir yang masih belum bisa ia ketahui dengan pasti itu.
“Apa Cheon Sa itu adalah anakku?” tanya Tae Yong.
Tidak ada yang memberikan jawaban. Ji Hyeon, Sung Yeol dan Min Hye jelas sangat kecewa dengan apa yang Tae Yong lakukan. Terlebih kali ini ia pulang justru dengan menampakkan seolah ia tak berdosa.
“Kenapa kalian diam saja? Jika ia adalah anakku, kenapa kau membiarkan pria bernama Jong In itu membawanya bukan membiarkannya bersamaku, Ayahnya?”
PLAK!!!
Sebuah tamparan kembali mendarat di pipi Tae Yong. Bukan tangan Ji Hyeon, tetapi Min Hye yang terlampau kecewa itu akhirnya memberikan sebuah tamparan yang sangat keras pada Tae Yong. Ketika melihat Min Hye menampar Tae Yong, Sung Yeol pun mengajak Ji Hyeon untuk memberikan waktu pada Tae Yong dan Min Hye menyelesaikan semuanya.
“Kemana saja kau selama ini?” tanya Min Hye.
“Aku…”
Tae Yong kehilangan kata-kata untuk menjelaskannya pada Min Hye.
“Kenapa kau marah saat ada pria lain yang membawa Cheon Sa? Sedangkan apa yang kau lakukan?”
“Aku pergi untuk menjernihkan pikiranku dan sekarang aku kembali karena aku pikir ini adalah saat yang tepat,”
“Apa kau menyadari berapa lama kau pergi? Kau sadar berapa lama aku menunggumu kembali? Berapa lama aku harus bersabar?”
Tae Yong kembali kehilangan kata-katanya. Ia tak sanggup memberikan jawaban akan semua pertanyaan Min Hye. (http://www.facebook.com/JHNimm.official)
“Dan kenapa kau justru kembali di saat mulai ada orang lain yang mengisi tempatmu?”
“Mianhae[4]… jeongmal mianhae[5]…”
Buliran bening yang sedari tadi memenuhi mata Min Hye akhirnya jatuh menetes membasahi pipi Min Hye. Ia sungguh tak sanggup lagi menahannya. Ia begitu kecewa pada Tae Yong.
“Dengarkan aku, aku pergi bukan untuk menghindar dari semua permasalahan yang telah kubuat. Aku pergi bukan berarti aku melarikan diri. Jika aku melarikan diri, mungkin aku tak akan pernah kembali seperti ini. Mungkin aku akan selamanya menyembunyikan diriku karena aku terlalu takut untuk bertemu denganmu. Tetapi aku kembali, aku pulang setelah aku benar-benar siap,”
“Saat itu, aku baru saja lulus dari sekolah menengah. Aku bahkan belum mempersiapkan akan kemana langkahku selanjutnya tetapi aku membuat kesalahan besar. Karena tindakan bodohku itu, membuatku harus bersiap untuk menjadi seorang Ayah yang bahkan belum bisa kusanggupi. Aku juga menyadari benar ketidakdewasaanku dengan pergi seperti ini. Tetapi aku sungguh tidak tahu apa yang harus kulakukan saat itu. Aku juga menyadari bahwa tidak seharusnya aku pergi. Aku menyesalinya,”
“Kau menyesalinya?”
Min Hye menatap Tae Yong dengan tajam.
“JANGAN MEMBUATKU TERTAWA LEE TAE YONG!!!”
“Noona…”
“Jika kau menyesali bahwa tidak seharusnya kau pergi, lalu kenapa kau baru kembali saat ini? Kenapa kau tidak segera kembali di saat kau menyadari bahwa kau menyesalinya? APA YANG ADA DIDALAM PIKIRANMU?”
Di dalam kamar, Ji Hyeon tak sanggup lagi mendengarkan perdebatan Min Hye dan Tae Yong. Bukan hanya Min Hye, ia juga begitu kecewa pada Tae Yong. Ji Hyeon ingin keluar dari kamar, namun Sung Yeol memberikan isyarat bahwa mereka masih harus membiarkan Min Hye dan Tae Yong.
