25 Desember, malam hari
“Gwaenchana?” tanya Yeon Ha sambil menuntun Sehun menuju tempat parkir mobil. “Ah, kenapa kau tidak makan apa-apa sejak tadi pagi? Lihatlah, kau akhirnya pingsan!” tanya Yeon Ha marah. “Gwaenchana! Tadi aku dengar dari Kai kau menangis”
Yeon Ha menghentikan langkahnya, “Jeongmal?”. Sehun mengangguk sambil tersenyum, “Ah.. Aku ingin sekali melihatmu menangis!”. Yeon Ha memukul Sehun pelan. “Neo! Itu karena... Aku mengkhawatirkanmu! Kau itu babo sekali!”
“Terima kasih kau telah mengkhawatirkanku. Ah ya!” Sehun membuka tasnya lalu menyodorkan sebuah kotak lumayan besar pada Yeon Ha. Dilihatnya 2 buah tiket nonton bioskop lalu sebuah dress berwarna putih dengan motif bunga mawar. “Kau bilang ini kado natal tahun lalu yang kau terima dari seorang siswa perempuan?” tanyanya. “Itu... Sebenarnya untukmu.. Lihatlah, aku jadi harus mengganti lagi tiket ke bioskop-nya!”
Yeon Ha menatap Sehun lalu balik berteriak, “Kenapa kau tidak memberikannya padaku waktu itu?” tanyanya. “Itu karena.. Aku berpikir Kai mungkin sudah mengajakmu bertemu.”
“Tapi aku tidak akan menolak ajakan mu! Aku tidak bisa menolaknya” jelas Yeon Ha membuat Sehun terdiam. “Jjinjja?” tanya Oh Sehun dengan mata berbinar-binar. Yeon Ha mengangguk lalu tersenyum malu, “ya, aku bahkan baru menyadarinya sekarang.”
“Ngomong-ngomong, aku juga punya kado untukmu.” Yeon Ha menyodorkan sebuah kotak kecil dari balik saku jaketnya. “Hadiah!”. Sehun membuka kotak kecil itu lalu melihat sebuah gelang yang sama dengan gelang yang dipakai Yeon Ha. “Kau harus selalu menjaganya ya.”
Sehun mengangguk, “Aku akan menjaganya, kau tak perlu khawatir. Ah ya, tiket bioskop itu besok siang hari. Pakailah baju yang kuberikan,”. Yeon Ha mengangguk “Geurae, arasseo. Kau juga harus memakai gelangnya ya!”
***
26 Desember pagi hari
“Eonni, Sehun Oppa memberikanmu ini?” tanya Ha Na sambil membolak-balikkan tiket nonton film di bioskop. Yeon Ha membiarkan adiknya mengoceh karena dia sedang memegang hairdryer.
“Eonni, aku punya ide!” Ha Na menepuk tangannya sekali sambil tersenyum cerah. “Aku lihat dari drama-drama, si yeoja menjahili si namja sebelum akhirnya bertemu!”. Yeon Ha mendengus, “Kau memang ratu drama ya!”
“Eonni, cobalah...” rengek Ha Na.
“Aku bingung, kau ini kakakku atau adikku sih?”
“Eonni...”
“Ah, molla! Lihat saja nanti!”
***
“Hari ini date pertamamu, kan?” goda Hyung Sehun sambil terkekeh. “Lakukan yang terbaik!”
“Aku bahkan lebih baik darimu, hyung! Kau tak perlu khawatir!” ucap Sehun sambil terkekeh dan memakai gelang pemberian Yeon Ha. Hyung Sehun menyipitkan matanya. “Ya, aku percaya adikku.”
“Do’akan aku hyung!”
“Kau ini.. Berlebihan!”
***
26 Desember, siang hari
Yeon Ha mengintip Sehun dari balik tiang penyangga gedung bioskop. Sehun terlihat keren dengan kemeja putih dibalit dengan sweter biru tua dan celana jeans nya berwarna biru muda. Melihat Sehun disana, entah kenapa membuat jantung Yeon Ha berdebar. Sehun menatap sekeliling dan jamnya berulang kali. Yeon Ha mengambil ponselnya dari tas tangannya lalu menyentuhnya beberapa kali. “Kau sudah ada dimana?”
Sehun menjawab pesan.
Dari : Oh Sehun
“Aku masih dijalan. Kau dimana?”
Yeon Ha menjawab pesan itu. “Oh, benarkah? Aku sudah ada di bioskop.”. Sehun langsung menatap ke sekeliling.
Dari : Oh Sehun
“Benarkah? Dimana? Aku tak melihatmu.”
Terdengar suara dari arah kanan Sehun, “Kau bilang kau sedang dijalan!” protes Yeon Ha. “Itu karena aku tidak mau kau datang terburu-buru! Kau menjahiliku?” protesnya. Yeon Ha terkekeh.
