KKUM 꿈
DREAM
1 minggu kemudian..
Hari ini adalah hari kelulusan Joo Hyuk. Aku sudah berada di sekolah dengan eomma, tapi eomma sedang di toilet. Aku lihat ke dalam ruangan, sepertinya Joo Hyuk belum datang. Haish, bagaimana bisa dia belum datang? Inikan hari kelulusannya. Baiklah, sembari menunggunya datang aku rapikan dulu saja penampilanku.
“Woah, gaun ini indah sekali. GD oppa sekarang aku selevel denganmu” gumamku ketika melihat pantulan diriku di pintu kaca.
“Chagi”
“Hah..kau sangat tampan”
“Arraseo, selera fashion eommamu sangat bagus. Dasi ini sangat cocok denganku. Oh, dimana eommamu?”
“Eomma sedang di toilet. Kau datang sendiri?”
“Ani. Aku bersama appa. Dia sedang menelepon”
“Oh, hey bagaimana dengan moseupku (penampilan)? Meojjida (cantik)?”
“Eum, ani. Nuchuhada (jelek)”
“Yak, bisakah kau puji yeochinmu ini kahkeum (sekali – sekali)”
“Oh appa”
Dia memanggi appanya? Apa ahjusshi berkaca mata itu appanya? Wah, dia tampak berwibawa. Ini membuatku sedikit gugup.
“Annyeonghaseyo, ahjusshi”
Ahjusshi itu tersenyum lalu mengalihkan pandangannya ke Joo Hyuk. Dari sorot matanya, sepertinya dia meminta penjelasan kepada Joo Hyuk. Apa Joo Hyuk belum bercerita tentang hubungan kami?
“Ah, dia yeochinku, appa”
“Mwo? Kau sudah punya pacar? Wah, dia sangat meojjida (cantik)”
Meojjida? Yes..lansung ku sorot mata Joo Hyuk dengan tatapan mataku yang tajam.
“Siapa namamu?”
“Oh..”
“Seo In Guk”
Eomma sudah datang, tapi eomma bilang Seo In Guk. Nugu?
“Eomma..”
“Oh, ahjumma dan appa sudah saling kenal?”
Aku lihat ekspresi wajah eomma dan Joo Hyuk appa. Mereka tampak terkejut. Hey, kenapa marga Joo Hyuk berbeda dengan appanya? Nam? Dan Seo?
“Appa sudah kenal dengan Shin Ae eomma? Tampaknya kalian sudah sangat dekat, buktinya ahjumma tau nama asli appa”
Nama asli?
“Apa kau Seo Young Jo?” ucap eomma
Mwo? Seo Young Jo? Itukan nama oppaku.
“Yak, eomma”
“Ne, bagaimana anda bisa tau nama asli saya?”
“Mwo?”
Ja..jad..jadi apa dia oppaku. Tapi bagaimana mungkin, bukankah kami berjodoh?
“Hah..has..hahs”
“Ahjumma, gwenchanayo?”
“Young Jo-ah…” ucap eomma sambil mengusap pipi Joo Hyuk. Ah, maksudku Young..jo
“Sebenarnya ada apa ini? Appa? Shin Ae? Apa kalian tau sesuatu?”
Aku tidak bisa menjawabnya. Aku cukup terkejut dengan ini. Aku hanya bisa menangis.
“Yak, kenapa kau menangis? Memang ada apa? Tunggu..Seo..Shin..Ae, Seo..Young..Jo”
Apa dia sudah menyadarinya?
“Appa, bukankah appa bilang..uh, jadi mereka..”
Eomma pergi meninggalkan kami.
“Eomma..eomma!”
Aku pergi mengejarnya. Apa ini hanya kkum (mimpi)? Uh?
^^
Ting tung..ting tung..
“Shin Ae-ah, sepertinya ada tamu. Bukakan pintunya, eomma sedang memasak”
“Nde”
Ku buka pintu apartementku. Dan tamu kami adalah.. Joo Hyuk dan ahjusshi... ah aku tidak tau harus memanggil mereka apa, ini sudah 2 hari sejak kejadian itu.