“Lee Tae Yong, dengarkan aku. Mulai saat ini jangan pernah mendekati dan menyentuh Cheon Sa. Karena aku tidak ingin kau menyentuh Cheon Sa. Aku tidak ingin kau muncul dihadapan Cheon Sa. Jadi jangan pernah berpikiran untuk menemui Cheon Sa, karena aku tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi. Juga jangan pernah mengatakan bahwa kau adalah Ayah kandung Cheon Sa. Karena bagiku, Ayah Cheon Sa sudah mati,”
“Bagaimana bisa kulakukan semua itu? Bagaimana bisa aku tidak mengakui anak kandungku sendiri?”
“Apa kau tidak pernah memikirkan perasaanku juga perasaan Cheon Sa? Selama aku mengandung Cheon Sa bahkan hingga aku melahirkan dan membesarkan Cheon Sa, apa kau pernah ada disampingku? Apa kau pernah ada disamping Cheon Sa dan memberikan Cheon Sa kebahagiaan layaknya seorang Ayah?” (http://jh-nimm.blogspot.com)
“Min Hye Noona, kumohon jangan seperti itu. Aku berjanji bahwa mulai saat ini aku akan membahagiakanmu juga Cheon Sa. Aku akan menjadi suami dan Ayah yang baik,”
“Itu semua sudah terlambat,”
Min Hye pun menuju ke kamarnya dan menguncinya dari dalam. Ia segera membereskan seluruh barang dan pakaiannya juga Cheon Sa. Ia akan keluar dari rumah Ji Hyeon dan kembali ke apartmentnya. Ia tidak bisa tinggal lagi di sana dan bertemu dengan Tae Yong. Ia juga tidak ingin Cheon Sa bertemu dengan Tae Yong. Terlalu menyakitkan jika Cheon Sa harus bertemu dengan seorang pria yang hanya bisa melukainya itu. Ia khawatir jika terus berada disana, luka hatinya justru semakin mendalam.
****
Selama berhari-hari setelah keluar dari rumah Ji Hyeon, Min Hye sulit dihubungi. Ia bahkan tidak membalas semua pesan yang Ji Hyeon dan Jong In kirimkan.
“Hyung[6]…”
Tae Yong pun menemui Sung Yeol yang saat itu sedang menyeduh teh hangat.
“Wae[7]?” tanya Sung Yeol.
“Aku membutuhkan bantuanmu,” jawab Tae Yong.
Sung Yeol terdiam. Ia menatap Tae Yong. Meskipun ia kecewa dengan yang dilakukan adik iparnya itu, tetapi ia juga merasa tidak tega melihat Tae Yong seperti itu.
“Mworago[8]?” tanya Sung Yeol.
Tae Yong tampak menarik napasnya dalam, mencoba mempersiapkan dirinya untuk mengatakan apa yang sejatinya begitu ingin ia katakan dan butuhkan itu.
“Bisakah kau membantuku untuk membujuk Min Hye Noona?” tanya Tae Yong.
Sung Yeol terdiam. Ia hanya menatap Tae Yong dan belum memberikan jawaban apapun.
“Bagaimanapun Cheon Sa adalah anakku. Mana mungkin aku tidak mengakuinya dan aku sadar bahwa aku salah. Maka dari itu, aku ingin menebus semua kesalahanku pada Min Hye dan Cheon Sa. Tapi jika Min Hye justru melarangku untuk menemui Cheon Sa, bagaimana bisa aku menebus semua kesalahanku? Aku menyadari semua kesalahanku itu dan aku sangat menyesalinya,”
“Tae Yong-a, bila harus kujelaskan semuanya agar ku mengerti, maka dengarkan aku. Kau tahu, saat mengetahui kau pergi, Ji Hyeon begitu marah. Aku dan Ji Hyeon mencarimu ke semua tempat yang mungkin akan kau datangi dan bahkan menghubungi teman-temanmu, tetapi kami tidak bisa menemukanmu. Ji Hyeon begitu bingung untuk bagaimana menjelaskannya pada Min Hye. Karena kepergianmu itu, Ji Hyeon merasa bersalah sebagai seorang kakak karena ia merasa ia tidak bisa mendidikmu dengan baik,” (http://www.twitter.com/JH_Nimm)
“Selama kau pergi, Ji Hyeon terus merasa bersalah. Apalagi melihat Min Hye dan Cheon Sa. Meskipun terlihat baik-baik saja, tetapi aku dan Ji Hyeon bisa mengerti bagaimana perasaan Min Hye. Saat itu bahkan Min Hye mengatakan bahwa ia mempercayaimu dan ia yakin bahwa kau akan kembali. Tetapi seiring waktu berjalan, kau masih juga tidak kembali. Hingga Min Hye pun sampai pada titik dimana ia tidak bisa menunggumu selamanya. Ia juga Cheon Sa membutuhkan sosok yang bisa melindungi mereka dan bisa berbagi kasih sayang,”
“Dia pria bernama Jong In itu, benar?”