Sehun menatap Yeon Ha yang memakai dress yang diberikannya dibalut coat dan celana panjang untuk membuat Yeon Ha tetap hangat. “Gwiyowo..” gumamnya sambil tersenyum. “Bagaimana? Aku keren?” tanya Sehun sambil berpose dengan jari telunjuk dan jempolnya ditempelkan di dagu. Yeon Ha tak bisa menahan tawanya. “Eoh.. Kau keren”
“Geurae! Gaja..” ajak Sehun.
***
Sehun mengajak Yeon Ha makan di sebuah kedai ramyun langganan Sehun. “Disini ramyun nya enak!” sahut Sehun sambil mengacungkan 2 jempolnya pada Yeon Ha.
“Annyeonghaseyo” ucap Sehun dan Yeon Ha memberi salam.
Ahjumma pemilik kedai ini menoleh lalu tersenyum, “Aigoo.. Sehun-ah! Sudah lama kau tidak kemari!” Ahjumma menghampiri tempat duduk Sehun dan Yeon Ha dan memberikan sepiring kue beras sebagai tanda keakraban. Sehun dan Yeon Ha langsung menyambar kue beras itu dengan lahap. “Aigoo.. Siapa ini? Pacarmu Sehun-ah? Kalian terlihat cocok sekali” Ahjumma tersenyum polos.
Sehun dan Yeon ha berpandangan lalu Sehun menjawab, “Ya.. Aku inginnya seperti itu.” Terdengar suara Yeon Ha yang terbatuk-batuk, lalu ahjumma memberikannya segelas air putih. “Kau punya selera yang bagus Sehun-ah, kau sangat cantik agassi..”. Yeon Ha tersenyum, “Kamsahamnida.”
“Ah, kalau begitu.. Biarkan aku memasakkan kalian menu-ku yang terbaik” sahut Ahjumma sambil kembali ke dapurnya.
“Nanti aku masih mau mengajakmu ke suatu tempat”
“Kemana?” tanya Yeon Ha sambil mengunyah kue berasnya
“Kau akan tahu”
***
“Aku mau membelikanmu sesuatu, kau tunggu dulu disini ya?” pinta Sehun.
Oh, ternyata Sehun mengajaknya ke Sungai Cheonggyecheon. Dan sekarang Sehun meminta dirinya untuk menunggu disini sendirian sementara Sehun pergi ke suatu tempat, disini tidak banyak orang yang lewat, tidak ada kursi atau apapun juga.
Sementara Yeon Ha menunggu datangnya Sehun, seorang teman laki-laki yang sekelas dengannya menghampirinya sambil memberikan sebatang bunga mawar berwarna pink yang senada dengan dress yang dipakainya dan sebuah surat. Yeon Ha membuka suratnya dan membacanya, “Kau terkejut bukan?”
Lalu seorang teman perempuan yang masih sekelas dengannya menghampirinya sambil tersenyum cerah dan memberikan barang yang sama dengan yang diberikan pria tadi. Yeon Ha kembali membaca surat itu, “Aku mengatur semuanya..” Yeon Ha terkekeh. “Ah, Oh Sehun!”
Lalu temannya yang tadi di awal memberikannya bunga mawar dan sebuah surat kembali menghampirinya dari arah yang berlawanan dan kembali memberikan barang yang sama, Yeon Ha membaca surat itu lagi, “Lihatlah ke kanan.”
Yeon Ha menoleh ke kanan dan tertawa melihat Sehun yang membawa 2 batang mawar dan sebuah surat. Sehun menghampirinya sambil tertawa kecil karena malu. “Seharusnya ada 1 orang lagi yang membawa bunga ini, tapi dia tidak menepati janjinya”. Yeon Ha terkekeh lalu menerima surat dan 2 batang bunga mawar itu. Yeon Ha membaca surat itu, “Kurasa julukan ‘Babo Oh Sehun’ yang sering kau ucapkan itu benar, karena sudah berapa tahun yang lalu aku ingin mengatakan ini, tapi baru sekarang aku mengatakannya.. Kau tau kalau aku selalu memperhatikan fashion, tapi entah kenapa yang aku alami ini sudah sangat old-fashioned. Tapi aku menyukainya, karena aku mengalaminya bersamamu.. Mungkin aneh aku mengatakan ini, tapi ketahuilah.. Aku menyayangimu Kim Yeon Ha”. Yeon Ha tersenyum dan tertawa kecil melihat surat itu.
“E0ddae? Apa kau juga...” Sehun memotong kata-katanya lalu terkekeh, “Kau juga.. menyanyangiku?”
Yeon Ha menatapnya sebentar lalu mengangguk sambil tersenyum secerah matahari. “Menurutku, semuanya akan berjalan lancar, jika kau ada di sisiku Oh Sehun.”
***
THE END