“Oh, op..oppa, app..”
“Kenapa kau tampak ragu memanggilku appa? Mulai sekarang panggil aku appa, arra?”
“Eum, arraseo appa”
“Bolehkah kami masuk?”
“Ne. Deuro osipsiyo (Silahkan Masuk. ( Yang menyuruh didalam ))”
“Gomawo”
Appa dan eomma sedang membicarakan masalah mereka di apartement. Sedangkan, aku dan Joo Hyuk memilih untuk pergi ke taman dekat apartement.
“Shin Ae-ah?”
“Eum?”
“Bagaimana perasaanmu sekarang mengetahui kalau kita kakak adik?”
“Sedikit terkejut awalnya”
“Apa kau tidak suka?”
“Ani, tidak ada perasaan semacam itu sama sekali. Bagaimana denganmu oppa?”
“Nado, ini tandanya bahwa sebenarnya perasaan kita lebih dulu tau bahwa kita kakak adik”
“Eum. Jadi itu artinya, kehangatan yang aku rasakan saat aku memelukmu adalah kehangatan yang seorang kakak berikan kepada adiknya”
“Ne, dan rasa cemburuku padamu itu artinya rasa kekhawatiran seorang kakak. Jadi semua perasaan yang kita rasakan selama ini adalah bukan perasaan sepasang kekasih, tetapi kakak adik. Oh, kau ingat mimpi itu, disana kau membawa sebuah barang, mungkin itu adalah salah satu kunci untuk membongkar rahasia bahwa kita kakak adik. Tapi, peramal itu salah menafsirkannya”
“Kurasa juga seperti itu. Dasar peramal bodoh”
“Heh? Ini antara peramal itu yang bodoh atau kita yang bodoh, karna percaya dengan perkataannya”
“Yak, kita? Dari awal aku sudah bilang kalau itu mitos, tapi kau memaksaku. Itu berarti kau yang bodoh”
“Hish, cerewet”
“Oppa..”
“Eum”
“Apa eomma dan appa akan baik – baik saja didalam?”
“Tentu saja. Wae? Kau takut mereka berantem?”
“Ne”
“Tidak usah khawatir, appa datang kesini hanya untuk memperbaiki hubungannya dengan eomma”
“Lalu, kenapa appa bilang padamu kalau aku dan eomma sudah meninggal? Apa appa tidak menginginkan kehadiran kami?”
“Ani, ku pikir kau sudah tau jawabannya”
“Mwo?”
“Kata appa alasan appa melakukan itu… sama dengan nasehat Jong Jin hyung yang kau ceritakan saat kita di bis bersama Jia waktu itu. Jika saja aku tau kalian masih hidup, pasti aku sudah berusaha mencarimu dan eomma”
“Oh, aku ingat. Lalu, kenapa kau dan appa mengubah nama kalian?”
“Appa bilang dia ingin memulai hidup yang baru, jadi appa mengubah namaku dan namanya. Aku sudah memakai nama ini sejak aku umur 5 tahun”
“Oh, kalau begitu kau lebih suka aku panggil Joo Hyuk oppa atau Young Jo oppa, hem?”
“Terserah kau saja”
“Young Jo oppa?”
“Hem, baiklah”
“Oppa, apa kau tau kenapa eomma dan appa bercerai?”
“Molla, bukankah kita masih sangat kecil waktu mereka bercerai? Aku bahkan tidak mengingat apapun tentangmu dan eomma”
“Eum, kata eomma mereka berpisah saat aku umur 2 tahun, itu artinya saat itu kau baru berumur 3 tahun. Wajar kalau kita sama – sama tidak ingat apapun. Huh, malangnya nasib kita”
“Malang? Kurasa itu akan jauh lebih malang, jika kita tidak bertemu selamanya” ucapnya sambil memelukku.
“Ne, aku sangat merindukanmu oppa”
“Nado, saranghae uri yeodongshaeng (adik perempuan)”
“Eum, nado”
TBC