“Iya. Jong In datang pada Ji Hyeon dan meminta persetujuan Ji Hyeon. Bahkan Jong In juga dengan sedia menerima keadaan Min Hye bahkan setelah ia mengetahui semua yang terjadi. Jong In terus berusaha untuk membuat Min Hye dan Cheon Sa bahagia,”
Tae Yong terdiam. Ia menundukkan kepalanya. Ji Hyeon keluar dari kamarnya dan menatap Tae Yong. Jauh di dalam lubuk hatinya, ia juga terluka melihat adiknya. Namun ia juga tak bisa lagi memperjuangkan Tae Yong.
“Tae Yong-a…”
Begitu mendengar suara Ji Hyeon, Tae Yong pun mengalihkan tatapannya pada kakaknya itu.
“Aku tidak ingin mengatakan bahwa Jong In menggantikan posisimu. Tetapi Jong In sanggup membawa kebahagiaan itu untuk Min Hye dan Cheon Sa. Kebahagiaan yang selama ini mereka butuhkan akhirnya bisa Jong In bawakan dengan usahanya sendiri. Walaupun memang pada awalnya Min Hye juga mengatakan bahwa ia akan menunggumu, tetapi Min Hye tidak bisa menunggumu selamanya. Bukan hanya Min Hye, tetapi juga Cheon Sa. Ia membutuhkan sosok Ayah layaknya anak-anak lain seusianya,” jelas Ji Hyeon.
Buliran bening itu mulai memenuhi mata Tae Yong. Ia sungguh menyesali semua yang telah ia lakukan. Jika saja ia kembali lebih cepat atau bahkan jika saja ia tidak pernah pergi, mungkin semuanya tidak akan seperti ini.
“Aku tidak bisa melihatmu seperti ini karena bagaimanapun kau adalah adikku satu-satunya. Tetapi aku tidak bisa membantumu lagi. Aku tidak bisa melakukan apapun lagi bagimu. Karena semua keputusan ada ditangan Min Hye dan aku tidak bisa melangkahinya,” ucap Ji Hyeon.
“Aku juga tidak bisa membantu apa-apa. Tetapi ini saatnya bagimu untuk semakin berpikir lebih dewasa dan matang. Ini saatnya bagimu untuk belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah kau lakukan. Kau harus mempertanggungjawabkannya dan kau juga harus berani untuk menerima resikonya. Kau harus menyelesaikan permasalahan ini dengan caramu,” timpal Sung Yeol.
Buliran bening itu akhirnya mengalir dengan bebas di pipi Tae Yong. Ji Hyeon pun memeluk adiknya itu dan membiarkannya menangis dalam pelukannya. (http://www.facebook.com/JHNimm.official)
“Eotteokhajyo[9[? Eotteokhaeyo[10]?”
Tae Yong pun menangis sejatinya dipelukan sang kakak.
****
Di siang yang terik di musim panas ini, Min Hye pun pada akhirnya mengajak Jong In untuk bertemu. Ia ingin menjelaskan semua yang telah terjadi.
“Jong In-sshi…”
“Annyeong[11]…”
Jong In menyapa Min Hye seperti biasa dengan wajahnya yang ceria seolah tidak pernah ada permasalahan yang sulit yang ia temui. Walaupun memang jauh di lubuk hatinya ia begitu takut akan apa yang akan Min Hye bicarakan kali ini.
“Aku ingin meminta maaf karena aku tidak menjawab telepon juga pesanmu. Itu karena aku masih membutuhkan waktu untuk menenangkan diriku dari semua yang terjadi,” jelas Min Hye.
“Aku mengerti,” ucap Jong In.
