KKUM 꿈
DREAM
“Oh, ne. Mianhae Young Yoo”
“Gwenchana Shin Ae, kkha”
“Ne, annyeong”
“Eung”
Lagi – lagi aku menyakiti hatinya. Aku tidak tau kalau dia selalu pulang bersama Joo Hyuk. Hah, Tuhan..
^^
“Kita mau pergi kemana sih? Aku capek jalan terus. Kenapa kita tidak naik bus saja, huh?”
“Sudahlah, kau diam saja, jelek. Sebentar lagi kita sampai”
“Yak, aku punya nama. Bisakah kau memanggilku dengan namaku, huh?”
“Shin Ae-ah”
Apa kalian berpikir Joo Hyuk yang memanggilku? Jika tebakanku benar, kalian sangat – sangat salah.
“Omo, Jong Jin oppa”
“Wah, kebetulan sekali kita bertemu disini. Kenapa kau tidak bilang kalau sudah sampai di Seoul?”
“Ah, mianhae. Aku lupa mengabarimu. Setelah sampai di Seoul, aku harus membereskan barang – barangku , dan itu sangat melelahkan, jadi setelah itu aku tidur, dan aku lupa mengabarimu”
“Em, arra. Kau sudah mulai bersekolah?”
“Eung, ne”
“Wah, ternyata kau benar – benar menuruti nasehatku. Gadis yang baik”
“Hem..hem.., yak, gadis jelek. Dia namchinmu?”
“Ah, anio. Dia Kim Jong Jin oppa, dia sahabatku. Oppa, perkenalkan dia Nam Joo Hyuk, nae..seonbae”
“Oh, ne”
“Gadis jelek, kajja”
“Ne. Annyeong Jong Jin oppa”
“Eum, Neo? Jaga Shin Ae dengan baik”
“Mwo? Kau bukan namchinnya, kenapa kau mengkhawatirkannya?!”
“YAK, namja aneh, seon..seonbae kajja!”
“Arra, aku akan menjaganya dengan baik”
Huh..namja ini benar – benar merubah moodku. Aku sudah cukup senang bisa bertemu Jong Jin oppa, tapi kenapa dia harus merubah moodku menjadi buruk?! Haish, menyebalkan.
“Rumah Peramal?” ucapku begitu sampai di tempat yang namja aneh bin menyebalkan ini maksud.
“Eung, kajja masuk”
Ck..hish..
“Jadi kalian memimpikan hal yang sama?” tanya peramal yang tampak sangat aneh itu, setelah Joo Hyuk menceritakan semuanya.
“Ne” jawab kami serempak
“Namja dan Yeoja yang memimpikan hal yang sama, di waktu yang sama juga. Itu berarti mereka berjodoh, aku sudah sering menangani kasus ini, dan mereka benar – benar berjodoh, tapi kau bilang bahwa yeoja itu, ah dia membawa barang yang sangat berat?”
“Ne, dia membawa barang yang sangat berat, tapi kami tidak tau barang apa yang dia bawa” jawab Joo Hyuk.
“Aku sangat – sangat yakin kalian berjodoh, bola krystalku juga tidak mengatakan aku salah. Mungkin maksud dari barang yang berat itu, ketika kalian menjalani hubungan nanti akan ada tantangan, rintangan yang sangaatttt berat, tapi kalian harus bisa menanganinya”
“Oh, arraseo. ghamsahamnida”
^^
“Chagi”
“Mwo? Kau panggil aku apa tadi?”
Namja aneh ini bukan hanya aneh ternyata tapi juga gila. Dia panggil aku tadi apa? CHAGI?! Micheoso!
“Chagi. C-H-A-G-I. Kau juga panggil aku chagi, arra?”
“Shireo”
“Heish, kita itu berjodoh, kau harus menerimanya. Ini sudah takdir, jadi panggil aku chagi mulai sekarang!”
“Haish, ne ne ne”
Apa ini benar – benar takdirku? Berjodoh dengan dia? Sungguh menyebalkan.
“Oh ya, ku kira kau harus menyiapkan mentalmu dan fisikmu juga, di dalam mimpi itu hanya kau yang membawa barang, jadi..mungkin itu artinya kau harus mengorbankan dan melalui semua rintangan dulu baru kau bisa mendapatkanku”
Apa kalian bisa membayangkan perasaanku sekarang? Berbicara dengan namja aneh, gila, dan terlalu percaya diri ini. Sungguh..sungguh..sungguh menyebalkan, haish rasanya tiga kata ‘sungguh’ itu tidak cukup untuk menggambarkannya!!!
“YAK, NEO!!!! Cukup aku beri kau umpan saja, aku sudah bisa mendapatkanmu. Dan juga, kau pikir kau siapa? Rintangan? Untuk mendapatkanmu? Heh”
“Sudah ku bilang, itu takdirmu, kau harus melakukan itu. Oh mungkin saja rintangannya kau harus melewati ribuan gadis yang menginginkanku”
Aku benci kalimat RIBUAN GADIS, dia sungguh percaya diri mengucapkan kalimat itu. Tapi.. tiba – tiba saja, karena kalimat itu, aku jadi ingat dengan Young Yoo. Apa mungkin barang yang aku bawa dalam mimpi itu ada kaitannya dengan Young Yoo? Maksudku..apakah aku harus melewati Young Yoo dulu untuk berjodoh dengan Joo Hyuk? Hash, itu sungguh sulit.