“Aku juga ingin meminta maaf karena aku mungkin secara tidak langsung melibatkanmu dalam permasalahan ini. Aku sungguh tidak ingin melibatkanmu. Tapi aku hanya khawatir bahwa suatu hari Tae Yong akan menemuimu dan mungkin mengatakan hal-hal yang tidak seharusnya kau dengar,”
“Gwaenchanha[12],”
Jong In tersenyum dan mencoba memberikan keyakinan pada Min Hye bahwa ia tidak akan apa-apa.
“Selain itu, aku juga ingin berterima kasih atas semua waktu yang kau berikan. Jujur, aku merasa bahwa kebahagiaan itu mulai kembali datang. Terlebih ketika kulihat Cheon Sa juga sepertinya begitu menyukaimu. Tetapi maafkan aku, karena aku masih juga belum bisa memberikan jawabanku saat ini. Aku masih membutuhkan waktu untuk membuat sebuah keputusan dan menyelesaikan semua permasalahan ini,”
“Apa kau lupa? Aku mengatakan bahwa aku akan selalu siap dengan jawaban yang akan kau berikan dan aku juga akan selalu siap untuk menunggumu,”
Min Hye hanya menatap Jong In. Ia sungguh kehilangan kata-kata untuk mengatakan begitu banyak hal pada pria yang meskipun dalam waktu singkat bisa menggerakkan hatinya kembali itu.
‘Aku bahkan harus siap jika kau pada akhirnya akan kembali pada Tae Yong,’ batin Jong In.
‘Mianhae…’ batin Min Hye. (http://jh-nimm.blogspot.com)
****
“Ah, maaf membuatmu menunggu,” ucap seorang pria tampan berkulit kecoklatan bernama Kim Jong In itu seraya duduk di tempat yang memang sudah dipesankan oleh Tae Yong.
“Gwaenchanha,” jawab Tae Yong.
Tae Yong menatap Jong In dengan serius.
“Bukankah ada yang ingin kau bicarakan?” tanya Jong In.
Hari ini Tae Yong menghubungi Jong In untuk sebuah alasan dimana memang ia membutuhkan sebuah pembicaraan yang serius. Namun begitu Jong In datang, Tae Yong hanya bisa menatapnya. Ia belum mengatakan apapun dan mencoba untuk melihat apa yang memang sekiranya ada di dalam diri Jong In hingga bahkan ia harus mengakui bahwa pria bernama Jong In itu sanggup membuat Min Hye berubah.
“Aku yakin kau pasti sudah mengetahui tentang semua yang terjadi antara aku dan Min Hye. Ji Hyeon Noona dan Sung Yeol Hyung pasti sudah banyak bercerita padamu. Jadi aku pikir, aku tidak harus menceritakan semuanya dari awal lagi. Karena aku juga yakin kau akan mengerti dengan semua keadaan ini. Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku menyesal dan aku ingin kembali pada Min Hye,” jelas Tae Yong.
“Aku sudah menduga bahwa kau akan mengatakan hal ini padaku,” ucap Jong In.
Tae Yong kembali terdiam dan ia menatap Jong In. Ia memang sudah menyangka bahwa Jong In memang akan menduga bahwa Tae Yong menemuinya hanya untuk mengatakan hal itu.
“Sejujurnya, aku tidak bisa menyebut ini sebagai kompetisi, tapi entah bagaimanapun secara kasar mungkin ini akan terlihat seperti kompetisi, antara kau dan aku. Dimana memang posisimu lebih kuat, kau lebih dahulu bertemu dengan Min Hye, bahkan mungkin Min Hye juga sempat mencintaimu. Ditambah lagi kau adalah Ayah dari Cheon Sa. Sedangkan aku datang di saat kau pergi, di saat aku memang belum memiliki posisi apapun untuk Min Hye dan Cheon Sa. Tapi aku berjuang untuk mendapatkan tempatku sendiri. Aku juga menyadari ini adalah sebuah situasi yang sulit bagi Min Hye, kau dan juga aku,”
“Beberapa hari yang lalu, aku juga sempat bertemu dengan Min Hye. Kau tahu, dia mengatakan rasa bersalahnya bagiku. Namun aku juga belum bisa menyimpulkan apapun dari rasa bersalahnya. Karena kupikir, itu bukanlah keputusan terakhirnya. Kembali, aku menyerahkan semua keputusan terakhirnya pada Min Hye dan Min Hye juga pasti masih mempertimbangkannya,”
“Dan sekarang apa yang akan kau lakukan?”
“Aku akan bicara sebagai orang yang juga mencintai Min Hye. Jika kau memang masih benar-benar mencintai Min Hye dan menginginkan Min Hye untuk kembali padamu, refleksikanlah apa yang telah kau lakukan. Semua hal yang telah kau lakukan terhadap Min Hye dan Cheon Sa. Jika kau bisa menemukan jawaban dan titik terangnya, maka berusahalah untuk membuatnya kembali,”
“Apa kau menyerah?” (http://www.twitter.com/JH_Nimm)
“Aku tidak mengatakan bahwa aku menyerah. Tapi aku hanya ingin kau juga melakukan usahamu kembali dan aku juga akan berusaha seperti apa yang memang kulakukan. Dan satu hal, hasil akhir dan keputusan apapun tetap ditangan Min Hye dan aku ataupun kau tidak bisa memaksakan apapun,”
Pertemuan yang berjalan singkat itu pun rupanya membuat Tae Yong berpikir akan apa yang Jong In katakan. Tae Yong pun mencoba kembali merefleksikan dirinya. Ia mencari dimana jawaban dari setiap pertanyaan yang begitu memenuhi pikirannya. Walaupun memang selain pertanyaan-pertanyaan itu, terselip juga lembaran yang begitu besar akan kesalahannya sangat berat hingga sudah sewajarnya juga memang jika ia mendapatkan ‘hukuman’ dari Min Hye.
****
Siang yang begitu terik ini kembali memanasi kota Seoul. Musim panas masih belum bersiap untuk menyambut musim gugur. Teriknya sinar matahari ini masih belum puas untuk membakar dedaunan hingga mengering dan mengundang musim gugur datang. Meskipun di siang yang terik dan panas ini, akhirnya Min Hye menyetujui untuk bertemu dengan Tae Yong. Di sebuah taman dimana memang menjadi tempat yang pernah mereka datangi saat dimana untuk pertama kalinya mereka menyadari perasaan masing-masing. Taman yang memang menyimpan kenangan dimana Tae Yong menemukan bahwa Min Hye adalah gadis yang ia cintai dan Min Hye menemukan bahwa Tae Yong adalah pria yang juga ia cintai.
“Gomawo[13]…” ucap Tae Yong.
“Untuk apa?” tanya Min Hye.
“Karena kau akhirnya bersedia untuk bertemu denganku,” jawab Tae Yong.
Min Hye pun hanya menatap Tae Yong. Meskipun memang batinnya tidak bisa dibohongi bahwa setidaknya perasaan untuk Tae Yong itu masih ada, bahkan masih tetap ada. Namun sayangnya kesalahan yang Tae Yong lakukan itu sanggup mematahkan perasaan itu sedikit demi sedikit, layaknya api yang membakar sebilah kayu, perlahan membuatnya hangus.
“Noona, aku tahu mungkin kau sudah sangat bosan untuk mendengarnya. Bahkan mungkin kau sudah sangat kebal dengan permintaan maafku. Tapi kembali, aku ingin meminta maaf padamu. Aku sungguh menyesali semuanya. Aku menyadari semua kesalahanku dan aku ingin memperbaikinya. Aku ingin kembali berusaha untuk bersamamu. Aku masih sangat mencintaimu,”
Sebuah ungkapan yang memang pernah Min Hye dengar tepat ditaman ini. Saat itu dengan malu-malu Tae Yong mengatakan hal itu padanya. Sebuah kata cinta. Namun di saat ini, kata itu terdengar kembali di saat semua keadaan menjadi sangat membingungkan dan taman itu kembali menjadi saksinya.
“Noona, kali ini aku bukan hanya akan berjanji. Tapi aku ingin membuktikannya. Kali ini aku ingin menjadikan taman ini sebagai saksi bahwa aku akan menjagamu dan Cheon Sa selayaknya seorang Ayah. Karena setelah aku merefleksikan diriku dan semua kesalahanku, akhirnya aku menemukan jawaban bahwa kalian berdua adalah hal terpenting yang kumiliki. Aku akan menjaga kalian berdua,”
Min Hye terdiam. Ia dapat melihat bahwa kali ini apa yang Tae Yong katakan bukanlah kekosongan seperti janji yang saat itu Tae Yong ucapkan, sebelum meninggalkannya. Ia juga meyakini bahwa Tae Yong telah benar-benar merefleksikan dirinya. (http://www.facebook.com/JHNimm.official)
“Noona…”
Tae Yong pun mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna ivory dari dalam saku jaketnya. Ia pun membukanya dan didalamnya terdapat sepasang cincin.