“Hei, gadis jelek, ah.. chagi. Kenapa kau melamun?”
“Oh..tidak apa – apa”
“Sudah malam, aku pulang dulu. Sampai jumpa besok”
Mwo? Dia membiarkan aku pulang sendirian, di malam yang gelap seperti ini? Berjalan dengan santai, tanpa dosa. Uh..sungguh aku harus berkata dia menyebalkan… lagi.
“YAK!”
“Wae?”
“Kau tadi menyuruhku memanggilmu chagi, bukankah itu berarti kita pacaran?”
“Eum, ne”
“Lalu, kau membiarkanku pulang sendirian? Ini sudah malam…aku kan pacarmu”
“Heh, kau tau jalan ke rumahmukan?”
“A..a”
“Tidak usah manja, haish, kau membuang waktuku saja. Aku bisa ketinggalan bis. Sudahlah, annyeong cha-gi”
“Yak!”
Dia benar – benar meninggalkanku. Bagaimana bisa dia memperlakukan pacarnya seperti ini?!
“Oh, no. Ottokhe, aku tadi mau bilang, aku tidak tau jalan. Haish, apa dia tidak tau kalau aku murid pindahan dari Ansan. Ah, yah.. dia tidak tau kalau aku dari Ansan. Ottokhe, aku tidak tau jalanan di Seoul. Hash, sudahlah. Baiklah, kaki kita jalan lurus saja”
Tik..tik..tik
“Ah.. biga wayo (turun hujan)”
Tet..tet..tet..
“Oh, Jong Jin oppa”
“Kau mau kemana?”
“Hem, aku mau pulang, tapi aku tidak tau jalan ke apartementku”
“Pabbo, masuklah, aku akan mengantarmu pulang”
“Jinja? Yee..gomawo, oppa”
Hahhh, terima kasih Tuhan, kau telah mendatangkan malaikatku..
“Heish, kau kekanak – kanakan sekali”
“Hehehe, oppa bagaimana bisa kau ada disini?”
“Oh, tadi aku habis dari toko buku, lalu aku mau pulang, tapi di tengah jalan aku melihatmu bersama namja tadi, ku lihat dia meninggalkanmu tadi”
“Ah, ne”
Mengingat kejadian tadi, sungguh membuatku malas
“Bagaimana bisa dia tega membiarkanmu pulang sendirian? Dia tidak menepati janjiku, aku sudah bilang untuk menjagamu dengan baik”
Aku sangat menyukai Jong Jin oppa, dia namja yang sangat baik. Dia sering mengkhawatirkanku seperti saat ini. Ash.. tapi kenapa aku justru berjodoh dengan Joo Hyuk?! Namja yang menyebalkan.
“Hem..gwenchana oppa”
“Apa dia namja yang jahat,huh?”
“Molla, aku baru mengenalnya, tapi sepertinya dia tidak seperti itu. Kata Young Yoo, dia namja yang sangat popular di sekolah kami”
“Young Yoo?”
“Oh, dia chinguku. Dia sangat meojjida (cantik)”
“Jinja? Mana mungkin? Mana ada yeoja yang bisa menandingi kecantikanmu, heh?” ucap Jong Jin oppa sambil mencubit pipiku.
“Appo, yak kau sedang menyetir, oppa”
“Hahhaha, arraseo arraseo”
Selang 15 menit, kami sudah sampai di apartementku, ah.. aku sangat beruntung ada Jong Jin oppa yang mengantarku pulang. Kalau tidak, mungkin saja aku sudah tidur di luar, kedinginan, menangis, lalu bisa jadi aku tidak bisa pulang, dan ibuku mencariku, dan wajah cantikku ini akan menghiasi semua tempat, di halte..stasiun..koran..dan bisa jadi di televisi juga, huh…jika hal itu terjadi aku pasti sudah menjadi trending topik di dunia. Dan mengalahkan GD oppa, aku sungguh tidak tega dengan GD oppa jika hal itu terjadi..huhuhu..mianhae oppa..GD oppa saranghae!!! :’)
“Oppa, mau mampir ke apartementku?”
“Emm, tidak usah. Sudah malam, sebaiknya kau cepat – cepat istirahat. Besuk kau harus sekolahkan?”
“Eung, ne”
“Kalau gitu, sampai jumpa besuk. Besuk aku akan menjemputmu, kita akan pergi ke suatu tempat, arra?”
Jong Jin oppa akan mengajakku ke suatu tempat besuk? Yesss..
“Oh? Eum.. arraseo”
“Annyeong”
“Nde, gomawo oppa”
“Eum”
Mobil merah itu perlahan pergi meninggalkan tempat ini…
“Hhhem, oneul jeul gowo seyo (Hari ini sangat menyenangkan)”
TBC