“Jika saat itu taman ini menjadi saksi dimana aku mengungkapkan perasaanku padamu, maka kali ini aku akan menjadikan taman ini sebagai saksi bahwa aku akan menjagaku. Menikahlah denganku,” ucap Tae Yong mantap seolah ia tidak mempertimbangkan kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi.
“Tae Yong-a…”
Setelah terdiam selama beberapa saat, akhirnya Min Hye membuka suara. Saat Min Hye bicara, detak jantung Tae Yong semakin kencang, seolah ia telah berlari ribuan kilo meter. Ia harus mulai bersiap untuk mendengarkan apapun jawaban Min Hye.
“Aku masih ingat saat itu, di taman ini. Saat itu, aku sangat bahagia karena rupanya kau juga memiliki perasaan yang sama denganku. Bahkan di saat itu juga aku begitu berterimakasih pada Ji Hyeon Eonni, kakakmu, karena telah mempertemukan kita. Hingga di saat-saat kita bersama, aku selalu menghargainya dan aku selalu mengingatnya sebagai kenangan yang begitu indah. Aku juga mempercayai bahwa saat seperti ini, dimana aku mendengarkan sebuah kalimat yang diinginkan oleh setiap wanita dari seorang pria yang dicintainya,”
“Setelah memikirkan semua kebersamaan kita dan meskipun kesalahan yang kau lakukan padaku dan Cheon Sa teramat melukaiku. Tetapi aku pikir juga aku tidak bisa selamanya seperti ini. Aku yakin Cheon Sa juga ingin bertemu dan bersama dengan Ayah kandungnya. Meskipun memang ada seorang pria baik yang memang bersikap layaknya seorang Ayah untuk Cheon Sa. Bagaimanapun kau tetap Ayah kandungnya dan mulai saat ini aku akan mengizinkanmu untuk bersama Cheon Sa,”
“Kau bisa mengantarkan dan menjemput Cheon Sa ke sekolah. Kau juga bisa membelikannya mainan dan memberikannya banyak hadiah. Selain itu, aku harap kau juga bisa mencintai dan menyayangi Cheon Sa. Aku ingin kau menjaga Cheon Sa selayaknya seorang Ayah. Aku ingin kau membahagiakan Cheon Sa. Tidak masalah lagi bagiku jika kau ingin bersama Cheon Sa, aku akan mengizinkannya. Tapi…”
Min Hye menggantung kalimatnya. Ia menatap Tae Yong. Bagi Tae Yong, tatapan Min Hye itu hanya membuahkan kekhawatiran yang cukup besar dalam benaknya.
“Mianhae…” lanjut Min Hye.
Sebuah kata yang bagi Tae Yong sanggup mewakili jawaban dari setiap pertanyaan yang selama ini memenuhi ruang pikirannya.
“Aku mengatakan ini bukan karena aku belum memaafkan kesalahanmu. Aku sudah memaafkanmu. Bahkan aku yakin kau juga sudah banyak berubah dan belajar dari apa yang telah kau lakukan. Tapi aku tidak bisa bersamamu. Aku juga mengatakan ini bukan karena ada Jong In. Walaupun aku akui, aku juga menyukainya terlebih atas semua usaha yang ia lakukan. Tetapi untuk saat ini, aku hanya perlu untuk menjadikan Cheon Sa tumbuh sebagai gadis yang baik dan pintar,” (http://jh-nimm.blogspot.com)
“Aku tidak ingin pengalamanku juga dialami oleh Cheon Sa,” lanjut Min Hye.
“Ah, rupanya begitu…”
Tae Yong tertunduk. Terik matahari itu rupanya bukan hanya sanggup membakar kulitnya, tetapi juga sanggup membakar hatinya. Matanya memanas dan buliran bening itu pun mulai memenuhi ruang matanya.
== THE END ==
Finally, JH Nimm is back after long hiatus hehe
Kurang lebih 1 tahun ya gak muncul-muncul.
As always, thank you so much and don’t forget to leave your appreciation.
Thank you…
See ya in the next fan fiction :3
JH Nimm © 2015